Chapter 3

Naruto mengernyit ketika mendengar suara sorak sorai di lapangan sebelah tempat ia mempraktekkan taijutsu pada anak-anak akademi. Naruto sempat terkejut ketika ia tiba di akademi bukannya bertemu dengan Hinata ia malah bertemu dengan Tenten. Tenten menjelaskan bahwa Hinata tidak datang karena ada masalah keluarga. Naruto sempat khawatir masalah keluarga yang dimaksud adalah masalah serius antara bunke dan souke. Melihat raut khawatir Naruto Tenten hanya tertawa da mengatakan bahwa Hinata hanya akan pindah rumah karena ingin belajar mandiri.

Melihat jam yang diberikan Iruka sensei sudah habis Naruto segera menyudahi prakteknya dan membubarkan anak-anak akademi yang diajarnya untuk istirahat.

Ia melihat bukan hanya dia yang dirayu-rayu anak ingusan dai akademi, Naruto juga melihat Tenten menunjukan tampang tidak senang ketika digoda beberapa anak laki-laki dari akademi.

"Yo...Tenten...Iruka sensei menyuruh kita untuk pergi ke kantor, dia bilang dia sudah memesankan donburi enak untuk kita" teriak Naruto menyelamatkan Tenten dari segerombolan bocah dari akademi atau lebih tepatnya menyelamatkan segerombolan bocah akademi dari amukan Tenten.

Wajah Tenten cerah seketika saat mendengar ajakan Naruto. Tanpa banyak bertanya Tenten menarik Naruto ka arah kantor milik Iruka.

"Bocah-bocah sekarang memang tidak tahu sopan santun, bisa-bisanya mereka mengajak kencan terang teragan seperti itu, memang tidak lihat aku ini senpai mereka." kata Tenten menggerutu. Naruto hanya nyengir.

"Makanya kau cepat-cepat cari pacar," kata Naruto sok menasihati.

"Katakan itu pada dirimu sendiri, kau bahkan kabur jika ada yang mendekatimu" ejek Tenten sengit.

"Ngomong-ngomong kapan Hinata pindah?" tanya Naruto mencoba mengalihkan topik.

"Dari tadi pagi sudah mulai mengepak barang-barang, mungkin sehabis makan siang baru bisa pindahan." Kata Tenten menjelaskan.

Obrolan mereka terhenti ketika melihat Iruka sensei sudah melambaikan tangan dari kejauhan agar mereka berdua segera menghampirinya.

Mereka bertiga makan siang bersama diselingi canda tawa, sesekali Iruka sensei menggoda Naruto dengan ingatan tentang kebadungannya saat masih diakademi. Naruto hanya bisa tersipu malu sementara Iruka sensei dan Tenten menertawakan tigkah konyolnya dulu.

"Iruka sensei...saya pamit dulu..." kata Tenten setelah mangkuknya kosong.

"Kenapa cepat-cepat Tenten? Istirahat dulu setelah makan, jangan terburu-buru berlatih atau menjalankan misi" kata Iruka menasihati. Naruto hanya mengangguk-angguk setuju seraya mengelus perutnya karena kekenyangan.

"Ah...saya berjanji akan membantu Hinata pindahan, Shino sedang pergi ke luar desa untuk urusan klannya dan Kiba sedang mengurusi bangunan klannya sendiri jadi proses pindahnya lambat karena tidak ada yang membantu" kata Tenten menjelaskan.

"Ngomong-ngomong apa keluarga Hyuga benar-benar memperbolehkan Hinata pindah? Setahuku bukankah beberapa waktu yang lalu para tetua keluarga Hyuga menginginkan Hinata jadi ketua klan kan?" kata Iruka penasaran.

"Ah... itu...sepertinya Hinata menolak. Dia mengatakan bahwa pewaris keluarga Hyuga selanjutnya adalah hanabi" kata Tenten menjelaskan. Ia memang agak heran, tadi malam ia agak terkejut saat Hinata datang ketempatnya, Hinata meminta tolong untuk menggantikannya datang ke akademi untuk peragaan taijutsu. Dan menurut Tenten kepindahan Hinata memang sangat mendadak.

"Siapa saja yang akan membantu Hinata?" tanya Naruto memecah lamunan Tenten.

"Hanya aku saja, selain Kiba dan shino sibuk, lee sedang mengajak guru gai berjalan-jalan. Karena sudah lama sekali guru gai tidak keluar jauh dari konoha karena kondisinya." Kata Tenten menjelaskan.

"Kalau begitu biar aku bantu, sepertinya Sasuke juga menganggur aku juga akan mengajaknya bantu-bantu kalian." Kata Naruto bersemangat seraya beranjak dari duduknya.

"Kalau begitu kami pamit dulu Iruka sensei " kata teten memberi hormat pada guru akademinya itu.

"Bye Iruka sensei." Kata Naruto sambil nyengir

###

Tenten hanya diam mematung ketika melihat apartemen Hinata.

" Hinata...dengar...aku mohon kau jangan tersinggung, tetapi ini tidak pantas untukmu" kata Tenten setelah beberapa lama. Melihat Hinata menata barang yang tidak seberapa banyaknya.

" Eh...tidak pantas bagaimana Tenten-chan?, menurutku aparteme ini cukup nyaman dan sewanya lebih murah daripada apartemen yang lain lho" kata Hinata sambil tersenyum.

"Hinata...apa...apa...kau tahu kalau apartemenmu ini ditengah kawasan kau tahu...errrr...pelacuran" kata Tenten ragu, memang daerah pelacuran sewa rumah maupun penginapan jauh lebih murah daripada dikawasan lain.

"Ummm...iya sih...tapi apartemen didaerah lain sedang penuh" kata Hinata pelan.

"Lagipula kenapa kau buru-buru seskali pindahnya, kau kan bisa tinggal di rumahmu sambil menunggu ada apartemen yang nyaman yang bisa disewa" kata Tenten menasehati, "kau bahkan belum membeli perabotan, lihat panci, teko, piring dan peralatan lain belum ada, belum lagi sofa, meja makan dan perabotan lain juga belum ada. Memangnya kenapa kau buru-buru pindah? Apa ada masalah dengan tetua-tetua brengsek itu?" tanya Tenten menyelidik. Hinata hanya tersenyum. Sejak kematian neji Tenten dan rock lee memang menganggap Hinata sebagai tanggung jawab mereka karena neji telah tiada.

"Tenang saja Tenten san, aku ini ninja, tidak akan ada paman-paman yang berani menggodaku." Kata Hinata sambil bercanda.

"Iya kalau paman-paman, sekarang anak-anak muda belasan tahun saja sudah kenal tempat pelacuran. Awas nanti kalau ada yang menawarmu" kata Tenten menakuti, Hinata hanya tertawa lembut.

Obrolan merka terhenti ketika terdengar ketukan dari pintu. Hinata mengernyit. Hanya Tentenlah yang tahu letak apartemen barunya, tidak mungkin pemilik apartemen karena ia sudah membayar sewa apartemen setahun tadi malam.

"Itu paling Naruto, tadi ia mengatakan kalau ingin ikut membantumu, dia mengatakan akan mengajak Sasuke. kau buka pintu dan aku akan membersihkan ruangan untuk kamarmu oke?" kata Tenten sambil mengambil sapu yang teronggok di pojokan.

Hinata membuka gerendel pintu dengan degup jantung yang kencang.

"Yo Hinata...aku kesini dengan si brengsek ini untuk membantu" kata Naruto disertai cengiran khasnya. Hinata hanya diam terpaku saat pemuda yang menolaknya beberapa bulan lalu tiba-tiba ada di depan pintu apartemennya.

"Hei Sasuke ucapkan salam bisa kan? Kau masih ingat Hinata?dia teman kita di akademi dulu" kata Naruto sambil menoleh kebelakang. Jantung Hinata mencelos begitu melihat Sasuke bersedekap dan menunjukan rasa malas di belakang Naruto.

"Selamat siang Uchiha-san" kata Hinata sambil membungkuk.

"Hei...hei...tidak usah formal begitu Hinata" kata Naruto

"Ah...silakan masuk, maaf masih berantakan" kata Hinata sambil tersenyum. Naruto hanya menahan senyum ketika melihat Hinata meremas-remas tangannya, ia tahu Hinata sedang menahan kegugupannya.

"Eh...apartemenmu masih kosong" kata Naruto berkomentar, "Kau tidak membawa peralatan dari rumah?" tanya Naruto.

"Um...rencananya aku mau mengajak Tenten membeli perabotan setelah bersih-bersih" kata Hinata menghindari kontak mata. Sasuke Cuma mendengus.

"Apa kau tidak punya tabungan? Sampai-sampai harus mencari apartemen di kawasan pelacuran seperti ini" komentar Sasuke sambil melihat sekeliling ruangan.

Mendengar komentar sahabatnya itu Naruto hanya membelalakan matanya tak percaya.

"Ini kawasan pelacuran?" tanya Naruto tak percaya, "Kemasi barangmu kita kembali ke rumahmu lalu cari apartemen yang lebih aman ok?" kata Naruto tegas sambil mengemasi buku-buku koleksi Hinata yang berserakan dilantai kembali ke dus.

"A...aku sudah mencari apartemen kemana-mana Naruto-kun, hanya apartemen kawasan ini yang masih kosong. Selain itu sewanya juga murah, kan aku harus beli perabotan juga" kata Hinata sambil tersenyum.

"Jangan konyol...apa kata orang jika kau tigggal dekat-dekat sini, apa ayahmu tahu?dia bisa marah besar jika tahu" kata Naruto keras kepala.

"Tenang saja dia tahu, tapi aku bisa menjaga diri, aku ninja Naruto-kun, tidak ada yang akan menggangguku. Ayahku sudah setuju jadi tenang saja" kata Hinata kembali membongkar buku yang dari tadi sibuk di masukkan Naruto ke dalam dus.

"JANGAN MENGADA-ADA...AYAHMU TIDAK AKAN SETUJU!" bentak Sasuke dingin, ia menatap Hinata galak.

Hinata hanya menunduk ketika mendengar bentakan Sasuke. Ia meremas-remas bajunya dengan gugup.

"Wooi... Sasuke kenapa kau membentak-bentak seperti itu?" kata Naruto memperingatkan. Ia mengajak Sasuke membantu Hinata agar kehidupan sosial Sasuke membaik, sekarang ia malah membentak-bentak Hinata. Mana bisa Sasuke memperoleh teman jika begini.

"Hei Hinata...maaf atas perkataan Sasuke...dia hanya terlalu lama frustasi di penjara jadi suka membentak-bentak orang di sekelilingnya hahaha" kata Naruto agak panik takut Hinata tersinggung.

"Kau bisa memakai salah satu rumah di kawasan Uchiha, banyak rumah yang masih kosong" kata Sasuke sekarang ikut sibuk memmbenahi buku Hinata yang berserakan ke dalam dus.

"Eh.." Hinata mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menatap Sasuke tak percaya. Naruto pun ikut menatap Sasuke dengan heran. Ia masih ingat saat tadi membujuk Sasuke membantu Hinata. Naruto harus berjuang keras membujuk Sasuke dengan berbagai cara. Sekarang malah menawarkan Hinata tinggal di kompleks keluarga Uchiha.

"Aku tidak akan minta uang sewa yang mahal tenang saja." Kata Sasuke tenang.

"Hei itu ide yang bagus Hinata...ayo sekarang berkemas" kata Naruto semangat begitu tersadar apa yang ditawarkan Sasuke. ia juga khawatir jika teman perempuannya tinggal dikawasan seperti ini. Akan lebih aman jika Hinata tinggal di kawasan kompleks Uchiha, selain itu Sasuke tidak akan kesepian. Karena masih banyak yang tidak nyaman dengan keberadaan Sasuke. para penduduk konoha takut jika Sasuke menjadi pendendam seperti madara Uchiha.

"Tap...tapi...tapi..." kata Hinata panik
"Sudah tidak usah membantah...aku akan memmbujuk Sasuke utuk menggratiskan biaya sewa untuk 3 bulan pertama oke" bujuk Naruto manis.

" Oh ya Sasuke...darimana kau tahu ini kawasan pelacuran, padahal kau kan sudah kabur dari konoha lama sekali, aku saja baru tahu konoha punya kawasan pelacuran" tanya Naruto penasaran.

"Oh...aku beberapa kali menyewa wanita dari rumah bordil yang disana" kata Sasuke santai menunjuk kearah utara. Naruto membelalakkan matanya tak percaya. Sedangkan Hinata hanya menunduk dengan wajah memerah,.

"Kau...kau...kau...me...nyewa...pe...lacur?" tanya Naruto terbata-bata tak percaya.

"Ya..apa kau pikir aku adalah anak baik yang mau tinggal di penjara berbulan-bulan?, yang benar saja. Aku menggunakan genjutsu kabur dari penjara, bersenang-senang, setelah selesai kembali lagi ke penjara" kata Sasuke santai. Naruto hanya terpaku menatap Sasuke tak percaya. Sedangkan Hinata semakin menunduk seakan-akan ingin menghilang dari sana.

"aku...aku...ke kamardulumengabariTentenbahwatidakjadimenyewaapartemeninipermisi" kata Hinata secepat kilat pergi dari obrolan yang tidak ingin ia dengar.

"Kau membuatnya tidak nyaman bodoh" kata Naruto dengan nada memperingatkan.

"Aku hanya menjawab pertanyaanmu" jawab Sasuke santai.

###

##

#

Hi semua...

Sori gw gak bisa cepet-cepet update fic

Gw nulis tuh tergantung mood jadi kalo nggak mood ya nggak bisa dipaksa nulis, jadinya malah aneh tulisannya. Btw ini tagnya gw tambah Sasuke ma Hinata. Karena ya ...gw pengen aja hehehe

Genrenya tetep famili kok
yang nunggu fic little miss ma miss independent gw nggak tahu kapan update. Soalnya ya...ni laptop gw kumat erornya jadi yah gitu deh setelah laptop waras belum ada mood buat lanjutin, Ini ada mood nulis tapi fic ini yang lg mood, gw niat semua gw tamatin kok, Cuma ga tahu berapa lama gw tamatinnya.

Btw bagi yang lagi nyari fic bagus coba deh baca Consolation Prize: Through Her Distorted Mirror by mysterious intentions, Snow Angels by DeisuiNeko

Sebenernya masih banyak fic Naruto keren coba eh kalian cari sendiri. Fic gw sih masih ecek-ecek.

Makasih bwt yg udah review maaf nggak bisa jawab satu-satu. Nanti gw jawab lewat cerita aja.

well segini dulu

review please