Saat ini Kyuhyun, Donghae, Leeteuk dan Changmin duduk melingkar di salah satu pondok kecil di dekat danau di belakang panti.

"Ada apa sebenarnya Kyunie? Rencana apa yang kau maksud? Hyung tidak mengerti," tanya Leeteuk penasaran. Donghae menganggukkan kepala menyetujui.

"Panti asuhan akan digusur hyung," ucap Kyuhyun sedih. Kepalanya tertunduk lesu dengan bibir mengerucut. Donghae mengusap-usap kepala Kyuhyun. Changmin menganggukan kepalanya.

Leeteuk ikut sedih mendengarnya. "Apa yang bisa kita lakukan?" gumamnya. Mereka masih anak-anak, belum mengerti masalah rumit seperti ini.

"Kyu pikir kita membutuhkan uang yang sangaaaaaaaat banyak," ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ommo! Sebanyak itukah?" Changmin mengerjapkan matanya takjub. "Dari mana kita dapat uang itu Kyu?"

"Kyu tidak tahu, makanya Kyu minta bantuan Teuki hyung dan Hae hyung," Kyuhyun menggembungkan pipinya.

Setelah lama terdiam Changmin tersenyum lebar, "Bagaimana kalau kita mengumpulkan uang tabungan kita semua dan juga uang saku yang diberi Anna noona?" ujar Changmin semangat.

"Emmph, itu bisa saja. Tapi pasti masih kurang banyak Chwang!"

"Kyuhyunie!" seru Donghae tiba-tiba. Leeteuk, Kyuhyun dan Changmin menoleh ke arah Donghae yang sedang tersenyum lebar. Ketiganya menatap penuh tanya.

"Ada apa hyung?" tanya Kyuhyun.

"Apa kau menemukan ide bagus Hae?" tanya Leeteuk penasaran. Changmin menganggukkan kepala cepat.

"Kau bisa bermain biola kan?" Kyuhyun mengangguk.

"Ne, lalu?"

"Kita akan mencari uang dengan bermain musik, otte?" Donghae mengangkat kedua alisnya berulang kali.

Leeteuk tersenyum lebar dan menepuk kedua tangannya. "Ide bagus. Aku pernah melihat orang-orang mengumpulkan uang dengan bermain musik di pinggir jalan dan orang akan meletakkan uang di kotak di depannya."

Kyuhyun dan Changmin saling berpandangan.

"Aku tidak pernah tampil di depan orang banyak hyung," ucap Kyuhyun ragu. Dahinya berkerut.

"Tapi kau pernah tampil di depan kami Kyu," ucap Leeteuk meyakinkan.

"Aku juga sering melihatmu memainkan biolamu Kyu. Anna noona, Lee ahjumma, dan juga yang lain juga pernah," timpal Changmin. Kyuhyun melihat ketiganya ragu.

"Kalau begitu apa yang kita tunggu lagi? Ayo kita persiapkan semuanya," seru Donghae semangat.

"Tunggu dulu!" Kyuhyun menghentikan ketiganya. Mereka memandang Kyuhyun penuh tanya.

"Kita tidak boleh memberitahu Anna noona, Lee Ahjumma, dan yang lain. Nanti pasti mereka tidak membolehkan kita," mereka saling berpandangan kemudian mengangguk. Kyuhyun tersenyum puas.

...

Mereka berempat bergandengan tangan di sepanjang trotoar setelah turun dari bis yang membawa mereka ke pusat kota. Kyuhyun digandeng Donghae, sedangkan Changmin digandeng Leeteuk. Mereka berempat menuju taman pusat kota untuk memulai misi mereka mencari uang.

Kemarin mereka sudah sepakat sepulang sekolah, Leeteuk dan Donghae akan meminta izin pada Anna noona untuk mengajak Changmin dan Kyuhyun bermain di bukit. Padahal mereka pergi ke pusat kota, itu supaya Anna noona tidak khawatir.

Kyuhyun sudah siap dengan biola ditangannya dan Changmin dengan harmonika miliknya. Sedang Donghae akan melakukan dance dan Leeteuk akan bernyanyi serta mengumpulkan uang. Perlahan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang, mereka berhenti dan menonton. Mereka berempat semakin bersemangat saat orang-orang memberi mereka uang.

Mereka lakukan hal yang sama pada hari-hari selanjutnya, tapi semakin hari itu semakin melelahkan. Terkadang, hanya Changmin dan Kyuhyun yang tampil. Tapi tak jarang pula Kyuhyun tampil seorang diri, bahkan disaat ketiga temannya kelelahan. Anak itu tak terlihat lelah sama sekali. Semangatnya untuk mengumpulkan uang terlalu besar untuk dihentikan. Walaupun mereka bertiga sudah memintanya untuk istirahat sejenak tetap saja Kyuhyun keras kepala.

"Ssssss... pelan-pelan hyung, ini perih sekali," Kyuhyun meringis saat Leeteuk mengobati jari-jarinya yang lecet karena terlalu banyak bermain biola.

"Hyung sudah mengatakan padamu untuk istirahat Kyunie, tapi kau keras kepala dan tidak mau mendengarkan," Leeteuk meniup-niup jari-jari mungil itu.

"Tapi uang kita masih sedikit hyung, kita harus mendapatkan lebih banyak uang,"

"Aku tahu, tapi jarimu jadi terluka seperti ini," Kyuhyun menunduk.

"Hyung sudah, jangan marahi Kyuhyunie lagi," bela Donghae. Leeteuk mendengus sebal, tapi sedetik kemudian tangannya terulus mengelur surai hitam Kyuhyun.

"Hyung tidak marah Kyu, hanya khawatir. Jangan sedih ne?" Leeteuk tersenyum saat Kyuhyun mengangguk dan tersenyum manis padanya.

"Kyu, kita pasti bisa mengumpulkan uang banyak," ujar Changmin yakin dengan cengiran khasnya.

...

Sudah satu bulan mereka mencari uang, selama itu pula mereka tidak pernah membeli apapun dari uang saku yang mereka dapatkan.

Donghae dan Leeteuk sepakat tidak memberitahu kedua orang tua mereka, karena pasti mereka akan melarang. Begitupun dengan Kyuhyun dan Changmin.

Mereka berempat baru saja memasuki gerbang panti asuhan saat melihat seorang pria berjas berdiri di depan panti bersama Lee Ahjumma dan Anna noona, serta semua anak-anak yang memperhatikan orang-orang dewasa itu.

Kyuhyun membulatkan matanya dan segera berlari mendekati mereka. Donghae, Leeteuk dan Changmin segera mengejar Kyuhyun. Sayup-sayup Kyuhyun mulai mendengar pembicaraan mereka, membuatnya berlari lebih cepat.

"Anda harus segera mengosongkan tempat ini Nyonya," ucap pria berjas itu.

"Aku mohon Yunho-ssi, beri kami waktu lagi. Kami belum menemukan tempat baru untuk anak-anak kami."

"Kami sudah memberi waktu sebulan Nyonya, kami tidak bisa memberikan waktu lagi. Maafkan saya, tapi saya hanya menjalan tugas."

"Jika Anda dan yang lain tidak segera meninggalkan tempat ini, kami dengan terpaksa harus mengusir kalian semua," Kyuhyun membulatkan matanya.

"JANGAN LAKUKAN ITU AHJUSSI! AHJUSSI TIDAK BISA MELAKUKAN ITU!" teriak Kyuhyun membuat semua orang yang ada disana terkejut. Mereka tidak menyadari anak itu bersama Donghae, Leeteuk dan Changmin telah berdiri tak jauh dari mereka.

Kyuhyun mengeluarkan semua uang yang didapatkannya hari itu dan menengadahkan tangannya.

"Ahjussi, ambillah ini. Aku akan membayar ahjussi dan memberikan semua uang yang kami kumpulkan. Tidak hanya ini, aku akan memberikan semuanya ahjussi. Tapi kumohon jangan ambil rumahku," Kyuhyun memandang ahjussi itu penuh harap. Matanya sudah berkaca-kaca membuat pipi dan hidungnya memerah karena menahan tangis.

Yunho menatap penuh rasa bersalah pada anak di depannya.

Tak mengacuhkan Kyuhyun. Pria itu berkata, "saya harus pergi Nyonya, kami akan kembali lagi besok. Permisi!" orang itu berbalik dan pergi.

Kyuhyun menatap datar mobil yang telah menghilang dari pandangan. Kemudian berlari masuk ke dalam panti asuhan. Tanpa menghiraukan panggilan yang lain.

"KYUHYUNAH!/KYUNIE!/KYU!"

...

Leeteuk dan Donghae berjalan lesu menuju ke rumah mereka setelah mereka dipaksa pulang karena hari beranjak malam, apalagi Kyuhyun mengunci diri di dalam kamarnya. Segala bujuk rayu sudah mereka lakukan untuk meminta Kyuhyun keluar, tapi tidak ada yang berhasil.

"Bagaimana ini hyung? Aku khawatir pada Kyuhyun," ucap Donghae lesu. Kakinya menendang setiap kerikil yang ditemuinya.

"Hyung juga Hae."

"Apa yang akan terjadi besok hyung? Apa uang yang kita kumpulkan bisa menghentikan orang-orang itu?" tanya Donghae penuh harap.

"Entahlah Hae, hyung juga tidak tahu. Kita berdoa saja semoga semua baik-baik saja ne,"

"Hyung! Apa kita minta bantuan appa? aku kasihan pada mereka semua hyung. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada mereka semua jika di usir dari panti,"

"Kau benar Hae, sebaiknya kita ceritakan saja pada appa. Aku yakin appa akan membantu mereka. Kajja!"

...

Kyuhyun duduk di pinggir tempat tidur dengan kaki menggantung, mengusap biola kesayangannya di atas pangkuan. Peniggalan sang Eomma yang telah tiada enam tahun silam. Sehingga pada akhirnya dia tinggal bersama dengan anak-anak yang lain di panti asuhan ini.

Dia tidak mengindahkan panggilan-panggilan di luar kamarnya. Dia sedang tidak ingin berbicara pada siapapun saat ini. Setelah meletakkan biolanya di tempat tidur, ia mengeluarkan uang yang dikumpulkan hari itu. Memasukkannya ke dalam kantong berisi seluruh uang yang mereka berempat kumpulkan, bahkan semua teman-temannya di panti juga ikut andil. Mereka juga memberikan seluruh tabungan dan uang saku yang mereka dapatkan.

"Uang ini pasti tidak cukup," gumamnya. "Eomma, apa yang harus Kyu lakukan?" lirihnya.

...

Kyuhyun tanpa sengaja melihat orang yang kemarin datang untuk mengusir mereka keluar dari mobil saat membuka cendela kamarnya. Matanya membola dan secepat kilat mengambil kantong berisi uang dan biola serta busurnya. Kakinya berlari cepat menuruni tangga.

Kyuhyun berhenti sejenak mengatur napasnya saat telah sampai di pintu aula besar tempat semua orang berkumpul. Orang bernama Yunho itu sedang berbicara dengan Lee Ahjumma dan Anna noona.

Yunho menoleh ke bawah saat merasakan ada yang menarik ujung bajunya. Ternyata anak yang kemarin berteriak padanya. Anak itu menyerahkan sebuah kantung berwarna biru. Yunho mengernyit tidak mengerti. Lalu Kyuhyun meletakkan kantung itu ke tangan Yunho.

"Ahjussi, aku tahu ini tidak cukup. Tapi kumohon terimalah, ini adalah uang yang kami kumpulkan selama satu bulan," Yunho tak mengatakan apapun. Hanya memandang kantung di tangannya itu. Pandangannya teralih saat anak itu menarik tangan kirinya dan meletakkan sebuah benda disana.

"Ahjussi juga bisa mengambil biolaku, tapi kumohon jangan ambil rumahku," ucapan itu membuat Yunho terenyuh. Bagaimana bisa anak sekecil Kyuhyun melakukan semua ini? Yunho mensejajarkan tubuhnya dengan Kyuhyun.

"Nak dengarkan aku..." Yunho tersenyum kecil saat Kyuhyun mengerjap polos. "Aku tidak akan mengambil rumahmu, dan kau tidak perlu memberikan uang serta biola kesayanganmu ini," Kyuhyun memiringkan kepalanya tak mengerti. Matanya yang bulat berkedip tak percaya, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman yang semakin lebar.

"Benarkah itu ahjussi?" tanyanya. Yunho mengangguk cepat.

"Tentu saja, mulai sekarang tidak akan ada yang akan mengusir kalian dari sini lagi. Kau bisa memegang kata-kataku anak manis," Yunho mengusap surai Kyuhyun lembut. Tiba-tiba saja Kyuhyun mengulurkan jari kelingkingnya.

"Ahjussi berjanji?"

"Ne, Yaksok!" Yunho menautkan kelingkingnya dengan jari mungil itu, membuat pinky promise. Senyuman lebar nan manis itu semakin tersemat di wajah Kyuhyun. Yunho tersentak kaget saat tiba-tiba Kyuhyun memeluknya erat dan mencium pipinya sambil mengucapkan terimakasih berulang kali.

"Gomawo ahjussi, gomawo! Ahjussi ternyata sangat baik! Gomawo karena tidak jadi mengambil rumahku!"

"Kyuhyunie!"Kyuhyun menoleh dan mendapati Leeteuk, Donghae, dan Changmin berlari ke arahnya. Kyuhyun berlari menghampir mereka lalu menerjang Leeteuk dengan pelukannya disusul pelukan dari Donghae dan Changmin, sehingga Kyuhyun terhimpit di tengah.

"Hyung! hyung! hyung! Rumahku tidak jadi hilang! Rumahku tidak hilang! Yeeiiii," sorakan gembira ke empat itu menulari anak-anak yang lain. Mereka berlarian, melompat, berpelukan, dan apapun yang mereka lakukan untuk mengekspresikan kegembiraan.

"Yunho-ssi? Apa itu benar?" tanya Lee Ahjumma yang masih belum percaya dengan apa yang didengarnya.

Yunho beralih pada wanita paruh baya itu. "Tentu saja Nyonya, kami tidak akan mengusir kalian dari sini," pria itu tersenyum menenangkan.

"Tapi bagaimana? Bukankah Anda bilang..." Anna tak melanjutkan kata-katanya.

"Atasanku telah membatalkannya, selain itu kami akan menjadi donatur utama untuk panti asuhan ini. Panti asuhan ini tidak akan pernah digusur oleh siapapun, jadi kalian tidak perlu khawatir lagi."

Lee ahjumma dan Anna noona saling berpandangan. "Ini berkat bocah kecil menggemaskan itu," lanjut Yunho sambil memperhatikan Kyuhyun bermain dengan yang lain.

"Yang dikatakan Yunho-ssi itu benar Nyonya," seorang pria paruh baya berjas rapi menghampiri mereka bertiga. Yunho segera membukkan bandannya sedikit, memberi salam pada sang atasan. Tuan Park, ayah Leeteuk dan Donghae serta direktur utama perusahaan Hyunji.

"Anak-anakku sudah menceritakan semua semalam, tentang adik kecil baru mereka. Si kecil berbakat yang penuh semangat, mereka juga meminta bantuanku untuk menghentikan penggusuran. Walaupun sebenarnya aku sudah meminta Yunho-ssi untuk menghentikannya. Karena aku sudah menyaksikan sendiri bagaimana salah satu anak asuhmu itu memperjuangkan 'rumah'nya," tuturnya.

"Selain itu, anak-anakku juga sangat menyayangi Kyuhyun."

...

Flashback

Tuan Park duduk di kursi penumpang bagian belakang. Matanya tak lepas dari Yunho yang sedang berbicara dengan Lee ahjumma dan Anna. Tiba-tiba saja dia melihat seorang bocah cilik berlari melintasi mobilnya disusul tiga yang lain. Dia sedikit terkejut saat mendapati kedua anaknya berada di antara mereka. Apa yang dilakukan mereka disini? Pikirnya.

"JANGAN LAKUKAN ITU AHJUSSI! KALIAN TIDAK BISA MELAKUKAN ITU!" Atensinya teralih dari kedua anaknya pada Kyuhyun. Dia melihat Kyuhyun mengeluarkan segulung uang dari sakunya dan memberikannya pada Yunho.

"Ahjussi, ambillah ini. Aku akan membayar ahjussi dan memberikan semua uang yang kami kumpulkan. Tidak hanya ini, aku akan memberikan semuanya ahjussi. Tapi kumohon jangan ambil rumahku."

Saat itu dia tersadar. Apa yang telah dilakukannya? Tidak seharusnya dia melakukan hal ini. Apalagi pada anak-anak yang tidak memiliki orang tua seperti mereka. Bagaimana jika itu terjadi pada anak-anaknya?

Pintu mobil yang tertutup menyadarkannya dari lamunannya.

"Yunho-ssi batalkan semuanya, dan juga kita akan menjadi donatur utama panti asuhan itu," perintahnya pada Yunho. Sedangkan asistennya itu tersenyum senang. Dia yakin atasannya itu berubah pikiran pasti karena melihat bocah kecil tadi.

"Baiklah tuan, saya mengerti."

Flassback End

...

TBC

Sankyu

BOW

^.^