Judul : Taimu mashin (mesin waktu)
Pemain : Sakura, Hinata, Ino, Tenten, Temari.
Warning : memiliki tingkat ke-GaJe-an yang cukup dapat diperhitungkan, OOC, Bad EYD. Gak suka? jangan dibaca!
Fanfict ini terinspirasi oleh MV Dancing Queen-Snsd
Ganre : Romance, Friend.
CHAPTER 2 The First Day
2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004...
2003
Tiba-tiba cahaya muncul dari dalam mesin waktu dan merubah segalanya.
"Wahhhhhh." Kata mereka serempak. tiba-tiba kamar Sakura yang tadinya bernuansa modern menjadi biasa. Pakaian mereka juga berubah.
"Girls. Lihat, semuanya telah berubah. Persis saat masih SD dulu." Kata Temari histeris saat melihat dirinya dipantulan cermin.
"Iya benar." Kata Hinata membenarkan sambil memegang rambutnya yang kembali pendek.
"Girls, lihat juga ini." Teriak Temari sambil menunjuk ke sebuah kalender yang tergantung disalah satu dinding. Merasa dipanggil semua sahabat-sahabatnya pun berjalan kearah Temari.
"Apa yang sal—" Perkataan Ino terhenti seketika ia melihat angka yang tertulis dikalender itu.
"2 Maret 2003?" Lanjut Sakura sambil menunjuk tanggal yang tertulis dikalender.
"Maret? Berarti hari ini awal musim semi?" Tanya Hinata memastikan. Dan yang lain hanya menganggukkan kepalanya.
"Berhubung hari ini hari minggu. Bagaimana kalau kita merencanakan rencana untuk besok?" Usul Tenten melihat sahabat-sahabatnya secara bergantian.
"AYO!"
...
...
...
Sejak kecil Sakura dan teman-temannya sudah saling akrab. Selain karena ibu mereka berteman juga karena rumah mereka berdekatan. Setiap berangkat atau pulang sekolah, mereka berjalan kaki bersama.
"Apa kalian sudah membuat benda itu tadi malam?" Tanya Tenten disebuah perempatan jalan menuju sekolah.
"Ya. Walau aku sedikit malu membacanya sendiri." Kata Temari menunduk malu. Bagaimana tidak malu coba? Mereka semua disuruh membuat surat cinta kepada orang yang mereka sukai.
"A..apa ini tidak memalukan Tenten?" Tanya Hinata polos sambil melihat amplop berwarna ungu ditangannya.
"Aku yakin. Rencana ini tidak akan gagal. Dari pada kalian bicara langsung, mendingan kalian pakai saja surat sebagai perantara menyatakan cinta kalian kepada orang itu." Jawab Tenten yakin.
"Iya sih—eh itu dia sekolah kita." Kata Sakura sambil menunjuk bangunan sekolah didepan mereka.
"Iya. Wow. Aku rindu suasana sekolah kita ditahun ini. Karena terakhir aku datang kemari dengan Neji. Sekolah ini sudah direnovasi." Kata Tenten mengingat perubahan sekolahanya.
Kringg...kringg...kringg... bel masuk berbunyi. Membuat Tenten dan yang lainnya berlari menuju kelas mereka.
"Aduh, aku lupa kelas kita dibagian mana." Kata Ino menepuk jidatnya. Yah maklum, karena mereka sudah lama tidak kesekolah ini.
"Sepertinya kearah sana." Kata Temari sambil menunjuk kearah timur.
"Bukan, tapi kesana." Kata Tenten menunjuk kearah sebaliknya.
"Aduhh, jadi yang mana?" Tanya Ino mulai panik.
"Yang aku ingat. Kelas kita didekat tangga. Disamping kantor guru." Kata Hinata mengingat. Melihat wajah Hinata yang tidak bercanda dan mengingat karena Hinata adalah gadis yang pengingat, tanpa babibu lagi mereka berlari kearah yang dikatakan Hinata barusan.
"Yah, yang ini. 6.1" Kata Sakura sambil melihat papan kecil yang tergantung diatas pintu kelas.
"Ayo kita masuk." Ajak Temari sambil memutar knop pintu.
Krieeett. Suara pintu terdengar dan membuat seluruh siswa didalam ruang kelas diam seketika. Saat ini mereka menjadi bahan tontonan bagi teman sekelas mereka.
"Kenapa kalian terlambat?" Tanya seorang pria berbadan besar dan memakai ikat kepala dikepalanya.
"Maaf kami terse—Awww" Perkataan Ino terhenti karena sebuah injakan dikakinya tepat sasaran.
"BAKA ! Apa kau mau bilang kalau kita tersesat? Hei ingat ! kita disini sudah sekolah selama 6 tahun. Dan jika kau bilang kita tersesat. Aku yakin kita semua akan menjadi bahan tertawaan. Kau mau? Heh?" Bisik Tenten mengingatkan. Yah benar apa kata Tenten. Walaupun sebenarnya mereka semua sudah lupa karena sudah 11 tahun tidak pernah kesana, tapi, dimata semua orang dimasa itu mereka semua bukan dari masa depan.
"Maafkan kami Ibiki-sensei. Kami terlambat karena tadi kami dikejar anjing liar dijalan." Kata Hinata, dan sukses membuat Sakura dan yang lainnya mengangkat sebelah alisnya.
"Apa benar kalian habis dikejar anjing?" Tanya Ibiki Morino memastikan. Walau tak rela dengan alasan yang dibuat Hinata, tapi, mereka semua akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah. Kalian boleh duduk. Tapi, lain kali kalau kalian begini lagi kalian akan dihukum." Kata Ibiki memperingati.
...
...
...
...
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 2 menit yang lalu.
"Kau ingin masuk lomba apa, di lomba olahraga musim semi, Lee?" Tanya seorang pria bertato segitiga terbalik berwarna merah dikedua pipinya.
"Hmm, Mumpung kita masih muda. sepertinya aku akan masuk semuanya ! Hahaha." Jawab Lee pria beralis tebal itu semangat.
"Dasar. Kalau begitu ayo kita mendaftarkan diri kita." Ajak Kiba pria bertato segitiga terbalik. Dan mereka pun pergi meninggalkan ruang kelas. Sakura dan teman-temannya hanya menjadi pendengar yang setia mendengarkan percakapan Lee dan Kiba barusan.
"Apa kalian juga mendengarnya? Lomba olahraga musim semi?" Tanya Ino sambil memandangi teman-temannya.
"Oh iya, aku baru ingat. Bukan kah setiap tanggal 3 Maret, sekolah kita akan mengadakan lomba olahraga musim semi?" Tanya Sakura bersemangat.
"Hmm. iya, kau benar. Aku jadi ingat sekarang." Jawab Tenten sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Jadi, bagaimana? Mumpung masih istirahat, sebaiknya kalian melaksanakan rencana kalian." Lanjut Tenten mengingatkan. Sakura-Ino-Hinata-Temari bertukar pandang selama beberapa detik dan kemudian menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, rencana dimulai !"
...
...
...
...
TEMARI POV
Baiklah, perkenalkan namaku Temari. Lebih lengkapnya lagi Sabaku No Temari. Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Adikku bernama Sabaku No Kankurou dan adik bungsuku bernama Sabaku No Gaara. ibuku bernama Karura dan Ayahku Sabaku Rei. Keluargaku tidak bisa disebut kaya tapi tidak bisa juga disebut miskin, keluarga kami keluarga yang sederhana. Walaupun sederhana tapi bahagia kok. Apalagi semenjak aku bertemu dengan sahabat-sahabatku yang super duper cerewet tapi sangat menyenangkan. Aku menyayangi mereka semua. aku sekolah di Universitas Konoha, bersama sahabat-sahabatku yang lain. Tapi, aku mengambil jurusan hukum.
Ah, abaikan saja yang tadi. Lebih baik kita kembali kecerita. Sejak tadi aku hanya naik turun tangga, akhhh bisa gila aku nantinya. Bagaimana tidak? Aku sudah mencari orang itu dimana-mana tapi tidak bertemu juga. Oi Sikamaru kau ada dimana sih? Oh iya, sebenarnya aku bingung juga sama guru-guru disekolah ini. Karena yang kutahu, Sikamaru adalah orang yang lebih mementingkan tidurnya dibanding pekerjaan apapun itu. tapi, kenapa dia bisa menjadi anggota Osis dan ketua kelas? Ah, mungkin karena dia jenius. Hmm, masa bodoh. Cinta yah tetap cinta. Kapan yah aku mencintai pria pemalas itu? kalau diingat-ingat, pada saat...
"Aakkhh, itu dia ! SHIKAMARU?!" Hmm, datang lagi penyakitku deh. bodoh, kenapa aku harus berteriak? Aku kan bisa memanggilnya secara pelan. Kulihat Shikamaru menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya menghadap kearahku. Yah, jadi mati kutu deh aku sekarang.
"Kau memanggilku?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Baka! Yang namanya Shikamaru disekolah ini hanya kau. Dan jika masih ada Shikamaru yang lainnya mungkin aku tidak mengenalnya.
"Ya iyalah. Emangnya aku punya berapa teman yang bernama Shikamaru? 1000? Eh." Jawabku sambil memutar kedua bola mataku bosan.
"Ha-ha-ha Iya juga sih." Katanya tertawa garing sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Oh iya, kenapa kau memanggilku?" Tanyanya dan sukses membuatku malu. Bagaimana nih, kalau dia melihat suratku dan membacanya kemudian tertawa terbahak-bahak? Eh, aduh. Temari jangan berfikiran yang tidak-tidak.
"Ada apa?" Tanyanya yang membuyarkan khayalanku. Segera kugelengkan kepalaku tanda tidak apa-apa. Ini saat yang tepat aku harus memberikannya sekarang.
"A..aku hanya ingin membe—" tiba-tiba perkataanku terhenti.
"Akhirnya aku menemukanmu juga Shikamaru. Ayo cepat, bantu bapak untuk mendata teman-teman kelasmu yang ingin ikut lomba." Kata wali kelas kami Hatake Kakashi, yang membuatku geram setengah mati.
"Maaf, aku duluan yah." Kata Shikamaru pamit, dan meninggalkanku sendirian disini. Hampa. Padahal tinggal sedikit lagi. Dasarrrrrr Guru Kakashi.
...
...
...
...
HINATA POV
Hai semua. Perkenalkan namaku Hyuga Hinata. Anak pertama dari dua bersaudara. Adikku bernama Hyuga Hanabi. Aku memiliki seorang sepupu bernama Hyuga Neji, dia adalah tunangan dari sahabatku Tenten. Dan beberapa hari lagi mereka akan menjadi sepasang suami istri. Ah, romantisnya. Aku bersekolah di Universitas Konoha, dan mengambil jurusan Matematika. Kata semua sahabatku, aku adalah gadis yang pendiam dan pemalu. Yah, aku akui itu. aku selalu amat sangat percaya pada kebaikan hati semua mahluk hidup, terutama manusia. Itulah sebabnya aku tidak ingin bermusuhan kepada siapapun.
Oh, iya. Aku sekarang berada dipinggir lapangan baseball, karena aku yakin kalau Naruto sedang latihan disana bersama teman-temannya yang lain. Kegenggam tanganku sendiri, yah, aku takut memberikan surat itu ke Naruto. walau notabenya Naruto adalah pria yang baik. tapi, sama saja kalau aku tidak tahu perasaannya kepadaku. Akh, lihat. Mereka semua sudah selesai latihan, dan sekarang mereka termasuk Naruto berjalan kearahku. Yah Tuhan, Yah Tuhan, tolong aku. Dia semakin dekat, apa yang harus kuperbuat sekarang? Lari? Diam? Atau...
"Eh? Hinata? Apa yang ka—"
Pingsan?. BRUK' kurasa aku memlih yang ketiga. Dan semuanya tiba-tiba menjadi gelap.
...
Kepalaku terasa sakit. Kubuka kelopak mataku secara perlahan, aku dimana?
"Kau sudah sadar Hinata? Syukurlah." Kata seseorang disampingku, saat kugerakkann kepalaku untuk melihat orang itu, ternyata dia Naruto. Oh demi apapun, kenapa Ada Naruto? apa dia yang membawaku ke Uks?
"Kau sudah tidak apa-apa kan, Hinata? Tadi waktu dilapangan, kau pingsan jadi aku membawamu ke Uks." Kata Naruto yang sukses membuat kedua pipiku memerah karena malu.
"I..iya. aku tidak apa-apa. Terima kasih Naruto." Kataku. Jika aku bukan Hinata, aku akan lompat-lompat diatas kasur. ah~ senangnya.
"Oh, iya. Sebentar lagi bel masuk. Aku duluan yah. Bye." Kata Naruto mengingatkan sambil pamit. Kulihat punggung Naruto sampai hilang dibalik pintu. Merasa Naruto sudah tidak ada didalam Uks. Kuambil surat itu didalam sakuku dan melihatnya.
"Hufft. Gagal yah?" Tanyaku kesurat itu.
...
...
...
...
INO POV
Perkenalkan namaku Ino. Yah, kurasa kalian sudah tahu itu. tapi mengulangi lagi tidak masalah kan? Nama panjangku Yamanaka Ino. Ayahku bernama Yamanaka Inoichi. Aku bersekolah di Universitas Konoha, dan mengambil jurusan Seni. Aku menyukai Sai dari awal melihatnya dilomba lukis. Dia adalah anak baru disekolahku. Selain Sasuke dia juga termasuk pria tertampan dan terpopuler disekolahan. Selain itu, dia juga sering dikatakan pria pendiam nomor dua setelah Sasuke. pokoknya mereka berdua itu persis, seperti kakak dan adik. Walau ku akui jika Sasuke lebih tampan dibanding Sai. Ah, sudahlah.
Awalnya aku mengira akan sulit mencari Sai, tapi, kenyataannya baru beberapa langkah dari kelas aku sudah menemukannya dikoridor sekolah. kupercepat langkahku,
"Hai? Sedang apa?" Tanyaku berbasa-basi khas andalan anak gadis. Tapi, dia tidak menjawab perkataanku, dia hanya menggerakkan kepalanya menuju sebuah mading. Ku ikuti arah pandangannya. Oh ternyata dia sedang melihat poster lomba olahraga musim semi. Tiba-tiba dia menunjuk kearah daftar lomba nomor 7 yaitu Lukis. Hmm, apa yang salah?
"Aneh bukan? Inikan lomba olahraga, kenapa lukis dimasukkan?" Tanyanya datar entah kepada siapa. Tapi, karena aku merasa cuman aku seorang didekatnya jadi kujawab saja.
"Hmm, yah. Kau benar. Tapi, bukankah lukis itu juga memerlukan tenaga sama seperti olahraga? Contohnya jika kita ingin membuat sebuah lukisan, kita akan menguras otak dan tenaga untuk mencari tema apa yang bagus untuk dilukis diatas kanvas." Jawabku seadanya. Yah, mungkin karena aku jurusan Seni.
Dia terdiam, aku tidak tahu apa yang dia fikirkan. Hmm, mungkin ini waktu yang tepat untuk memberikan surat itu ke Sai. Kubalikkan badanku menghadap kearahnya, dan diapun juga mengikuti gerakkanku. Sekarang kami berhadapan. Rasanya jantung ini berdetak lebih kencang jika bersamanya. Oh no. Matanya indah. Lama kami bertatapan. Dan semuanya hancur begitu saja saat dia berkata,
"Jellek." Dan pergi meninggalkanku sendiri.
WHATT? Demi apa? Dia mengataiku jellek? Sialan ! apa kau belum digebukin apa? Hah? Dasar ! kuambil surat itu dari dalam saku seragamku dan menuju ketempat sampah terdekat. Rasanya aku ingin membuang surat itu. merobeknya. Menghancurkannya.
"DASAR SAI SIALAN ! SOK TAMPAN ! BERANINYA KAU MENGATAIKU JELLEK DAN MENINGGALKANKU BEGITU SAJA ! HEH " saat aku ingin membuang surat itu tiba-tiba,
"Tapi, aku mencintainya." Kataku dan menarik kembali surat itu dari atas tempat sampah. Yah, aku mencintaimu Sai.
...
...
...
...
SAKURA POV
Hello everybody. Perkenalkan namaku Sakura, lengkapnya Haruno Sakura. aku menyukai musim semi, mungkin karena namaku sama dengan bunga yang tumbuh dimusim semi yaitu Sakura. Aku anak tunggal. Ayahku bernama Kizashi Haruno dan Ibuku bernama Mebuki Haruno. Aku menyayangi mereka berdua. Aku bersekolah di Universitas yang sama dengan sahabat-sahabatku yaitu Universitas Konoha. Aku mengambil jurusan kedokteran. Walau jurusan kami berbeda-beda, tapi kami masih sering jalan bersama.
Oh iya, dari awal cerita aku sudah memberitahu kalian bukan kalau aku menyukai Sasuke. pria tertampan disekolahku. Selain tampan, dia juga pintar dan kaya. Tidak salah jika semua gadis-gadis disekolahku banyak yang menyukainya. Dia itu sering dikatakan 'Prince School'
Ah ! itu dia ! panjang umur. Setiap manusia tidak ada yang sempurna, nah inilah kekurangan Sasuke. sering menyendiri. Kulangkahkan kakiku menuju pohon sakura yang tidak begitu jauh dari tempat Sasuke berbaring. Kuperhatikan dia dari sini. Oh my God, Oh my No, Oh my Wow. Dia tampan sekali. Loh? Kenapa aku jadi seperti seorang penguntit? Rencananyakan aku akan memberikan surat ini kedia.
"Kasih nggak yah? Kasih nggak yah?" Nah, sekarang batinku sedang berkelahi. Disisi lain bilang kasih saja, dan disisi lainnya lagi bilangnya nggak usah. Aduh bingung.
"Hei? Apa yang kau lakukan disitu?" Tiba-tiba seseorang mengagetkanku.
"Sas..sasuke?" Tanyaku kaget.
"Hmm, kau kira siapa? Lalu apa yang kau lakukan heh? Menguntitku?" Tanyanya datar. Mampus aku, Oh Tuhan, tolong aku. Hilangkan aku sekarang juga, dimakan bumi juga tak apa. Tapi, kurasa permohonanku tak kunjung dikabulkan soalnya dari tadi aku tetap dihadapan pria ini.
"Hmm?" Entahlah, apa maksud perkataannya itu. tapi, mengingat jam istirahat tinggal beberapa menit lagi. langsung to the point saja. Segera ku cari surat itu disaku seragamku.
"A..aku cuman in—"
"SASUKEEE! Akhirnya aku menemukanmu." Huft, dasar cewek aneh tidak tahu diri pake banget. Bisakah kau membiarkanku berdua saja sama Sasuke-ku. Ku? Akh biarkan saja. Kan yang mendengar cuman aku. Hehe.
"Sasuke? aku mencarimu dimana-mana tahu ! ternyata kamu disini." Kata gadis berambut merah dan berkacamata itu. ah, perkenalkan, namanya Karin. Dia itu sepupu Sasuke. ah, bersyukur banget karena dia itu sepupunya Sasuke, kalau tidak? Oh, aku yakin dia akan menjadi rivalku.
"Apa sih Karin?" Tanya Sasuke datar. Yah, khasnya sih.
"Apa kau tidak mau mendaftar ikut lomba Sasuke?" Tanya Karin manja. Huek, biar sepupu tapi jangan semanja itu keles.
"Tidak." Tolak Sasuke mentah-mentah. Hmm, sepertinya pekerjaanku disini akan berubah dari penguntit jadi penonton. Hoamm~ bosan.
"Ayolah Sasuke, kaukan jago main basket." Pinta Karin sambil menggoyang-goyangkan bahu Sasuke.
"Tidak." Jawab Sasuke dan melangkah menjauh. Entahlah menjauhiku atau menjauhi gadis centil itu.
"Kalau begitu sepak bola." Tawar Karin lagi.
"Tidak. Kau pergi sana ! dasar pengganggu." Kata Sasuke samar-samar ditelingaku karena jarak kami semakin jauh.
Merasa jika mereka sudah pergi, kusandarkan badanku dibatang pohon. Kutarik nafasku dalam-dalam dan membuangnya.
HARI PERTAMA GATOT ALIAS GAGAL TOTAL !
-TBC-
Arigatogozaimashita\(^o^)/Arigato karena sudah merivew dan yang sudah menyempatkan diri untuk membaca ff ini.(∩_∩)