Main Cast : KyuMin

Other Cast : HaeHyuk, HanChul, (Ada cast baru...temukan di dalamnya)

Disclaimer: Cerita ini milik Author mesum CupidKyumin, semua Cast milik Tuhan ^^

.

.

.

Previous Chapter

Tapi mengapa begitu mudah Ia meruntuhkannya. Tidak! Dirinya tak pernah meruntuhkannya...Kyuhyun tau Ia terlalu mencintai Vincent lebih dari apapun itu.

Dan semua yang terjadi saat ini...tak lain karna keberadaan Sungmin.

Namja tampan itu membuka kedua matanya. Dan menatap Sungmin acuh...

.

"Pergilah dari rumah ini"

Chapter 4


Please Take Care Of My Boyfriend


...

Kedua foxy eyes itu perlahan meredup, terbenam air mata yang perlahan merembas di pelupuknya. Ia tak mampu sedikitpun mengalihkan kepalanya yang tetap menunduk ke bawah, bahkan untuk sekedar terisak pun Sungmin sama sekali tak sanggup.

Semua terlihat berbayang... semua terdengar berdengung, kecuali...

Detak jantungnya yang semakin cepat, kala sosok tinggi di hadapannya begitu lugas menyentaknya pergi. Meski terdengar lirih, namun Sungmin cukup meresapi makna kata-kata itu.

"Pergilah...Vincent akan terusik dengan adanya dirimu"

Sungmin memejamkan mata begitu suara bass itu kembali terdengar, terasa ngilu saat menyadari langkah kaki jenjang itu turut menggema meninggalkannya.

"Tuan.." Bisiknya lirih.

Tapi percuma...

Kyuhyun sama sekali tak mendengar, lebih-lebih memutar tubuh demi merengkuhnya dan mengucapkan kata maaf untuknya.

Ia hanya melihat punggung bidang yang polos itu, semakin jauh meninggalkan dirinya.

"Vincent—

Gumam Sungmin seraya menatap lantai atas, tepat pada bayangan Kyuhyun yang menghilang di balik pintu kamar.

"Yang memintaku untuk menjagamu di sini" Lanjutnya lagi, sambil menarik kemeja Kyuhyun dan berusaha mengenakannya demi menutupi tubuhnya yang telanjang.

Sejenak Sungmin terlihat menarik nafas, dan begitu tertatih untuk bangkit berdiri. Mencoba melangkah menuju pintu utama. Tentu saaja! Ia ingin pergi...tidakkah itu yang teramat diinginkan Kyuhyun?

Persetan dengan semua janji untuk Vincent, jika hanya membuat dirinya semakin terinjak.

CKLEK

WUSSSHHHH!

Namun begitu Sungmin membuka pintu, seluruh rambut pirangnya terkibas kebelakang, begitu angin kencang berhembus...bahkan hingga membuat kemejanya tersingkap, tak hanya itu

Angin itupun turut membuat selapis kemeja itu kebas.

Ya! Hujan badai terlihat sangat buruk malam ini.

Sungmin sempat mengedarkan pandangan bingung, Ia benar-benar ingin melarikan diri saat ini. Tapi...

Sungmin terlalu takut dengan angin yang berhembus sehebat itu, hingga membuat namja kecil itu kembali melangkah ke dalam dan menutup pintu serapat mungkin.

Sungmin berlari cepat menyambar blanket di sofa, menyeretnya lalu bersembunyi di bawah kolong meja. Seakan...namja mungil itu benar-benar lupa, apa yang mengacaukan batinnya beberapa saat lalu. Ah...badai itu benar-benar membuatnya takut bukan kepalang.

"A-aku akan pergi besok!" Serunya sembari mengeratkan blanket membungkus tubuh mungilnya, dan semakin menenggelamkan diri di dalamnya, hingga hanya terlihat ujung rambut pirangnya saja.

Lama Ia menunggu badai itu mereda, hingga tanpa tersadar olehnya...Ia jatuh tertidur begitu saja dengan posisi meringkuk di dalam selimut tebalnya.

.

.

.

.

.

'

"Sungmin~ah..."

Namja mungil itu menegakkan kepala, dan mengedarkan pandangan ke sekitar. Namun begitu merasa tak ada siapapun Ia kembali merunduk dan memainkan ranting di tangannya, membuat goresan absurd di atas tanah itu.

"Sayang...kau tak mendengar Eomma?"

Kali ini Sungmin benar-benar berjengit, bahkan berdiri untuk menemukan asal suara tersebut. "EOMMAAA?!" Panggilnya keras, berusaha mencari sosok yang dirindukannya itu.

"Ssshh...Eomma di sini sayang"

Sosok anggun itu muncul lalu menangkup cepat pipi Sungmin, dan secepat itu pula Sungmin memeluknya Yeojja seolah tak menginginkannya beranjak pergi sedikitpun.

"K-kajima (Don't go)! Tetaplah di sini... Kajima jebal!" Serunya seraya memeluk lebih erat tubuh ibunya.

Yeojja cantik itu hanya terkekeh pelan mendengarnya, dan beralih kembali menangkup paras manis putranya.

"Sayang—

"Bawa aku bersamamu! Jangan tinggalkan aku sendiri di sini...aku tak ingin hidup seperti ini... semua—

Sungmin tercekat dan terisak. "Semua orang membenciku Eomma...mereka membenciku!"

"Kedua mata ini sangat indah sayang..." Yeojja cantik itu menyentuh dagu Sungmin dan menatap lekat ke dalam kedua foxy eyes itu.

Sungmin hanya tertegun dan mengerjap cepat. Merasa ...itu bukanlah jawaban yang diharapkannya.

"E-Eomma—

"Lihatlah baik-baik...kau akan menyadari betapa indah hidupmu saat ini"

"Benar..." Sosok menyilaukan tiba-tiba saja muncul di sisi Yeojja itu dan tersenyum manis padanya.

"V-Vincent? " Sungmin begitu tergagap dan berjalan gemetar mendekati sosok persis dengannya.

Ia mencoba memegang kedua pundak Vincent, begitu goyah kala ia benar-benar bisa menyentuhnya.

"Jangan menyiksaku! Aku tak sanggup memenuhi janjimu" Racau Sungmin sembari menundukkan kepala dalam-dalam.

"Kyuhyun akan baik-baik saja bila itu dirimu...jaga Dia—

"Andwaeyo! Dia kekasihmu! Jagalah sendiri!" Sentak Sungmin penuh emosi.

"Kau harus bersamanya...Jaga Dia...tetaplah bersamanya"

"Shirreo!"

"Jaga Dia...Tetaplah bersamanya"

Suara Vincent mendadak menggema, semakin lama semakin cepat dan melengking.

"Tetaplah bersamanya...Tetaplah bersamanya"

"Hentikan!" Gertak Sungmin sembari menutup kedua telinganya.

"—Bersamanya...Tetaplah bersamanya...tetaplah bersama—

"ANDWAEEE! HENTIKAN!" Jerit Sungmin semakin ketakutan kala bayangan Vincent mengepung dan mengelilinginya memutar.

"BERSAMANYA...TETAPLAH BERSAMANYA!" tiba-tiba saja Vincent mengikis jarak dengannya. Sungmin pun menjerit ketakutan begitu melihat darah segar mengalir deras dari kedua mata Vincent dan semuanya berubah menjadi lautan darah.

.

.

.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH!"

"Sungmin!"

"ANDWAE! PERGII! HENTIKAN!" Sungmin terus meronta, dan menggeleng gelisah. Tak peduli seseorang sedari tadi mengguncang tubuh mungilnya, berusaha menyadarkannya.

"Sungmin! Buka matamu dan sadarlah!"

"HAA! PERGI—

"SUNGMIN!"

Gertakan keras itu cukup menyentaknya, Ia membulatkan mata lebar-lebar. Spontan Sungmin bangkit dan merangkul leher Kyuhyun erat-erat.

"Hhh..hhhh...hhhh"

Kyuhyun hanya diam tak melakukan gerakan apapun, dan membiarkan namja mungil itu menggelayut padanya dengan nafas tersengal-sengal.

"Nightmare hn?" Gumam Kyuhyun setelahnya.

Sungmin membulatkan mata lebar, namun rengkuhan yang begitu hangat itu membuainya untuk semakin melesakkan kepala demi mencari perlindungan, oh sungguh! Ia benar-benar merasa nyaman saat ini. Dan sejenak melupkan apa yang telah pria itu lakukan padanya semalam. Kyuhyun memeluk tubuhnya saat ini, mungkin saja...itu bentuk permintaan maaf atas sesuatu yang terjadi semalam.

Ya! Sungmin yakin itu.

"N-nde" Gumam Sungmin lirih.

Namja tampan itu terlihat tertegun, samar-samar Ia melihat visual Vincent meringkuk gemetar dalam rengkuhannya. Namun tak berlangsung lama, begitu isakkan Sungmin menyentak sadarnya.

Ia sedikit berdehem, dan menjauhkan tubuh mungil itu dengan tatapan tak suka. "Kau sudah merasa baik sekarang?" Ucapnya dingin.

Sungmin mengerjap cepat akan sikap yang mendadak dingin itu, tapi setelahnya Ia mengangguk pelan...sadar diri, Kyuhyun hanya sedikit merasa iba padanya. "Ah nde..Kamshaham—

"Bagus...akan lebih baik jika kau berkemas dan segera pergi dari rumah ini" Sergah Kyuhyun cepat, membuat namja mungil itu menatap getir padanya.

"Wae? Ada yang ingin kau tanyakan?"

Sungmin mengalihkan tatapannya kebawah, dan menahan nafas begitu sadar Ia terbangun tanpa sehelai kainpun yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Hanya selapis kemeja Kyuhyun yang Ia kenakan saat ini.

"A-anda benar-benar mengusirku?"
"Aku hanya memintamu pergi. Terserah apa yang akan kau simpulkan dari kalimat itu. Ah! satu hal lagi, aku tak pernah menarik apa yang telah kukatakan" Kyuhyun beranjak berdiri lalu menatap Sungmin lekat-lekat.

"Kuharap kau mengerti, karena dengan wajah itu—

Kyuhyun terdiam, dan mengalihkan pandangan cepat dari paras baby face Sungmin. "Kau tau? Wajahmu hanya akan semakin menyiksaku. Hanya Vincent...satu-satunya yang kucintai di dunia ini"

Sungmin kembali menelan getir, Ya...Ia memang menyadari penuh, Siapa dirinya di mata kyuhyun. Tapi Ia tak meminta untuk dicintai, lebih-lebih menggantikan Vinceny! Haruskah Ia menerima semua ini, setelah apa yang telah Dokter itu lakukan padanya semalam?

"S-semalam —

"Tentang semalam...kau tau itu bukan? aku mabuk. Semua yang kulakukan bukan atas kesadaranku. Terlebih...sepertinya kau baik-baik saja. Aku tak melakukan hal yang lebih jauh pada tubuhmu"

Sungmin makin ciut, meski benar Kyuhyun memang banyak bicara kali ini... tapi ia tak memiliki nyali lebih untuk menyentak Kyuhyun. Hanya diam tertunduk dengan tangan yang tak pernah berhenti menarik ujung kemeja demi menutupi paha polosnya.

"Aku akan menghubungi Jessica untuk menjemput—

BRAKKKKKK

"ANYBODY'S HOOOOOOOOME?"

Seorang namja kecil tiba-tiba saja merangsak masuk tanpa permisi dan berteriak memekakkan. Sontak Kyuhyun mengernyit penuh emosi melihatnya. Ah sial! Sepertinya Ia lupa tak mengunci pintunya semalam.

"SUNGMIIIIN HYUUUUNGGG EODINIII?!" Teriak namja kecil itu lagi dan makin terdengar rusuh begitu Ia melihat siluet Sungmin.

"Ah! Kau di sana—O-mmooo! Pakaian macam apa yang kau kenakan?!"

"Vi.." Sungmin memutar tubuh membelakangi V, dan meremas cemas kedua tangannya. Merasa...V hanya akan memperumit suasana.

"Kau mengenalnya?! Siapa anak ini?!" Sentak Kyuhyun seraya menatap Sungmin tajam.

"D-dia—" Sungmin gemetar, hatinya terlalu kacau dengan bentakan keras seperti itu. Dan Ia tak tau harus memulai dengan kata apa untuk menjawab Kyuhyun. Bahkan dirinyapun tak menyadari boah kecil dibelakangnya mulai aktif, menelisik dan mengintip kemejanya dari bawah.

"BWAHHH! Kau tak memakai celana?!" Namun teriakan memekakkan V, memudarkan segalanya. Sungmin terlonjak lalu jatuh terduduk...tak bisa menahan rasa malunya lagi. Apapun itu Sungmin benar-benar kewalahan dengan cara bicara V saat ini.

"Y-yya gwaenchana?" Panik V, seraya menarik Sungmin untuk berdiri dan begitu tergesa melepas jaket miliknya.

"Aisshhh...mengapa kau bisa seperti ini?! Kau bukan anak kecil!" Lanjut namja ulzzang itu lagi, sambil melilitkan jaketnya di pinggul Sungmin hingga menutup penuh paha polosnya.

Kyuhyun hanya terkekeh remeh melihatnya, merasa ...dua bocah itu tengah melakukan lelucon di hadapannya. Ia beralih berjalan mendekati V, dan bermaksud menyeretnya keluar dari kediamannya...namun kalah cepat begitu namja manis itu menyentak tangannya.

"Ahjjushii! Kembalikan celana Sungmin!" Sentak V sambil mendongak...menatap tajam kedua obsidian Kyuhyun.

Tapi Kyuhyun tak menghiraukannya, namja tampan itu lebih memilih mencengkeram bahu sempit Sungmin, menhentakknya hingga mengguncang tubuh muil itu . "Kau sengaja membawanya kemari? Apa rencanamu selama ini?!"

"T-tuan aku tidak—

"OH! Kau ingin memerasku?!"

Sungmin membulatkan mata lebar, tak menduuga...Kyuhyun akan sejauh itu menaruh prasangka terhadapnya. Ia tak pernah sedikitpun berniat mengacaukan Kyuhyun lebih-lebih memerasnya.

"Yya Ahjushii! mengapa kau memarahinya?! Kembalikan celana Sungmin!"

"DIAM KAU!" Bentak Kyuhyun keras, dan kembali manatap Sungmin begitu berhasil membuat V terlonjak terkejut karenanya.

"Mengapa kau tak menjawabku Lee Sungmin?Aku benar...Kau sengaja membawa temanmu dan memerasku?! Aku tau temanmu telah merekam apa yang terjadi semalam! Kau sengaja menjebakku Hahhh?!"

Sungmin makin menatap nanar...apa lagi sekarang? Mencerca dirinya tanpa jeda bahkan dengan tuduhan yang benar-benar meremukkan hatinya kali ini.

"Aku t-tidak seperti itu" Ucap Sungmin dengan tangan terkepal erat

Kyuhyun terkekeh remeh 'Kau mengambil peruntungan dengan wajah itu. Berapa yang kau minta untuk rekaman itu Lee Sungmin?'

Sungmin makin mencelos getir mendengarnya, Ia yang seharusnya menuntut atas semua perlakuan rendah yang Kyuhyun lakukan padanya. Tapi mengapa...dirinya yang harus dipersalahkan atas semua ini.

"Aisshh Jinjja! Apa yang kau bicarakan?! Mengambil celananya dan sekarang kau memarahinya seperti itu! PERSETAN DENGAN REKAMAN YANG KALIAN BICARAKAN! KAJJA PERGI MIN!" V mendadak gusar dan menarik paksa tangan Sungmin untuk lekas pergi dari hadapan Kyuhyun. Entahlah...Ia benar-benar tak tahan dengan perlakuan Kyuhyun dan muak melihat sikap diam Sungmin. Tak bisakah Ia melawan, atau sekedar menyentak pria angkuh itu?!

Sementara, Kyuhyun hanya menggebrak meja keras-keras...merasa payah, Ia begitu mudah meradang hanya karna dua bocah itu.

"Shit!"

.

.

.

.
.


"A-ack! Appoyo! Le-lepaskan aku Vi" Rintih Sungmin, sembari berusaha melepaskan cengkeraman V di pergelangan tangannya. Namun namja manis itu sama sekali tak mengindahkannya...dan tetap menariknya berjalan lebih jauh meninggalkan kediaman Cho.

"Je-jebal...lepaskan, ini saki—ah!" Pekik Sungmin begitu Vi melepaskan pegangannya.

"Ada apa denganmu sebenarnya?! Apa kau selalu hidup seperti ini? Diam... meski orang lain merendahkanmu? Dan merintih saat merasa sakit?!"

"..." Sungmin hanya diam dan menundukkan kepala.

"Aisshhhh...teruslah diam seperti itu! Kau hanya bisa diam bukan?! Orang lain hanya akan melempar semua kesalahan dengan sikap lembekmu ini! "

"..." Sungmin mengedarkan pandangan dengan raut bingung, entahlah hatinya benar-benar kacau saat ini. tak cukupkah dengan Kyuhyun? dan kini seorang anak yang lebih muda darinya pun juga memarahinya seperti ini.

Vi menghela nafas berat, melihat Sungmin makin menciut di hadapannya. Ah! Ia terlalu terbawa emosi hingga lepas kendali seperti ini. Mau bagaimana lagi? Ia benci melihat sikap tak berdaya Sungmin di hadapan pria yang merupakan rekan kerja Hyungnya itu.

'Seharusnya kau marah! Atau pukul saja Ahjussi itu pabbo!' gerutu V dalam hati.

Sungmin menutup kedua telinganya dan menggeleng kasar, sontak V dibuat heran melihatnya.

"W-wae? Apa kau merasa kurang baik?" Tanyanya seraya menyentuh lengan Sungmin.

"Je—bal hentikan...aku memang bodoh...aku memang bodoh!" Racau Sungmin masih dengan menggeleng kasar.

V membulatkan mata lebar mendengarnya. Ini bukanlah suatu kebetulan atau bagian yang tak di sengaja...tapi Ia benar-benar yakin, Sungmin baru saja mendengar suara batinnya.

Namja manis itu mengedarkan pandangan ke sekitar dengan was-was...cemas kalau-kalau seseorang melihat keduanya, dan melihat kondisi Sungmin saat ini. Ah sungguh! itu akan sangat merepotkan.

"Ah mianhaee...kajja...kajja...jibe kajja( ayo pulang)" Bujuk V, sembari merangkul pundak Sungmin dan membimbingnya pulang, bersikap seolah Ia tak merasakan apapun yang berbeda dari diri Sungmin.

Skip Time

"Ah Johta! tak kusangka ukuran tubuh kita sama, kau bisa memakai pakaianku Min" Ucap V sembari mematut tubuh Sungmin di depan sebuah cermin besar.

"G-gomawo" Lirih Sungmin sambil menundukkan kepala.

"Tck! kau melakukannya lagi?! Tegakkan kepalamu dan katakan dengan lebih keras...kau bukan yeojja!" Sentak V, tak peduli dirinya lebih muda dari Sungmin.

"G-gomawo"

"Lebih keras!"

"Gomawo"

"Kurang!"

"GOMAWO!"

"Ah..ya, seperti itu" Ucap V seraya menaik turunkan alisnya, Ia meringis sesaat lalu beralih mendorong tubuh Sungmin hingga terhempas ke ranjangnya.

'BRUGH'

"Ugh—

"Pejamkan matamu lalu tidur" sergah V cepat, sambil menarik selimut sebatas leher Sungmin.

"M-mwo?"

"Yyaa~...lihat lingkaran mengerikan di matamu itu, aku tak ingin melihat panda china di rumahku! Tidur..ppali..ppali" V beralih mematikan lampu kamarnya lalu berlari keluar dan menutup pintu rapat-rapat. Sikap aktif yang sedikit aneh itu memang membuat Sungmin merasa kikuk dan mungkin heran, ah yah! Tentu...darah AB yang mengalir dalam tubuh V, sedikit banyak memberi pengaruh pada kepribadian yang tak biasa dari anak itu.

"Gomawo" Sungmin tersenyum tipis lalu memejamkan mata, Ia tau...V menyimpan rasa peduli yang begitu besar di balik sikap anehnya itu.

.

.

.

("Nee yeobbseyo Vii..? bukankah ini belum waktunya istirahat? wae—)

" Aku di rumah" Jawab V santai, seraya mengacak isi lemari esnya.

("YACK! KAU MELEWATKAN SEKOLAHMU?!") Teriak Eunhyuk dari line telfonnya.

"Keugeon aninde Hyung (Bukan seperti itu Hyung)"

("APALAGI?KAU JELAS-JELAS—)

"AISSHH! BERHENTI BERTERIAK PADAKU! SUNGMIN DI RUMAH!" jerit V tak kalah keras

("Sungmin~eyo? Jjeongmal? Ah geurrae (baiklah) Hyung usahakan pulang cepat...jaga rumah baik-baik, arrachii?")

V mengernyit jengkel pada layar smart phone miliknya, ada apa dengan cara bicara yang mendadak manis itu. Menyebalkan sekali. Pikir V..dan mematikan sambungan telfon itu secara sepihak. Lalu beralih menelfon seseorang.

"MOOM! BUANG HYUKKIE HYUNG! TUKAR DIA DENGAN YANG BARU!"

("O-ommo? Kau bicara apa sayang?")

.

.

.


Sementara itu di tempat lain

Drrrtt...Drrttt

Kyuhyun berdecak kesal, begitu ponsel miliknya begetar keras di atas meja nakasnya. Ia menutup mata dengan sebelah tangannya dan mencoba mengabaikan panggilan itu, namun semakin dirinya acuh tak acuh...panggilan telfon itu semakin intens dan itu benar-benar membuatnya terusik. Namja tampan itu beralih bangkit, berniat melepas battry smartphone tersebut...namun urung Ia lakukan begitu melihat Ibunya yang tengah menghubunginya kali ini.

"Hnn..." Jawabnya malas begitu mengangkat panggilan tersebut.

("Kyuhyunnie...mengapa lama sekali mengangkat telfon Eomma eum?")
Kyuhyun hanya menghela nafas mendengarnya. "Biarkan aku tidur Eomma"

("Yyaa..nae adeul (putraku) gwaenchana?apa kau sakit?")

"Aniya...aku ingin tidur"

("Ah...Eomma akan mengunjungimu Chaggiya. Aissh...bocah tak tau diri itu pasti yang membuatmu sakit")

"Anak itu sudah pergi, tak perlu—

("Pergi? Jinjjayo? OKAY! Itu yang Eomma inginkan!...Ahahaha...Eomma akan segera menemui Chaggiyaa")

"Tak perlu Eom—

Tuuut...tuuut...tuuut

Kyuhyun membuang asal ponselnya ke ranjang, dan bangkit berdiri...memandang kosong pada potret besar yang tersemat di dinding kamarnya. Ah sungguh! Ia merasa gusar meski Sungmin telah enyah dari rumahnya, bahkan rasanya semakin kacau itu Ia benar-benar benci dengan perasaan seperti ini.

"Bukankah kepergiannya adalah yang terbaik ?" Gumam Kyuhyun, seolah tengah berbincang dengan Vincent. Meski nyatanya itu hanyalah potret mati.

.

.

.

Pria tinggi itu beralih melangkah keluar dari kamarnya, meneguk secangkir kopi mungkin pilihan yang tepat untuk meredakan suasana batinnya. Ya! Kyuhyun yakin itu.

"Tsk!" Decaknya begitu menyadari tak ada setetespun air panas di dapurnya. Ah! Ia lupa...seseorang yang selalu membuat kopi untuknya selama beberapa hari ini telah pergi.

Kyuhyun beralih memanaskan air...terasa membosankan dengan hanya melihat asap yang mengepul dari air yang hampir mendidih itu. Kyuhyun ingat benar...selama lebih 1 minggu lamanya, Ia selalu me ndengar seseorang bersenandung merdu dari ruang dapurnya. Belum lagi dengan aroma kopi hangat yang menguar ...ah! Ia masih mengingat dengan baik, aroma pagi tersebut.

Tapi rasanya...Ia baru menyadari ada yang berbeda di pagi ini. Semua terasa hambar...ya...benar-benar hambar, seperti—hari di mana Vincent meninggalkannya.

"Merepotkan" Gumamnya seraya menuangkan air panas itu ke dalam cangkirnya, namun tiba-tiba saja pandangannya tersita pada sebuah objek kramik berbentuk miniatur bunny, dan Ia tau benar..itu berasal dari mug milik Vincent yang telah pecah. "Bocah itu yang membuatnya?" Gumamnya lagi, namun itu membuatnya lupa, Kyuhyun masih menuang air panas...hingga tumpah dan genangan air panas itu mengenai sebelah tangannya yang bersandar pada meja pantry.

"AH!"
Pekiknya seraya mengibas tangan kirinya, dan mendesis nyeri kala melihat telapak tangannya telah memerah.

FLASH BACK ON

"Tuan... aku telah menyiapkan kopi untuk anda"

"Siapa yang menyuruhmu memasuki kamarku?"

"Ah...aku hanya ingin meletakkannya saja. Permisi Tuan"

.

.

"Biarkan aku saja yang mengupasnya untuk anda" Sungmin memaksa mengambil buah apel dan pisau dari tangan melihat Dokter muda itu terlihat asal-asalan mengupas buah ranum itu.

"Apa yang kau lakukan?!"

"B-berikan padaku...aku tak ingin kau melukai tanganmu dengan pisau itu"

Kyuhyun tak menghiraukannya, dan tetap kekeuh melakukannya sendiri. "Tsk! Kau meremehkan— ouch!"

"Kubilang juga apa! Lihat...sekarang anda berdarah seperti ini!" Gerutu Sungmin, seraya meraih telunjuk Kyuhyun dan menyesap darah dari luka sayat itu dengan bibirnya.

"Y-Ya! Kau—

"Ssstt" Desis Sungmin dan kembali menyesap rembasan darah di telunjuk Kyuhyun.

FLASH BACK OFF

Kyuhyun mengerjap cepat, ah apa yang baru saja terjadi? Mengapa dirinya kembali mengingat harinya bersama Sungmin. Sepertinya kepalanya sedang bermasalah kali ini. Pikir Kyuhyun.

Namun Kyuhyun akui...Ia tak pernah menolak apapun yang dibuat Sungmin untuknya. Semacam...perasaan hangat saat menerimanya.

Dan samar-samar perasaan bersalah itu mulai menyelinap...oh sungguh! apa yang telah Ia lakukan pada anak itu. Bahkan hatinya tak mengingkari...kebaikan Sungmin.

"KYUHYUNIIEEEEEE...EOMMA DATANG SAYAAAANG"

"Tck! Secepat itu Dia datang?!"

"AAHHH RUMAH INI BENAR-BENAR TERASA MENYEGARKAN TANPA ANAK ITU" Teriak Heechul lagi, seraya terkikik dan berputar-putar mencari Kyuhyun.

.

.

.

.


Di Tempat lain

"Kau harus memegangnya seperti ini" Ujar V, mencoba membimbing Sungmin memegang Joy sticknya.

"Uhm...benda apa ini?"

V membulatkan mata lebar, heran sekaligus takjub...Sungmin tak berasal dari zaman Jeoseon bukan?

"Yyaa...kau tak pernah bermain game dengan ini?"

Sungmin menunduk, dan menggeleng lemah...bagaimana Ia bisa tau benda apa di tangannya kini. Ia buta semenjak usia 2 tahun...tentu semua yang dilihatnya benar-benar terasa asing.

"Whoaa daebaak...kau manusia kuno huh? Hae bwa (lihat)...kau hanya perlu menekannya seperti ini dan BOOOM! Kau mati" Celoteh V antusias, sambil menunjukkan karakter dalam gamenya membunuh musuhnya dengan dynamite.

"Seperti ini?"
Ctak...tak..tak..ctak

Sungmin berusaha meniru apa yang dilakukan V menekan asal semua tombol Joy sticknya , tapi dalam layar besar itu Ia sama sekali tak bisa menggerakkan apapun. Hanya asap hitam legam yang mengepul di dalamnya. Aneh sekali...

"Yyaa...dia sudah hangus...mati, tak bisa bermain lagi"

"Ahh...jadi seperti itu. Dia bodoh sekali" Gumam Sungmin masih memandangi karakternya yang tewas.

Namja manis di sisinya hahya mengerjap, dan menggeleng-gelengkan kepala. Mungkin untuk sementara ini, ia memang harus mengajarkan banyak hal pada teman barunya itu. V melirik Sungmin. "Apa kau benar-benar tak tau benda semacam ini? maldo andwae"

"A-aku but—

"Viiii...Sungmin~ah, aku pulaaang!"

Keduanya seketika berjengit, begitu suara yang mereka kenal memanggil dari arah pintu utama...V melengos malas, lalu beralih tengkurap di lantai..berpura-pura tidur.

"Hyukkie hyung—

"Katakan aku tidur" Ucap V sambil mengibas-ngibaskan tangannya

"Di lantai?"

"Oho"

Sungmin hanya menghela nafas, dan beralih bangkit berdiri...berniat menemui Eunhyuk.

.

.

.

"Hyungg—" Kedua foxy eyes itu seketika membulat lebar, begitu melihat seekor anak anjing tampak melompat-lompat di bawah kaki Eunhyuk. Meminta makanan.

"Kyeoptaaa"

"Ah! kau menyukainya Minnie?"

"N-nde...irreumi mwoeyo? (siapa namamu)" Ucap Sungmin sambil menangkup kepala bulat itu, menggelengkkannya ke kanan dan ke kiri hengga ekornya mengibas antusias.

'Woof...Wooff...Woff'

"Ahaha..lihat sepertinya Dia menyukaimu Min"

"YACK! Anjing...aku mendengar anjing di sini!" V berjalan menghentak keluar dan mengedarkan pandangan ke sekitar.

"Ige mwoya?!" Pekik V seraya menunjuk-nujuk anak anjing yang menggeliat di bawah kakinya.

"Aku baru saja mengambilnya...lucu bukan?"

"Mwooo?! Aku melarangmu menginjakkan kaki di rumah ini! Pergi kau dari sini!" Bentak V, sambil menunjuk pintu seolah tengah mengusir seseorang.

Anak anjing itupun tampak menunduk takut dengan telinga terkatup. Lalu beringsut-ingsut mendekati Sungmin.

"Aiyyah! Bicara apa kau ini?! Choco akan menemani Sungmin di rumah saat Hyung bekerja"

"Aku yang akan menemaninya!" Sergah V kesal.

"Aha...dan bagaimana saat kau pergi ke sekolah?"

Namja manis itu hanya berdengus, dan menggerutu dalam hati. Ia tak akan mungkin memaksakan keinginannya pada penguasa rumah itu.

"Choco? Nama macam apa itu? lebih baik beri nama gaedong (kotoran) saja, itu lebih cocok untuknya!"

.

.

"jangan pedulikan anak itu, dia memang setiap hari seperti itu. Bermainlah bersama Choco di luar Min...aku rasa itu akan sangat menyenangkan" Ujar Eunhyuk, seraya mengeluarkan beberapa buah dan sayur segar dari paper bag.

"Uhm Hyung.."

Eunhyuk tersenyum tipis melihat anggukan manis itu, namun senyumnya seketika pudar begitu melihat luka lebam di pergelangan tangan dan betis Sungmin.

"Tunggu Min.." Ucapnya cepat, seraya menahan tangan Sungmin.

"Luka ini—" Eunhyuk membulatkan mata lebar. "Bagaimana bisa kau mendapat luka seperti ini?" Ia mulai panik menelisik kaki Sungmin.

"G-gwaenchanayo... aku terjatuh kemarin"

Eunhyuk menghela nafas pelan, ini bukan kali pertama dirinya mendapati Sungmin terluka...bahkan sebelumnya kedua tangan anak itu dipenuhi luka serpihan keramik. dan sekarang...luka memar yang benar-benar kontras di kulit putihnya.

Dokter muda itu beralih memegang kedua bahu Sungmin, sedikit merunduk demi menatap lekat wajah bocah mungil itu.

"Apa seseorang mengancammu?"

Sungmin terbelalak, lalu menggeleng cepat. Namun Eunhyuk dapat melihat dengan jelas, rasa takut itu terbias dari manik foxynya.

"Dengar Sungmin~ah, aku tentu tau...luka di tangan dan kakimu ini bukan luka terjatuh seperti yang kau katakan"

Sungmin hanya diam menunduk, benar! Itu memang bukan luka terjatuh...tapi tentu Ia tak mungkin menjelaskannya secara lugas apa yang dialaminya di malam itu bukan?

"Kyuhyun yang melakukannya?" Sergah Eunhyuk, sukses membuat namja mungil di hadapannya berjengit dan mengalihkan pandangan darinya.

Eunhyuk berdecak, dan memijit keningnya. "Seharusnya aku sudah menduganya dari awal dan tak membiarkanmu tinggal bersamanya Min" Ujarnya kemudian.

"A-Ani...bukan Kyuhyun Seonsae—

"Tak perlu melindunginya! apa saja yang telah Dia lakukan terhadapmu selama ini?" Eunhyuk mulai tersulut emosi.

"..."
Tak ada jawaban, Sungmin lebih memilih diam dengan kepala tertunduk. Tak ayal...Eunhyuk mengernyit heran melihatnya. Ia semakin menyadari...ada perubahan dalam diri Sungmin.

Ya! Ia tau benar...anak itu memiliki pribadi yang ceria. Namun apa yang dilihatnya kini benar-benar bertolak sangat jauh. Sungmin lebih banyak diam...bahkan bicarapun sesekali tersendat, seakan tak memiliki nyali untuk menyuarakannya.

Dan sungguh...Ia benar-benar tak ingin membuat anak itu semakin tertekan. 'Lain kali saja aku menanyakannya' Gumam Eunhyuk dalam hati.

Dan Sungmin hanya menggelang pelan mendengarnya. Benar-benar tak menginginkan Dokter itu mengungkit masalah tersebut baik saat ini ataupun lain kali.

"Geurrae...tak perlu membicarakan masalah ini lagi. Kemarilah...biar aku mengobati lukamu. Lalu kau boleh bermain bersamanya" Ucap Eunhyuk lembut sambil menepuk kepala anak anjing dalam gendongan Sungmin.

.

.

.

.

.


"Ahhh...ini benar-benar menawan, sangat pas di tubuhmu...kau tak ingin mencobanya Chaggi?" Gumam Heechul, usai mengambil jas medis yang tersimpan di almari Putranya. Memandanginya dengan antusias, bahkan hingga menyemprotkan parfume milikinya berkali-kali.

"..." Namja tampan itu hanya meliriknya sekilas, lalu kembali berkutat dengan buku tebal di tangannya.

"Yyaaa~...dengarkan Eomma saat bicara"

"Tujuan Eomma kemari, hanya untuk mengatakan itu bukan?"

"Aniyaaa...Eomma datang karena benar-benar merindukanmu. Ahhh aku benar-benar merindukan putraku yang penuh kharisma itu, setiap orang memujinya...dan semakin terlihat tampan dengan jas ini. Ah eottohkkae...Eomma merindukannya setengah mati" Rengek Heechul sambil mengguncang pundak Kyuhyun, namun apa yang dilakukannya mmebuat Kyuhyun tersedak kopi yang diminumnya, bahkan sebagian tumpah mengenai perban di tangan kananya.

"Uhukk~...Eom—maa"

"O-ommona!...gwaenchana Chaggiyaa...ah eottohkkae, apa terasa sakit?" Racau Heechul dan begitu panik memegangi tangan Kyuhyun.

"Ssshh..." Desis Kyuhyun seraya menahan tangan Heechul, memberikan isyarat untuk tak bersikap berlebihan seperti itu. "Gwaenchana.." ucapnya, kali ini dengan membuka lilitan perbannya.

"Aisshh! Semua ini karna bocah tak tau diri itu ...sampai-sampai kau terluka seperti ini. Apa dia tak tau...Putraku seorang Dokter, tangannya tentu sangat berharga dibandingkan dengan—

"Eomma!" Bentak Kyuhyun, tak habis pikir Ibunya masih saja menyudutkan Sungmin, bahkan setelah anak itu pergi dari rumahnya.

"W-waeeee...mengapa kau membentak Eomma?"

Semua benar-benar membuatnya penat, hingga berbicara dengan ibunyapun rasanya serasa membuat kepalanya pecah. Entahlah...kali ini Ia merasa terlalu tersinggung, jika Heechul kembali menyalahkan Sungmin.

"Aku akan membersihkan tanganku" Ucap Kyuhyun sembari bangkit, dan melangkah menuju ruang dapur.

"Y-yya berikan pada Eomma saja, biar Eomma yang membersihkannya"

"..."

"Kyunnie?"

'RRINGGG...RRINGG'

"Aishh kkamjagiya (mengagetkan saja)...siapa yang menelfon hmm?" Gerutu Heechul, dan mengurungkan niatnya mengejar Kyuhyun demi mengangkat telfon rumah itu.

.

.

.

Berkali-kali namja tampan itu berdecak..kala dirinya menyeka telapak tangannya dengan cairan antiseptik. Ah sungguh bukan karna luka di tangan itu yang membuatnya gusar seperti ini, tapi entahlah...Ia merasa akan lebih baik jika Sungmin di rumahnya daripada Ibunya yang datang berkunjung.

'Woof...Woofff'

"Choco...apa yang kau bawa?"

Namun tiba-tiba saja Ia mengernyit begitu mendengar suara yang tak asing untuknya, Ia beralih bangkit mendekati teralis jendela dapur untuk melihat ke luar, dan benar saja...Ia terbelalak lebar begitu melihat sosok mungil yang berlarian dengan seekor anjing kecil di halaman sebuah rumah.

"Sung—min" Gumamnya tak mengerti, bagaimana bisa anak itu di sana. Mungkinkah seseorang telah menampungnya?

"YACK! ANJING ITU MENGAMBIL CELANAKU MIN!"

"Aisshh...anak itu!" gerutu Kyuhyun jengkel saat melihat V merangsak keluar dari rumah tersebut, tanpa mengenakan celana. Ah! tentu Ia tak bisa melupakan begitu saja, sikap lancang bocah itu terhadapnya.

Apa ini? mungkinkah itu rumahnya?

Kyuhyun kembali melihat keluar, mengamati dengan seksama tingkah dua bocah tak jauh dari rumahnya itu. ah sungguh! ini benar-benar aneh...apa hubungan anak itu dengan Sungmin sebenarnya?

"Ahahaha...lepaskan itu"

'Wooff...Woff!'

DEG

Ia terpana begitu saja, dan beralih membuka lebih lebar tirai jendelanya. Entahlah...sesuatu dalam dirinya serasa berdenyut lebih cepat kala melihat Sungmin tertawa selepas itu. Hingga tanpa tersadar...Ia betah berlama-lama menduduki meja pantry hanya untuk mengamati sosok mungil itu.

"Manis sekali.." Gumamnya tanpa sadar. Sesekali Ia terkekeh kecil, melihat Sungmin kembali tertawa keras dan berguling-guling dengan seekor anak anjing. Entahlah milik siapa itu...yang jelas, Sungmin benar-benar terlihat senang bersamanya.

Sempat Ia memanggil nama Vincent dalam batinnya, apa yang dilihatnya kini tentu, membuat kenangan itu kembali menyeruak. Tapi anak itu bukan Vincent, melainkan sosok yang berbeda yang mungkin benar memiliki banyak kesamaan dengan kekasihnya. Tapi sekali lagi...Sungmin bukanlah Vincent.

Bagaiman bisa Ia mengatasi hatinya? dan sungguh Ia benar-benar tak ingin dipermainkan dengan perasaan rindu seperti ini.

Sejenak dokter muda itu memang terbebani dengan perasaannya, namun lagi-lagi Ia kembali dibuat tertawa kecil dengan tingkah namja mungil itu. dan perlahan Kyuhyun mulai menyadari...Sungmin memiliki senyum yang berbeda

Ah! tentu saja Kyuhyun merasa bersalah...dan selalu memikirkan tentang ini. Ya...bagaimana cara Ia memperlakukan Sungmin dan segala sikap tempramennya itu. Kyuhyun tau...tak semestinya bersikap seperti itu.

Sejujurnya Ia bukanlah pribadi yang demikian, namun mau apa lagi...

Ego dan kesetiaannya pada Vincent yang membuatnya bersikap sekasar ini pada Sungmin. Sepenuhnya...Ia masih beranggapan, tak ada satupun yang bisa menggantikan Vincent.

.

.

"Aissh YACK! Mengapa bocah tengik itu menariknya seperti itu!" Gerutu Kyuhyun spontan, saat melihat V menarik Sungmin hingga keduanya jatuh di atas rerumputan. Ah sungguh! ia benar-benar kesal melihatnya.

"Waeyoo? Apa yang sedang kau lihat umm? Kau berteriak pada siapa?"

'SRAKKK'

Kyuhyun menutup cepat tirai jendelanya, begitu ibunya tiba-tiba saja datang. "A-anak anjing"

"Mwo? Puppy? Biar Eomma melihat—

"Aisshh! sepertinya aku harus memiliki seekor anak anjing" Sergah Kyuhyun cepat, seraya memutar tubuh ibunya dan memaksanya menjauhi jendela tersebut.

"Yyaa...mengapa kau menjadi aneh seperti ini? bukankah kau sangat membenci hewan peliharaan? bagaimana—

"Waktunya Eomma pulang"

"Ah waeee...kau mengusir Eomm—

Heechul mempoutkan bibir begitu Kyuhyun menunjukkan pukul 5 sore pada jam tangannya.

"Sudah waktunya bukan?"

"Aisshh sesangee...mengapa kau sangat kejam pada ibumu sendiri"

Kyuhyun hanya tersenyum mendengar ibunya terus menerus bersungut di depannya, ya Ia tau...Heechul memang satu-satunya yeojja yang paling banyak bicara dan kerap membuatnya jengkel tapi tetap saha juga satu-satunya Yeojja yang paling Ia cintai di dunia ini.

.

.

"Jangan mengenakan pakaian setipis ini. Berapa kali aku harus mengatakannya huh?!" gerutu Kyuhyun sembari mengenakan jaket tebal milikinya di tubuh Heechul.

"Aigoyaa...apa kau tak ingin Eommamu terlihat sexy dan Hottt?"

"Tsk" Kyuhyun hanya mengulum senyum sembari menggelengkan kepalanya, tak habis pikir Ibunya lebih kekanakan dibandingkan dengan anak muda saat ini.

"Pulang dan jangan pergi kemanapun...arrasseo?" Usai melilitkan syal Heechul.

"Poppo—Chupp. Heechul bergerak cepat mencuri kecupan di bibir Kyuhyun.

"Aisshh...Eomma! aku bukan anak kecil lagi!" Sungut Kyuhyun sambil mengusap bibirnya.

Heechul hanya terkikik mendengarnya. Dan melenggang santai menuju pintu utama. "Kau tetap Kyuhyun kecil bagi Eomma"

.

.

.

"Eomma sudah menyiapkan makan malam di dalam kulkas, kau hanya perlu memanaskannya Chaggiya"

"Hn.." Gumam Kyuhyun sembari mengibas-kibaskan tangan, meminta Heechul agar segera memasuki mobilnya.

"Isshh.." Desis Heechul, namun tetap mengulas senyum dan melambaikan tangan pada putra kesayangannya itu.

.

.

Ia menghela nafas pelan, selepas perginya mobil audi itu dari rumahnya. Namun kedua obsidian itu terlihat tak sabaran melihat sebuah rumah tak jauh dari kediamannya. Ya...sebuah rumah di mana dirinya melihat Sungmin berkeliaran di dalamnya. Dan mengangguk pelan, merasa mungkin memang sebaiknya semua berjalan seperti ini, tak ada yang perlu Ia cemaskan mengenai kondisi Sungmin. lagipula sepertinya...anak itu telah menemukan tempat tinggal. Tapi mengapa bukan Jessica? Ah terserah...
Semua akan baik-baik saja, dan hidupnya tentu akan kembali tenang seperti semula. Pikir Kyuhyun seraya memasukki kediamannya.

.

.

.

Menjelang malam, kedua mata yang seharusya Ia harapkan untuk terpejam...tetap terjaga tanpa alasan. Ya..itu menurut Kyuhyun, meski sebenarnya ada sosok yang kini mulai memenuhi benaknya.

"Hhhh..." helanya seraya merentangkan kedua tanganya, dan menjadikannya bantalan di sandaran sofanya... sejenak Ia mengedarkan pandangan ke sekitar lalu menatap langit-langit rumah. ...entahlah...rasanya rumah ini benar-benar serasa sangat luas dan senyap.

"Ehem..." Dehemnya berusaha memecah hening.

Ah...suaranya saja tentu tak akan berpengaruh apapun. Rumahnya tetap saja bisu tak berkelakar apapun di malam ini.

Biasanya ia selalu mendengar suara kecil Sungmin bahkan hingga denting perkakas masak di dapur...tapi kini jangankan derap langkah yang kerap rusuh, helaan nafas namja mungil itupun tak lagi didengarnya.

Biar saja...memang hanya ketenangan ini yang diinginkannya. Hanya Dia dan Vincent..ya seperti itu. pikirnya sembari memejamkan mata.

"Ahahaha"

Namun tak berlangsung lama...Ia kembali membuka mata begitu mendengar suara tawa yang keras dari sebuah rumah tak jauh dari kediamannya.

Itu Sungmin yang tertawa. Apa-apaan ini? bahkan setelah anak itu angkat kaki dari rumahnya...Ia masih mendengarnya. Ah! Sungmin di mana-mana.

"Tck!" Decaknya seraya kembali memejamkan mata dan memaksa untuk tidur.

.

.


Esoknya..

Terlalu pagi untuk menyentak lelapnya kali ini, namun apa boleh buat...Ia benar-benar tak mendapat tidurnya semalam. Ah! Ia hampir gila hanya karna tawa seorang bocah yang menyusup masuk dalam mimpinya.

Ya! Sungmin di mana-mana.

Ia bergegas turun, berniat mengambil air mineral dan mendadak gusar begitu mendapati dapur dan ruang tamunya tampak terang benderang.

"Min! Berapa kali ku katakan...jangan menyalakan lampu jika—

Kyuhyun stagnan, memandang kosong ke depan. Apa yang baru saja dipikirkannya? Sungmin telah pergi..bagaimana bisa Ia bicara demikian?. Rasanya...ia memang terbiasa dengan kehadiran Sungmin di rumah ini.

.

.

"Mwohani? (Sedang apa kau)" Gumam Kyuhyun seraya meneguk air mineralnya. Ia tau...pikirannya tengah bermasalah memikirkan Sungmin di dalam rumah itu.

.

.

Esoknya lagi

"Kau tak harus melakukan semua ini Kyu"

"Dia aman bersama penghuni rumah itu, apa masalahnya?" Ujar Kyuhyun penuh emosi, begitu ayahnya datang berkunjung dan menyentaknya hanya untuk menumpukan semua kesalahan karna telah mengusir Sungmin.

"Benar! Apa salahnya? Putra kita memilih langkah yang tepat dengan mengusir bocah tak tau diri itu" Imbuh Heechul, mendukung penuh keputusan putra kesayangannya.

"Appa tak mau tau, jika kau menyesal nantinya"

"Justru kehadiran anak itu yang akan membuatku menyesal!"

"Baik...lakukan apapun yang kau inginkan" Hangeng memilih beranjak pergi, tak berkomentar apapun bahkan untuk sekedar membujuk istrinya turut pergi bersamanya.

"Ha-hannie? Kau ingin pergi?"

"..."

"Bagaimana denganku? Hannie...Yyaaa Haanniieee"

.

.

. Kyuhyun menghela nafas jengah selepas kepergian kedua orang tuanya, Ia benar-benar tak habispikir dengan semua ini. tak bisakah Ayahnya tak campur tangan dengan kehidupan pribadinya?

Apa hebatnya...hidup bersama bocah itu? hanya masalah dan emosi yang ditimbulkannya bukan?

Namun meski demikian, ada sebagian dari hatinya yang mengingkari...Ia tak sepenuhnya membenci anak manis bernama Sungmin itu.

.

.

Kyuhyun diam...tak melakukan apapun di atas sofanya selain memandangi sebuah potret besar di dalam ruangan itu. seorang namja yang tersenyum itu tetap manis meski waktu terus berlalu... jika saja Ia tau, perpisahan akan datang secepat itu. Mungkin Ia tak akan menyia-nyiakan waktu yang dulu sempat tersisa. Kyuhyun terus mengamati potret Vincent...hingga tanpa tersadar Ia mulai mengulas senyum.

"Min...:" gumamnya spontan.

DEG

Kyuhyun terbelalak tersadar, apa yang baru saja di ucapkannya? Ia sedang tak salah fokus bukan?Hanya Vincent yang dipandanginya...tapi bagaimana bisa nama itu mengalun begitu saja?

"Tck!" Decaknya seraya memejamkan mata, tak peduli kepalanya bermasalah saat ini.

Mungkin memang benar, Ia menolak penuh kehadiran Sungmin...namun sosok yang terbiasa berkeliaran di dekatnya itu. sedikit banyak telah menyita ruang dalam benaknya.

.

.


Beberapa minggu kemudian

'BRAKKKK PRANKK'

"Arghtt!" Kyuhyun terlihat meraung kesakitan dan memegangi kakinya begitu dirinya tak sengaja menjatuhkan sebuah vas hingga mengenai kakinya. Ia berdecak gusar melihat luka lebam dan sedikit rembasan darah di jarinya.

"AISHHH!" teriaknya sembari menendang buket bunga yang tercecer di lantai. Sejak kapan Ia kembali seceroboh ini?

Semua terasa menjengkelkan untuknya...setiap hari benar-benar semakin memuakkan, hingga rasa-rasanya Ia tak bisa melakukan apapun tanpa bocah itu. Ah persetan jika dirinya telah terbiasa dengan sosok Sungmin. Tapi itu benar-benar mengganggunya. Bahkan selepas perginya anak itu pun dirinya benar-benar menjadi setengah gila memikirkannya.

"Apa kau bahagia?! Mudah sekali melupakan seseorang yang telah menolongmu?! Picik sekali huh!" gerutunya sembari berjalan menghentak menuju pintu utama. Apapun itu Ia benar-benar ingin melihat apa yang dilakukan Sungmin di rumah barunya itu.

Kyuhyun beralih berjalan mengendap mendekati pagar rumahnya, sedikit memanjat lalu mengintip dengan leluasa rumah misterius itu. Namun kedua mata yang semula penuh dengan tanda tanya kini berangsur menatap teduh, begitu sosok mungil yang dicarinya masih bercanda di halaman rumah tersebut.

Semakin lama semakin Ia ingin memandangnya lebih jelas, hingga tanpa tersadar Kyuhyun memanjat pagar itu lebih tinggi. Ah entahlah...rasanya tak puas mengintip dengan hanya cara seperti ini saja.

'Tidak! Alasannya bukan ingin melihat Sungmin...hanya sekedar memastikan bocah itu baik-baik saja, tak apa bukan?' kekeuh Kyuhyun dalam pikirannya.

"Sungmin~ah...air hangatnya sudah siap, kau bisa mandi sekarang Chaggi".

Kyuhyun membulatkan mata lebar begitu seseorang dari dalam rumah itu memanggil Sungmin. "M-mworrago? Chaggi?" Gerutu Kyuhyun kesal.

Tidak! Ia tidak cemburu...Ia hanya penasaran siapa yang memanggil bocah itu dengan panggilan sayang seperti itu. Pikir Kyuhyun.

"Chankkamanyooo.." Sahut Sungmin.

"Ah ya benar...di sana saja, jangan masuk" Gumam Kyuhyun, sambil tersenyum absurd.

"Sungmin"

"Tck! Tak bisakah membiarkannya sendiri? Anak itu masih bermain!" Gerutu Kyuhyun lagi, tak suka orang asing itu kembali memanggil Sungmin untuk masuk.

"Min...ini hampir malam, jangan biarkan dirimu berlama-lama di udara dingin. Cepatlah masuk Chaggiya"

Kyuhyun kembali panas mendengarnya"Aissshhh! Dia memanggilnya seperti itu lagi! Siapa—

"Yya~ kau sedang bermain apa sebenarnya?" Eunhyuk memutuskan keluar menghampiri Sungmin, dan sukses membuat seorang dokter yang tengah memanjat dinding pagar itu tergagap kelabakan.

"E-eunhyuuuk? Ack—

SRAKKK...BRUGH

Kyuhyun yang terkejut tak bisa menahan tubuhnya, hingga hilang keseimbangan dan jatuh terjungkal ke sisi pagar yang lain.

"Arghh~ Shiiitt!" umpat Kyuhyun lirih

"Hah? Kyuu?! sedang apa kau disana?" Ujar Eunhyuk begitu mendengar suara debaman dan mengernyit heran melihat Kyuhyun tersungkur di tanah dengan posisi tak elit seperti itu.

"A—aisshh di mana jam tanganku?" Kyuhyun merangkak dan meraba-raba rerumputan di bawahnya, berdalih Ia tengah mencari arlojinya. Bisa celaka jika Eunhyuk menyadari dirinya tengah mengamati Sungmin dari pagar rumahnya.

Sementara Eunhyuk hanya memutar bola mata jengah sekaligus geli melihatnya. "Kau sudah memakainya" Ujarnya seraya mengetuk-ngetuk pergelangan tangannya.

"O—Ahh kau di sini rupanya? Hahaha" Kyuhyun menatap arloji di tangannya dan tertawa kikuk. Ah sial! Bagaimana bisa dirinya terlihat memalukan di hadapan Eunhyuk. Dirinya tak pernah bertingkah bodoh seperti ini sebelumnya.

"Yyaa...Apa kau sedang mengintip Sungmin?"

"M-mwo? Ahahaha...ANIYO!" Pekik Kyuhyun spontan, dan melenggang begitu saja meninggalkan Eunhyuk, sembari sesekali memegangi pinggangnya yang berdenyut nyeri.

Eunhyuk hanya mendelik heran melihat Dokter muda itu. "Isshh bercerminlah...Dokter yang agung bertingkah aneh hari ini! Ahh jangan bilang kau baru mengetahui aku tinggal di sini Cho" sindir Eunhyuk, namun masih bisa di dengar cukup jelas oleh Kyuhyun.

"Hyung...apa yang terjadi pada Cho seonsaengnim?" Sungmin menghampiri Eunhyuk, dan meremas kuat ujung kemeja pria ramping itu. Begitu menyadari Kyuhyun telah melangkah pergi.

"Hmm...molla. Jangan pedulikan penguntit seperti Dia" Ujar Eunhyuk, sambil menarik tangan Sungmin untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah.

"P-penguntit?" Sungmin mengerjap tak mengerti.

.

.

.

.

"Tck! pagar sialan!"

.

.

.


Malamnya...

"Aissh sejak kapan Eunhyuk di rumah itu?"

"Jadi bocah yang bersama Sungmin itu dongsaengnya?" Namja tampan itu terlihat gusar berjalan mondar-mandir di sekitar ranjang king sizenya, sesekali Ia melirik tirai jendela kamarnya. Dari tirai yang tipis itu...Ia bisa melihat dengan samar, siluet yang tengah bercanda gurau di dalam rumah tak jauh dari kediamannya itu.. lebih lagi, ia bisa mendengar tawa kecil Sungmin dari sana.

Ah! Ia tak tahan lagi!

Kyuhyun beralih melompat ke arah jendela, dan menyibak tirai tipis itu dengan cepat. hingga siluet dalam temaram lampu rumah itu bisa Ia lihat dengan jelas.

Bukan! bukan karena Ia ingin melihat apa yang sedang Sungmin lakukan di dalam rumah itu, melainkan mereka sangat berisik...sangat mengusik! sangat mengganggunya. Ya! Itu yang diyakini Kyuhyun tentang kegiatannya saat ini.

"Apa yang dilakukan anak itu di dalam sana?" gumamnya sembari melihat dengan sungguh-sungguh.

"Tck! menemukan keluarga yang baru? Kau bahagia huh? Lupa aku yang memberimu—

'Pergi dari rumah ini'

Kyuhyun tercekat, kala ucapannya pada Sungmin kembali terngiang. Sesal berbaur kesal menyeruak begitu saja, entahlah Ia merasa tak rela sekaligus sesak dengan keadaannya saat ini.

"Aissshhh...apa yang kupikirkan? Memang seharusnya anak itu pergi bukan?!" Kyuhyun mengacak surai coklatnya gusar dan membanting tubuhnya ke ranjang. Tak mengerti dengan dirinya kali ini, sebentar-sebentar bersikap acuh namun tetap saja hatinya tergerak untuk melihat Sungmin.

Berkali-kali Ia melirik ke arah jendela, menarik selimut lalu menyibaknya lagi hanya untuk melihat rumah Eunhyuk. Mungkin Kyuhyun tak menyadarinya...Namun, hati yang panas itu sedikit banyak telah membuatnya melakukan hal kekanakan, dan mungkin setiap hal mengenai Vincent mulai tersamarkan sepanjang hari ini.

.

.

.

.

DINGGG DDONG

Kyuhyun terlonjak terkejut, begitu seseorang menekan bel rumahnya. Ia melirik jam dan mengerjap tak mengerti.

Pukul 10 malam? Tidakkah itu terlalu larut untuk seseorang bertamu di rumahnya.

Namun Kyuhyun lekas bergegas bangkit dan sedikit tergesa kala tamu tak diundang itu semakin rusuh menekan bel rumahnya.

"Chankkamanyooo!"

.

.

.

.

CKLEK

Pintu terbuka,dan kedua obsidian itupun membulat terkejut. Nyaris tak percaya...

"M-min..."

Bocah mungil itu hanya mengerjap dan tersenyum sesaat. "Terima kasih... tak mengenaliku sebagai Vincent"

Kyuhyun terlihat kikuk dan mengalihkan pandangan ke lain arah, merasa sedikit sesal dengan ucapan anak itu. Ya Sungmin benar, tempo lalu...dirinya selalu memandang Sungmin begitu picik, seolah telah mencuri paras kekasihnya dulu.

"Bolehkah aku masuk?" Ujar Sungmin memulai pembicaraan.

"O—ah, okay" Kyuhyun mulai menggeser tubuh dan mempersilakan namja mungil itu masuk. Banyak pertanyaan yang kini berputar dalam kepalanya untuk apa Sungmin kemari? Ataukah anak itu ingin kembali tinggal bersamanya?, namun Ia enggan mengutarakannya...entahlah Ia merasa sedikit gugup dan mungkin malu saat ini. terlebih atas kelakuan bodohnya sore lalu di pagar rumahnya.

"Aku tak memiliki niat buruk apapun tuan" Ucap Sungmin seolah tau isi kepala Kyuhyun. tapi memang sebenarnya Ia mengetahuinya.

"Bisakah anda duduk?" Pinta Sungmin kemudian.

"D-duduk?"

Sungmin hanya menghela nafas pelan, lalu menggenggam tangan Kyuhyun...memintanya untuk segera duduk. "Sudah ku katakan, aku tak memilki niat buruk apapun Tuan" Ucapnya begitu Kyuhyun menduduki sofaya.

Kyuhyun hanya meirik Sungmin penuh selidik, terlalu tak mengerti dengan tingkah bocah itu saat ini. aneh sekali bukan? tiba-tiba saja datang lalu memintanya duduk seperti ini? bukankah sebagai tuan rumah...dirinya yang seharusnya meminta Sungmin duduk?

"Luka ini ...apa karena terjatuh dari pagar?" tanya Sungmin begitu melihat luka di jari Kyuhyun dan sukses memecah lamunan namja tampan itu.

"Ah! ANIYOO...aku tidak jatuh dari pagar! Siapa yang jatuh hah? Kau salah melihatnya!" racau Kyuhyun seraya menarik kakinya dan menyembunyikannya. Yang benar saja Ia mengakui kebodohannya di depan Sungmin, itu benar-benar memalukan. Dia seorang yang Cool! Ya...kyuhyun yakin itu.

"Jangan menyembunyikannya seperti itu, berikan kakimu" Omel Sungmin, memaksa menarik kembali kaki Kyuhyun.

"A-Ani—

"Jangan bersikap kekanakan seperti ini Tuan!" Bentak Sungmin, dan Kyuhyun tampak luruh karenanya. "Bahkan kau belum merawat lukamu sendiri...kau seorang Dokter, jangan mengabaikannya" Lanjut Sungmin lagi, dan berdecak cemas dengan luka itu.

Namja mungil itu beralih bangkit, dan seolah terbiasa...Ia mulai berlari kecil menuju sebuah ruang medis milik Kyuhyun, lalu mengambil beberapa benda yang dibutuhkannya.

"Mau apa kau?"

"Jika kau biarkan saja, luka ini akan semakin memburuk...dan kau tau itu bukan?" Sungmin beralih sigap menyeka luka Kyuhyun dengan antiseptik. Sementara Kyuhuyn hanya mengerjap melihatnya, mungkinkah hanya perasaannya saja? Sungmin begitu lihai dan terlatih mengobati lukanya...dari mana anak itu belajar? Bahkan ...Ia tak pernah merawat luka di tangan Sungmin beberapa waktu lalu terlebih mengajarinya. Tapi anak itu...benar-benar melakukannya dengan sangat baik.

Ah! ada yang lebih menarik dibandingkan dari mana Sungmin belajar merawat luka kakinya. Ya...wajah babyface itu benar-benar membuat tatapannya semakin teduh memandanginya. Sangat cantik...rambut pirang yang menutupi sebagian wajah putih itu benar-benar cantik.

"yeppeoh.."

"Nde?" Sungmin mendongak, memastikan apa Kyuhyun sedang bergumam sesuatu. Namun apa yang dilakukannya hanya membuat wajah stoic itu mendadak bersemu merah.

"N-No!" Kyuhyun menutup bibir dan terlihat payah mengalihkan pandagannya. Ah! bagaimana mungkin Sungmin memiliki wajah sepolos itu?

"Tuan...apa kau sakit?" Sungmin beranjak bangkit, hendak menyentuh kening Kyuhyun. tapi dengan cepat namja tinggi itu menghindarinya, lalu memutar tubuh membelakangi Sungmin...berusaha menyembunyikan wajah merah dan debaran aneh yang tiba-tiba saja menyeruak.

'Sial! Dia membuatku aneh!'

Sungmin tampak menatap redup mendengar suara batin itu, berpikir...Kyuhyun muak dengan kehadirannya saat ini. Ya...bukankah dirinya telah diusir? Tak sepantasnya datang ke rumah ini lagi dan bersikap lancang bukan?

Tapi Ia hanya ingin menjaga Kyuhyun...bukankah itu pesan Vincent padanya?

'Berhentilah pabbo!' racau Kyuhyun lagi dalam batinnya sambil memukul-mukul dadanya. Berharap...jantung yang berdebar itu lekas berhenti.

"Aku akan pergi...maaf Tuan, membuatmu tak nyaman" Tukas Sungmin seraya mengemas benda-benda yang dibawanya. Dan berniat pergi.

Namun, seolah tak rela...Kyuhyun menggenggam cepat tangan Sungmin, menahannya pergi.

"Nde..? apa ada yang kau inginkan saat ini Tuan?"

Kyuhyun terdiam dan terlihat terpana melihat wajah manis itu...ah mungkin benar Sungmin memang terlihat persis dengan mendiang kekasihnya. Tapi tubuh mungil itu...bisakah ia memeluknya sebentar saja? Dan bibir itu...bisakah Ia mengecupnya sekali saja?

Kyuhyun tak peduli jika semua itu karna dirinya merindukan Vincent, tapi Ia benar-benar ingin melakukan semua itu.

"Tuan?" Panggil Sungmin, merasa Kyuhyun tengah memandang kosong saat ini.

"..."

GREBB

Sungmin terbelalak lebar, begitu Kyuhyun menariknya dan mendekapnya begitu erat. Berulang kali Ia mencoba untuk melepaskan diri, namun gagal...begitu Kyuhyun semakin menarik pinggangnya mendekat lekat. "Biarkan seperti ini"

'Jangan pergi lagi...ku mohon tetaplah di sini'

Sungmin kembali membulatkan mata lebar mendengarnya, dan mendorong kuat tubuh Kyuhyun hingga pelukan itu terlepas paksa. "Aku tau kau merindukannya...tapi Aku bukan Vincent Tuan!"

Sungmin menguk ludah getir, beranjak mengembalikan beberapa benda milik Kyuhyun di ruang medisnya, lalu bergegas meninggalkan rumah mewah itu. "Permisi Tuan.."

Sementara Kyuhyun masih menatap nanar di posisinya. Entahlah...Ia tak mengerti dengan hatinya saat ini. bahkan Ia sama sekali tak memiliki nyali melihat ke dalam hatinya...untuk Vincent ataukah perlahan tergerak untuk Sungmin.

"Aku tak tau...merindukannya atau merindukanmu" gumamnya sembari mengacak surai coklatnya gusar.

.

.


Esoknya

Tak biasanya pemuda tampan itu mematut diri di cermin, Ah! aroma maskulin yang khas selepas mandi kini benar-benar menguar dari tubuh tingginya.

"Tampan.." Gumamnya seraya merapikan kerah kemeja. Ia tersenyum sesaat sebelum akhirnya melangkah keluar dengan rasa percaya diri yang selangit itu.

Sesekali Kyuhyun meregangkan tangan, dan memcoba menghirup udara segar di sekitar. Terlihat tenang menikmati pagi harinya memang. Namun tidak dengan matanya, dua obsidian itu terlihat siaga melirik ke samping, tepat pada sebuah rumah tak jauh darinya.

Pandagannya pun menyipit pahit begitu Eunhyuk yang keluar...diikuti seorang bocah kurus di belakangnya. Di mana Sungmin?

Kyuhyun terus memandangi ke dalam pintu rumah itu, mencari-cari sosok mungil nan manis itu. dan benar saja Ia tersenyum lebar begitu Sungmin mulai melangkah keluar dan melambaikan tangan pada Eunhyuk dan bocah ingusan itu. Ah! sepertinya Sungmin sendiri sekarang.

Ia mulai tergesa mencari-cari sesuatu di sekelilingnya. Apapun itu...yang bisa menjadi alasan untuknya bertatap muka dengan namja berparas manis itu.

.

.

.

"Jigeum aninde (Tidak sekarang) Choco.." Kikik Sungmin geli begitu anak anjing kecil itu melompat penuh rengek dan menjilati dirinya, mengajaknya untuk bermain. Sontak itu memaksa namja cantik itu meletakkan pipa airnya.

"Yyaa...bagaimana dengan rumputnya jika kau—

'BUGH'

Ia mengerjap terkejut, begitu sebuah bola basket menggelinding di hadapannya. Dari mana asalnya? Dan lagi siapa yang bermain basket di tempat seperti ini.

.

.

"AH! Dimana benda itu?" Seru Kyuhyun sambil bergerak tak tentu berlaga tengah mencari sesuatu, namun kedua mata itu sesekali melirik ke arah Sungmin yang mulai memegang bola miliknya.

"Tuan...apa ini milikmu?"

Kyuhyun diam-diam menyeringai. Ah benar-benar mudah mencari alibi...

"Oh...di sana rupanya. Ya itu milikku" Ucap Kyuhyun tenang, lalu berjalan mendekat penuh kharisma.

"Biar kulempar saja" Sergah Sungmin dan sukses menghentikan langkah Kyuhyun. Ah! tak taukah anak itu...Kyuhyun ingin mendekatinya dan benda bulat itu hanya alasan untuknya saja.

BUGH

Dan benar saja...anak itu benar-benar melempar bolanya. Lalu beralih mengambil pipa air dan menyiram rerumputan di sekitarnya. Tanpa sedikitpun memberinya kesempatan untuk menegur sapa.

Bukan seperti ini!

Ini tak sesuai dengan ekspektasinya...tidak! tidak! Ini sama saja dipermalukan namanya.

Kyuhyun menendang asal bola basket itu, melesakkan kedua tangan di saku lalu melangkah mendekati Sungmin sambil sesekali bersiul.

"Rumput yang hijau..." Gumam Kyuhyun seraya berjalan mondar mandir di depan pagar Sungmin. Tanpa sadar...Ia benar-benar terlihat aneh dengan ucapannya. Sedari dulu...siapapun tau, rumput memang berwarna hijau.

"..." Sungmin hanya melirikya seklilas, lalu beralih mengabaikan seorang Dokter yang masih mondar mandir itu dengan membelakanginya.

Kyuhyun membulatkan mata melihat reaksi tersebut, apa-apaan itu? apa dirinya baru saja mengalami penolakan?

'You piss me off!'gerutu Kyuhyun dalam hati sambil menatap gusar namja mungil di depannya, memang keduanya hanya bersekatkan pagar...tapi rasa-rasanya sangat jauh sekali.

"Yya! Lee Sungmin...mengapa kau hanya diam saja?"

"Kapan anda mengajakku bicara Tuan? Aku rasa kau hanya bicara dengan rumput" Ucap Sungmin tanpa memutar tubuh, untuk sekedar menatap Kyuhyun.

Namja tampan itu mengacak surai ikalnya gusar, ah sial...Ia benar-benar tak tau bersikap Cool di depan Sungmin. Tidak! Ia tak kan menyerah begitu saja...

"Di sisimu itu bunga apa?"

"..." Sungmin sama sekali tak menyahutnya.

"Kau rajin sekali pagi ini"

"..." Namja mungil itu hanya menghela nafas, tak mengerti mengapa Kyuhyun mendadak bersikap aneh seperti ini.

"Yya... mengapa kau meyiramnya seperti itu?"

"..."

"Aissh lihat...rumputnya terlalu basah"

"..."

" Kau hanya membuang-buang air"

"..."

"Min...itu—

'FUSSHHH'

"Y—YACKK! MIIIN!" Kyuhyun bergerak panik menutupi kepalanya dari percikan air, begitu Sungmin tiba-tiba saja mengarahkan pipa air kepadanya.

"Mengapa kau bersikap seperti ini Tuan?"

"Ah...aku tidak— mm..aku ingin makan kimbab hari ini...bisakah kau membuatnya untukku?" Ucap Kyuhyun cepat. berharap itu menhadi undagan yang tepat untuk namja mungil itu.

Sungmin berhenti sejenak. "Maaf Tuan..Nyonya Cho melarangku memasak untuk anda. Aku tidak steril...Aku tak bisa melakukannya"

Kyuhyun berdecak. "Eomma? Yack...Lee Sungmin, Dia—

"Dan lagi, aku tak berhak menginjak rumah itu lagi bukan?" Sergah Sungmin seraya menggulung pipa airnya.

"Aishh...tentang—

"Permisi Tuan"

Lagi-lagi Sungmin menyela ucapannya, lalu melangkah masuk ke dalam rumah Eunhyuk. Tanpa sedikitpun menatapnya...dan sungguh itu benar-benar membuatya frustasi bukan kepalang, sejak kapan Sungmin menjadi dingin seperti ini.

"Lee Sungmin! Aku belum selesai bicara...dengar—

'WOOFF...WOOFF!'

Kyuhyun terlonjak terkejut saat seekor anak anjing menyalak dan nyaris meggigitnya.

"M-mwooo?"

'WOFFF!'

"Aisshh...ini gila!"

.

.


Beberapa Jam Kemudian

"Hannie...mengapa kau diam saja umm? Kau masih marah denganku?"

Pria itu hanya menghela nafas dan kembali melanjutkan kegiatannya, membaca sebuah buku tebal...tanpa terpengaruh istrinya yang makin menggelayut manja di lehernya.

"Hannieee~" Panggil Heechul manja, namun tetap saja tak ada reaksi balasan apapun dari pria berkaca mata itu.

"Ah! Biarkan anak itu pergi..Dia hanya akan membawa pengaruh buruk untuk Putra kita Hanniee"

"Pengaruh buruk apa maksudmu?" Hangeng tampak sedikit emosi dengan istrinya kali ini.

"Ya...ya seperti yang kau lihat, anak itu hanya memanfaatkan Kyuhyun dengan wajah seperti Vincent. lagipula—

"Tidakkah apa yang kau bicarakan itu terlalu berlabihan?" Sela Hangeng seraya menutup bukunya.

"Berlebihan?" Sesaat Heechul tertawa mendengarnya, lalu setelahnya meraba dada Hangeng sensual.

"Aku tau yang terbaik untuk Kyuhyun, anak itu tak pantas hidup dengan Putra kita Hannie...biarkan saja Kyuhyun mengusirnya"

"Kau yang membujuk Kyuhyun melakukan itu semua Chullie? Vincent dan Sungmin adala—

"EOMMAAAAA!"

Keduanya membulatkan mata terkejut begitu mendengar suara tak asing di lantai bawah.

"Ommo...Kyunnie?" Cepat-cepat Yeojja cantik itu berlari turun dengan senyum sumringah di wajahnya.

Sementara Hangeng, hanya mengernyit heran. Tak biasanya Kyuhyun datang berkunjung ke rumah utama...terlebih ini pun terlalu larut.

Ia menghela nafas pelan, sebelum akhirnya beranjak berdiri dan mengkuti derap langkah istrinya.

.

.

.

.

"Nae adeul...ommona, Eomma senang sekali kau—

"Dimana Appa?" Sergah Kyuhyun cepat.

"Ah? Appamu? Dia di atas...Yya wae irrae? Bukankah kau kemari karna merindukan Eomma...kemarilah Chaggiyaa"

"Ada apa Kyu?"

Kyuhyun menoleh ke arah anak tangga. Cepat-cepat Ia melepas rangkulan Heechul dan beralih setengah berlari menghampiri Ayahnya.

"Aku hanya memohon padamu satu kali ini saja" Ujar Kyuhyun, sedikit tersengal.

Pria berkharisma itu kembali memandang Kyuhyun heran, ini benar-benar tak biasanya Kyuhyun berlari dan memohon seperti ini padanya.

"Duduklah...dimana santunmu sebenarnya?" Telak Hangeng, lalu berjalan turun diikuti Kyuhyun di belakangnya yang terlihat tak sabaran kali ini.

Dan benar saja, Kyuhyun begitu sigap duduk di hadapan Appanya dan memandang pria itu penuh antusias.

"Apa yang diinginkan pengangguran sepertimu?"

"Hannie!" Bentak Heechul tak suka. "Kyuhyun seorang Dokter...sangat hebat! Setiap orang mengenal—

"Aku ingin Dia kembali" Sergah Kyuhyun tanpa basa basi, menyela pujian Ibunya.

Sepasang suami istri itu tampak terhenyak mendengarnya, jangan katakan...Kyuhyun kembali menguak masa lalunya, dan menginginkan Vincent kembali padanya. Oh Tuhan...jangan katakan anak itu kembali terguncang kali ini.

"Aku ingin Dia kembali ke rumah Appa! Bawa Sungmin kembali!" Ucap Kyuhyun lantang, dan sukses membuat Heechul memegangi tengkuknya.

"M-mwoooo? Sungmin? Chaggiyaaa...apa kau sedang demam umm? Kemarilah biar Eomma yang—

Heechul begitu tertohok begitu Kyuhyun lebih memilih, menghampiri Hangeng dan mengabaikan dirinya.

"Hanya Appa yang bisa mengambil Sungmin dari rumah Eunhyuk"

"Di mana rasa malumu hn? Kau sudah mengusir Sungmin...apa kau tak memiliki muka—

"Ya aku tak memiliki muka, jadi kumohon bawa Sungmin kembali. Aku menyayangimu..aku mengharapkanmu dad" Rayu Kyuhyun sembari menggenggam tangan Ayahnya.

Hangeng makin dibuat tak percaya melihatnya, benarkah ini Putranya? Tidakkah Kyuhyun yang hangat dan kerap bercanda telah kembali? Ia tak pernah mendapati Kyuhyun seperti ini selepas kepergian Vincent,

Ah! memang seperti dugaannya...Sungmin akan membawa Kyuhyun kembali. Bahkan membuat Putra tunggalnya itu menjadi lebih baik.

"Sebagai gantinya...kembalilah bekerja. Akan kupertimbangkan keinginanmu...jika kau bersedia melakukannya"

"Y-YACK! Kau hanya bercanda Kyunnie? Apa Sungmin menggodamu? Hingga kau menjadi seperti ini?" Heechul berteriak tak terima, namun percuma...kedua pria itu tengah terlibat percakapan antara Ayah dan Anak.

"OK!" Kyuhyun beranjak berdiri, tersenyum lebar dan berniat kembali pulang. Ya hanya begitu saja...

"Kapan kau mulai bekerja?"

"Besok" Jawab Kyuhyun pasti, lalu kembali melenggang pergi tanpa permisi dengan membawa senyum lebar di wajahnya.

"C-Chaggiya...kau tak mencium Eomma? Tidurlah di sini saja Eomma mohon" Bujuk Heechul sambil mengimbangi langkah Kyuhyun. Tapi putranya itu, tampak terlalu sibuk dengan angannya. Dan hanya meninggalkan satu kecupan kilat di pipi Heechul lalu kembali melenggang memasuki mobil mewahnya.

"Bye Eommaaa"

Heechul mempoutkan bibir kesal, Ia benci melihat Kyuhyun begitu antusias hanya karna Sungmin, apa hebatnya anak itu?

"HANNIEEEEE! JANGAN MEMBAWA ANAK ITU KEMBALI!" Teriak Heechul seraya berjalan menghentak ke dalam.

"Aku ingin tidur"

"HANNIIEEEEE!"

.

.

.


Sementara itu di tempat lain

"Tidak...aku tak bisa melakukannya, aku yang akan merawat Sungmin, Dia aman bersamaku Cho Sajangnim"

Sungmin tampak mengerjap melhat Eunhyuk terlihat berdebat dalam telfonnya. Ah siapa yang menelfon...mengapa membicarakan tentang dirinya.

"Tapi Sajangnim...jika terjadi sesuatu pada Sungmin—

("Aku menjaminnya, pertimbangkan lagi...karena aku yang meminta padamu")

"B-baiklah"

Eunhyuk menghela nafas berat, Ia benar-benar tak suka dengan keputusan seperti ini. tapi apa yang harus dilakukannya,,,jika atasannya sendiri yang meminta.

"Kyuhyun gila!"Umpatnya usai sambungan telfon itu berakhir.

"Hyung...siapa yang menelfon?" Sungmin menarik ujung piyama Eunhyuk, dan terlihat cemas...menatap pria ramping itu.

'Ah...bagaimana aku mengatakannya pada anak ini' Gumam Eunhyuk dalam hati.

"Kau belum tidur Chaggi? Bukankah V sudah—

"Katakan Hyung, aku akan mendengarnya" Sela Sungmin. Begitu mendengar suara batin Eunhyuk.

Oh sungguh! Ia benar-benar tak bisa berbohong jika bersama Sungmin. Pria cantik itu tersenyum sesaat dan membimbing Sungmin untuk duduk di sisinya.

"Cho Seonsaengnim baru saja menelfon Hyung"

"Hangeng Ahjjushi?"

Eunhyuk menatap Sungmin lekat, lalu mengangguk pelan.

"Dia memintamu kembali—

"Tidak Hyung! Ku mohon biarkan aku tinggal bersamamu...jebal Hyung, aku tak ingin kembali ke rumah itu...jebal" Rengek Sungmin seraya mengatupkan kedua tangan dan menggosokya di hadapan Eunhyuk.

Eunhyuk begitu mencelos melihatnya, terlalu iba dengan bocah yang hampir menangis di hadapapannya kini. Tapi Ia tak memiliki pilihan lain...jika tak ingin dipindah tugaskan di luar kota. Ah bagaimana dengan V?

Jangan memikirkan apapun yang bisa terbaca oleh Sungmin, Ya...semuanya harus spontan dan meyakinkan.

"Kyuhyun tengah sakit...Dia benar-benar namja yang menyedihkan, hidup seorang diri seperti itu...dan sakit-sakitan...bahkan sakitnya sakit keras" Ujar Eunhyuk mengarang cerita, berusaha keras untuk tak memikirkan apapun, dan membuat ucapannya terdengar meyakinkan.

"Sakit keras?"

"Neee...Dia sakit keras akhir-akhir ini. bahkan karenanya dia menjadi sedikit gila" Yakin Eunhyuk lagi

Sungmin membulatkan mata lebar, dan terlihat terpukul dengan menutupi bibir dengan sebelah tangannya. "T-tuan..."

Ia kembali mengingat beberapa hari ini, semua sikap aneh yang ditunjukkan Kyuhyun padanya...mungkinkah berhubungan dengan penyakitnya. Ah! ataukah...sisa hidup Kyuhyun tak lama lagi?

Kyuhyun sangat ingin berkomunikasi dengannya, tapi bagaimana dirinya mengabaikannya seperti pagi ini? Mengapa dirinya sejahat itu? Panik Sungmin dalam benaknya

"H-Hyung...di mana Kyuhyun?"

"Kyuhyun? Dia di rumah—

"Ak akan pindah malam ini juga, bagaimana jika Kyuhyun sekarat dan tak ada yang mengetahuinya?" Racau Sungmin sembari mengguncang tangan Eunhyuk,

"Se-sekarat?"

"Bukankah Hyung mengatakan Cho Seonsaengnim sakit keras? Tunggu apalagi Hyung...kita harus ke sana, ppaliii!" Sungmin semakin tak terkendali, dan berlari keluar dengan tergesa. Mendobrak pintu menuju kediaman Kyuhyun.

Sementara Eunhyuk hanya mengerjap melihatnya, sambil menggaruk belakang kepalanya. "Ah! sepertinya aku terlalu berlebihan"

.

.

.


Beberapa saat kemudian

BRAKK

"TUAAN!"

TAP...TAP...TAP

Sungmin begitu tergesa mengedarkan pandangan demi mencari Kyuhyun, suasana rumah yang senyap semakin menguatkan dugaannya, Kyuhyun tak baik-baik saja saat ini.

Ia beralih berlari ke lantai atas...Ya satu-satunya ruangan, dimana Kyuhyun dipastikan ada di dalamnya. Ah sungguh! Ia benar-benar bersalah mengabaikan Kyuhyun pagi ini...jika terjadi sesuatu pada Kyuhyun, maka Ia telah mengingkari janjinya terhadap Vincent.

"TUAAAAANNN!"

.

.

.

Sementara itu

Gemricik air mulai merembas, menciptakan buram yang menyamarkan sosok tinggi yang tengah bersenandung di dalam kepungan kaca transparan itu.

Bagaimana Ia tak bersenadung...Sungmin akan segera kembali ke rumahnya. Dan itu benar-benar membuat sesuatu dalam dadanya berdebar sangat menyenangkan.

"Hnn Lee Sungmin" Gumamnya seraya menengadah ke atas, menikmati percikkan air hangat itu.

"TUAAAAANNN!"

"Ah...seperti itukah jika Dia memanggil, Lee Sungmin memang dimana mana" Gumamnya lagi, merasa Ia tengah memikirkan Sungmin memanggilnya, tanpa sadar itu memang benar-benar suara Sungmin.

'BRAKKK'

Pintu kamar mandi itu mendadak terbuka, seorang namja kecil merangsak masuk tanpa permisi dan memeluknya tiba-tiba.

Bukankah Dia sedang membayangkannya, tapi bagaimana mungkin anak itu benar-benar datang? Terlebih...Sungmin memeluknya. Benarkah ini Sungmin?

Ah rambut pirang dan aroma vanila ini, tentu saja benar-benar Sungmin.

Tunggu...

Tubuhnya tengah telanjang bukan? Tapi Sungmin memeluk—

"AAAAAAHHHHH!" Teriak Kyuhyun, seraya menjauhkan tubuh Sungmin dan menutup cepat genitalnya yang sempat menegang.

"W-waeyo?" Sungmin mengerjap polos, dan sesekali menyeka air yang mengalir di wajahnya karena shower.

"Y-yack! Aku memang mengharapkanmu datang! Tapi Kau datang di saat yang tidak tepat! Aku sedang mandi! Apa kau tak melihatnya?!" Teriak Kyuhyun gusar.

"Ah aku pernah melihatnya" Gumam Sungmin lagi sambil sesekali melirik organ keras di balik tangan Kyuhyun. "Tapi Tuan...apa kau baik-baik saja? Katakan di mana yang sakit? apakah sesuatu yang kau pegang itu yang sakit?"

"MMWOOOOO?" Kyuhyun semakin frustasi mendengarnya, ada apa dengan bocah yang kelewat polos itu sebenarnya?

"Keluar Min..."

"Nde?"

"KELUAR!"

Sungmin terlonjak terkejut, mungkin ini bagian dari reaksi sakit Kyuhyun, cepat-cepat Ia berlari keluar...sebelum kondisi Kyuhyun semakin memburuk.

"Apa yang dikatakan Pak tua itu padanya? Argggh!"

.

.

"Ehem" Dehem Kyuhyun saat melangkah keluar, lengkap dengan pakaian di tubuhnya.

Sungmin sedikit tersentak, namun tetap bangkit berdiri dan mendekati Kyuhyun meski sesekali meneguk ludah payah. "Apa anda baik-baik saja Tuan?"

Kyuhyun kembali mengerjap mendengarnya tidakkah anak itu melihatnya dirinya benar-benar sehat luar dan dalam. "Tak begitu baik...kurasa" Jawab Kyuhyun sembari mengacak surai pirang Sungmin, berlalu dan duduk di sofa sambil sesekali mengeringkan surai coklatnya yang basah dengan handuk kecil.

"Aku akan tinggal di sini, aku tak peduli jika kau mengusirku lagi. biarkan aku tetap di sini d-dan menjagamu" Jelas Sungmin sedikit gugup. Ya...Sungmin tak peduli jika Kyuhyun menyentak marah akibat ucapannya, yang jelas Ia hanya ingin memastikan Kyuhyun baik-baik saja. Dan menjaganya sesuai dengan apa yang diinginkan Vincent, karna itu janjinya.

Kyuhyu makin mengernyit. Bicara apa anak itu sebenarnya. Menjaganya?Apa dirinya bayi besar hingga membutuhkan seorang penjaga.

Ah persetan dengan itu. Tidakkah ini lebih baik...Sungmin datang sendiri tanpa dirinya harus berpayah-payah memohon agar anak itu kembali tinggal bersamanya. Cukup baik bukan?

"Ah really? Geurrae...kau ku izinkan tinggal di rumah ini" Ujar Kyuhyun dingin. Meski nyatanya ia tengah menahan hati yang berbunga-bunga.

Sejenak suasana menjadi hening...hingga tiba-tiba saja Sungmin mengambil langkah cepat berdiri di hadapannya, dan mengambil alih sebuah handuk di kepala Kyuhyun.

"Y-yya mau apa ka—

"Tak seharusnya kau membiarkan kepalamu basah seperti ini, lekas keringkanlah" Ujar Sungmin seraya mengusap lembut handuk tebal itu di kepala Kyuhyun.

DEG

Sesuatu yang aneh itu kembali berdetak keras di dalam dadanya. Entahlah Ia seperti menemukan desiran hangat itu kembali. Bahkan Ia lupa kapan Ia merasa...diperlakukan seperti ini. sempat...sekelebat bayangan Vincent tervisual dari sosol Sungmin. Namun kembali pudar...kala mendengar suara lembut namja mungil itu. Ya...Sungmin memang banyak bicara. Ya terlalu banyak bicara hingga rasa-rasanya suara itu kerap membayanginya kemanapun dirinya pergi.

Kedua matanya makin menatap teduh, begitu Sungmin berada cukup dekat dengan dirinya, manik indah yang selalu mengerjap polos, wajah halus berhiaskan bibir ranum itu...dapat dilihatnya dengan sangat lekat. Ya...nyaris persis, namun Ia sadar...ada yang berbeda dari diri Sungmin. Kyuhyun mulai terhanyut...dan mungkin tergiur, hingga rasa-rasanya Kyuhyun mulai melupakan kesetiaan yang selalu Ia agungkan selama ini.

"Tuan...apa kau tidak tidur dengan baik? Mengapa ada lingkar hitam seperti ini?" Sungmin menunduk lebih dekat untuk mengamati kedua mata Kyuhyun, namun bukannya menjawab...namja tampan itu lebih memilih menengadahkan kepalanya, nyaris mendekati bibirnya.

"Tuan...apa kau baik-baik saja? Apa ada yang kau inginkan sekarang? Aku akan—

"Kiss..." Gumam Kyuhyun masih terpana dengan wajah baby face itu.

"N-nde?"

"Biarkan aku menciummu" Desah Kyuhyun, kedua tangannya mulai terangkat meraba tengkuk dan tangan Sungmin. Ah sungguh Ia mulai mabuk kepayang dengan aroma vanila yang makin menguar dengan jarak sedekat ini.

Sungmin bernafas panik, apa yang harus dilakukannya? Bagaimana jika kejadian waktu itu kemabli terulang? Ya...Ia tau benar, dirinya hanyalah pelampiasan rasa rindu pada Vincent. Apa yang dilakukan Kyuhyun saat ini, tentu saja...karna pria itu tengah merindukan Vincent.

'Aku gila...benar-benar gila'

Sungmin membulatkan mata lebar begitu mendengar suara batin itu, mengingat apa yang dikatakan Eunhyuk beberapa saat lalu. Kyuhyun tengah mengidap suatu penyakit yang membuat pria di hadapannya kini akan menjadi gila. Separah itukah...ah mungkin saja, Kyuhyun tengah merasakan sakit yang luar biasa.

Ia akan menjadi seseorang yang kejam jika membiarkan Kyuhyun kesakitan, tidak! Dirinya telah berjanji pada Vincent untuk menjaganya.

Namja mungil itu mulai memejamkan kedua matanya, membiarkan Kyuhyun meraba tubuh dan menariknya lebih dekat. Hingga Sungmin bisa merasakan, sesuatu yang basah dan lembut kini mulai menempel di bibirnya, berlanjut dengan hisapan yang membuat dirinya tersentak dan memmbuatnya membuka mata terkejut.

"Hmmh~ Nnn"

Kyuhyun menyeringai dalam pagutannya, Ia beralih membawa tubuh kecil itu untuk berbaring di sofanya tanpa melepaskan pagutannya. Oh demi apapun itu, Ia bisa mencecap rasa manis yang memabukkan dari bibir soft pink itu...hingga memaksanya melakukan hal yang lebih lagi, dengan menyusupkan lidahnya kedalam. Sontak Sungmin terlonjak dan merasa ketakutan menerimanya, namun pelan namun pasti...namja mungil itu mulai melenguh dan mendongak mengikuti gerakan Kyuhyun, saliva yang telah berbaur pun perlahan meleleh dari sela-sela bibir Sungmin.

"Nghh~" Languh Sungmin lagi, Kedua tangan kecilnya meremas kuat punggung Kyuhyun, mungkin benar tubuhnya luluh dengan cumbuan Kyuhyun, namun ia tak bisa mengingkari hatinya yang berdenyut sakit. untuk siapa ciuman yang menggairahkan ini?

Kyuhyun tentu tak mungkin menggerakkan hatinya untuk seseorang seperti dirinya.

"Uhuh...mmm"

Kyuhyun sedikit mengernyit mendengar isakkan samar itu, Ia beralih membuka mata...dan terbelalak lebar menadapati air mata berlinang di kedua pipi halus itu.

"K-kau menangis?" Tanyanya terkejut, usai melepas ciumannya.

Namja mungil itu hanya mengusap air mata itu dengan kedua tangannya, dan beralih menutupinya. "J-jangan pedulikan aku. Lakukan lagi...ji-jika kau masih merasa sakit Tuan" Ucap Sungmin tersendat-sendat.

Kyuhyun tampak emosi mendengarnya, dan memaksa membuka kedua tangan Sungmin hingga dapat melihat dengan jelas, wajah yang pias itu.

"Mangapa kau menangis? Apa aku melakukan hal salah padamu?!" Bentak Kyuhyun emosi, bukan...

Bukan karena Sungmin bersalah atau apa, melainkan Ia benci pada dirinya yang begitu mudah membuat anak itu menangis di hadapannya seperti ini.

"BICARALAH! VINCENT TAK PERNAH MENANGIS SEPERTI DIRIMU!"

Sungmin menekan kuat dadanya, merasa bentakkan keras itu lebih dari cukup menikam senyum dan raasa pedulinya. Tapi apalagi yang bisa diperbuatnya? tidakkah Ia di sini hanya untuk Kyuhyun? Bahkan Ia bisa melihat seperti ini karena alasan untuk menjaga Kyuhyun bukan?

Sungmin tiba-tiba saja beralih duduk dan membuka satu persatu kancing kemejanya di hadapan Kyuhyun.

.

.

"Lakukan apapun yang kau inginkan...bahkan meski kau melihatku seperti Vincent"

.

.

.

.

.

TBC

Next Chapt

Next Chapter(Chapter Selanjutnya)

"Apa yang kau lakukan?!"

Kyuhyun menyambar cepat pisau itu dan membuangnya jauh-jauh. Tapi terlambat...darah segar telah mengalir deras dari luka sayat di tangan Sungmin, membuat Kyuhyun begitu kalut, mendekap erat tubuh mungil itu.

"Te-tenang, tetaplah bernafas tenang...semua akan baik-baik saja" Ucap Kyuhyun sembari mengoyak serampangan kemejanya, lalu melilitkannya di tangan Sungmin.

Sungmin menggigil...menatap nanar pada rembasan merah pekat itu. Sebelum akhirnya tubuhnya tumbang tak sadarkan diri.

"MIN!"

.

.


Haiiii annyeooong chingu sayang, miaaaaan lama munculnya,

tapi akhirnya chapter ini selesai juuga
ah untuk adegan berdarah-darahnya chap berikutnya saja ya, terlalu cepat soalnya

Gomawo untuk yang selalu menunggu FF ini...hidup JOYer

Review neee, Breakable Heart setelah ini

dan untuk:

dan untuk:

k, Rin Fojushi, Mins, HunHan Day, GYUSATAN , SMLming, Anisa Jung, ruuko137 , Lieya EL, teukiteuk, gyuminshipper, wdespita elfjoy, dessyelfjoy, prisna, ZZII, appleswag98, wine0137 , Joyer , My Secret KyuMin 137, gyu137, vidybunnykyuevilming137 , SMyLee , , Cho Viani,thiealia, Anisa16, anis l mufidah , Safitri805, bLueeeeWY, Ree, park mim, myself ,kimteechul, Za Kyumin, chokyumin137 , Dhea Joy, Cupid , shineeetha , Minyee-chan , filtereditor22, Ria, Ri Unnshiichi-kyu, Sanshaini Hikari , wulandari apple, Alexia Kim, Dio'kyumin , sha nakanishi, KyuMin ELF, shinjaekyo92 , Fanya nalla, Baekhyunniee, KYUMINTS, park ji sook , yura, minmin , KobayashiAde , kyuPuchan15, Siska Febriana KyuMinELF , rheeming , shippo chan 7 , Ekaa , errory, AnnisaJYR , myst-girl, ChuteKyuMin , pumpkinsparkyumin , eongdongi kheopeul 137, G-KyuminShipper, rustini958 , BabyRiihyun , TiffyTiffanyLee , akika akika 96 , Yura , ShinJiWoo920202 , Tsubakiming , nafilanasuha, anita ariestamaru, ovallea, Harusuki Ginichi - 137411 , ChoLee, Bunbunchan , kyuminmi , Yuuhee , ryesungminkyu18 , chu , Gyumina , sanduckbaby, cho hyo woon , maria8, LiveLoveKyumin , Kang Dong Jae , deviyanti137 , Kyuminsimple0713, Chominhyun, 5351, Zen Liu , HyaKyuMin, kyuminers , melsparkyu , Bunnyming1186 , lienda chara , Sparkyuminmin, sandrimayy88 , novitawahyuu , chaporch , grace grace 9026, pumpkin , farla 23 , zagiya joyjins, min , reiasia95 , younchanzai dvjewelselfsuju , cungie , ilyeseun, metacho137 , fitriKyuMin , chaerashin, reaRelf , cloudsKMS, Reva KyuMinElf II, snow drop 1272 , Harukahzy , Kim Yong Neul , sitara1083 , 010132joy , Adekyumin joyer , BabyBuby, GyuMin Cho , djung , kyumin pu, PRISNA, Ncie gyuminglove , evil vs bunny, kiran theacyankEsa , cho kyuminiie , Phia89 , Love Kyumin 137 , rinatya12JOYerYJS , may moon 581, SMyLee, DKM, secret , MinHyo137, Minhyunni1318 , WineShipper, Akishi Aki , Yen , Chella-KMS , dJOYers, Minminkyu, SB, syofanisri , minguest, ceicoung, SMLming, diahmiftachulningtyas, rlin137 , Kim RyeoSung342409, Cha cha, asdfghjkyu , nova137 , Cho Adah Joyers , wullancholee, anak kyumin, Louise , Jiji Maerwaen , farahauliaputri21 lee min jung , Shywona489, Rth joyers , ayyu annisa 1 , miniecho, sjkms137 , rennykyueunhae , kyumin copel, elfsissy701, kimmyonginara , kim minli 5 , KYUkyut137 , abilhikmah, Cywelf, Lee'90 AR'Kim , endah a larasati 3, kyukyu , KyuMinDaughter137, kimyuni, dirakyu, lee sunri hyun, thiafumings, Echa Myeong, hieju, hyejeong137 , yunckh, LeeAegyeo, kyulove , fitri , Eong137 , cecu valia 9, imKM1004 , aismamangkona , wulanjoyer, Cho Rena , heeliez elfpetalz, anakyumin , evilkyu, evilkyu, gyumin4ever, KyuMin ELF , Finda Elf 137, kyuminfrvr, Bluepink, hyukie , yeres , Purpleming, kyukyumingie, kyuminloid, Rinda Cho Joyer , Lilin Sarang Kyumin , CloudYesungie, Okalee , elfishy1510 , rizkyamel63 , fariny, Kl , Nina , miira, ayu min 52, nggarr137 , anieJOYer, lia, dan para Guest.

Terimakasih atas reviewnya

review lagi jebaaaaalll

kamshaeeee annyeeeeeong