Selama ini kita sangat menyukai boneka karena bentuknya yang imut dan lucu. Tapi, apa jadinya kalau yang mereka datangi adalah boneka yang memiliki sebuah keanehan?

...

...

Mystical Doll

...

SasuSaku, GaaSaku, NaruHina, SaIno

Warning : GaJe, OOC, Bad EYD, typo.

Don't like? Don't read !

Ganre : Romance, Mystery,Horor.


Chapter 7

Krieeett...

Bunyi suara decitan tangga reot dan juga karatan. Benar-benar menambah kesan agker di Kuil ini. Dengan bermodal 2 buah senter dan juga keberanian, mereka menaiki ruangan di latai dua. Meyusuri lorong-lorong gelap dan juga sepi itu. Tak ada satupun di antara mereka yang sanggup bicara, sebuah keheningan menyeruak masuk di antara mereka. Suasana malam yang begitu mencekam membuat hati mereka merasa was-was.

"Hmm, apakah ini hanya perasaanku atau memang di atas sini suasananya semakin terasa gelap dan... angker?" Tanya Sakura mencoba untuk memecahkan keheningan di antara mereka.

"Kalau begitu, berarti perasaan kita sama." Jawab Sasuke yang masih sibuk dengan sekelilingnya.

"Ku..kurasa semakin gelap karena salah satu senter kita beberapa menit yang lalu kehabisan baterai." Kata Hinata memberi pendapat. Yah, beberapa menit yang lalu sebelum mereka bertiga menginjakkan kaki mereka di lantai dua, senter Sakura memiliki kesalahan teknis.

"Padahal sebelum kita berangkat baterai senternya masih baru deh. aneh." Kata Sakura yang merasakan sebuah keganjilan di Kuil ini.

"Apa semua para penjaga kuil ini tidak merasakan hal aneh seperti kita semua? maksudku... yah begitulah kurasa kalian mengerti." Sambung Sakura mengikuti langkah kaki kedua temannya. Sebelum Hinata menjawab pertanyaan Sakura, tiba-tiba kedua bola matanya melihat sesuatu yang tidak asing lagi. yah, pintu kamar yang kemarin sore ia masuki.

"Teman-teman, apa kalian melihat pintu kamar bercat putih itu?" Tanya Hinata sambil menunjuk pintu yang terletak di ujung lorong memakai cahaya senternya. Sasuke dan Sakura langsung mengarahkan kepalanya ke arah yang Hinata maksud dan segera menganggukkan kepalanya.

"I..itu tempat yang a..aku ceritain ke kalian tentang su..su..suara tangis seorang ba..bayi." Kata Hinata menginformasikan.

"Ta..tapi, malah boneka O..Okiku itu yang ku lihat." Sambung Hinata gugup. Sakura yang berada paling belakang menelan ludahnya dengan paksa. Ia merasa bulu kuduknya berdiri semua.

"Ayo kita masuk." Kata yang lebih tepatnya perintah Sasuke. Sakura dan Hinata yang mendengar perkataan Sasuke hanya membelalakkan matanya saking kagetnya. Mereka tidak percaya dengan jalan pikiran pria berdarah Uchiha itu. Hinata yang sudah pernah memasuki ruangan itu sudah trauma, untung saat itu Naruto ada untuk menolongnya.

"Kalian ingin cepat keluar dari sini bukan? Kalau begitu, kita harus cepat menyelesaikan misi kita dan salah satu caranya yaitu memasuki kamar itu." Kata Sasuke memperjelas jalan pikirannya. Mungkin saja di dalam kamar itu ada sebuah petunjuk yang bisa mereka dapatkan untuk menyelesaikan misi mereka kali ini. Setelah mendengar secara detail maksud Sasuke. akhirnya Sakura dan Hinata menganggukkan kepalanya.

TAK..TAK...TAK...TAK..

Suara langkah kaki mereka menggema di dalam lorong. Saat mereka sudah sampai di depan kamar. Akhirnya dengan tekat yang bulat Sasuke memegang knop pintu, sebelum membuka pintu ia melirik kedua gadis di belakangnya.

Krieeet..

Bunyi pintu terdengar.

Sasuke sebagai pria satu-satunya memimpin jalan, di susul oleh Sakura dan Hinata. Tidak berbeda dengan ruangan-ruangan yang mereka datangi sebelumnya, di kamar ini juga gelap dan terasa menyeramkan. Hinata menyenter seluruh ruangan yang pertama kali ia kunjungi itu kurang kelihatan karena minimnya pengcahayaan. Sebuah lemari pakaian berwarna coklat tua dengan dua pintu berada di sebelah Timur, sebuah ranjang bayi di tengah-tengah ruangan, di sebelah ranjang bayi ada sebuah meja kecil untuk lampu tidur dan sebuah meja hias berwarna putih dengan beberapa mainan rusak di sebelah Barat. Kamar ini hanya seluas 3mx3m.

Dengan perlahan Hinata melangkahkan kakinya menuju ke arah meja hias tersebut. Ia melihat beberapa mainan bayi yang berdebu dan rusak. Contohnya seperti botol susu kosong yang tampak kotor dan kusam, boneka orang yang setinggi 15 cm namun sudah tidak memiliki mata dan tangan sebelah kanan, spring time (itu tuh mainan yang di taruh di atas keranjang bayi dan jika di nyalakan akan berputar), dll. Gadis berambut indigo itu mengalihkan perhatiannya ke arah laci. Dengan berat hati ia menaruh tangan kananya di depan knop laci tersebut. Mungkin di dalam laci ini ada sesuatu yang bisa membantunya menyelesaikan misi, yah itu pemikiran gadis tersebut.

Saat laci itu terbuka ternyata kosong, ia tidak melihat apapun di dalamnya. Pandangannya sekarang beralih ke laci yang lain dan mencoba hal yang sama dan hasilnya pun juga sama, kosong.

'Hufft, padahal aku kira akan ada sesuatu petunjuk yang ku dapat.' Batin Hinata kecewa sambil menundukkan kepalanya. Saat ia tundukkan kepalanya tidak sengaja mata lavendernya melihat sebuah kertas yang terselip di bawah meja hias itu. Awalnya ia kira itu hanya sebuah kertas biasa yang tidak penting tapi lama kelamaan kertas itu seperti bukan sebuah kertas melainkan──...Hinata pun mengambil benda itu dan membalikkannya. ──Sebuah foto.

"Foto siapa ini?" Tanyanya ke dirinya sendiri karena di foto itu terlihat dua orang manusia berlatar belakangi kuil ini. Sang wanita cantik berambut hitam panjang, berkulit putih, dan tersenyum ke arah kamera, ia kelihatan sangat bahagia. Tapi, seseorang di sebelahnya tidak dapat di tebak karena di bagian kepala ke atas terbakar menyisakan hanya bagian pundak ke bawah.

Aneh.

Yah, itu kata yang sangat cocok untuk foto tersebut. Untuk apa sebuah foto habis di bakar berada di tempat ini? di kuil ini? di bawah meja? Dan yang paling aneh...di bakar? Entahlah ini sebuah misteri.

...

...

Di waktu yang bersamaan...

Berbeda dengan Hinata yang berjalan ke arah meja rias, Gadis berambut merah muda itu lebih tertarik menuju ke arah ranjang bayi yang ukurannya lumayan besar karena bisa di tempati oleh dua bayi sekaligus, itu menurut Sakura. Walau pandangannya kurang karena minimnya pencahayaan tapi ia bisa melihat dengan jelas bentuk dan warna sprei ranjang tersebut. Warna putih dengan motif boneka beruang coklat yang tampak lucu. Sebuah bantal kepala dan dua buah bantal guling menghiasi ranjang itu. Dengan hati-hati ia mencoba untuk mengelus ranjang tersebut. Lembut. Namun berdebu. Mungkin kamar ini sudah lama tidak di pakainya. Tapi, kenapa? seandainya kamar ini lebih bersih dan terang, Sakura yakin pasti akan tampak sangat indah.

'Kenapa di sebuah Kuil ada kamar seperti ini?' Bantin Sakura penasaran. Saat ini pandangan Sakura beralih ke arah meja coklat di samping ranjang, yah meja untuk lampu tidur. Ke dua bola matanya melihat ke arah laci dan dengan penasaran akhirnya ia pun memberanikan diri untuk membuka laci itu. saat tangan kanannya memegang knop laci ternyata...terkunci?

"Yah terkunci." Gumamnya kecewa ke dirinya sendiri. Awalnya ia ingin menyerah namun tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Buat apa manjat kalau gemboknya bisa di buka dengan ini?"

Yah benar, tiba-tiba ia mengingat kembali perkataan Ino beberapa jam yang lalu saat mereka ingin memasuki area Kuil ini.

Sebuah jepitan.

Akhirnya ia mengambil jepitan hitam yang dia pinjam oleh Ino sebelum ia hilang di ruang utama yang menyebabkan teman-temannya yang lain jadi berpencar seperti ini. Untung aku meminjam jepitan ini, batin Sakura bahagia. Dengan susah payah ia mencoba untuk membuka kunci laci dengan sebuah jepitan, sampai terdengar bunyi...

Ceklek..

Dengan jantung yang berdebar-debar tak karuan akhirnya ia membuka laci tersebut dan menemukan sebuah...kotak cincin dan...buku diary?

Sakura meraih kotak cincin berbentuk hati berwarna merah itu dan membukanya, tapi saat ia membuka, ia tidak menemukan apapun di dalamnya.

Aneh.

Ini milik siapa?

...

...

Di waktu yang bersamaan...

Sasuke, satu-satunya pria yang berada di dalam kelompok kecil itu sedang berjalan ke arah lemari pakaian dengan 2 daun pintu berwarna coklat. Ia sangat penasaran. Sebenarnya ia bukan penasaran dengan lemari ini tapi ia penasaran dengan kamar ini, kenapa ada sebuah kamar bayi di kuil ini. sebetulnya sih ini tidak akan jadi aneh kalau yang punya kamar bayi ini adalah orang yang memiliki kuil atau setidaknya anak pemilik kuil ini. Yah, mungkin perkiraan Sasuke ada benarnya juga. Jika kamar ini adalah kamar anak pemilik kuil ini. tapi, siapa?

Entahlah. Hanya waktu yang dapat menjawabnya.

Ia menyenter seluruh bagian lemari itu sedetail-detailnya karena mungkin saja akan ada sebuah petunjuk. Yah, sebuah petunjuk yang akan membantunya menyelesaikan misi kali ini. namun nihil, ia tidak menemukan hal yang mencurigakan. Pandangannya kali ini beralih ke arah daun pintu lemari.

'Mungkin di dalam lemari ini ada sebuah petunjuk.' Batin Sasuke percaya diri. Dengan pelan-pelan ia memegang knop pintu dan menariknya.

Krieett..

Bunyi pintu terbuka, dan hal itu berhasil mengalihkan perhatian ke dua gadis yang lainnya.

"Sasuke? apa yang kau lakukan?" Tanya Sakura heran. Tapi, saat ia melihat dengan ke dua mata emeraldnya akhirnya ia pun mengerti jika Sasuke sedang mencari petunjuk di dalam lemari.

"Ma-maaf, Sakura-chan, Sasuke-san. A..aku menemukan sebuah petunjuk." Kata Hinata dan berjalan ke arah tempat Sakura berdiri. Sasuke yang penasaran akhirnya meninggalkan lemari dengan keadaan ke dua pintu terbuka.

"Apa yang kau dapat?" Tanya Sasuke langsung ke topik.

"Aku mendapat sebuah foto dan sepertinya orang yang ada di dalam foto itu seseorang pemilik kamar ini atau... entahlah." Kata Hinata dan menyerahkan foto tersebut ke Sasuke. Sasuke menerima dan melihat fotonya dengan detail bersama Sakura.

"Tidak ada yang mencurigakan selain wajah sang pria di bakar." Gumam Sasuke entah ke siapa. Saat Sasuke ingin mengembalikan foto itu ke Hinata, tiba-tiba...

"Tunggu !" Cegah Sakura cepat dan merampas foto itu dari tangan Sasuke.

"Tidak salah lagi." gumam Sakura yang membuat Sasuke dan Hinata heran.

"Apanya yang tidak salah lagi Sakura-chan?" Tanya Hinta penasaran.

"Kalian tidak lihat? Di masing-masing jari mereka ada sebuah cincin kembar, seperti cincin pernikahan." Jawab Sakura sambil memperlihatkan foto tersebut ke arah teman-temannya. Merasa tidak ada yang merespon dan yang terlihat adalah ekspresi dengan wajah 'terus?' dari mereka akhirnya Sakura melanjutkan perkataannya.

"Aku mendapat kotak cincin ini di dalam laci dan kotaknya kosong. Dan aku berpendapat kalau mereka─" Sebelum perkataan Sakura selesai tiba-tiba Sasuke memotongnya.

"Sepasang suami istri. Yang berarti salah satu di antara mereka adalah pemilik atau anak pemilik kuil ini dan kamar ini adalah kamar anak mereka berdua dan─" Sebelum perkataan Sasuke selesai tiba-tiba Hinata memotongnya kembali.

"Dan pada suatu hari mereka mendapat sebuah masalah yang mengakibatkan mereka bertengkar hebat dan pada akhirnya sang wanita membakar wajah suaminya sendiri di foto itu saking marahnya."

Setelah mereka mendengar pendapat mereka sendiri yang ternyata sama. Mereka pun mendapatkan sesuatu hal yang dapat menyelesaikan misi kali ini.

Tapi, siapa anak pemilik kuil ini?

Sang istri...atau Sang suami?

Dan, apa hubunganya dengan boneka Okiku itu?

...

...

^0^...Mystical Doll...^0^

...

...

Keadaan hening saat ini sedang menguasai kamar di lantai dua tersebut, karena ketiga manusia yang berada di dalamnya sedang tenggelam dengan fikiran mereka masing-masing.

Prok..prok..prok..

Suara tepuk tangan tiga kali mengalihkan perhatian ketiga manusia itu.

"Kau dengar itu?" Tanya Sakura melihat ke sekeliling ruangan.

"I..iya, ta..tadi itu seperti suara tepuk tangan?" Jawab dan tanya Hinata balik sambil memegang tangan kanan Sakura.

"Suaranya berasal dari dalam lemari?" Kata Sasuke namun dengan nada bertanya karena ia sendiri pun masih belum percaya dengan apa yang dia katakan barusan. Sakura dan Hinata yang mendengar perkataan Sasuke barusan segera mengalihkan pandangannya ke arah lemari yang ke dua daun pintunya sudah di buka oleh Sasuke beberapa menit yang lalu. Awalnya mereka juga merasakan kalau suara itu berasal dari dalam lemari namun itu tidak mungkin. Tapi, satu hal yang mereka lupakan yaitu 'tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.'

Merasa tidak ada respon dari kedua temannya akhirnya dengan inisiatif sendiri pria berdarah Uchiha itu melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah lemari tua berwarna coklat tersebut.

"Sasuke, apa kau yakin?" Tanya Sakura khawatir. Sebenarnya Sasuke senang karena Sakura mengkhawatirkannya namun dengan egonya yang tinggi ia tidak mungkin memperlihatkannya.

"Hmm." hanya itu yang bisa di katakan oleh pria bermata Onyx itu.

TAP TAP TAP

Suara langkah kaki Sasuke menggema di seluruh ruangan kamar.

1 meter.

Ia mencoba menyenter ke arah lemari dengan kejauhan 1 meter, namun yang ia lihat hanya beberapa pakaian yang di gantung. Sekali lagi Sasuke memutar kepalanya ke arah ke dua gadis yang sedang berpelukan─ Lebih tepatnya Hinata yang menggandeng lengan kanan Sakura dengan erat.

Saat Onyx dan Emerald bertemu. Entah mengapa mereka seperti berbicara lewat mata.

'Kau pasti bisa.'

'Hmm'

TAP TAP TAP

Sasuke melanjutkan langkahnya ke arah lemari lebih dekat lagi. saat ia sudah berada di depan lemari coklat tua itu. ia segera menyenter ke dalam lemari dan di bantu oleh senter Hinata dari jauh agar ke dua gadis tersebut mengetahui apa yang di lakukan serta yang di lihat oleh Sasuke di sana.

Srek Srek

Sasuke menggeser gantungan baju ke arah sebelah kanan dan kiri agar ia bisa melihat apa yang ada di dalam lemari, namun saat di buka ternyata... kosong.

"Kosong?" Gumamnya pelan sambil menaikkan sebelah alisnya heran.

'Aku yakin jika suara itu berasal dari dalam lemari.' Batinnya.

...

...

^0^...Mystical Doll...^0^

...

...

Sasuke Pov

Cih. Kosong? Tapi kenapa? aku yakin kalau asal suara tepuk tangan itu berasal dari dalam lemari sialan ini.

Kubalikkan badanku untuk melihat reaksi ke dua temanku yang lain, tapi saat badanku baru kubalikkan tiba-tiba dua telapak tangan pucat muncul dari samping kanan belakang kepalaku.

Prok..prok..

'Su..suara ini.. suara tepuk tangan yang sangat dekat denganku.' Batinku sambil membelalakkan mata dengan wajah pucat.

"SASUKE! DI BELAKANGMU!"

"SASUKE-SAN! AWAS!"

Kudengar teriakan Sakura dan Hinata secara bersamaan dan segera ku balikkan badanku. Tapi tidak ada apapun, kemana ke dua telapak tangan itu?

"DI ATAS!" Teriak Sakura yang otomatis membuat kepalaku melihat ke atas lemari.

"AKHHH!" Teriakku kaget dan duduk terjatuh karena sesosok hantu wanita berambut putih pucat, Baju putih, dan wajah kriput penuh darah berada di atas lemari sambil duduk dan melihat ke arahku dengan tatapan penuh amarah.

"Sasuke-san lari!"

...

...

^0^...TO BE CONTINUED...^0^

...

...


Honya-nya-chiwaa!

Maaf semua karena updatenya lamaaaaaa pake banget dan membuat para readers kecewa. Gomen.. Gomen.. Gomen..

sebagai permintaan maafku aku sengajah mempublish fict yang berjudul 'Seperti yang kau minta' khusus untuk kalian^^ (tapi maaf kalau hancur)

Balasan reviews Chapter 6:

Ferona Gothloli : Iya ini udh update. mksih sdh review^^

Iqma96 : makasih karena sudah bersedia untuk membaca dan menunggu kelanjutan ceritanya.:))

sgizkasyahla : sama, aku juga deg degan saat ngetik cerita ini.^^ arigatou

Blue-Temple Of The King : iya mksih, maaf yah soal keterlambatan publishnya.:))

CherrySand1 : kelas berapa yah? kasih tau nggak yah? heheh bercanda. kita main teka teki saja. kalo umur 16 tahun kelas berapa... ayooo tebak?

Auchan154 : iya. nggak papa kok kalo nggak pandai berkata" soalnya aku juga seperti dirimu. hahaha. terima kasih reviewnya:))

Huicergo Montediesberg : hahaha, kepo itu baik kali. aku juga sering kepoin teman-temanku apa lagi sama orang yang di taksir. *ehemehem (kok jadi curhat-_- #garuk kepala) Sadako dan Okiku mungkin saudaraan hahaha *abaikan. oke, makasih karena sudah meriview^^

desypramitha26 : iya makasih pake banyak:))


Terima kasih sekali lagi buat kalian yang sudah meriview..