Phantom : Huwahhh! Hai, readers! Phantom kembali lagi dengan fanfic Boboiboy baru! Haa.. Kali ini dalam rangka menyambut hari Valentine, Phantom mutusin buat bikin satu. Kalau tanya kenapa telat banget, nah, Phantom ini orang sibuk/plakk Jadi memang sempet tulis di Andro, tapi enggak ada waktu buat mindahin ke computer.. terus ini take place waktu BBB dkk udah SMP ya.. enggak lucu kalau anak SD udah pacaran.. :3
Halilintar : Udah, A/N nya lama banget, cepet mulainya..
Phantom : Oke, oke, bawel..
Halilintar : …
Boboiboy © Animonsta, Phantom mau minjem characternya aja.. :D
Warning : Romance sucks, gaje, ranjau alias typo(s), dan pendek.
Valentine's Day
Yaya tersenyum. Ia sudah selesai membuat coklat persahabatan untuk teman-temannya. Ia membungkus coklat-coklat itu di dalam plastic wrapping dan mengikatnya dengan pita berwarna pink. Setelah mencuci tangannya, ia pun berpamitan pada ibunya dan berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, Yaya melihat banyak murid di sekolah di sepanjang perjalanan ke kelasnya saling memberi coklat satu dengan yang lain.
Yaya tersenyum lebar saat ia memasuki kelasnya, yang ribut seperti pasar.
"Selamat hari Valentine, semua! Ini, aku sudah buat coklat untuk kalian semua!"
Satu kelas terdiam. Lalu mereka saling berpandangan dan satu persatu melempar senyum canggung pada Yaya. Banyak kata-kata "Terima kasih, Yaya, tapi tidak usah repot-repot..", "Ehm, maaf, saya sudah kenyang.." dan lainnya keluar dari mulut mereka.
Tiba-tiba terdengar suara mengantuk yang sangat familiar di telinga Yaya, "Eh? Kenapa?"
Benar saja, suara itu milik laki-laki bertopi jingga yang sedang mengusap matanya, tanda bahwa ia baru terbangun dari alam bawah sadar. Maklumlah, mengingat tugasnya sebagai pelajar dan superhero yang amat melelahkan.
Fang yang duduk di belakang anak itu, atau Boboiboy, menjulurkan badannya ke depan dan membisikkan apa yang tengah terjadi.
"Oh.." Boboiboy mengangguk-anggukkan kepalanya, "Yaya buat coklat?"
Semua menatapnya dan mengangguk. Boboiboy mengalihkan pandangannya ke arah sang ketua kelas yang sedang menundukkan kepalanya kecewa.
"Ehm.. boleh minta satu, Yaya?" tanyanya langsung.
Hening.
Semua murid kelas itu menganga. Sebuah kalimat yang sama mengganjal di pikiran mereka. 'Boboiboy ini mau cari mati rupanya!'
Yaya yang mendengar perkataan itu melompat ria. "Hah? Tentu saja boleh! Ini!" Ia menyodorkan sepaket coklat.
Boboiboy menerimanya dan tersenyum. "Kelihatannya enak. Terima kasih, Yaya." katanya.
Mata Yaya melebar dan mukanya tersipu. "Eh, betulkah? Sama-sama.." Ia melihat Boboiboy yang hampir memasukkan coklat itu ke dalam tasnya, bukan dalam tas coklat yang berisi tumpukan coklat dari penggemarnya. "Ehm, Boboiboy?"
"Hm?" Tangan itu terhenti. Pemiliknya berbalik menatap Yaya. "Kenapa?" tanyanya heran.
"Eh.. ehm.. boleh tidak coklatnya kau makan sekarang? Aku mau tahu pendapatmu." Yaya menyembunyikan wajahnya yang seperti ketiting rebus, tidak berani menatap mata anak di depannya ini.
"Eh.." Boboiboy menatap coklat yang ada di tangannya itu ragu. Teman-teman yang posisinya di belakang Yaya menggeleng-gelengkan kepala mereka khawatir, karena mereka tidak mau ada yang pingsan pada pagi hari karena alasan sepele.
Tanpa kata-kata, Boboiboy menatap Yaya, yang mukanya tidak terlihat karena melihat ke bawah.
"Aku mau kalau kau memberiku ciuman di pipi." kata Boboiboy akhirnya, tersenyum lebar.
"EEEHHH?!" teriak teman-temannya. Yang perempuan nosebleed atau pingsan, yang laki-laki tak dapat mengatupkan mulut mereka yang hampir mencapai lantai.
Yaya yang mukanya sudah seperti kepiting rebus, merasa bahwa ia akan pingsan kalau saja ia tak dapat mengendalikan emosi yang tercampur-aduk di dalam dirinya. Ya, ia merasa kalau ia ada "rasa" dengan Boboiboy, tetapi ia malu kalau jadi seperti ini.
"A-apa? Apa kau gila, Boboiboy?" Fang, yang entah bagaimana dapat menghilangkan (atau memendam) rasa kagetnya lebih dulu dari yang lain, angkat bicara.
Boboiboy memberi rivalnya itu death glare, dan menjawab dengan polosnya, "Memang kenapa? Kan cium pipi saja, lagian juga sesama teman. Apa salahnya?"
GUBRAK
Seluruh murid di kelas tepar di lantai.
Yaya terkejut dan ada juga rasa lega. Tetapi walau lega, ia merasakan kekecewaan juga di hatinya. Akhirnya, setelah mengumpulkan keberanian, ia maju ke depan Boboiboy.
Ia menciumnya di pipi.
Boboiboy terkejut, anak-anak perempuan pingsan semua, mulut anak-anak laki-laki sukses mencapai lantai. Kecuali si Iwan yang sudah pingsan sedari tadi.
Yaya tersenyum puas sementara Boboiboy mengelus daerah pipi kanannya perlahan, dimana ia telah dicium.
"Nah, sekarang boleh dimakan coklatnya?" tanya Yaya, senyum cerianya tak pudar dari mulutnya.
Boboiboy memandangi coklat yang ada di tangannya, lalu mengangguk. Ia membuka pita yang mengikat bungkusan coklat itu dan mengambil satu.
Teman-temannya menatapnya histeris saat coklat itu hanya beberapa senti dari mulut sang pengendali elemen itu.
Sementar Boboiboy, setelah ragu untuk beberap saat, akhirnya menaruh coklat Yaya itu di dalam mulutnya. Ia terdiam, lalu tersenyum lebar, mukanya berseri.
"Wah! Ini enak sekali, Yaya! Buat lagi lalu jual di kedai Atok, ya?"
Yang disebut namanya tersipu, dan bertanya, "Benarkah?"
Boboiboy mengangguk mantap. "Iya, benar!" Ia memasukkan beberapa coklat lagi ke dalam mulutnya.
Sementar teman-temannya melihat dari jauh kedua murid tersebut dengan rasa kaget bercampur heran. 'Benarkah coklat Yaya enak?'
Muka Yaya berseri-seri. Di hadapannya terlihat Boboiboy yang tengah melahap 3 coklat yang masih tersisa dari bungkusan coklat itu.
Yaya nyaris menjerit ketika ia merasakan bibir seseorang di pipinya, yang tak lain adalah milik Boboiboy. Anak bertopi jingga itu lalu berbisik di telinga Yaya, "Nanti buatkan aku coklat lagi untuk tahun depan, ya."
Ketika berpaling, Boboiboy sudah ada di tempat duduknya dan menunjuk ke arah pintu. Ternyata Guru Timi sudah datang. Ia memimpin kelasnya untuk memberi salam pada beliau sebelum berbalik melihat Boboiboy yang tersenyum jahil padanya.
Yaya terkikik dan berkata dalam hati. 'Ya, aku akan buatkan tahun depan. Aku janji.'
Phantom : Fuahh.. and there you have it! A Valentine's Day fanfic! Haha, untuk yang sudah baca fanfic aneh ini, a-ri-ga-tou nee!
Taufan : Wow, about time Phantom bikin fanfic romance di fandom Boboiboy. Awesome.
Phantom : Oh, maaf kalau pendek, nggak kepikiran sih.. :) Ehm, gimana ya.. soalnya Phantom dapat ide random ini, dan cuma pingin main-main aja, jadi kalau dapat reviews makasih banyak!
Gempa : Tolong reviewnya ya, readers!
Phantom : Hehe.. PWEASE? *puppydogeyes