ⒿJudul : Taimu Mashin (Mesin Waktu)
ⓅPemain : Sakura.H, Hinata.H, Ino.Y, Tenten, Temari.
ⓌWarning : Memiliki tingkat ke-GaJe-an yang cukup dapat diperhitungkan, OOC, Bad EYD.
Don't Like ! So, don't Read ! Mudahkan?
Fanfict ini terinspirasi oleh MV Dancing Queen-Snsd
Sejak dulu sampai sekarang Naruto milik dan punya "Masashi kishimoto"
ⒼGanre : Romance, Friend.
CHAPTER 5 Destiny?
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2013 2013...
2014
Ting...Ting...Tingg.. suara jam dinding membangunkan mereka dari tidurnya.
"Hoammmm," Kata Ino sambil merentangkan kedua tangannya. Mereka saling tukar pandang, dan melihat sekelilingnya.
"Apakah ini hanya mimpi?" Tanya Hinata polos.
"Kurasa bukan." Jawab Temari di sebelahnya. Semuanya sudah kembali seperti semula. Mereka kembali ke tahun 2014.
"Sudahlah, walaupun kita gagal dari misi kita masing-masing. Tapi, jika kita selalu bersama. Aku bahagia kok." Kata Sakura sambil duduk di sebelah Ino dan melihat ke arah sahabat-sahabatnya.
"Yah, benar. Mendingan kita fokus saja di acara pernikahan Tenten dan Kak Neji lusa." Kata Hinata mengingatkan.
"Yeah, BENAR !" teriak mereka serentak dan bergegas untuk mandi. Dan tanpa mereka sadari jika Taimu Mashin tersebut lenyap begitu saja.
...
...
...
Hari pernikahan
Tenten mengenakan baju pernikahan berwarna putih terusan, di bagian depan roknya hanya sepanjang di atas lutut dan di bagian belakangnya sepanjang mata kaki. Di bagian bajunya terdapat banyak bunga-bunga kecil berwarna putih. Baju pernikahan Tenten tanpa lengan. Rambut coklatnya ia urai kesamping kiri dan disosis. memakai mahkota kecil berwarna putih yang di hiasi beberapa mutiara. ia memakai sepatu kaca yang haknya 12 cm.
"Kau cantik sekali Tenten." Kata Hinata memuji. Hinata memakai dress berwarna ungu yang panjangnya sampai di lutut. Tanpa lengan. Rambutnya ia ikat stengah dan sebagiannya ia sosis. Ia memakai sepatu berhak 5 cm berwarna hitam.
"Terima kasih Hinata. Kau juga cantik." Puji Tenten balik.
"Siapa dulu dong yang make up. Ino !" Kata Ino memuji dirinya sendiri sambil memukul pelan dadanya. Ino memakai dress yang panjangnya 5 cm di atas lutut. Yang lengan dress tersebut berjaring-jaring sampai di pergelangan tangan. Di bagian pinggang drees terbuat dari karet. Ia memakai sepatu berhak 5 cm berwarna hitam yang terbuat dari bahan halus. Rambut Ino ia ikat gulung. Membuat tampilannya semakin sexy.
"Yayaya, Tenten cantik karenamu Ino." Kata Temari sambil memutar kedua bola matanya bosan. Sontak mereka bertiga tertawa. Mereka berempat sedang di ruang make up. Temari memakai dress ungu muda tanpa lengan yang panjangnya sampai di atas lutut. Di bagian pinggangnya terdapat ikat pinggang berwarna hitam yang terbuat dari pita. Rambutnya ia ikat kesamping kanan. Ia memakai sepatu berhak 5 cm berwarna hitam dengan pita di depannya sebagai hiasan.
Tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang berkata,
"Apa semuanya sudah siap? Acaranya akan di mulai 5 menit lagi." Kata orang tersebut yang kita ketahui namanya adalah Sakura. Sakura memakai dress berwarna putih di bagian atasnya tanpa lengan dan di bagian bawahnya berwarna hitam yang panjangnya 3 cm di atas lutut. Di bagian pinggangnya terdapat ikat pinggang yang terbuat dari kain beerwarna hitam dan bintik-bintik putih. Ia memakai kalung silver sebagai hiasan di lehernya yang liontinnya berbentuk love kecil. Sakura memakai sepatu berhak 5 cm berwarna hitam polos. Rambut panjangnya ia urai dan disosis. Ia memakai flower crown di kepalanya dengan bunga berwarna pink muda dan putih.
"Iya, kami sudah selesai." Jawab Tenten dan bangkit dari tempat duduknya. Sahabat-sahabatnya yang lain langsung meninggalkan Tenten dan menuju ketempat duduk para undangan. Ayah Tenten masuk dan mendampingi anaknya untuk masuk keruangan yang akan menjadi saksi bisu pernikahan Tenten dan Neji. Neji yang memakai jas putih dan celana putih sangat terlihat rapi dan tampan.
Acara berjalan sangat lancar dan sesuai rencana.
...
...
...
Karena pernikahan Neji dan Tenten di mulai pukul 5 sore, berarti acara akan selesai pukul 7 malam. Para tamu undangan masih terlihat sibuk dengan makanan mereka masing-masing, karena saat ini waktunya untuk menyantap makanan yang di sediakan. Sakura, Hinata, Ino dan Temari berjalan keatas panggung untuk memberi selamat buat sahabatnya yang sedang berbahagia.
"Selamat yah Tenten, Neji. Aku doain semoga kalian bahagia selalu." Kata Ino sambil menyalami Tenten dan Neji secara bergantian.
"Dan jangan lupa semoga cepat punya anak. Hahah." Tambah Temari, dan sontak membuat Neji dan Tenten salah tingkah dengan wajah yang bersemu merah. Melihat tingkah kedua temannya. Temari dan yang lainnya tertawa bersama.
"Dasar Temari." Kata Sakura sambil menggeleng kepalanya.
"Oh iya Ino. Ada undangan buatmu." Kata Neji sambil memberikan sebuah undangan persegi berwarna merah. Ino mengambil surat ini dengan heran.
"Undangan apa?" Tanya Ino memiringkan kepalanya kesamping kanan. Neji hanya mengangkat kedua bahunya keatas.
"Loh? Kok hanya Ino? Buat kami tidak ada?" Tanya Sakura sambil menunjuk dirinya dan teman-temannya selain Ino tentunya.
"Kurasa tidak." Kata Neji yang sukses membuat Sakura menggembungkan pipinya karena kesal.
"Sudah, sudah. Kami pergi dulu yah. Pengen makan, laper nih. Bye." Pamit Temari sambil melambaikan tangannya dan di ikuti oleh Sakura, Hinata dan Ino.
Sebelum mereka makan, Temari bertanya
"Ino, itu undangan apaan?" sambil memegang bahu Ino.
"Entahlah." Jawab Ino. Karena penasaran Ino membuka surat itu dan membacanya,
Apa kau ingin datang ke acara pembukaan galeri lukisanku? Kalau kau mau, aku tunggu kedatanganmu. Jam stengah tujuh di jalan mawar. Terima kasih.
Setelah membaca surat itu, membuat Ino menaikkan sebelah alisnya heran.
"Apakah orang ini bisa membuat surat undangan?" Tanya Ino ke teman-temannya. Dan teman-temannya yang lain hanya mengangkat kedua bahunya dan berkata entahlah.
"Apa kau mau pergi ke sana?" Tanya Hinata.
"Hmm. kurasa tidak." Jawab Ino cepat. Menurut Ino, buat apa ke tempat itu? tidak ada juga yang akan menjamin jika Ino kesana membuatnya bahagia.
"Kenapa begitu?" Tanya Sakura.
"Entahlah." Jawab Ino sekedarnya.
"Bukankah sebaiknya kau datang kesana? Lagi pula acara inikan sudah hampir selesai." Kata Sakura lagi. mendengar perkataan Sakura barusan membuat Ino menimbang-nimbang keputusannya.
"Lagi pula kaukan anak seni. Siapa tahu setelah kau ke galeri itu kau akan mendapat ide untuk mengerjakan tugas kuliahmu." Kata Hinata dan sukses membuat Ino menganggukkan kepalanya. Karena perkataan Hinata ada benarnya juga. Siapa tahu jika dia ke galeri itu dia akan mendapatkan sebuah ide untuk menyelesaikan tugas kuliahnya.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu yah." Kata Ino pamit dan pergi meninggalkan gedung itu.
...
...
...
Sakura, Hinata dan Temari sedang makan di sebuah meja yang sudah di siapkan di gedung itu.
"Eh? Aku ke toilet dulu yah. Pengen pipis." Kata Temari. Sakura dan Hinata hanya menganggukkan kepalanya. Melihat itu Temari langsung pergi menuju toilet.
...
...
...
TEMARI POV
Melihat temanku bahagia, membuatku juga ikut berbahagia. Semoga saja suatu hari nanti aku akan mengikuti jejak Tenten. Yeah~ setidaknya berharap juga nggak apa-apa kan? Saat aku berjalan tiba-tiba
BRUKK'
Tidak sengajah aku menabrak seseorang. Untung saja tempat ini sepi, kalau tidak. Aku yakin aku akan menjadi bahan tertawaan.
"Maafkan aku, kau tidak apa-apa?" Tanya seseorang sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Awalnya aku ingin marah, tapi saat aku melihat wajah orang itu, membuatku kembali kemasa lalu.
"Shi..Shi..Shikamaru?" Tanyaku gugup. Selain karena tidak percaya dengan apa yang kulihat juga karena aku malu pertemuan pertama kali diawali dengan hal memalukan.
"Temari? Lama kita tidak berjumpa." Katanya sambil menarikku untuk berdiri. Aku hanya diam memandangnya. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, dan sekarang dia semakin tampan.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.
"A..Aku ingin ke toilet." Jawabku dan kurutuki diriku karena gugupku belum hilang-hilang.
"Ternyata kau juga di undang di pernikahan Neji yah." Kata Shikamaru.
"Yah begitulah. Tenten kan sahabatku sejak kecil." Kataku. Setelah mengatakan itu Shikamaru mengajakku untuk kembali ke dalam gedung.
"Aku sudah ingin pulang, apa kau tidak sekalian?" Tanya Shikamaru di akhir acara pernikahan Tenten dan Neji. Karena bingung pulang naik apa jadi kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Shikamaru menggandeng tanganku dan kami berjalan kearah parkiran. Oh demi apapun Shikamaru memegang tanganku.
"Sudah sampai." Katanya saat mobil Shikamaru berhenti tepat di depan rumahku.
"Terima kasih banyak Shikamaru." Kataku, saat ingin ku buka pintu mobil tiba-tiba sebuah tangan menghentikanku. Kulihat tangan itu ternyata itu tangan Shikamaru.
"Ada yang ingin kukatakan." Katanya dengan raut wajah yang serius. Kutelan air liurku karena gugup dan berharap semoga tidak akan terjadi hal-hal yang buruk.
"Apa kau masih ingat surat ini?" Tanyanya dan mengeluarkan sebuah surat berwarna kuning dari dalam jasnya. Sontak mataku terbelalak melihat surat itu. surat itu surat yang kuberikan padanya waktu aku dan yang lainnya kemasa lalu. Ternyata surat itu sampai kepadanya.
...
...
...
SHIKAMARU POV
Tahun 2003
Shikamaru begini ! Shikamaru begitu ! Begini ! Begitu ! Begini ! Begitu ! Ah ! aku capek lama-lama kalau begini terus. Bagaimana tidak? Aku adalah panitia lomba olahraga musim semi, tapi jangan begini juga dong. Awalnya aku di beri tanggung jawab menjadi panitia lomba lari untuk putri eh tiba-tiba di surah menjadi panitia lomba tarik tambang. Apa lagi jarak antara lapangan dan taman jauh bener. Oh ya, waktu itu aku di suruh memilih menjadi panitia apa, dan kupilih lomba lari putri karena aku tahu kalau dia akan memasuki lomba itu. aku sudah menyukai gadis itu dari awal kami bertemu. Namanya...
"Shikamaru? Ternyata kau di sini. Ini ada titipan surat buatmu." Kata Kakashi-sensei sambil memberikan sebuah surat berwarna kuning untukku. Ku ambil surat itu dan bertanya,
"Dari siapa?"
"Dari Temari." Dan yah, gadis itu bernama Temari. Aku menyukainya. Dan betapa bahagianya saat aku mendapatkan surat darinya.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Masih banyak yang ingin aku lakukan." Pamit Kakashi-sensei. Kubuka surat itu dan membacanya...
Hidup tak selalu seperti yang kita inginkan. Hal baik dan buruk terjadi selalu, yah, hal baiknya saat aku pertama kali bertemu denganmu. kurasakan sebuah getaran di dalam hatiku, awalnya aku hanya mengira jika itu hal biasa tapi lama kelamaan aku mulai menyadari jika aku mencintaimu. Yah bisa dikatakan jika itu adalah cinta monyet. Dan hal buruknya adalah saat aku baru menyadari jika itu bukan cinta monyet. Aku mencintaimu setulus hatiku. Dan betapa bodohnya aku jika aku tidak menyatakannya langsung padamu. Aku menyesal. Namun semua itu telah di atur oleh Tuhan, dengan akhir yang indah. Apa kau percaya? Jika aku mendapat sebuah keberuntungan dari Tuhan untuk kembali kemasa ini? Hanya untuk mengatakan 3 kata. Yaitu, I LOVE YOU.
TEMARI
...
...
...
"Apa kau tahu? Aku juga mencintaimu Temari. Apa kau ingin menjadi kekasihku?" Kata Shikamaru sambil memegang tangan kanan Temari. Temari yang melihat ini semua menjadi terharu ia menganggukkan kepalanya dan memeluk Shikamaru.
"Yah, aku ingin."
...
...
...
HINATA POV
Kenapa Temari lama sekali ke Toiletnya? Aku jadi khawatir jika ia kenapa-kenapa di jalan. Jadi, aku pamit pada Sakura untuk mencari Temari.
"Aku mencari Temari dulu yah Sakura. kamu tunggu di sini dulu." Kataku dan langsung pergi meninggalkan Sakura sendirian. Aku berjalan menuju Toilet, tiba-tiba seseorang menepuk bahu kananku dan sontak membuatku kaget.
"Hinata?" Kata seseorang yang menepuk bahuku. Ku balikkan badanku dan betapa terkejutnya saat aku melihat wajah orang itu..
"Na..Na..Naaruto?" Kataku gugup. Oh Tuhan, apakah ini hanya mimpi? Kalau ia tolong bangunkan aku sekarang.
"Ah? Lama tidak bertemu. Kau semakin cantik dengan rambut panjangmu itu." Katanya dan sukses membuat wajahku memerah seperti kepiting rebus. Oh Naruto, jangan memujiku seperti itu, aku takut jika aku akan pingsan di sini.
"Kau ternyata di undang ke pesta ini yah?" Tanya Naruto sambil melihat sekeliling gedung.
"I..iya, Neji adalah kakak sepupuku dan Tenten sahabat baikku sejak kecil." Jawabku sambil memainkan kedua jari telunjukku.
"Hahaha, ku kira kau berbeda seperti dulu. Ternyata sama, kau tetap pemalu." Katanya dan kuangkat wajahku melihat matanya. Tiba-tiba raut wajahnya berubah dan membuatku panik.
"Aku ingin bertanya. Boleh?" Tanyanya, kuanggukkan kepalaku.
"Apa kau masih ingat dengan surat ini?" Tanya dan sukses membuat mataku terbelalak kaget.
"Te..ternyata surat itu sampai?" Tanyaku tidak percaya. Ia hanya menganggukkan kepalanya.
...
...
...
NARUTO POV
Tahun 2003
Pemenangnya dari kelas 6.1
Dengan bangga aku melambai-lambaikan tanganku ke semua penonton. Aku berharap salah satu di antara penonton itu ada dirinya, dirinya yang selama ini kucinta. Tapi, aku tak menemukannya di mana-mana. Apa dia tidak melihat pertandinganku? Dengan wajah yang kecewa aku berjalan kearah bangku istirahat dan meminum sebotol air mineral. Saat aku ingin mengambil handuk di dalam tasku tiba-tiba sebuah surat ikut terjatuh dari dalamnya, surat berwarna ungu.
Jangan terlalu kau fikirkan masa lalumu, karena aku yakin itu hanya akan membuatmu sakit. Jangan terlalu kau fikirkan kesendirianmu, karena ada seseorang di luar sana yang sedang bertanya-tanya seperti apa rasanya bertemu denganmu. seseorang yang akan menemanimu di kala duka maupun suka. Seseorang yang mencintaimu setulus hati. seseorang yang sering melihatmu. Dan seseorang yang akan membahagiakanmu. Yaitu, AKU. Semua akan kulakukan untukmu. Karena AKU MENCINTAIMU.
HINATA
...
...
"Apa kau tahu Hinata? Aku sudah mencintai seseorang sejak lama." Katanya, dan memnbuatku tertunduk.
"Pertama kali melihatnya aku sudah mencintainya." Mataku mulai berkaca-kaca mendengar pernyataan Naruto barusan.
"Gadis itu mengingatkanku dengan Ibuku. Mereka memiliki sifat yang sama." Sudah, cukup Naruto. kau tidak usah melanjutkannya lagi. hatiku rasanya sakit.
"Mereka sama-sama penyayang dan baik hati." setetes air mata sudah jatuh dan membasahi pipiku.
"Orang itu—" Cukup ! aku tak ingin mendengarnya. Kau membuatku patah hati semakin dalam.
"Kau Hinata." Mendengar pernyataan Naruto, tiba-tiba aku mengangkan wajahku dan melihat kearah Naruto. walau rabun karena air mata tapi, tetap saja aku bisa melihat keseriusan dari kedua bola matanya.
"Apa kau ingin menjadi kekasihku? Hinata?" Tanya Naruto sambil menghapus air mataku memakai ibu jarinya. Ku anggukkan kepalaku dan mengatakan.
"Iya, aku bersedia."
...
...
...
INO POV
Aku sudah berada di depan geleri itu. aku bertanya-tanya siapa gerangan yang mengundangku ke tempat ini. Kulangkahkan kakiku ke dalam dan saat baru di depan pintu masuk seseorang penjaga bertanya kepadaku,
"Apakah anda nona Yamanaka Ino?" Tanyanya sambil menunjuk kearahku, aku tersenyum sambil menganggukkan kepalaku.
"Baguslah kalau begitu, anda sudah di tunggu oleh tuan muda sejak tadi. Silahkan masuk." Katanya sambil membungkukkan badannya. Aku bingung melihat tingkah penjaga tadi. Dari mana ia tahu namaku? Dan siapa tuan muda yang dia maksud? Ah, entahlah memikirkannya saja membuatku sakit kepala.
Kulangkahkan kakiku ke dalam galeri, banyak lukisan di dalam sini, ada yang bertema pemandangan dan ada juga yang objeknya sebuah benda. Tiba-tiba kedua mataku tertuju ke sebuah lukisan, lukisan yang sangat kukenal. Ku percepat langkah kakiku menuju lukisan itu. dan betapa terkejutnya saat aku yakin jika itu lukisan...
"Kau masih mengingat lukisan itu, Ino?" Tanya seseorang yang sontak membuatku berbalik untuk melihat wajah orang itu. betapa terkejutnya saat aku melihat pria bermata onyx itu. pria yang dulu aku cintai.
"Sai?" kataku tidak percaya.
"Yah, lama tidak berjumpa Ino. Waktu 11 tahun yang lalu, kau pernah mengikuti lomba lukis."
...
...
...
SAI POV
Tahun 2003
Oke, sekarang aku dan kedua juri lainnya sedang melihat-lihat dan memberi nilai untuk lukisan itu. tema yang mereka lukis semuanya hampir sama. Yaitu, olahraga di musim semi. Sungguh membosankan. Tapi, saat aku melihat lukisan terakhir, lukisan yang sangat indah.
Sebuah pohon sakura di musim gugur, padahalkan temanya musim semi. Bunga-bunga sakura berjatuhan dari pohonnya membuat lukisan itu tambah indah. Seseorang sedang duduk bersandar di pohon itu sambil melukis. Seorang pria berkulit putih pucat dan berambut hitam. Sepertinya aku mengenal orang itu. aku? Saat kulihat nama pelukisnya ternyata Yamanaka Ino, teman sekelasku. Kuperhatikan lebih detail lagi lukisan itu dan ada sebuah kalimat tertulis di samping pohon sakura,
Cinta itu bagaikan buah, dan hati itu bagaikan Kulkas. Jadi, simpanlah cintamu di dalam hati agar selalu bertahan. I LOVE YOU !
INO
Sebuah kalimat sederhana tapi memiliki banyak makna.
...
...
...
Sai menggenggam kedua tangan Ino. Dan berkata,
"I love you too." Ino yang tidak percaya hanya membuka mulutnya karena tidak percaya. Tiba-tiba sesuatu mengingatkannya.
"Tapi, kenapa waktu itu kau mengataiku jellek?" Tanyanya menggembungkan kedua belah pipinya.
"Ah? Aku bukan cowok yang romantis. Sebenarnya waktu itu aku ingin mengatakan cantik, tapi, tiba-tiba saja yang keluar dari mulutnya perkataan yang lain." Jawab Sai tersenyum. Ino tidak peduli lagi dengan alasan Sai dia malah memeluk Sai erat.
...
...
...
SAKURA POV
Aku bosan menunggu Hinata dan Temari di sini. Sepertinya aku ingin menghirup udara segar di luar. Aku berdiri dari tempatku duduk dan berjalan keluar gedung. Sekarang aku berada di taman dekat gedung, entah kenapa kakiku menuntunku ke taman ini. Aku melihat sebuah ayunan di sana, kulangkahkan kakiku ke tempat itu dan duduk di sana. Ku ayunkan ayunan ini pelan sambil melihat ribuan bintang yang menghiasi langit malam. Bibirku terangkat naik, sungguh pemandangan yang amat sangat indah.
"Pemandangan yang indah." Kata seseorang yang mengagetkanku, kuputar kepalaku kearah kiri untuk melihat wajah orang itu. dan dia adalah..
"Sa..sasuke?" Kataku tidak percaya. Dia mengarahkan wajahnya ketempatku duduk.
"Hai Sakura? lama tidak bertemu." Katanya. Dan benar, aku tidak salah lihat. Orang yang di hadapanku ini adalah Sasuke. Uchiha Sasuke. dia tambah tampan apalagi sekarang ia mengenakan baju dalaman merah dan di luarnya jas berwarna hitam. Celana panjang hitam dan sepatu hitam bertali merah. Sungguh menawan.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku canggung. Dia tidak menjawab malah memberikanku sebuah surat berwarna biru. Aku tak percaya dengan apa yang di pegang oleh Sasuke. itukan surat yang pernah ingin kuberikan. Tapi, bagaimana mungkin surat itu sampai kepadanya? Padahal aku tidak pernah memberikannya.
"Ba..bagaimana mungkin?" Tanyaku sambil menunjuk surat yang di pegangnya.
"Begini..."
...
...
...
SASUKE POV
Tahun 2003
"Sasuke, aku harus pergi sekarang. Bye." Katanya dan langsung berlari meninggalkan ku sendiri. Hmm, dasar anak aneh. Tapi, entah kenapa jika aku bersamanya aku merasa tenang dan ingin tersenyum. Tapi, aku tak mungkin mengatakan jika aku jatuh cinta karena umurku masih kecil. Tiba-tiba mataku tertuju ke sebuah kantong plastik putih. Bukankah itu milik Sakura? dasar, gadis pelupa. Itukan pakaian basahnya. Ku ambil kantong itu dan membukanya, tidak sengajah aku melihat sebuah kertas di dalam kantong celana olahraganya, kuambil kertas itu dan ternyata itu sebuah surat. Kubuka surat itu dan membacanya..
Untukmu : Prince ice.
Kucoretkan sebuah kertas dengan tinta hitam ini, kususun kata demi kata hanya untukmu.
Tak pernah kubayangkan sebelumnya jika aku menulis surat ini ditahun yang berbeda.
Andai kau tahu,
Saat itu, sejak itu dan hingga sekarang. Aku tak tahu apa yang telah terjadi, hingga aku mulai tertarik kepadamu.
Jujur. Saat kupertama melihatmu, aku tertarik, terpesona, tertegun. Pikiranku jadi linglung sampai-sampai aku tak sanggup mengatakan apa-apa kepadamu. padahal hanya 3 kata yang ingin ku sampaikan. 3 kata yang penuh makna. Yaitu, I Love You.
SAKURA
...
...
...
"Kau tahu? Saat aku membaca suratmu yang sedikit rabun karena basah, aku sedikit merasakan perasaan yang aneh." Kata Sasuke, sambil melihat ke atas langit. Sakura yang melihat tingkah Sasuke hanya mengikutinya saja,
"Ada yang ingin ku katakan padamu Sakura. tapi hanya sekali. Jadi, dengarkan baik-baik." Kata Sasuke sambil memegang tangan kanan Sakura. Sakura yang bingung hanya memandang kedua bola mata Sasuke sambil menganggukkan kepalanya.
"Aku juga mencintaimu. Apa kau mau jadi pacarku?" tanya Sasuke lancar tanpa kesalahan sedikitpun,
"Apa?" Tanya Sakura memastikan pendengarannya.
"Kan tadi aku sudah bilang. Hanya sekali. Jadi dengar baik-baik." Bukannya menjawab Sasuke malah mengingatkan Sakura. Sakura yang melihat tingkah Sasuke hanya tertawa dan langsung memeluk Sasuke.
"Apakah ada jawaban lain selain? Iya?" Tanya Sakura balik.
"Kurasa tidak ada." Jawab Sasuke membalas pelukan Sakura. bulan dan bintang di malam itu menjadi saksi bisu kisah percintaan mereka.
...
...
You believe? If there is destiny? I Think Yes, because love is magical.
-TAMAT-
Akhirnya Chapter 5 atau Chapter terakhir sudah up to the date -Update- dengan gajenya tapi jangan khawatir nanti aku akan membuat sequelnya hanya saja tidak tahu kapan publisnya. Maaf kalau banyak typo, kegajean atau sebangsanya yang berterbangan kesana kesini seperti hantu.
Ucapan terima kasih untuk yang terakhir kalinya kepada:
Blue-senpai. Sabaku Yuri. Crystal Not Cry. Amanda WaCha-chan. dan yang lainnya. Arigatou(ღ˘⌣˘) ℒ ⓥℯ ㄚ ⓤ