I Have A Love

Chapter 4

Happy reading^^~

.

.

.

.

Kyuhyun berjalan mondar-mandir terlihat sangat tidak tenang. Sesekali ia terlihat mengecek ponselnya dan melirik jam tangan yang terpasang dipergelangan tangannya. Sudah hampir setengah jam yang lalu ia menghubungi dokter untuk datang kesini dan nyatanya sampai sekarang dokter tersebut belum juga sampai. Kyuhyun tak pernah sepanik ini karena ini pertama kalinya ia menghadapi orang yang sakit.

Kyuhyun melirik sungmin yang sedang berbaring. Kyuhyun tahu sungmin tidak tidur, yeoja itu terlihat gelisah. Sejak kejadian diruang makan tadi sungmin langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya yang masih kosong. Bahkan kyuhyun ingat sungmin baru saja memasukkan suapan pertama ke mulutnya dan yeoja itu langsung memuntahkan semuanya. Kyuhyun ada disana, menepuk punggung sungmin setidaknya ia berharap perlakuannya itu dapat mengurangi rasa mual sungmin karena jujur saja kyuhyun ngeri melihat cairan bening agak kekuningan yang dimuntahkan yeoja itu. Tak ada makanan dan kyuhyun takut melihat sungmin yang terus menerus memuntahkan cairan tersebut. Beruntung saat ini keadaan yeoja itu sudah agak membaik. Dan kyuhyun segera menghubungi dokter.

'cklek'

"tuan, dokter Kim sudah datang.."kyuhyun melirik bibi han, dengan tak sabaran ia melangkah mendekati sungmin.

"suruh dia datang kemari, ahjumma" bibi han menggumamkan 'ye, tuan' sebelum menutup pintu dan melakukan perintah kyuhyun.

"sungmin, kau harus katakan semua yang kau rasakan pada dokter. Arraso?" kyuhyun bertanya seraya menggenggam tangan sungmin. Entahlah ia melakukannya reflek atau tidak, yang jelas kyuhyun merasa sangat khawatir dengan keadaan sungmin saat ini.

Sungmin mengangguk lemah dan melepaskan tangannya dari genggaman kyuhyun. Merasa telah membuat sungmin risih, kyuhyun segera menarik tangannya dan mundur selangkah untuk menghindari tingkah spontan lainnya yang bisa saja membuat sungmin kembali merasa tak nyaman.

"hi, kyu.. kurasa aku melewatkan sesuatu"

Kyuhyun segera menoleh. Melihat temannya sekaligus dokter pribadi keluarganya yang baru saja masuk membawa berbagai macam peralatan medis di kotak sedang melirik ke arah sungmin. Ya, kim ryeowook adalah dokter pribadi keluarga kyuhyun yang dipilih oleh kedua orangtuanya. Kyuhyun memang paling malas ke rumah sakit. Ia lebih suka menelepon ryeowook untuk datang kesini dan memeriksanya jika merasa kurang enak badan. Mencium aroma obat-obatan dirumah sakit saja membuat kyuhyun merasa pusing. Intinya, ia benar-benar tidak suka rumah sakit. Dan kyuhyun cukup beruntung mendapatkan dokter yang baik seperti ryeowook. Tak jarang ia menelepon ryeowook diluar masalah kesehatan, dan mengajak dokter muda itu mengobrol atau mereka berkumpul di kafe bersama donghae. Yah, ryeowook memang bisa dibilang cukup dekat dengannya tetapi belum sedekat dirinya dengan donghae. Wajar saja, ia baru bertemu dengan ryeowook sekitar 5 tahun yang lalu sedangkan dengan donghae hampir ia habiskan sepanjang hidupnya karena mereka memang berteman sejak kecil. Ia mengerti tatapan penasaran yang terpancar dari mata ryeowook tapi ia tak ingin membahas itu sekarang.

"wook, kuharap kau bisa bersikap profesional" ryeowook mencibir kyuhyun dalam hati. Ia hanya penasaran. Mengapa kyuhyun harus membawa-bawa profesionalitas sih!

"arraso."

"aku akan menunggu diluar. Sungmin, ingat pesanku tadi" ucap kyuhyun sebelum keluar dari kamar tersebut. Walaupun sebenarnya ia ingin tetap berada didalam tetapi kyuhyun yakin sungmin akan merasa kurang nyaman jika ia berada disana. kyuhyun cukup sadar akan sikap sungmin yang terkadang seperti memberi jarak padanya.

.

.

.

.

"jadi.. kau sungmin?" ryeowook bersuara setelah mengeluarkan beberapa alat yang ia butuhkan untuk memeriksa tubuh yeoja yang kini berbaring dikasur milik kyuhyun. Walaupun ia penasaran setengah mati tetapi ryeowook paling tidak suka dibilang tidak profesional. Ya, ryeowook rasa ia bisa menanyakan hal ini pada kyuhyun nanti.

"ne.."

Ryeowook tersenyum dan meraih stetoskopnya untuk memeriksa denyut jantung sungmin. Setelah menyimpan kembali stetoskop tersebut, ryeowook mencatat sesuatu di buku kecil yang ia bawa.

"apa yang kau rasakan, sungmin?"

Sungmin terlihat berpikir sejenak. "aku merasa pusing dan amat sangat mual. Kurasa ada yang bermasalah dengan pencernaanku"

Ryeowook mengangguk. "apa kau makan teratur akhir-akhir ini?"

"tidak terlalu. Kadang aku melewatkan makan malamku karena tidak berselera" ryeowook membulatkan bibirnya hingga membentuk huruf o.

"satu pertanyaan lagi. Apa kau sedang memikirkan hal berat? Sesuatu yang membuatmu merasa tertekan maksudku.."

Sungmin memejamkan matanya dan mengangguk.

"baiklah. Setelah ini kau harus istirahat cukup dan jangan lupa habiskan obatmu , ne?" sungmin menatap ryeowook yang sedang memasukkan berbagai macam obat ke dalam masing-masing satu plastik bening dengan nama-nama aneh khas obat-obatan.

"ne.. gomawo, ryeowook-ssi.."

Ryeowook menatap sungmin sambil cemberut. "kau kaku sekali. Panggil aku ryeowook saja, atau kalau kau merasa nyaman kau bisa memanggil nama kecilku. Wookie.. terdengar sangat manis bukan? Kkkkk~" sungmin ikut terkekeh bersama ryeowook. Namja ini sangat mudah berteman, batin sungmin.

"nah. Kau minum obat yang ini dua kali sehari" ryeowook menunjuk salah satu plastik obat tersebut dan beralih pada plastik lainnya. "kalau yang ini tiga kali sehari. Aku sudah menulisnya disana, hanya sekedar mengingatkan saja"

Sungmin tersenyum dan mengangguk.

"kalau begitu aku permisi. Semoga cepat sembuh, minnie.."

"hm.. gomawo, wookie.." ryeowook terkekeh mendengar sungmin memanggilnya wookie. Ia merasa senang jika menambah teman baru, apalagi sepertinya sungmin juga teman kyuhyun. Mereka bisa berkumpul bersama lain kali.

"baiklah. Aku akan keluar dan memanggil kyuhyun" sungmin hanya membalasnya dengan anggukan sebelum ryeowook benar-benar keluar dari sana.

.

.

.

.

Kyuhyun segera mengalihkan pandangannya dari televisi ke arah ryeowook yang baru saja keluar dari kamarnya. Ia bertanya dengan raut penasaran.

"bagaimana keadaannya?"

Ryeowook duduk disamping kyuhyun. "tak ada penyakit berbahaya, hanya saja ia harus memperhatikan pola makannya dan berhenti berpikir terlalu keras. Kurasa ia sedang memikirkan suatu masalah yang membuatnya tertekan. Apa kau tahu masalah itu, kyu?"

Kyuhyun menghela nafas berat. Sudah kyuhyun duga, pasti ia yang menyebabkan sungmin sakit seperti sekarang ini.

"kali ini aku yakin kalau aku telah melewatkan sesuatu" ucap ryeowook yang menangkap gelagat aneh cho kyuhyun. Ryeowook melihat kyuhyun memijit keningnya.

"aku yang salah, wook. Aku datang ke apartemennya dalam keadaan mabuk dan semua itu terjadi. Bahkan aku tidak mengenal dia. Awalnya aku tak mengingat apapun tetapi aku sadar ketika melihat ia tidur disampingku dan aku melihat bercak darah diranjang apartemennya"

Ryeowook tak dapat berkata-kata. Ia melebarkan matanya dan menganga lebar-lebar melupakan eksistensinya sebagai dokter muda. Apa yang di ceritakan kyuhyun benar-benar membuatnya tak percaya. Bukankah secara tak langsung kyuhyun mengatakan bahwa ia baru saja memperkosa sungmin? Astaga, ryeowook benar-benar kehabisan akal saat ini. Tak menyangka temannya bisa seceroboh itu.

"kau akan habis, kyuhyun" ryeowook tercekat dalam kalimatnya. Ia tahu bagaimana hubungan kyuhyun dengan kedua orangtua nya. Bisa dibilang kurang harmonis dan ryeowook tahu jika sampai hal ini terdengar ditelinga hangeng ataupun heechul maka habislah sudah.

"aku tahu itu, wook. Aku sedang berusaha mencari solusi tapi aku belum menemukannya" seru kyuhyun frustasi. Bagaimana pun pikiran kyuhyun masih sebatas pikiran anak sekolah yang masih perlu bimbingan untuk menghadapi masalah besar yang ia buat sendiri saat ini.

"donghae sudah tahu masalah ini?"

"sudah. ia orang pertama yang tahu. Dan kau orang keduanya."

Ryeowook memutar otaknya. Mencari cara untuk membantu temannya yang satu ini. Ia memang hanya dokter pribadi keluarga kyuhyun tapi mereka cukup dekat karena mereka merasa nyaman satu sama lain dan mereka memutuskan untuk berteman entah sejak kapan. Yang jelas ryeowook harus membantu temannya yang sedang kesulitan ini. Tak tega juga membiarkan kyuhyun menghadapi semuanya sendiri.

"aku akan coba mencari cara untuk membujuk ahjumma dan ahjussi. Kuharap kau tak membuat masalah lagi setelah ini, evil!" kyuhyun terkekeh melihat gaya bicara ryeowook yang terkadang terdengar seperti ibu-ibu. Yah, walaupun sebenarnya umur ryeowook sudah cukup untuk menikah dan menjadi seorang ibu tetapi ryeowook selalu berkata ia belum menemukan pangerannya saat ini. 'Cih, bilang saja tak laku'.

Oh, sopan sekali kau cho kyuhyun~

"iya iya, aku tahu. Gomawo, wookie"

"hm. Aku harus pulang. Aku telah menyelesaikan tugasku dengan profesional" ucap ryeowook dengan menekankan kata profesional di akhir kalimatnya. Yeoja yang satu ini memang sangat menjunjung tinggi profesionalitasnya ketika bekerja.

"ya ya ya. Sudah cepat pulang sana" usir kyuhyun dengan sangaaaaaat sopan. Oke, itu bohong!

"neeeee.. salam untuk sungmin, kyu. Dan urus dia dengan baik! Kalau tidak, aku orang pertama yang melaporkanmu ke polisi" ancam ryeowook dengan wajah yang sok dibuat menakutkan padahal malah memancing tawa kyuhyun.

"wajahmu tak sesuai dengan ucapanmu, kim ryeowook.. hahahaha.."

"aish! Sudahlah, aku pulang!"

"kkk.. hati-hati, wook"

.

.

.

.

"apa masih mual?" sungmin menatap kyuhyun yang baru saja masuk.

"tidak. Tapi aku harus makan supaya bisa minum obat"

Kyuhyun mengangguk. "tunggu disini. Aku akan meminta bibi han untuk memasak bubur"

Sungmin tak menjawab. Yeoja itu menarik selimutnya lebih keatas karena ia merasa agak kedinginan. Salahkan saja kyuhyun yang menyalakan ac terlalu dingin.

Sungmin melihat kyuhyun yang sudah kembali dan kini duduk dipinggir ranjang.

"jangan terlalu memikirkan hal ini terus, min. kau sudah mendengar nasehat dokter itu, bukan?"

"bagaimana aku tidak memikirkannya?" sungmin berucap dingin. Ia tidak suka dengan cara kyuhyun berbicara yang seolah menganggap semua ini hal sepele yang patut untuk dilupakan. Tidak bisa. Ini menyangkut masa depannya dan sungmin rasa sangat wajar jika ia memikirkan hal ini.

"bagaimana pun aku korban disini.."

Kyuhyun menunduk. Rasa bersalah tiba-tiba menyergap hatinya. Ia baru sadar kalau sungmin bukan hanya menjauhinya tapi.. yeoja itu juga membencinya. Dan kyuhyun tak berhak marah atas hal itu. Wajar jika sungmin membencinya.

Melihat wajah bersalah kyuhyun membuat sungmin merasa tak enak. Ia bukannya ingin menyalahkan kyuhyun lagi, tapi ia hanya ingin membuat kyuhyun mengerti dirinya yang masih tertekan dengan kejadian itu.

Sungmin menghela nafas. "kau tidak sekolah hari ini?" tanya sungmin mengalihkan topik mereka.

Kyuhyun melihat sungmin. "tidak. Bagaimana bisa aku ke sekolah dan meninggalkanmu yang hampir pingsan di kamar mandi?"

Sungmin tersenyum. Sekali lagi, SUNGMIN TERSENYUM! Ini pertama kalinya kyuhyun melihat yeoja itu tersenyum dan kyuhyun akui sungmin jauh lebih terlihat manis.

"kau berlebihan. Aku tidak akan pingsan"

"ya, kau akan. Mukamu sangat pucat tadi, kukira aku akan membawamu kerumah sakit kalau kau benar-benar pingsan. Tapi ternyata kau cukup kuat dan lebih baik aku menyuruh ryeowook kesini daripada pergi ke tempat yang bernama rumah sakit" jelas kyuhyun dalam satu tarikan nafas.

"kau... benci rumah sakit?"

"bisa dibilang punya pengalaman buruk disana"

"maaf. Apa itu orangtuamu?"

"bukan. Mereka masih hidup sampai sekarang"

"oh.." sungmin mengangguk

"tapi orangtua sahabatku"

Sungmin menatap kyuhyun. "sahabatku kehilangan orangtuanya di rumah sakit karena kecelakaan. Dan saat itu aku melihat dia sangat hancur. Aku ikut sakit melihatnya seperti itu.."

"dan sejak saat itu kau benci rumah sakit?"

"hm. Karena berada dirumah sakit membuatku mengingat dia lagi" sungmin mengangkat alisnya. Mengingat dia? Apa teman kyuhyun sudah pergi?

"dia.. dimana?"

"entahlah. Dia meninggalkanku begitu saja" sungmin menyadari kerinduan yang amat sangat dimata kyuhyun. Ia juga merasa tak asing dengan kisah itu. Karena ia juga pernah merasa ditinggalkan begitu saja oleh kakaknya.

"aku juga ditinggalkan begitu saja"

Kyuhyun menatap sungmin. Merasa ia memiliki teman yang pernah ada diposisi seperti dirinya.

"siapa?"

"eonniku. Siwon hanya memberitahuku kalau ia yang menyebabkan eonniku pergi tapi ia tak pernah menjelaskanku apa yag sebenarnya terjadi. Apa yang membuat eonni meninggalkanku begitu saja dan sejak saat itu aku tinggal bersama siwon. Katanya ia ingin menebus kesalahannya karena membuat eonni pergi, dan ia menepati janjinya sampai malam itu tiba" sungmin tidak tahu mengapa dengan begitu mudahnya ia bercerita kehidupan masa lalunya pada kyuhyun. Sungmin hanya merasa kyuhyun orang yang tidak bermulut ember dan membeberkan semuanya pada orang lain. Ia yakin kyuhyun bisa menjaga ceritanya.

"siwon?" kyuhyun memutar otaknya. Merasa tak asing dengan nama itu. Tapi... bagaimana bisa?

"iya. dia calon suamiku. Ah! bukan. Dia mantan calon suamiku" sungmin tersenyum miris ketika meralat ucapannya.

"aku merasa tak asing dengan namanya"

"kyuhyun. Apa seorang laki-laki datang ke apartemenku waktu itu?"

"hm. Dia siapa?"

"siwon.. kau pasti dipukuli olehnya" sungmin terkekeh. "pantas saja bibirmu robek dan mukamu memar"

Kyuhyun ikut tertawa. "aku hanya tak ingin melawan saja. Bukan karena aku kalah" bela kyuhyun membuat sungmin meliriknya geli.

"percaya dirimu sangat tinggi" tukas sungmin.

"itu kenyataan, lee sungmin" keduanya tertawa. Entah karena apa. Mereka hanya merasa sedikit terhibur dengan obrolan singkat mereka. Setidaknya mereka tak terlalu kaku lagi dan kyuhyun senang akan hal itu.

"aku rasa buburmu sudah matang" ucap kyuhyun sebelum keluar dan mengambil makanan untuk sungmin.

.

.

.

.

"aku bisa makan sendiri, kyuhyun" sungmin berucap dengan nada lelah. Sejak tadi ia bukannya makan malah meladeni sikap kyuhyun yang sangat kekanakan. Entah sudah yang keberapa kali ia menolak suapan kyuhyun tetapi namja itu tetap memaksanya untuk membuka mulut.

"ayolah, min. cukup buka mulutmu dan telan. Tak perlu repot seperti ini" kyuhyun sekali lagi menyodorkan sendok berisi bubur tersebut ke arah sungmin. Yeoja itu melengos ke samping.

"kyuhyun, berhenti membuat semua jadi rumit. Aku hanya ingin makan dan biarkan aku makan sendiri" sungmin berucap agak tegas dari sebelumnya. Ia tidak nafsu makan saat ini dan ia tak mau kyuhyun semakin menghilangkan seleranya untuk menghabiskan bubur ini karena ia harus minum obat.

"tapi aku yang membuatmu sakit, min. aaaaaaa~" kyuhyun tak menyerah, sayangnya sungmin juga tak menyerah yeoja itu membuang muka dan mengubah posisi duduknya menjadi tiduran. Sungmin menarik selimutnya bersiap untuk tidur.

"aku sudah tidak berselera untuk makan!" ucap sungmin menahan rasa kesalnya pada sifat keras kepala kyuhyun.

Kyuhyun cengo. Apa sungmin marah? Kyuhyun mengacak rambutnya kasar.

"ck! Mudah sekali marah" gumam kyuhyun pelan.

"kau harus minum obat, min" bujuk kyuhyun setengah memohon. Ia tidak ingin sungmin terus-terusan sakit. Ia tidak mungkin terus-terusan menemani yeoja ini diapartemennya karena dia harus bersekolah.

"berhenti menyuapiku dan aku akan makan itu."

Kyuhyun menyerah. Sungmin sangat tidak bisa diajak romantis menurutnya. Padahal kyuhyun hanya berusaha menjadi pasangan yang baik. Pasangan? Ya, pasangan. Mereka pasti akan menikah bukan? Kyuhyun sudah mengatakan akan bertanggung jawab dan itu artinya ia harus menikahi sungmin walaupun tidak dalam waktu dekat ini kalau ia masih belum ingin mati ditangan ayahnya.

"baiklah.. habiskan, setelah itu minum obatmu. Aku kedepan"

.

.

.

.

"kyuhyun.."

"hm?" jawab kyuhyun masih terfokus pada psp ditangannya.

sungmin melangkah dan duduk bersama kyuhyun. Memperhatikan namja itu yang terlihat sangat serius memainkan game perang di psp hitam tersebut. Merasa dipandangi kyuhyun mem-pause gamenya dan menatap sungmin.

"ada apa?"

"kau tidur dimana semalam?"

"sofa."

"kalau begitu malam ini aku yang tidur di sofa"

"tidak." tolak kyuhyun cepat. "kau sedang sakit dan kau dilarang membantah"

Sungmin mendelik mendengar jawaban kyuhyun. "berhenti mengaturku kyuhyun. Aku tak masalah tidur disofa"

Kyuhyun kembali memainkan psp nya. "aku sudah bilang kau dilarang membantah" ucapnya santai.

Sungmin menggerutu kesal akan sikap keras kepala kyuhyun yang mulai kelihatan lagi.

"telingaku mendengar itu, lee sungmin"

"bukan urusanku!" seru sungmin jengkel sebelum meninggalkan kyuhyun yang terkekeh dan memilih untuk kembali ke kamar.

.

.

.

.

Kyuhyun melirik jam. Tak menyangka dirinya sudah bermain empat jam lebih. Ia teringat sungmin dan mengutuki dirinya yang lupa menyuruh bibi han membuat bubur untuk makan malam sungmin. Harusnya ia ingat kalau jam enam sore bibi han akan pulang, ck!

"min?"

Tak ada jawaban, sepertinya yeoja itu tidur.

Kyuhyun mendekat. Dari jarak sedekat ini kyuhyun kembali melihat kalung yang sungmin pakai. Benda itu sempat menarik perhatiannya kemarin dan kali ini rasa penasaran kyuhyun semakin menjadi. Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk menyentuh kalung tersebut sebelum suara sungmin menghentikannya.

"kau mau apa?" kyuhyun tersentak dan segera menarik tangannya.

"bukan apa-apa. Waktunya makan malam"

Sungmin memutar bola matanya malas. Mendengar kata makan saja sudah membuat perutnya kembali merasa mual sampai ke ubun-ubun.

"kau ingin makan apa?" kyuhyun melangkah menuju lemari dan memakai sweater berwarna biru langit.

"kau mau kemana?"

"membeli makan malam" jawab kyuhyun seraya mengangkat bahu.

Sungmin menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan turun dari kasur dengan agak sempoyongan. Tanpa menunggu kyuhyun mendekat untuk menahan tubuh sungmin yang hampir terjatuh.

"aku tak menyuruhmu untuk bangun. Kau tunggu saja disini"

sungmin menggeleng, "aku ikut.."

"diluar dingin, min."

"kalau begitu biarkan aku yang memasak"

"astaga. Kau bisa tidak sih bersikap sewajarnya orang sakit?"

Sungmin terkekeh melihat kyuhyun yang terlihat frustasi.

"kajja." Dengan reflek sungmin menarik tangan kyuhyun agar namja itu berhenti melarangnya melakukan ini dan itu. Sungmin bukan anak kecil lagi.

.

.

.

.

"ya! Kyuhyun! Bukan begituuuuu.." kyuhyun mengusap keringatnya yang mengalir padahal cuaca tak panas sama sekali. Ia berkeringat karena sungmin berkali-kali mengatakan cara memotongnya salah, cara mengupasnya yang tidak rapi, dan aneka macam ucapan lainnya yang berbau memasak! Demi apapun kyuhyun sangat benci memasak.

"hahh.. aku menyerah" ucapnya pasrah. Sungmin terkikik geli, merasa puas mengerjai namja keras kepala yang satu ini.

"kau tunggu di meja makan saja. Biar aku yang menyelesaikannya" jawab sungmin sambil menahan tawa yang meledak ketika menyadari wajah kyuhyun yang terlihat sangat suram dan putus asa.

"ide bagus" kyuhyun menjentikkan jarinya.

Sungmin terkekeh dan melanjutkan masakannya.

.

.

.

.

"harum sekali.."

Sungmin meletakan hasil masakannya dimeja. "berlebihan sekali. Ini hanya omelet"

"hmmmmmmm~ aku lapar..." kyuhyun tak menghiraukan ucapan sungmin dan semakin mengeraskan suaranya membuat yeoja itu memutar bola matanya malas.

"ck! Kekanakan sekali" gumam sungmin pelan. Sangat pelan. Salahkan saja telinga kyuhyun yang terlalu tajam sehingga mendengar gumaman sungmin.

"telingaku mendengar itu, min.."

Sungmin tak menggubris kyuhyun dan menyendok buburnya.

Setelah selesai dengan makan malam mereka sungmin membereskan piring-piring kotor dan berniat mencucinya.

"letakkan saja disana. biarkan bibi han mencucinya besok"

"aku bisa melakukannya" tolak sungmin seperti biasa.

"min! letakkan saja. Kau tak boleh terkena air malam-malam"

"mengapa kau cerewet sekali cho kyuhyun?" sungmin benar-benar kesal mendengar kyuhyun sangat cerewet.

Mendengar dirinya dibilang cerewet membuat kyuhyun merasa harga dirinya diinjak-injak. Oh ayolah! Kyuhyun itu cool, pendiam, dingin. Itulah yang biasa orang-orang katakan padanya dan membuat kyuhyun merasa bangga pada dirinya. Tetapi tidak dengan cerewet! Itu sangat tidak berkelas. Dengan wajah cemberut kyuhyun meninggalkan sungmin dan masuk ke kamarnya.

"dasar bocah." Sungmin menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan kyuhyun yang sangat kekanakan.

.

.

.

.

Sungmin memasuki kamar dan melihat kyuhyun tiduran di sofa dengan menggenggam psp yang dari tadi siang dimainkan oleh kyuhyun.

"kyuhyun."

"hm?"

"kau tidak belajar?" tanya sungmin heran. Pasalnya kyuhyun itu seorang pelajar tetapi ia belum melihat kyuhyun menyentuh bukunya seharian ini. Oh, salah. Dari kemarin!

"untuk apa? Aku sudah jenius"

Sungmin mencibir. Merasa sia-sia jika berargumen dengan kyuhyun karena namja itu akan menjawabnya dengan santai dan penuh percaya diri. Sungmin meradang kalau kyuhyun mulai kelewat percaya diri. Lebih baik ia tidur karena besok ia harus kuliah.

"sungmin."

"hm?"

"tatap aku kalau sedang bicara" sungmin mencibir dalam hati. Padahal sejak tadi kyuhyun fokus pada psp saat dirinya mengajak namja itu bicara. Dasar! Dengan gerakan malas sungmin menatap kyuhyun.

"besok kau kuliah?"

Sungmin mengangguk. "wae?"

"aku akan mengantarmu. Dan tak ada pe-no-la-kan."

"hahh~ terserah." Sungmin kembali memejamkan matanya dan segera menjelajahi dunia mimpi.

.

.

.

.

Mereka telah siap. Kyuhyun dengan seragam dan ranselnya, sedangkan sungmin dengan kemeja dan celana panjangnya. Masih pukul enam pagi, biasanya kyuhyun masih tidur dan akan bangun terlambat. tapi hal itu tidak mungkin terjadi karena sejak pukul setengah enam tadi sungmin sudah membangunkannya.

"kajja.." kyuhyun mengeluarkan kunci mobilnya dan berjalan menuju lift. Sungmin mengikutinya dari belakang.

"dimana kampusmu?"

"kyunghee."

Kyuhyun mengangguk. Kyunghee university tak terlalu jauh dari sekolahnya. Ia mensyukuri hal itu karena itu akan memudahkannya untuk mengantar jemput sungmin.

.

.

.

.

Sungmin beberapa kali melirik sekeliling halaman kampusnya sebelum keluar dari mobil kyuhyun. Ia melihat-lihat takut ada eunhyuk disana. ia tak mau sahabatnya yang cerewet itu melihatnya diantar oleh kyuhyun. Bisa-bisa sahabatnya itu meledeknya habis-habisan.

"kau mencari siapa?"

Sungmin menatap kyuhyun sekilas sebelum kembali melihat ke luar jendela.

"sahabatku. Sepertinya dia tak ada. Aku pergi" sungmin membuka seatbeltnya dan keluar dari mobil sebelum tangan kyuhyun menariknya untuk kembali masuk. Ia menatap kyuhyun kaget dan bingung.

"kau pulang jam berapa?"

"aku akan pulang sendiri nanti.." sungmin baru ingin kembali beranjak tetapi lagi-lagi kyuhyun menahannya.

"apa lagi?"

"aku tanya kau pulang jam berapa, min.."

Sungmin mendesah lelah menghadapi kyuhyun yang selalu memaksanya. "jam 3. Kau puas?!"

"baiklah. Aku akan jemput jam 3. Jangan kemana-mana tanpa seijinku, min"

Sungmin mendelik tak suka. "apa maksudmu? Aku tak perlu ijin dari siapa pun karena ini hidupku"

Kyuhyun melembutkan suaranya, "aku tak bermaksud mengekangmu, min. aku hanya melaksanakan tanggung jawabku untuk menjagamu"

"terima kasih. Tapi aku masih bisa menjaga diriku, cho kyuhyun."

'brak'

Kyuhyun menyenderkan tubuhnya pada jok. Ia tak bermaksud membuat sungmin marah. Ia hanya ingin menjaga yeoja itu. Apa dirinya salah? Kyuhyun hanya tak ingin sungmin pergi tanpa seijinnya dan kembali jatuh sakit karena yeoja itu belum sembuh total. Tapi kalau sudah begini kyuhyun sendiri yang menyesal.

'Hah~ aku akan meminta maaf nanti'

.

.

.

.

Sungmin berjalan secepat mungkin menjauhi mobil kyuhyun setelah keluar dari sana dan menutup pintu agak keras. Ia tidak suka dengan cara kyuhyun menjaganya. Ia tidak suka! Dan kyuhyun tak berhak untuk memaksanya.

"hey, min!" sungmin menghentikan langkahnya ketika mendengar suara eunhyuk menyapa pendengarannya.

"hyukkie.." secepat mungkin sungmin mengubah raut wajahnya seperti tak terjadi apa-apa. Sungmin tersenyum.

"aku melihat kau turun dari mobil mewah" sungmin membatu. Bagaimana ia harus mengelak? Eunhyuk terlanjur melihatnya!

"a- aku berangkat bersama... dia"

"dia? Nugu?" tanya eunhyuk semakin penasaran. Bagaimana tidak? Itu audi R8! Dan eunhyuk melotot hampir mengeluarkan matanya ketika melihat sungmin turun dari mobil kelewat mahal tersebut.

"hah~ aku berangkat bersama kyuhyun. Ia memaksa untuk mengantarku, aku sudah menolaknya."

"itu kyuhyun?!" sungmin membekap mulut eunhyuk dengan tangannya.

"aigoo... bisakah tak berteriak?" sungmin berbisik di telinga eunhyuk, mengingatkan sahabatnya kalau mereka masih di area parkir dan banyak mahasiswa yang memperhatikan mereka sejak tadi.

Sungmin membungkuk pada beberapa mahasiswa sedangkan eunhyuk hanya menyengir disampingnya. Dengan cepat sungmin menarik tangan eunhyuk dan mengajak yeoja itu masuk ke kelas mereka.

.

.

.

.

"jadi... itu benar kyuhyun?" eunhyuk kembali bertanya ketika mereka sudah duduk dikursi. Tak lupa mereka terlebih dahulu menyimpan tas mereka ke dalam loker pasalnya dosen pelajaran pertama mereka sedang berhalangan dan hal tersebut semakin menguntungkan seorang eunhyuk untuk mengintrogasi sungmin habis-habisan.

"ne.."

"mobilnya sangat keren! Apa dia kaya raya? Bagaimana apartemennya?"

Sungmin menggeleng takjub melihat eunhyuk yang begitu semangat membahas tentang kyuhyun.

"aku tahu. Apartemennya terlalu mewah. Aku lebih suka apartemen lamaku"

Eunhyuk menjitak kepala sungmin menyebabkan sungmin mengerang menahan sakit. Asal kalian tahu saja, pukulan eunhyuk luar biasa sakit!

"aku tidak percaya! Pasti kau betah disana, iya kan?"

Sungmin menghela nafas lelah. Memilih untuk menjawab 'iya' sebelum merasakan jitakan dahsyat eunhyuk untuk yang kedua kalinya. Yang pertama saja masih terasa sakit.

"iya. iya." eunhyuk terkekeh puas.

"apa dia tampan, min?" sungmin melirik eunhyuk dengan sinis.

"apa yang kau bicarakan?"

"oh ayolah, lee sungmin~ kurasa ia tampan seperti pangeran-pangeran di negeri dongeng kekekeke~"

"sifatnya menyebalkan, hyuk. Pemaksa, keras kepala, dan kekanakan!" sungmin mendeskripsikan satu per satu sifat kyuhyun seraya melampiaskan kekesalannya dengan meremas ujung meja didepannya.

"aku semakin penasaran dengan namja itu. Aku ingin bertemu dengannya, min."

Sungmin mendelik. "tak ada untungnya bagimu, hyuk. Kau akan kesal padanya"

"nanti kau dijemput, bukan?"

Sungmin ingin mengelak tetapi ia tak pandai berbohong. ia mengangguk pasrah.

"yeah!" sungmin hanya mampu memutar bola matanya malas dan meninggalkan eunhyuk ke kantin.

"min, tungguuu!"

.

.

.

.

"baru dua hari dan kau sudah membolos. Hebat sekali, cho kyuhyun."

"diam saja, ikan!" kyuhyun melempar tasnya ke arah donghae dan mendarat mulus di muka sahabatnya yang berwajah ikan itu.

Kyuhyun tertawa keras melihat donghae mengusap wajahnya. "aku akan membalasmu, evil!"

"bwahahahahhaha..." kyuhyun memegangi perutnya yang terasa sakit karena terlalu keras tertawa.

"ck! Mengapa kau bolos kemarin? Kau tahu, aku harus berbohong lagi pada ahjussi. Aku bilang padanya kalau kau sakit dan untungnya ahjussi percaya. Ia bilang kau memang memanggil ryeowook ke apartemenmu. Fakta itu mendukung kebohonganku pada ahjussi."

Kyuhyun terdiam sejenak, memikirkan jawaban yang pas. "sungmin sakit, aku tak mungin meninggalkannya sendirian dalam keadaan seperti itu. Aku bingung mengapa ia selalu membantahku. Aku hanya berusaha bersikap peduli padanya. Kau tahu bukan sifat asliku bagaimana?" kyuhyun menyenderkan tubuhnya pada kursi.

"yeah. Kau dingin, sombong, tak peduli pada sekitar, dan-"

"ya! Berhenti atau kusumpal dengan sepatuku!"

"bwahahahahahaha! Itu kenyataan, kyuhyun chagi~" donghae tertawa puas melihat wajah kyuhyun yang memerah menahan kesal.

.

.

.

.

Sebuah area parkir yang cukup luas dengan tanaman pot kecil dipinggirnya tertutupi salju yang turun sore itu. Sebuah mobil mewah sudah terparkir indah disana sejak lima menit yang lalu. Namja tampan yang berada didalam mobil tersebut tak berniat untuk keluar barang sejenak. Ia tak suka cuaca dingin di luar. Bukan hanya tak suka sebenarnya, melainkan tubuhnya juga tak kuat diterpa hawa dingin. Ia memilih menunggu seorang yeoja manis dari dalam mobilnya.

Itu sungmin. Yeoja yang ditunggunya sejak tadi sedang berjalan kearah mobilnya dengan wajah kusut. Apa yeoja itu masih marah padanya? Dan, siapa yeoja yang berjalan disampingnya sambil menggandeng tangan sungmin?

Kyuhyun membuka kaca mobilnya ketika sungmin sudah semakin dekat.

"hey, min"

"hyukkie, aku pulang ne.. bye.." kyuhyun cemberut karena sapaannya diabaikan begitu saja.

Eunhyuk mencubit pinggang sungmin. "hai, kyuhyun.." yeoja itu menyapa kyuhyun. Awalnya kyuhyun kaget karena yeoja itu tahu namanya, tapi ia tersenyum.

"hai.. kau teman sungmin?"

"ne! Aku sahabatnya. Lee hyukjae, kau bisa memanggilku eunhyuk. Tolong jaga sungmin, ne.." kyuhyun tersenyum dan mengangguk.

"tentu, hyuk"

Eunhyuk kali ini mendorong sungmin untuk segera masuk ke mobil bersama kyuhyun. Dengan malas sungmin membuka pintu mobil tersebut dan masuk.

"hati-hati. Bye.."

"bye.." balas sungmin sebelum kyuhyun menutup jendela dan melajukan mobilnya dari kampus sungmin.

.

.

.

.

Mereka baru saja sampai di basement apartemen kyuhyun setelah memutuskan untuk mencari makan malam diluar. Sungmin tak banyak bicara sejak tadi, begitu pun kyuhyun. Namja itu hanya diam dan sesekali melirik sungmin meskipun ia akan segera membuang pandangannya ke arah lain ketika sungmin menatapnya balik.

Kyuhyun merogoh kantung celananya, mengambil kartu untuk masuk ke apartemennya. Kyuhyun berjalan agak cepat untuk menyamakan langkahnya dengan langkah sungmin yang sudah berada agak jauh didepannya.

"min."

Sungmin berhenti. Melirik kyuhyun dalam diam.

Kyuhyun menyerahkan kartu tadi pada sungmin. "simpan baik-baik. Ini cadangan terakhir yang aku punya"

"kartu apa?" tanya sungmin sambil membolak-balik kartu tersebut.

"agar kau bisa masuk ke apartemenku kapan pun. Aku tak mungkin selalu bersamamu kan?"

Sungmin mengangguk dan menyimpan kartu tersebut baik-baik didalam tas nya.

"min, aku minta maaf soal tadi pagi"

Kyuhyun memperhatikan sungmin yang masih sibuk menutup tas.

Sungmin balas menatap kyuhyun. "aku juga minta maaf.." kyuhyun tersenyum.

Dengan reflek kyuhyun memeluk sungmin membuat yeoja manis itu membatu dalam dekapan kyuhyun.

"k- kyuhyun?" ucap sungmin terbata ketika merasa detak jantungnya bertambah cepat.

"oh! Mianhe.." seperti baru tersadar, kyuhyun segera melepas pelukannya.

Sungmin membuang pandangannya. Terlalu kaget dengan pelukan tiba-tiba dari kyuhyun. Sungmin merasa wajahnya memanas. Ia memilih untuk meneruskan langkahnya yang sempat terhenti. Kyuhyun mengutuki tindakannya barusan. terutama jantung bodohnya yang seolah hampir keluar ketika sungmin berada dalam dekapannya. Setelah melihat sungmin kembali berjalan, kyuhyun mengikuti yeoja itu dari belakang.

Kyuhyun lagi-lagi mengutuki atmosfer canggung yang ada di antara mereka. Saat ini mereka sedang berada di lift dan tak ada yang berniat membuka suara untuk sekedar memulai percakapan. Suasana hening masih berlanjut sampai mereka keluar dari lift dan berjalan menuju apartemen kyuhyun.

Untuk pertama kalinya kyuhyun merasa perjalanan dari basement sampai ke apartemennya sangatlah lama. Kyuhyun merogoh kantung celananya dan mengambil satu lagi kartu dari sana. Tetapi gerakannya terhenti ketika melihat lampu apartemennya menyala. Tak biasanya bibi han lupa mematikan lampu.

Kyuhyun tak jadi memasukkan kartu tersebut. Ia langsung membuka pintu apartemennya dan...

'cklek'

Bagaimana bisa?!

"terbuka?" sungmin bertanya seraya memandang pintu tersebut bingung. Ia yakin tidak melihat kyuhyun memasukkan kartu dan pintu itu sudah langsung terbuka.

Kyuhyun membatu. Tak menjawab pertanyaan sungmin. Berbagai kemungkinan masuk dalam pikirannya. Dan satu-satunya kemungkinan yang membuat kyuhyun membatu yaitu hanya ada dua orang yang punya kartu untuk masuk ke apartemennya.

Kyuhyun melangkah masuk dengan perlahan, sungmin mengekor dibelakang namja itu.

Dua orang yang kyuhyun berikan kartu cadangan itu hanya Sungmin dan-

"a- appa.."

.

.

.

.

TBC/end?

HAPPY KYUMIN DAY, everyone!~~ semoga langgeng buat couple tercinta dan makin mesra 3

Btw udah jam 01.00 pagi di KorSel jd ga kecepetan kan ngucapinnya hehe^^

4500 words! Wow! *lebay*

Sekedar ngasih tahu kalo saya sedang berusaha untuk update seperti biasa alias seminggu sekali. Semoga kalian bisa membantu saya dengan memberikan review supaya saya semangat ngelanjutinnya. Masih inget kan syarat supaya ff saya tetap lanjut? *wink*

Sorry baru bilang sekarang tapi ga telat-telat bgt sih ya.. pokoknya SELAMAT DATANG READERS BARU...!

See you next chap \(^.^)/