Naruto © Masashi Kishimoto

LOVE ME written by Putri Dina Puspita Sari (Onime no Uchiha Hanabi-hime)

I just adapted this movie into fanfict, I don't really know what will you say about it. I just take the plot, and maybe it become strange because of me, and I've made many change of the script, don't blame me. Movie/Thriller director by Rick Bota (TV's Beauty and The Beast; TV's Supernatural; TV's The Vampire Diaries)

Hope you enjoy it. And, some characters maybe out of what Masashi created. But, I do my best for it. Just read and review.. Maybe I'm counting on the flame, remember use normal people's words.

Summary:

Haruno Sakura jatuh cinta pada seorang pemuda pendiam yang kaya raya, Uchiha Sasuke. Semuanya menjadi rumit ketika ia, teman-temannya, dan juga keluarganya mengetahui bahwa Sasuke diduga pelaku kejadian menghilangnya gadis berusia 16 tahun di kota tetangga. Sasuke bersumpah dia tidak melakukan perbuatan itu. Bisakah cinta mereka terus hidup di tengah investigasi dan huru-hara? Yang terpenting, bisakah Sakura terus hidup melewati semua?

Di cerita sebelumnya:

Di salah satu ruangan di lantai dua gedung kepolisian. Kushina sedang menikmati crackernya sambil membaca sebuah buku.

"Hey, Kushina. Keluarga Yamanaka menemukan buku harian Ino," ucap Minato, masuk ke dalam ruangan Kushina dan membawa sebuah map yang di dalamnya terdapat selembar kertas yang menjadi barang bukti dan petunjuk kasus menghilangnya Yamanaka Ino, Minato menyerahkan map pada wanita hamil itu. "Kau tahu bagaimana Sasuke selalu mengatakan dia tidak melihat Ino selama seminggu dia menghilang? Well, bukan begitu?"

"Holy Mary, mother of God," seru Kushina dan membaca sobekan dari buku harian Ino. "Sulit untuk merasa seseorang yang tidak mengerti cinta, sampai kau jatuh cinta pada orang tersebut dan mereka tidak tahu bagaimana caranya mencintaimu balik. Aku harus mengatakan padanya...mungkin akan kukatakan. Aku tidak bisa memutuskan."

"Remaja akan menyukainya," komentar Minato.

"Apa yang akan dia katakan? Apa yang akan dia lakukan?" Kushina melanjutkan.

Minato membalik kertas itu.

Kushina memperhatikan tulisan tanggal yang tertera. "Dua hari sebelum dia menghilang."

Minato mengangguk.

"Ini bagus. Sangat bagus," ucap Kushina. "Waktunya memberi kunjungan singkat pada teman kita Sasuke," ucap Kushina dan menyimpan kertas itu kembali di dalam map lalu berjalan pergi.

~LOVE ME~

Sakura membuka pintu kamarnya, mempersilahkan Sasuke masuk kamarnya dan melihat-lihat. Bukan ide bagus. Kamar Sasuke begitu rapi, tidak terlihat seperti kamar anak laki-laki. Sebaliknya, kamar Sakura adalah kamar anak perempuan, namun tidak terlihat seperti demikian. Tidak begitu berantakan, maksudnya, Sasuke tidak akan menemukan cawat atau BH berserakan di lantai, mungkin ia akan menemukan kardus-kardus sepatu dan foto-foto yang mungkin dalam penilaian orang awam adalah foto orang sinting.

Sasuke berjalan menuju meja belajar Sakura yang berantakan, dipenuhi dengan potongan kardus-kardus, buku-buku, dan di sana ia letakan miniatur tercintanya. Sasuke melepas jaketnya, menggantungnya di punggung kursi, dan berkeliling melihat-lihat.

It's a sadder farewell

My love goes cold

Sasuke berjongkok memandang sebuah figura berukuran kecil dengan foto Sakura dengan Karin yang berpagutan di dalamnya.

"Aku didiamkan," cerita Sakura.

"Oh, karena aku?" tanya Sasuke kemudian.

Sakura mengangkat bahunya. "Sini, duduk sini," ucap Sakura dan menyuruh Sasuke duduk di kursi tempatnya menggantungkan jaketnya tadi.

Sasuke mengikuti dan duduk di sana.

Sakura menunjuk sebuah kotak, seukuran kotak sepatu, seolah memberitahu Sasuke lihat ini.

Sasuke melihat kotak itu dan bersiap membukanya, namun keburu dicegah Sakura.

"Oh, jangan buka atasnya," ingat Sakura. "Lihat dari sini," Sakura menunjuk sebuah lubang di sisi kotak itu.

Sasuke mengintip ke dalam kotak itu dari lubang berbentuk lingkaran.

"Jika kau membuka atasnya, kau hanya akan melihatnya terbuat dari kardus dan bilah-bilah kecil tongkat. Semacam kurang kerjaan."

"I love it," komentar Sasuke.

"Kau tidak harus mengatakan itu," ucap Sakura memandang Sasuke.

Sasuke mengalihkan pandangannya dari kotak itu ke Sakura. "Tidak, sungguh, aku menyukainya," Sasuke kemudian mengintip kembali.

Pintu depan rumah Sakura terbuka, dan muncullah dua anak remaja yang dimabuk cinta.

"Telpon aku nanti," ucap Sakura.

"Janji," jawab Sasuke. Ia mengecup Sakura sebelum ia pergi meninggalkan rumah sederhana itu.

Sakura tersenyum. Ia menutup pintu ketika Sasuke benar-benar beranjak pergi.

Sasuke berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah Sakura. Di pinggir jalan, dan tepat di belakang mobilnya terparkir sebuah mobil sedan yang di dalamnya bukanlah orang yang asing baginya. Sasuke berjalan dengan malas ke arah mobil sedan itu dan membungkuk untuk berbicara dengan orang di dalamnya.

"Hey, Romeo," sapa Kushina.

"Sungguh? Kalian sekarang mengikutiku?" tanya Sasuke.

"Kami menemukan bagian dari buku hariannya," ucap Kushina.

"Kau mau memberitahu kami di mana sisanya?" tanya Minato yang duduk di kursi kemudi.

~LOVE ME~

Keesokan paginya di halaman parkir, Sakura bersandar hampir duduk di kap depan mobilnya sambil memegang sebuah koran, dan menunggu seseorang.

Tak lama Volvo biru malam yang ia tunggu muncul dan terparkir tepat di sisi mobil maroon milik Sakura.

Sasuke keluar dari mobilnya. "Hey," sapa Sasuke.

"Kau tidak menelpon malam tadi," Sakura menatap Sasuke begitu intens.

"Aku tahu. Maafkan aku, perhatianku teralihkan pada suatu hal," jelas Sasuke.

"Karena orang-orang itu—salah satu dari mereka yang di luar rumahku?"

Sasuke terlihat gugup dan bingung harus menjawab apa, apalagi Sakura membawa sebuah koran, sebuah perasaan yang ia takutkan selama ini muncul.

"Matsuri menelponku malam tadi," ucap Sakura. Ia menunjukkan halaman depan koran yang sedari tadi ia pegang. Judul halaman depan koran itu adalah 'Kasus Gadis Hilang: Bukti Baru'. "Kenapa kau tak bilang kau terkait dengan ini?"

Sasuke mengambil koran itu. "Aku coba mengatakannya beberapa kali," ucap Sasuke.

"Aku berpacaran dengan pria yang pacarnya menghilang, kemungkinan mati di suatu tempat?" Sakura menimpali.

"Mereka masih belum tahu," sela Sasuke.

"Kau tidak pernah mengatakan apapun, tidak pernah!"

"Aku tahu," gumam Sasuke. Pandangannya bergerak liar, antara menatap mata Sakura ragu-ragu dan menatap koran di tangannya. "Aku tahu. Maafkan aku. Aku tidak pernah ingin kau tahu dengan cara seperti ini," ungkap Sasuke.

"Well, lalu apa yang kau kira?"

Sasuke menggeleng. "Aku tidak tahu." Ia lalu mengambil beberapa langkah untuk mendekati Sakura. "Sakura, aku akan mengatakan apapun—"

Sakura memberi isyarat berhenti pada Sasuke. "Aku sungguh tidak ingin bicara denganmu sekarang, okay?" kemudian Sakura meninggalkan Sasuke begitu saja.

"Sakura," panggil Sasuke. Ia lalu menghela nafas berat, menggulung koran itu dan kembali menghela nafas berat.

~LOVE ME~

"Terima kasih sudah mengizinkanku berkunjung malam ini, Nyonya Haruno," ucap Kushina. Ia berdiri di depan meja belajar Sakura. Kemudian mengamati sekelilingnya. "Siapa yang membuat ini?" tanya Kushina sambil mengambil sebuah buku komik berjudul The Lonely Phantom and The Vixen.

"Temanku Sai," jawab Sakura yang duduk di ranjangnya.

Kushina tertawa kecil.

Sakura berdehem. "Apa kau sudah tahu dia, anakmu, laki-laki atau perempuan?"

Kushina tersenyum lebar dan mengelus perutnya. "Suamiku ingin menyimpannya sebagai kejutan," ucap Kushina. "Aku tidak tahu, jika aku bisa sabar menunggu," tambahnya.

Sakura tersenyum melihat betapa senangnya wanita hamil itu membahas tentang kehamilannya.

"Jadi berapa lama kalian saling tertarik?" tanya Kushina sambil memperhatikan foto-foto di dinding kamar Sakura.

"Dua bulan lebih," jawab Sakura.

"Apakah dia bercerita tentang Ino?"

Sakura menggeleng perlahan.

Ibu Sakura yang berdiri di ambang pintu hanya mendengarkan dan memperhatikan.

"Pernahkah dia berlaku kasar atau benar-benar marah?"

"Tidak," Sakura menggeleng cepat. "Maksudku, dia terkadang bisa menjadi murung, tapi dia lebih sering—bersikap manis. Itulah kenapa aku merasa semua ini gila," jelas Sakura.

Kushina menghela nafas.

"Apa kau pikir Ino masih hidup?"

Kushina menggeleng.

~LOVE ME~

Di bawah jembatan kereta. Tiga orang bocah laki-laki berjalan melewati rerumputan tinggi, mencari jalan pintas menuju sekolah mereka, menuju Mizu Avenue. Salah seorang dari ketiga bocah itu menemukan sebuah barang, sebuah iPod masih lengkap dengan headsetnya.

~LOVE ME~

Sakura terlihat malas mengikuti pelajaran siang itu. Sampai teman sebangkunya menyenggolnya, memberitahunya bahwa Sasuke di luar. Sakura menengok ke pintu dan melihat Sasuke berdiri di sana. Tanpa senyum dan ekspresi penuh memohon.

"Ada sesuatu yang harus kukatakan padamu," ucap Sasuke ketika jam makan siang. "Aku tidak melakukan apapun, tidak ada hubungannya dengan menghilangnya Ino. Ino adalah pacarku, tentu saja itu membuat mereka berpikir aku pelakunya. Alibiku bersih, aku berada di bioskop saat itu. Kau bisa bertanya pada Bibi Rin. Kau bisa bertanya pada polisi. Mereka tidak punya bukti apapun padaku. Aku tidak punya motif untuk melakukannya. Hanya karena aku berumur 16 tahun, mereka pikir mereka bisa memojokkanku," cerita Sasuke.

Sakura memandang Sasuke.

"Kumohon, kau harus percaya padaku," ucap Sasuke memelas. "Aku tidak pernah menyentuh Ino," Sasuke kini menatap Sakura dalam.

Sakura kemudian menatap pepohonan oak di halam sekolah mereka, kemudian kembali lagi menatap Sasuke, ia mengecup pipi Sasuke. Cukup dengan kecupan itu, Sasuke tahu bahwa Sakura kembali mempercayainya.

To be Continue...

N.B:

Just wait for the final climax! And you'll know, what your predict isn't the real one. Yeah, I just can say that, because when I watching this movie, what am I predict isn't true at the ending of the story. So, keep your eyes on this fict.. see you later...