Tittle : Trouble Maker

Cast : Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Choi Seunghyun – Big Bang

And OTHER!

Pairing : KyuMin

Rating : M

Genre : Romance&drama

Length : Chaptered

Warning : YAOI/BL / TYPO(s) / M-Preg/ Bad!Kyu/ dll

Disclaimer : menurut saya, cinta itu seperti 'Yin dan Yang'. Perbedaan energy positif dan energy negative yang menyatu dan saling melengkapi membentuk suatu kekuatan tersendiri seperti 'Kyuhyun dan Sungmin', tapi fict ini murni milik saya sepenuhnya..

Summary : "Sungmin seorang murid baru yang diberi tugas oleh Kepala Sekolahnya untuk menjaga asrama laki-laki sekolah dan menangani beberapa murid namja yang suka berbuat onar yang diketuai oleh Cho Kyuhyun. Tanpa menyadari adanya maksud lain dari sang kepala sekolah, Sungmin menyetujui permintaan tersebut./ "AAHH~!"/ "Heumm.. tidak buruk!"/ "Bukankah ia baru saja meremas juniorku!?" KYUMIN/YAOI/ JOYers silahkan berkunjung!

** (bunnyblackFLK136) present **

Trouble Maker

.

.

.

enJOY

.

.

Setelah mendapat penjelasan dari Dokter, semuanya menangis. Jonghyun yang akhirnya mendapat pengendalian diri untuk pertama kali pamit undur diri. Ia berkata akan memboyong Hankyung kemari. Ia merasa ayahnya berhak tahu untuk ini. Seunghyun dan Seungri pun menawarkan diri untuk mengantar Jonghyun, awalnya Jonghyun menolak namun berkat kegigihan dari Seunghyun dan Seungri yang ingin memastikan keadaan mereka baik-baik saja, akhirnya Jonghyun mengalah. Sementara Henry dipaksa Leeteuk untuk pulang dan membersihkan diri juga membawa beberapa helai pakaian milik Sungmin. Sekarang tinggalah Leeteuk dan Sungmin didalam kamar inap.

Sungmin bergerak gelisah dalam tidurnya, keningnya pun dibasahi bulir-bulir keringat. Leeteuk tersenyum sedih.

"Tenanglah, nak. Tidurlah dengan tenang." Ujar Leeteuk sembari mengusap kening Sungmin hingga kepucuk rambutnya. Secara perlahan Sungmin tak lagi gelisah. Leeteuk memandang miris sosok dihadapannya. Ia merasa rindu dan sesak melihat paras Sungmin.

"Ini sudah keterlaluan, Heechul!" geram Leeteuk kemudian

.

.

Chapter 6

Kyuhyun memandang biasan dirinya didalam cermin, perasaan bersalah menyergapnya secara tiba-tiba. Ia berpikir tentang sikapnya yang tentu menyakiti Sungmin. Kyuhyun merasa sangat marah hingga tanpa sadar kepalan tangannya semakin menguat.

'PRAAANGG!'

Dengan kobaran emosi yang meledak-ledak, Kyuhyun melampiaskannya pada sebuah kaca yang kini telah retak. Ia menunduk lalu membiarkan bulir airmata menuruni pipi tirusnya. Setelahnya Kyuhyun mendongak dan ia menyeringai.

"Berhenti menjadi pengecut. Tidak ada belas kasih! Tidak ada ampun! Ingat penderitaanmu selama ini, Kyuhyun."

.

.

"Maafkan aku, Sungmin. Aku tidak bisa menjagamu, aku bukan ayah yang baik." Hankyung menangis. Ia merasa begitu gagal melihat kondisi Sungmin sekarang ini.

"Hyung.." Seungri bergumam memanggil Seunghyun yang memandang Hankyung dari luar kamar rawat Sungmin.

"Ada apa?"

"Tentang saran dokter waktu itu, bukankah kau bisa membantu mereka?"

"Apa maksudmu?"

"Himchan hyung!" pekik Seungri tiba-tiba.

"Kenapa dengannya?"

Seungri mengumpat dalam hati. Bagimana bisa Seunghyun menjadi sebodoh ini. Apa ingatannya dimakan rayap?

"Himchan hyung seorang psikiater. Ia pasti bisa menangani Sungmin."

Seunghyun tersadar. "Ah! Kau benar!" Seunghyun terlampau memikirkan Sungmin hingga lupa jika kakaknya sendiri juga seorang dokter jiwa atau psikiater. Tanpa banyak kata ia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kakaknya.

"Bagaimana?" tanya Seungri.

"Dia akan datang, dia dalam perjalanan menuju kemari. Kedepannya aku akan meminta keluarga Sungmin untuk memindahkannya dirumah sakit tempat hyung ku bekerja."

"Baguslah! Itu Jonghyun hyung, segeralah berbicara."

.

.

.

"Terimakasih.." Jonghyun berujar tulus.

"Untuk apa?" Seunghyun bertanya heran.

"Segala upayamu untuk Sungmin." Jonghyun menjawabnya.

Seunghyun tertawa kecil. "Aku melakukan apa yang menurutku benar."

Jonghyun menolehkan wajahnya, menatap kearah Seunghyun. Hanya sebentar lalu kembali lagi pada wajah damai Sungmin yang terlelap.

"Dari radarku, aku tahu kau menyukai Sungmin." Jonghyun tiba-tiba berujar.

Seunghyun tersenyum lalu menoleh kearah Jonghyun.

"Dan dari radarku aku tahu kau juga sama."

"Sepertinya radarmu tidak berfungsi normal."

"Radarku sangat akurat. Apa kau perlu bukti?"

Jonghyun tertawa lalu mengendikkan bahunya. "Seperti katamu, aku melakukan apa yang menurutku benar."

"Tidakkah kau tahu jika itu salah?" Seunghyun menatap Jonghyun yang tak mengalihkan pandangannya dari wajah Sungmin.

"Dan mengapa ini harus menjadi salah?"

"Karena kau kakaknya."

Jonghyun tertawa lagi membuat Seunghyun mengernyitkan dahinya.

"Lalu apakah salah jika seorang kakak mencintai adiknya?" Jonghyun menatap Seunghyun.

"Orang bilang tidak ada yang salah dari cinta. Dan itu berlaku untuk konteks cinta yang kau maksudkan kepada Sungmin. Hanya saja, itu menjadikan kekalahan besar karena kau tidak akan pernah bisa mendapatkan Sungmin." tandas Seunghyun. Hati Jonghyun berdesir.

"Aku sudah menyadari kekalahanku sejak awal, Seunghyun. Karena itulah aku membatasi setiap pergerakanku, tapi kurasa kau terlalu cermat hingga mengetahuinya." Ungkap Jonghyun.

"Kau kalah dan masih saja berjuang?"

"Aku berjuang bukan hanya karena rasa cinta dan sayangku untuk Sungmin, tapi juga karena janjiku." Pandangan Jonghyun terlihat menerawang dan sendu. "Sejak awal kedatangan Sungmin hingga sampai detik ini, aku selalu merapalkan janjiku untuknya. Aku akan menjaga Sungmin, aku akan menyayanginya, aku akan membuatnya bahagia..." Jonghyun mengambil napasnya. "...sekalipun Sungmin bukan adikku yang sesungguhnya."

Seunghyun terkesiap. "A-aapa?"

Jonghyun tertawa dengan reaksi Seunghyun yang sesuai dengan dugaannya. "Sungmin bukanlah adik kandungku. Dan kami bukan anak kandung ayah." Ungkap Jonghyun yang semakin membuat Seunghyun tercengang.

"Apa Sungmin tahu kebenarannya?"

"Tidak.." Jonghyun menyahut pertanyaan Seunghyun. "..tapi sekarang dia tahu."

Seunghyun mengikuti arah pandang Jonghyun dan membelalak kala Sungmin sudah terbangun. Dengan pandangan lurus menatap langit-langit ruang inapnya dan setetes airmata yang terjun bebas dari foxy indahnya.

"Dan kebenaran ini tidak akan mengubah apapun. Sungmin tetaplah prioritasku." Jonghyun mengatakannya dengan tegas sembari menggenggam tangan Sungmin.

.

.

.

Himchan membolak-balik lagi dokumen yang berada digenggamannya. Sesekali jemarinya bergerak mengusap bagian bawah bibirnya, atau daerah pelipisnya yang terasa ngilu.

"Pemeriksaannya baik-baik saja, semuanya normal. Lalu apa yang salah?" gumamnya seorang diri.

Sementara di dalam kamar inap, Sungmin menatap langit-langit dengan kosong. Tetapi hatinya mendendangkan kebencian yang sangat mendalam terhadap sosok brengsek Kyuhyun. Tak pernah sekalipun dalam hidup Sungmin membayangkan kejadian nista ini terjadi padanya. Ia sebisa mungkin berperilaku baik terhadap orang lain, agar orang lain juga berbuat baik padanya. Tapi sekarang, apa yang ia dapatkan?

"Cho Kyuhyun brengsek.." desisnya pelan dengan penuh kebencian.

"Wahh...waah.. lihat siapa tikus kecil yang mengumpatiku disini."

Sungmin tersentak, pandangannya langsung menajam kearah sosok yang baru saja berujar. Ia menatap awas Kyuhyun yang berjalan perlahan ke arahnya dengan seringai lebar.

'SRET!'

"Akkh!"

Sungmin memekik kala Kyuhyun mencengkram dagunya dengan sangat erat. Ia memandang ke dalam mata obsidian Kyuhyun yang terlihat berapi-api, membuatnya bertanya-tanya alasan perilaku Kyuhyun akhir-akhir ini.

"Bernapaslah selagi kau mampu, karena sebentar lagi aku akan membuat udara menjauh darimu." Kyuhyun mendesis, lalu melumat bibir Sungmin dengan kasar. "Jaga lubangmu baik-baik."

Sungmin menatap punggung Kyuhyun yang perlahan menghilang, setetes air mata membasahi pipinya. Sedetik kemudian ia berpaling, menatap kearah kantung plastik putih yang Kyuhyun letakkan di nakas sesaat sebelum keluar.

.

.

.

Ruang inap Sungmin tampak lenggang. Himchan yang sebelumnya memeriksa kembali keadaan Sungmin berjalan ke ruangannya dengan kernyitan di keningnya. Reaksi Sungmin sungguh diluar prediksinya. Sungmin tidak menunjukkan kelainan psikis apapun, meski ia lebih banyak terdiam. Tapi Himchan melihat mata Sungmin berkilat tajam kala nama Kyuhyun secara sengaja atau tak sengaja ia sebutkan. Lelah berpikir, Himchan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Besok ia akan memantau kembali keadaan Sungmin. Jika hasilnya baik, ia akan memulangkan Sungmin.

"Sungmin-ah.."

Panggilan halus itu membuat Sungmin mengalihkan pandangannya. Ia yang sedari tadi duduk bersandar diranjang rumah sakit, dengan tangan bertumpu dikakinya yang tertekuk. Ia tersenyum tipis melihat Jonghyun datang bersama Henry.

"Woww.. ini tteokboki favoritmu, Sungmin-ah. Apa kau ingin memakannya?" Jonghyun berusaha bersikap sebiasa mungkin, tangannya sibuk membongkar isi plastik putih yang berada di atas nakas Sungmin. Ada seporsi tteokboki dan bubble tea vanila didalamnya.

Sungmin menggeleng, bukan karena ia tidak ingin melainkan karena itu adalah pemberian Kyuhyun.

"Kau harus makan, Sungmin-ah. Semua ini adalah kesukaanmu, sayang jika kau hanya mendiaminya tanpa mencicipi barang sedikitpun." Jonghyun membujuk. "Jika kau tidak mau, hyung akan menghabiskan semuanya." Jonghyun bercanda. Ia hanya ingin ada sesuatu yang masuk kedalam perut Sungmin.

Jonghyun berusaha menyuapkan satu buah tteokboki tepat didepan bibir Sungmin, tapi Sungmin mengelak dengan memalingkan wajahnya ke sisi lain.

"Hyung, kau harus makan. Setidaknya satu suap saja." Henry juga berusaha membantu namun Sungmin tetap bersikukuh menolak.

"Baiklah, hyung akan memakannya."

Dan suapan itu berakhir di dalam mulut Jonghyun. Ia mengunyah makanan tersebut dan menelannya. Semua harusnya baik-baik saja tapi ketika Jonghyun hendak mencoba menyuapkan kepada Sungmin, tenggorokannya tercekat. Sesuatu terasa membakar leher, perutnya juga tiba-tiba terasa melilit. Sungmin dan Henry dibuat terkejut akan tingkahnya.

"YA! BERHENTI BERCANDA!" Henry berujar dengan lantang, mengira jika Jonghyun saat ini tengah berulah.

Tubuh Jonghyun terjatuh, ia mengalami kejang hebat dengan busa putih yang keluar dari mulutnya. Henry berteriak panik sambil memencet tombol yang berada disisi ranjang Sungmin. Sementara Sungmin hanya menyaksikan kejadian tersebut dalam diam dengan mata membulat sepenuhnya. Baru setelah tubuh Jonghyun diam, Sungmin menyadari sesuatu. Ia mencabut paksa jarum infus yang bertengger ditangannya dan bersimpuh didekat Jonghyun.

"H-hyung..." gumam Sungmin nyaris tak terdengar. Bahkan, air mata sudah mengalir deras dikedua pipinya.

.

.

.

Pemakaman Jonghyun terasa mencengangkan bagi Sungmin. Ia hanya terdiam menatap kearah gundukan tanah dengan sendu. Sungmin menyayangi Jonghyun, dan sungguh sakit saat kehilangan seseorang dalam hidupmu secara tiba-tiba. Apalagi karena ulah seseorang. Kilat mata Sungmin berubah tajam, ia mengepalkan kedua tangannya hingga buku jarinya memucat.

"Jika kau bisa menghancurkanku, aku juga bisa menghancurkanmu, Cho Kyuhyun." Desis Sungmin.

Sungmin melangkah pergi, berayun dengan pasti ke suatu tempat yang saat ini ada dipikirannya.

'BRAK!'

Kyuhyun menyeringai melihat kearah pintu.

"Lihat siapa yang berkunjung!" celanya.

Sungmin menggeram tertahan, berjalan dengan terburu kearah Kyuhyun.

'JLEB!'

"Aaaakhh!"

Mata Kyuhyun membulat dengan sempurna.

'SRET!'

Tangan kanan Kyuhyun dengan segera menangkup kearah perutnya. Menatap tak percaya ke arah Sungmin sebelum tubuhnya terjatuh menatap lantai dibawahnya.

'JLEB!'

Mata Kyuhyun kembali membola. Kali ini bahkan mulutnya mengeluarkan darah saat benda yang tadi menusuknya ditarik.

"Jangan kira aku hanya akan diam, Cho Kyuhyun. Aku juga bisa membunuhmu jika aku ingin. Jangan bermain-main denganku!" Sungmin mendesis seraya tersenyum mengejek, senyum yang sangat Kyuhyun sekali.

Tiba-tiba sesuatu terasa menghantam didalam kepala Sungmin, seperti tengah menyentaknya. Sungmin memejamkan mata sejenak sebelum kemudian membuka matanya kembali dengan terkejut. Ia menatap pisau ditangan kanannya yang berlumuran darah, lalu kearah Kyuhyun yang bersimpuh dengan dua bagian ditubuhnya yang tak henti mengucurkan darah. Kyuhyun tersenyum kearahnya, senyum tulus yang menggetarkan hatinya. Sungmin menjatuhkan pisau ditangannya, lalu menghampiri tubuh Kyuhyun yang jatuh lunglai.

"Ming.."

"..."

"Ming... Sungmin.."

"..."

"LEE SUNGMIN!"

"KYUHYUUUUNNNNNN!"

"Haaah.. Haaahh.."

Tubuh Sungmin tersentak bangun dengan deru napas yang tak beraturan. Badannya bergetar dengan hebat.

"Sungmin?"

Sungmin masih terlihat linglung, belum tersadar sepenuhnya. Kyuhyun pun berinisiatif mengambil segelas air minum yang tersedia di nakas samping tempat tidurnya.

"Minum dulu, Ming."

Dengan telaten Kyuhyun membantu Sungmin meneguk air hingga kandas. Setelah mengembalikan gelas ketempat semula, Kyuhyun beralih menangkup wajah Sungmin. Mengusap peluh yang membasahi wajah Sungmin.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Sungmin yang masih terlihat tak fokus.

"K-kyu?" gumam Sungmin dengan suara serak.

"Kyu-hyun?" ulang Sungmin lagi.

"Sepertinya kau bermimpi buruk." Kyuhyun berujar.

"Mimpi?" ulang Sungmin lagi. Ia kemudian menyentuh wajah Kyuhyun dengan hati-hati. Saat tangannya menyentuh pipi tirus Kyuhyun, Sungmin menangis. Ia menerjang tubuh Kyuhyun, membuat Kyuhyun terkejut diawal namun dengan cepat kembali menguasai dirinya. Ia mengusap punggung Sungmin, menenangkan Sungmin yang menangis hebat dipangkuan dan tengah memeluk erat dirinya. Sesekali ia kecup pelipis Sungmin dan menggumamkan kalimat menenangkan. Setelah dirasa tenang, Kyuhyun menangkup wajah Sungmin.

"Ingin bercerita, heum?"

.

.

.

Kyuhyun kembali memeluk Sungmin, menenangkan Sungmin yang lagi-lagi menangis setelah menceritakan mimpi buruknya.

"Jadi kau bermimpi setelah kita bercinta dan pulang ke kampung halaman, kau mendapati aku bersikap bejat, memperkosamu, membunuh kakakmu dan kemudian kau membunuhku?" Kyuhyun mengulang, sebelum dengan tiba-tiba ia terkikik pelan.

"Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun berusaha membungkam bibirnya, memperhatikan raut wajah cemberut Sungmin yang terlihat lucu dimatanya. Sedetik kemudian ia tersenyum, senyum tulus yang kelewat tampan dan sayang jika dianggurkan. Ia mengecup bibir Sungmin. "Aku tidak terlalu percaya pada mimpi, karena itu hanyalah bunga tidur. Tapi jika benar akan ada suatu hal buruk yang terjadi diantara kita, aku bisa memastikan jika akulah yang akan menyapa kematian jika melukaimu barang sejengkal saja. Kau bisa pegang janjiku, Lee Sungmin." Pandangan Kyuhyun berubah serius. "Aku rela jika kau menjadi alasan kematianku asalkan kau bahagia dengan hidupmu." Lanjut Kyuhyun membuat Sungmin tertegun.

Sungmin terdiam menyelami mata hangat Kyuhyun yang juga menyiratkan kesungguhan didalamnya. Kemudian, ia menghambur memeluk Kyuhyun kembali dengan lebih erat.

Sungmin bersyukur jika semua hanyalah mimpi buruknya, tapi jika memang ini adalah pertanda dimasa depan, Sungmin akan menghadapinya bersama. Karena Cho Kyuhyun akan selalu berada ditempat yang sama. Yang akan selalu menjangkau dan dijangkaunya. Dan Sungmin yakin, mereka kuat jika bersama.

_ to be continue_