ⒿJudul : Taimu Mashin (Mesin Waktu)
ⓅPemain : Sakura.H, Hinata.H, Ino.Y, Tenten, Temari.
ⓌWarning : Memiliki tingkat ke-GaJe-an yang cukup dapat diperhitungkan, OOC, Bad EYD.
Don't Like ! So, don't Read ! Mudahkan?
Fanfict ini terinspirasi oleh MV Dancing Queen-Snsd
Sejak dulu sampai sekarang Naruto milik dan punya "Masashi kishimoto"
ⒼGanre : Romance, Friend.
CHAPTER 4 The Third Day / Last chance
...
"Bagaimana kemarin?" Tanya Tenten bersemangat sambil menatap teman-temannya secara bergantian. Beberapa detik tidak ada yang menjawab mereka melihat satu sama lain dan menggeleng. Melihat respon teman-temannya yang mengecewakan membuat Tenten menjadi patah semangat.
"Jadi, bagaimana? Kesempatan kita tinggal hari ini. Dan itupun tinggal beberapa jam dari sekarang." Kata Hinata sambil melihat jarum jam yang menunjukkan diangka 7.
"Selagi masih ada kesempatan, kita harus mencoba." Kata Temari menyemangati dirinya dan teman-temannya walau ia sendiri merasa pesimis.
"Yah, Temari benar. Jika memang kalian tidak berhasil, mungkin mereka bukan jodoh kalian. Aku yakin Tuhan sudah memilihkan jodoh yang terbaik untuk kalian semua." Kata Tenten bersemangat kembali. Benar kata Tenten, jika mereka bukan jodoh, pasti Tuhan sudah memilihkan jodoh yang terbaik untuk mereka semua. yah pasti.
"Kalau begitu jangan patah semangat dong. Ayo semuanya SEMANGAT." Kata Tenten sambil mengacungkan tinjunya kelangit.
Pertandingan sekolah akan berlangsung jam 9 pagi. Dan sebelum mereka berangkat kesekolah mereka sudah merencanakan suatu rencana bagaimana mereka akan kembali kemasa mereka.
...
...
...
...
"Baiklah, ingat ! pukul 15.13 kalian sudah ada didalam kelas. Kita akan memencet tombol itu lagi disana." Kata Tenten mengingatkan.
"Iya." Jawab yang lainnya serempak.
"Jangan ada yang terlambat !"
...
...
...
TEMARI POV
Kemarin, aku sudah mendaftarkan diriku dilomba lari. Demi berbicara langsung dengan Shikamaru, aku harus menang.
Oke semuanya, lomba lari untuk kelas 6 putri akan dilaksanakan. Seluruh peserta diharapkan untuk berdiri ditempatnya masing-masing. Sekali lagi lomba lari untuk kelas 6 putri akan dilaksanakan. Seluruh peserta diharapkan untuk berdiri ditempatnya masing-masing. Terima kasih.
Suara panitia loma lari sudah terdengar. Kulangkahkan kakiku menuju lapangan. Dari sini aku bisa melihat jelas Shikamaru yang sedang duduk dibangku sambil memegang sebuah papan kecil. Entahlah apa itu.
Bersedia
Siap...
Mulai.
Saat mendengar kata mulai, segera aku berlari-berlari-dan berlari. Segera mungkin aku harus menang. Dan menyelesaikan misiku hari ini. Diantara teman-temanku aku memang yang paling jago lari dibanding mereka. Dan kuharap aku bisa menang.
didepan sana. aku bisa melihat garis finish, sebentar lagi Temari ! Ayo ! ...
Dan juara satunya Sabaku No Temari dari kelas 6.1 ...
Betapa bahagianya saat namaku dipanggil sebagai juara pertama, aku naik di tangga juara. Penerima piala, tapi, mataku kesana-kesini menjadi seseorang, seseorang yang membuatku mengikuti lomba ini. Siapa lagi kalau bukan Shikamaru. Tapi, kenapa dia tidak ada? Kulangkahkan kakiku ketempat yang tadi ditempati Shikamaru. Tapi, dia tetap tidak ada.
"Eh? Temari? Selamat yah atas kemenanganmu." Tiba-tiba kudengar suara pria yang menyelamatiku. Kubalikkan badanku dan ternyata dia...
"Ah? Te..terimakasih Kakashi-sensei." Kupikir yang tadi itu Shikamaru ternyata bukan. Tidak sengajah pandanganku kearah jam besar yang terpasang digedung sekolahku. Dan jarum jamnya menujuk kearah 15.11 ah mati aku, tinggal semenit lagi waktu janjian kami semua. tapi, bagaimana dengan surat ini.
"Kau kenapa Temari? Ada masalah?" Tanya Kakashi-sensei yang sontak membuyarkan lamunanku. Mungkin ini adalah satu-satunya jalan keluar.
"Kakashi-sensei. Bisakah aku minta tolong?" pintaku.
"Hmm, silahkan." Jawabnya.
"Jika guru bertemu Shikamaru, tolong berikan surat ini kedia." Kataku sambil memberikan sebuah surat berwarna kuning.
"Hmm, baiklah." Kata Kakashi-sensei sambil mengambil surat itu dari tanganku.
"Terimakasih banyak Sensei." Lalu aku berlari kearah kelas. Semoga saja surat itu tersampaikan ke Shikamaru. Dan semuanya kuserahkan padamu Kakashi-sensei.
...
...
...
HINATA POV
Saat ini adalah pertandingan Baseball kelas 6.1 melawan 6.4 dan kulihat Naruto yang menjadi Batter atau pemukul bola. Kalau Naruto masih bertanding, bagaimana dengan surat ini? Apakah aku harus menyerah begitu saja? Kulangkahkan kakiku kebangku penonton untuk melihat pertandingan Naruto secara dekat.
"Lee? Sekarang sudah pukul berapa? Aku lapar nih." Tanya Chouji anak kelas 6.4
"Hmm, pukul 15.11" Jawab Lee sambil melihat jam yang terpasang dipergelangan tangan kanannya. Ha? Pukul 15.11 apa aku tidak salah dengar? Bagaimana ini. Aku berdiri dari tempatku duduk dan mondar mandir ditangga. Pergi-tidak-pergi-tidak ahh, aku harus pergi tapi, aku belum memberikan surat ini ke Naruto. ehh, tunggu ! bukankah itu tas Naruto?
Dan sebuah ide muncul diotakku. Secara perlahan kulangkahkan kakiku menuju meja yang terletak tas Naruto diatasnya agar tidak ada yang curiga denganku. Saat sampai kubuka tas berwarna orange itu dan memasukkan surat berwarna ungu yang sering kubawa beberapa hari ini kedalamnya.
"Semoga berhasil." Pintaku dalam hati dan langsung berlari kearah kelas.
...
...
...
INO POV
Saat ini, aku berada didalam ruang lukis. Yah, seperti yang kubilang kemarin. Aku ingin mendaftarkan diriku dilomba lukis. Awalnya aku tidak begitu percaya diri untuk memasuki lomba ini, tapi demi kelancaran misiku aku harus melakukannya. Sai ditunjuk menjadi juri di lomba lukis ini karena sudah beberapa kali ia menjuarai lomba lukis antar sekolah. dan tema hari ini adalah 'Musim Semi' sejak tadi malam aku sudah memfikirkan gambar apa yang akan aku lukis diatas kanvas ini. Dan yah, akhirnya ide cemerlangku muncul.
"Oke, anak-anak. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.11 , jadi, sisa waktu kalian tinggal 9 menit lagi." Teriak guru Anko mengingatkan. Pukul 15.11 yah? Berarti waktu janjian tinggal 2 menit lagi. lukisanku sudah selesai, aku harus kabur dari tempat ini. Tapi, bagaimana caranya? Disini banyak orang. Kulihat beberapa kaleng cat air didekatku. Oh yeah, otakku memang cemerlang. Segera saja kusambar kaleng itu dan menyebabkan bunyi yang sangat keras, lantai juga menjadi kotor. Semua panitia dan juri melihat kearah sampingku dan fokus ke sana. Tanpa babibu lagi segera aku kabur dari ruangan itu dan berlari kearah kelas.
...
...
...
SAKURA POV
Sama seperti hari kemarin. Aku tidak menemukan Sasuke dimana-mana. Tuh anak yah, ngehilang begitu saja kayak hantu. Saat kakiku berjalan kesebuah danau dekat sekolah. aku melihat seseorang yang sedang berbaring disana. Tanpa babibu lagi, kulangkahkan kakiku menuju tempat orang itu. kira-kira jarak kami tinggal 1 meter lagi. aku bisa melihat jelas wajahnya, dan dia adalah Sasuke. tanpa buang-buang waktu, kulangkahkan kakiku dan duduk disamping Sasuke, aku harus memberikan surat ini tanpa basa-basi lagi. mungkin, merasa ada yang datang, tiba-tiba Sasuke membuka kedua kelopak matanya.
"Kau lagi." Kata Sasuke datar sambil memutar bola matanya bosan.
"Oh iya, apa benar waktu itu kalian dikejar sama anjing liar?" Tanyanya dengan senyum yang meremehkan. Cih sialan, ini semua karena Hinata !
"Emangnya kenapa? masalah buat L ?" Tanyaku judes sambil menggembungkan kedua belah pipiku. kulirik jam yang ada ditanganku, masih pukul 14.07 berarti masih lama. Tiba-tiba aku melihat sebuah perahu kecil berwarna coklat didasar danau. Ahh, aku punya ide.
"Sasuke ! aku mau naik perahu itu." Pintaku sambil menunjuk perahu yang tadi aku lihat. Mata Sasuke mengikuti arah tanganku dan menggelengkan kepalanya.
"Naik saja sendiri." Jawabnya datar dan kembali tidur.
"Akh, kamu ah ! kan tidak seru kalau hanya sendirian. Kamu ikut yah." Pintaku lagi sambil mengoyang-goyangkan tubuh Sasuke.
"Tidak yah Tidak !" sumpah, nih anak tambah ngeselin.
"Apa kamu tidak kasihan apa ngeliat aku?" Tanyaku dengan menunjukkan baby eyes ku. Dan AHA~
"Baiklah. Tapi, jangan lama-lama." Akhirnya berhasil juga.
Kami berjalan mendekati perahu itu. Sasuke naik duluan dan membantuku untuk naik keperahu. Aduh, so sweet. Kami duduk berhadapan, dan Sasuke yang mengayun kayu agar perahu jalan. Aku dan Sasuke menikmati pemandangan diatas perahu.
"Sasuke, lihat ! ada kura-kura." Kataku sambil menunjuk dua ekor kura-kura yang berenang. Dan Sasuke hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Ah~ tidak biasanya Sasuke tersenyum seperti itu.
Hening, itulah kata yang cocok buat suasana sekarang. Aku dan Sasuke sama-sama terdiam.
"Apa kau pernah mendengar? Jika sepasang kekasih manaiki perahu berdua ditengah danau. Hubungan mereka akan segera berakhir." Kata Sasuke memecahkan keheningan. Mendengar perkataan Sasuke barusan, membuatku terpaku ditempat dan ingin segera turun dari atas perahu.
"Aku ingin turun sekarang juga." Kataku sambil berdiri dari tempatku duduk.
"Eh? Jangan ! kembali duduk." Perintah Sasuke, walau Sasuke berkata begitu tetap saja aku tidak mendengarkannya.
"Pokoknya aku mau turun." Kataku keras kepala, dan Sasuke ikut bangkit dari tempatnya duduk dan mencegahku untuk turun. Sehingga membuat perahu yang kami naiki bergoyang dan...
BYURRr' kami berdua tercebur kedalam danau.
"Apa kau sudah gila?" Tanya Sasuke, saat kami sudah berada didarat.
"Siapa suruh kau mengatakan hal begituan." Jawabku sedikit membentak sambil menggigil.
"Hei ingat ! kita bukan sepasang kekasih. Jadi, kau tidak perlu khawatir." Kata Sasuke mengingatkanku. Oh iya, aku baru ingat. Sontak kutundukkan kepalaku.
"Hmm, sudahlah. Kau tunggu disini dulu. Aku akan kembali." Kata Sasuke dan langsung pergi meninggalkanku.
Beberapa menit kemudian, Sasuke datang membawa kantong plastik berwarna putih.
"Ini, ganti pakaianmu." Katanya sambil memberikan kantong plastk itu. kuambil kantong plastik itu dari tangan Sasuke dan pergi kesemak-semak untuk mengganti bajuku.
"Ingat ! Kau jangan mengintip." Kataku mengingatkan. Dan dia hanya membuang mukanya. Setelah mengganti pakaianku, aku segera ketempat Sasuke menungguku.
"Ini, makanlah." Katanya sambil memberikan sebuah burger. Kuambil burger itu dan mengatakan terima kasih. Kulihat baju Sasuke dan bajuku secara bergantian. Dan tiba-tiba bibirku tertarik keatas.
"Aku baru sadar. Ternyata kau membeli baju couple." Kataku sambil mengunyah makananku.
"Kau diam saja ! disana hanya menjual baju couple." Kata Sasuke malu. Saat tidak sengajah aku melihat jam, tenyata sudah pukul 15.12 , astaga, 1 menit lagi waktu pertemuan.
"Sasuke, aku harus pergi sekarang. Bye." Kataku dan langsung berlari kearah kelas.
HARI KETIGA GATOT ALIAS GAGAL TOTAL ?
...
...
...
Sekarang Tenten, Sakura, Hinata, Ino dan Temari berada didalam kelas mereka.
"Bagaimana dengan kesempatan terakhir kalian?" Tanya Tenten dengan wajah yang serius. Mendapat raut wajah teman-temannya yang sedih, membuat Tenten tahu hasil akhirnya.
"Mungkin, ada yang lebih baik lagi dibanding mereka." Kata Tenten menghibur.
"Yah, mungkin Tuhan sudah memilih yang terbaik untuk kita." Kata Sakura pasrah.
"Baiklah, Sakura? apa kau membawa benda itu?" Tanya Tenten. Sakura hanya menganggukkan kepalanya sambil mengambil Taimu Mashin dari dalam tasnya. Tinggal 10 detik lagi mereka akan kembali kemasa depan.
"Sakura?" Kata teman-temannya, dan Sakura menganggukkan kepalanya sambil menelan ludahnya.
"Semoga, kita akan mendapat yang terbaik dimasa depan." Pinta Hinata.
3..
Sakura menaruh ibu jarinya diatas tombol taimu Mashin,
2..
1..
Sakura memencet tombol itu dan...
-ToBeContinued-
Akhirnya Chapter 4 sudah up to the date -Update-. Maaf kalau banyak typo, kegajean atau sebangsanya yang berterbangan kesana kesini seperti hantu.
Ucapan terima kasih kepada:
Blue-senpai. Sabaku Yuri. Crystal Not Cry. dan yang lainnya. Arigatou(ღ˘⌣˘) ℒ ⓥℯ ㄚ ⓤ