Eyrie
Seperti biasa, Lysa Arryn, eh, Tully, eh, Baelish menyisir rambutnya demi menyambut sang calon suami yang sudah bertahun-tahun dia harapkan. Meski sudah beranak satu dan tidak terlihat semuda dulu lagi, di depan cermin Lysa tersenyum sumringah seolah dirinya masih tujuh belas tahun. Senyumnya kali ini betul-betul lebar mengingat pesaing utamanya, Catelyn yang tak lain adalah kakaknya sendiri sudah pulang ke alam baka. Alasan lain penyebab senyumnya yang maha lebar saat itu adalah kabar kepulangan Petyr tercinta-nya ke Eyrie, kepadanya seorang.
Saking senangnya, ingin Lysa menuruni menara kemudian menari di tengah hamparan bunga-bunga nan wangi, lalu tidur di atasnya. Tapi Lysa bukan lagi gadis muda, sayangnya. Sudah ada Robert, putra semata wayang hasil pernikahannya dengan Jon Arryn, yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu. Bisa murka arwah Hoster Tully dan Jon Arryn jika ada yang menyaksikan Lysa bertindak seperti kanak-kanak.
"Milady, Ser Baelish sudah tiba di Eyrie." ujar salah satu dayangnya dari balik pintu. Mata Lysa membelalak, pipinya memerah. Maka segera ia membetulkan letak kerahnya menjadi sedikit lebih rendah agar Petyr terangsang untuk bercinta dengannya. Sang dayang kebingungan melihat tingkah si nyonya rumah yang betul-betul petakilan, sementara menyadari tampang melongo si dayang Lysa langsung melotot.
"Lho, ngapain kamu bengong di situ?! Cepet bantuin saya dandan! Pemalas!" hardik Lysa. Si dayang pun langsung berjalan ke arah Lysa, kemudian berkata, "Ng..anu, Milady, Ser Baelish datang bersama Lady Sansa..."
Kali ini, wajah Lysa betul-betul merah padam mendengar nama keponakannya disebut. Si dayang begidik ngeri, tahu jika situasinya sudah parah begini lebih baik ditinggal seorang diri. Sirna sudah impiannya untuk menari-nari di tengah bebungaan nan wangi.
Beberapa saat kemudian, tetamu yang diharapkan akhirnya datang jua.
"Bibi Lysa," sapa Sansa malu-malu.
"Oh, Sansa, kau semakin cantik dari hari ke hari!" puji Lysa sembari merengkuh bahu Sansa.
"Tentu saja Sansa semakin cantik, Lysa sayang, dibanding dia kecantikanmu tak lebih dari remah-remah lemon cakes!" celetuk Petyr sambil menyeringai licik dari belakang Lysa.
"REMAH-REMAH LEMON CAKES DENGKULMU!"