Title: Lumpuhkan Ingatanku

Disclaimer: Only one JK Rowling

Rated: M

Pairing: Ferret x Scarhead a.k.a Draco Malfoy x Harry Potter

Genre: Angst, Hurt/Comfort.

Warning(s): SLASH, MPREG, OOC, etc.

::Summary::

Hanya satu yang Harry inginkan dari Draco. Bertanggung jawab!

o..O..o

Jangan sembunyi

Kumohon padamu jangan sembunyi

Sembunyi dari apa yang terjadi

Tak seharusnya hatimu kau kunci

Alunan lagu itu terngiang terus di telinga pahlawan dunia sihir; Harry Potter. Setiap lirik di dalamnya mengingatkannya akan pemuda yang ia cintai sebelum ia sangat membencinya.

Harry terlalu bodoh, terlalu bodoh untuk dipermainkan, terlalu bodoh untuk dipelampiaskan.

Draco Malfoy. Pemuda yang memiliki tampang bangsawan, pemuda yang kayanya berlimpah, pemuda yang dikelilingi banyak wanita. Namun siapa sangka, jika ia adalah pengecut, tak bertanggung jawab, dan... Tak bisa mengerti perasaan orang lain.

Kemana ia di saat Harry membutuhkannya?

Kemana ia di saat Harry membutuhkan kasih sayangnya?

Kemana ia di saat Harry lemah tak berdaya?

Pengecut! Bisa-bisanya ia bersembunyi tanpa ada rasa bersalah dan berdosa.

Bertanya, cobalah bertanya pada semua

Di sini kucoba untuk bertahan

Ungkapkan semua yang kurasakan

Bait kedua dari lagu itu masih bisa terdengar jelas oleh indra pendengaran Harry.

"Andai kau bisa merasakan sakit ini, Malfoy!" ucapnya lirih di tengah-tengah alunan lagu.

Tatkala Harry membayangkan jika Draco yang ada di posisinya.

Harry tertawa kesedihan, sebelum tawa itu digantikan oleh air mata di saat bait ketiga dari lagu itu terdengar.

Kau acuhkan aku

Kau diamkan aku

Kau tinggalkan aku'

Ia memegang lembut perutnya yang di dalamnya ada sebuah kehidupan.

Sebuah kehidupan yang telah terjalin dari perbuatan indah namun berdosa.

Sebuah kehidupan yang tak terikat oleh cinta dari orang yang tak bisa bertanggung jawab.

Sebuah kehidupan yang Harry inginkan untuk hidup yang lebih sempurna.

-ooo-

Harry mengingat kejadian malam itu di tepi danau hitam.

Ia begitu bodohnya terlena oleh 'desisan ular' Malfoy.

Ucapan Malfoy yang ia kira timbul dari dalam hati Malfoy. Ucapannya itu terus-menerus Malfoy ucapkan di tengah-tengah tarian yang penuh dosa.

Hingga di saat semuanya berakhir dengan persatuan, Malfoy tak mengucapkan sepatah katapun.

Mengacuhkan apa yang telah terjadi.

Mendiamkan Harry di saat Harry merasakan sakit yang teramat dalam.

Meninggalkan pemuda berambut hitam berantakan di tepi danau sendirian, hingga saat ini.

"Tadi itu cuma kesalahan, Ha— Potter!" ucap Draco dingin tanpa ada rasa bersalah.

-ooo-

Lumpuhkanlah ingatanku

Hapuskan tentang dia

Hapuskan memoriku tentangnya

Harry menjambak-jambak rambut hitamnya, berharap ingatan tadi jauh-jauh pergi.

Air matanya semakin deras mengalir dari manik emeraldnya, dengan suara isakannya di dalam Grimmauld Place No. 12 yang hanya dia saja yang bisa mendengarkan.

-ooo-

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu masuk Malfoy Manor terketuk dengan keras.

"Elvory!"

Sesaat terdengar bunyi 'cetar', lalu muncul sesosok peri rumah perempuan.

"Ada yang bisa Elvory lakukan, Master Draco Malfoy, Sir?" tanya Elvory seraya membungkukkan diri dalam-dalam.

"Ada tamu. Suruh pergi jika ia orang yang tak penting!" perintah Draco dingin.

"Baik, Master Draco Malfoy, Sir." bungkuk Elvory, sebelum ia menghilang dan muncul di depan pintu masuk Malfoy Manor.

"Ada yang bisa Elvory bantu, tuan..."

"Halery Pretter."

"Tuan Halery Pretter." Elvory membungkukkan badannya di hadapan Hale— Harry Potter yang menyamarkan namanya menjadi Halery Pretter.

"Aku ada janji dengan Malfoy, maksudku Draco Malfoy. Katakan kepadanya jika ada masalah ayahnya di Azkaban." perintah Harry lembut.

"Baik, tuan Halery Pretter." bungkuk lagi Elvory, sebelum ia hilang dari hadapan Harry, lalu muncul di hadapan Draco.

"Maaf, Master Draco Malfoy, Sir.." bungkuk Elvory

"Ada yang mencari master Draco Malfoy. Kata tuan Halery Pretter di depan pintu tadi, ada masalah tentang tuan Lucius Malfoy di Azkaban, Sir." lanjutnya.

Draco mengerutkan keningnya, seingatnya tak ada staff Kementrian Sihir bernama Halery Pretter.

"Aku akan menemuinya, kau boleh pergi." katanya kepada Elvory.

"Semoga Daddy baik-baik saja, Dray." ucap wanita anggun berambut coklat gelap bergelombang; Astoria Greengrass, kekasih Draco —menyebalkan—. Draco mengangguk pelan, sebelum ia menuju ke pintu masuk Malfoy Manor.

Harry menunggu kedatangan Draco di hadapannya. Tiba-tiba...

"Ada masalah a- . Potter?!"

"Draco. Kita harus bicara!"

"Tak ada yang perlu dibicarakan lagi, Potter! Semuanya hanyalah kesalahan."

"Tapi ini penting, Draco! Ini penting!" lirih Harry.

Draco tak menghiraukan Harry. Saat Draco akan kembali ke dalam Manor, Harry berkata agak cukup keras kepada Draco.

"AKU HAMIL, DRACO! AKU MENGANDUNG ANAKMU!" Harry mencoba agak tak mengeluarkan kristal bening dari emeraldnya.

Draco agak terkejut, namun ia dengan dinginnya mengatakan.

"Aku. Tak. Peduli." Dengan jeda di setiap kata yang ia ucap.

DEG!

"Lagi pula, aku akan menikah dengan seorang wanita yang lebih baik dari seorang pria sepertimu, Potter."

Draco membalikkan tubuhnya, lalu masuk ke dalam Manor.

Sedangkan Harry hanya bisa menjatuhkan air matanya di depan pintu Manor yang tertutup.

-ooo-

Hilangkanlah ingatanku

Jika itu tentang dia

Kuingin ku lupakannya'

Harry memukul-mukuli kepalanya dengan tangan kecilnya. Berharap semua ingatan tadi hilang.

Ingin rasanya ia membuang ke neraka semua tentang Malfoy.

Tapi apa bisa? Di saat ia dan janinnya membutuhkannya?

Apa bisa ia hidup tanpa seorang Draco Malfoy?

"Aku bisa, aku yakin bisa hidup tanpanya. Masih banyak orang yang menyayangiku dan peduli terhadapku. Masih banyak!" katanya di tengah isakan tangisnya.

Untaian syair lagu terus menurus melantunkan suara wanita yang menyanyi dalam lagu tersebut, merasuk ke dalam pikiran dan hati Harry yang tengah sakit. Tak luput dari isakannya.

Hingga saat syair lagu tersebut akan berhenti, Harry sedikit melantunkan lirik bait ketiga yang sekaligus menjadi bait akhir syair lagu itu.

"Kau acuhkan aku. Kau diamkan aku. Kau tinggalkan aku..." suara parau Harry di tengah-tengah isakan yang lebih dalam lagi. Merasakan sendiri sakit hatinya. Dan merasakan keterpurukan dirinya dan kehidupan tanpa dosa yang berada dalam perutnya.

"Lumpuhkan ingatanku...!"

o..O..o

A/N:

Mencoba menuangkan bakat kecilku di sini. Yah, walaupun awut-awutan, tapi aku lega bisa buat fic Drarry pertamaku.

Well, fic ini terinspirasi dari lagunya band favoritku Geisha dengan judul yang sama dengan fic ini; Lumpuhkan Ingatanku. Maaf ya, kalau masih ada typo. Hihi

RnR, please ^_^