Phantom : Wuahh! I love you guys! Phantom dapat 10 reviews, dan semua suka! Awesome~

Halilintar : Heh. Not bad.

Phantom : Jarang-jarang kau puji orang. Ada apa?

Halilintar : Nggak ada apa-apa..

Phantom : Hmm.. okelah. Atas permintaan sekuel cerita ini, Phantom tuliskan sekuel untuk Valentine's Day. Also, sekuel ini ada adegan 'ehem-ki-/plak Ups, hampir spoiler! XD Hope you like this!

Boboiboy baru pulang sekolah ketika ia melihat orang yang disukainya diam-diam sedang menyerahkan sesuatu pada Tok Aba. Ia menghampiri mereka.

"Hai, Yaya. Kau sedang apa?"

Yaya berbalik menatap lelaki yang merebut hatinya itu. "Kau kan sudah bilang sewaktu hari Valentine. Ingat 'Buat lagi lalu jual di kedai Atok ya' tidak?" godanya.

Boboiboy terdiam. "Hm.. tidak tuh. Kapan ya?" Yaya menepuk jidatnya. Oh. Sifat pelupanya kambuh.

Yaya mengambil sepaket coklatnya dan secara tiba-tiba mencium pipi Boboiboy.

Boboiboy kaget lalu terjatuh di tempat. Ia bertanya tergagap. "Y-Yaya! Tadi itu apa?" Yang ditanya hanya menatapnya dengan pandangan 'krik-krik'.

"Jadi kau benar-benar tak ingat, ya?" Tubuh Yaya gemetar. Ia membuka bungkus coklat itu dan memasukkannya secara paksa ke dalam mulut Boboiboy.

"Ugh!"

Flashback ON

"Wah, ini enak sekali, Yaya! Buat lagi lalu jual di kedai Atok, ya?"

"Benarkah?"

"Iya, benar!"

"Nanti buatkan aku coklat lagi untuk tahun depan, ya."

Flashback OFF

Boboiboy kembali dari lamunannya, atau memorinya. Ia melihat Yaya yang sudah mau menangis. Boboiboy bangkit dan memeluk Yaya.

"Maaf, Yaya. Aku lupa."

Yaya akhirnya menangis di pundak Boboiboy, membuat baju dan jaket remaja lelaki itu basah. Namun Boboiboy tak menghiraukan hal itu tetapi justru memeluknya lebih erat.

"Maaf, ya, Maaf." Boboiboy melepas pelukannya. "Memang sifat pelupa itu sudah turun-temurun di keluargaku. Ayahku saja sampai lupa dimana kacamatanya berada, padahal benda itu sedang ada di atas kepalanya." canda Boboiboy.

Yaya, walaupun masih sesenggukan tetap mengangguk geli. "Ya, kali ini aku maafkan. Tapi lain kali, siap-siaplah mendapat hadiah dariku." katanya sambil menunjukkan kepalan tangannya yang mengumpulkan energi gravitasi yang tidak sedikit.

"Hehe.." Boboiboy menggaruk lehernya. "Iya, aku nggak bakal lupa lagi.."

Yaya tersenyum, energi yang terkumpul pun perlahan menghilang dari tangannya.

"…Tapi aku enggak janji, ya. Kalau lupa, sumbat saja mulutku dengan coklat, seperti tadi." canda Boboiboy jahil.

"…" Yaya tak berkata apa-apa, mungkin karena ia sibuk menutupi wajahnya yang mulai memerah.

"Yaya? Kau tak apa?" tanya Boboiboy khawatir.

"Ng-nggak apa-apa.. tapi kejadian hari Valentine itu membuatku menyadari.."

"Kenapa?" tanya Boboiboy lagi, dan hatinya mulai berdebar.

"Em.. eh.. K-kalau hatiku s-sudah t-terambil o-oleh.. mu.." Yaya terbata-bata sekaligus nervous menyatakan perasaannya pada lelaki pengendali angin, tanah, petir, api, dan air itu.

Sesaat terjadi keheningan di depan kedai Tok Aba. Pemiliknya, yang mulutnya tak bisa ditutup hanya menatap pemandangan itu dengan rasa kaget tingkat tinggi. Begitu juga dengan robot kuning di sampingnya. (Eh.. hanya metanya saja yang membelalak, dia tak punya mulut)

Boboiboy PoV

Ya ampun. Tak kusangka sama sekali. Aku mencubit pipiku, dan rasa sakit timbul di sana. Orang yang kusukai, ternyata juga menyukaiku kembali. Sungguh, aku terkejut dan sekaligus gembira. Kalau suasananya tidak tegang seperti ini, pasti aku sudah melompat hingga ketinggian 10 meter.

Sebetulnya saat hari Valentine itu aku sangat mengantuk. Adu Du menantangku dalam suatu duel one-on-one, yang tak boleh kuberitahu pada yang lain. Ya, aku mengalahkannya, pasti, tetapi itu cukup untuk membuatku terjaga sampai jam 2 pagi. Bayangkan saja, berpecah jadi 5 dan sekuat tenaga melawan Adu Du yang tiba-tiba robotnya sangat kuat, hampir seperti insiden Ejo Jo.

Dan esoknya aku dibangunkan oleh suara ribut teman-temanku yang aku tak tahu mengapa, tetapi saat Fang memberi tahuku, aku cukup mengerti. Yaya membuat coklat. Pantas saja mereka histeris.

Tapi aku yakin Yaya bisa memasak, buktinya rendang yang ia buat sewaktu raya dulu rasanya enak. Jadi walaupun ragu, aku tetap meminta sebungkus coklat darinya. Yah, walaupun hanya akan kupandangi saja di rumah.

Tiba-tiba Yaya mengejutkanku dengan memintaku untuk memakan coklat itu di tempat. Bimbang, ya. Karena aku sudah meminta coklatnya, apa boleh buat. Tetapi, aku mendapatkan balasan yang bagus sekaligus kesempatan emas..

Untuk mendapatkan ciuman darinya.

Menurutku, memang tidak ada masalah karena kita bersahabat. Meski begitu aku berpikir, setidaknya mendapatkan kecupan sedikit sebelum dia dimiliki oleh orang lain sudah cukup.

Sekali lagi ia membuatku kaget dengan dirinya yang bersedia memberikan permintaanku yang nekat itu.

Aku ingin menjerit gembira saat itu juga, tetapi mood-ku menurun sedikit karena aku tetap harus merasakan coklat yang nampaknya enak di luar, tapi belum diketahui rasanya.

Saat aku mencicipi coklat itu, dan bersiap-siap untuk rasa yang membuat kucing pingsan.. tetapi aku malah merasakan rasa coklat yang seperti dijual di toko.

Lantas aku memujinya dan melihat wajahnya yang memerah. Harapanku bangkit, mungkinkah? Hm, tapi tak mungkin. Yaya itu terlalu sempurna. Aku lihat banyak anak lelaki yang melancarkan pandangan penuh perasaan padanya, yang membuatku panas hati.

Sekarang ia sedang berada di depanku dan mengatakan bahwa ia suka padaku. Oh, Tuhan, apakah hamba sedang bermimpi? Kalau ya, terima kasih untuk mimpi yang indah ini, ya Tuhan. Meskipun begitu, kulihat badan Yaya mulai bergetar kembali, jadi harus cepat kukatakan kepadanya.

End of Boboiboy PoV

Boboiboy memecah keheningan dengan bertanya pada gadis yang di depannya. "B-betulkah kau suka padaku, Yaya?"

Yaya kembali terbata-bata. "Y-ya.." Ia pun menundukkan kepalanya, siap menerima penolakan dari remaja di depannya itu.

Tak disangka, Boboiboy mengangkat dagunya, dan menempelkan bibirnya di bibir gadis itu.

Tok Aba pingsan di tempat, dan Ochobot mulai sibuk mengipas-ngipas muka sang kakek.

Muka Yaya tak bisa dideskripsikan lebih jauh. Setidaknya semua mukanya semerah warna merah baju Halilintar.

Boboiboy melepaskan bibirnya, dan tersenyum pada Yaya. Setelah susah payah menahan rasa malu, Yaya pun berhasil tersenyum pada pacar barunya kini. Ya, it's official.

Pasangan yang terbentuk saat hari Valentine.

END

Phantom : Yay! Akhirnya fanfic ini sudah selesai! XD Maaf karena ending yang cukup aneh.. Enggak bisa mikir ending yang cocok sama ini.. DX

Taufan : Bagus deh. ;)

Phantom : Hem, sekarang Phantom tinggal tunggu review readers sekalian! Especially yang minta lanjutan ini~ :D