My Toughts, Your Memories
10th Chapter
.
.
.
"Jangan temui dia"
Sungmin mengerutkan kening saat menatap Kyuhyun, namja dingin itu terlihat tidak seperti biasanya. Terlihat sangat cemas dan kalut. Lagipula untuk apa Kyuhyun melarang dirinya menemui Donghae? Sekarang, sahabatnya itu sedang bersedih dan Sungmin rasa namja yang masih berdiri di tengah lapangan basket itu membutuhkan dirinya untuk bercerita atau paling tidak untuk menenangkannya.
"Tapi—" Sungmin memulai protesnya, raut mukanya jelas sangat panik sekarang. Sungmin takut Donghae melakukan hal-hal aneh seperti—err bunuh diri mungkin? Oke, terdengar berlebihan tapi jika itu Donghae dirinya sedikit yakin namja itu bisa nekat melakukannya, mengingat saat motor kesayangannya rusak saja Donghae bisa tidak makan seharian apalagi ini menyangkut hatinya.
"Tapi—"ulang Sungmin saat sadar dari lamunan panjangnya tentang Donghae. Gadis itu kembali menatap Kyuhyun yang masih betah menatapnya dengan tatapan seolah dirinya adalah gadis paling menyedihkan di dunia ini.
"Kau mau menemuinya?" tanya Kyuhyun tidak percaya, namja itu melipat kedua tangannya dan memandang Sungmin. Menggelengkan kepalanya sampai akhirnya tertawa tidak jelas "Kau masih mau menemui namja tidak peka itu?" tanya Kyuhyun lagi membuat Sungmin semakin heran, Sungmin melirik Kyuhyun sebentar kemudian melirik Donghae yang masih terdiam ditengah lapangan sambil menundukkan kepalanya. Ya Tuhan sampai kapan si bodoh itu mau berdiri disitu, jerit Sungmin dalam hati.
"Ak—aku ingin menemuinya" ucap Sungmin akhirnya dan gadis itu bisa melihat Kyuhyun menatapnya dengan matanya yang membulat lebar, dirinya berbalik hendak melangkah sebelum tangan Kyuhyun mencekalnya dan membalik tubuhnya "Kau ini bodoh atau apa?!" teriak Kyuhyun. Sungmin menatap namja yang sudah tersulut emosi itu tidak mengerti
"Kau tidak boleh menemuinya! Tidak bisa!" teriak Kyuhyun di depan muka Sungmin. Kemudian menyeret Sungmin yang masih tidak mengerti kenapa Kyuhyun membentaknya. Sungmin akhirnya memilih pasrah dan mengikuti Kyuhyun. Mengabaikan Donghae yang masih berdiri dilapangan dan juga mengabaikan mahasiswa yang sekarang beralih menonton Kyuhyun yang sedang menyeretnya.
"Sebenarnya kau ini kenapa?" tanya Sungmin saat kesulitan mengikuti langkah besar Kyuhyun, gadis itu harus kembali menelan bulat-bulat pertanyaannya saat Kyuhyun tidak menjawab apapun dan terus menarik tangannya. Sungmin menjerit kesakitan saat Kyuhyun mendudukkannya secara kasar di taman fakultas. Mata indah miliknya terus menatap Kyuhyun yang sedang berdiri didepannya sambil meletakkan kedua tangannya dipinggang.
"Kau yang sebenarnya kenapa?!" bentak Kyuhyun lagi membuat Sungmin menelan ludahnya gugup, matanya menerawang memikirkan kesalahan apalagi yang diperbuatnya hari ini dan dirinya yakin tidak berbuat apapun yang menyulut emosi Kyuhyun.
"Kau..kau..aissh" Kyuhyun menunjuk tepat ke muka Sungmin dan kemudian menendang pot bunga yang tertata rapi di taman fakultas itu sambil mengumpat kesal dan sampai sekarang Sungmin masih belum mengerti letak kesalahannya dimana.
"Dengar!" Kyuhyun duduk disamping Sungmin dan meraih kedua bahu Sungmin untuk menatapnya "Jangan pernah temui namja itu lagi, arasseo?" Sungmin balas menyentak tangan Kyuhyun. Dia tidak terima dengan permintaan namja yang telihat serius dengan perkataannya itu.
"Apa alasanmu melarangku bertemu dengan Donghae?" tanya Sungmin tidak percaya, matanya menatap Kyuhyun yang sedang tersenyum meremehkan kearahnya "Cih, seharusnya kau sadar Sungmin jika namja itu tidak menyukaimu" mata Sungmin membulat sempurna mendengar ucapan Kyuhyun, Sekuat tenaga dia menahan tawanya yang bisa meledak kapan saja. Jadi ini alasan namja itu marah-marah tidak jelas padanya. Kyuhyun mengira dirinya menyukai Donghae? Apa sikap tubuhnya menunjukkan dirinya menyukai Donghae atau hanya Kyuhyun yang tidak bisa menyimpulkan sesuatu dengan baik?. Baiklah, lebih baik dirinya diam dan tidak memberikan jawaban apapun pada namja sok tau ini biarkan saja Kyuhyun berspekulasi apapun tentang hubungannya dengan Donghae. Lagian untuk apa juga Sungmin menjelaskannya pada Kyuhyun. Kyuhyun bukan siapa-siapanya
"Sudahlah, sudah mau malam aku harus bekerja" ucap Sungmin dan berdiri meninggalkan Kyuhyun. Namja itu mau tidak mau mengikuti langkah Sungmin yang berjalan didepan
"Kau tidak akan menemuinya kan?" Sungmin membalik tubuhnya kesal "Kami bekerja ditempat yang sama tentu akan bertemu di tempat kerja" ucap Sungmin menggoda Kyuhyun, ternyata menyenangkan melihat ekpresi kesal namja tampan itu
"TIDAK BISA! TIDAK BOLEH!" Kyuhyun berteriak kalap, dia kembali menarik tangan Sungmin, membawa gadis yang jauh lebih pendek darinya itu menuju parkiran mobil.
"Aku ikut, ikut ke tempatmu bekerja"
"MWO?!"
"Tidak hanya hari ini, setiap hari aku akan kesana mengawasimu"
Kyumin
"Donghae-yaaa" ucap Sungmin dengan nada manja, gadis itu melongokan kepalanya memperhatikan seisi kamar terlalu kaget saat mendapati kamar yang biasanya rapi itu berubah seperti kapal pecah. Sepelan mungkin Sungmin melangkah dan mendudukkan dirinya disisi ranjang.
"Uri Donghae sampai kapan kau harus membolos bekerja huh? Ini sudah seminggu" ucap Sungmin pada gundukan besar berisi tubuh Donghae yang ditutupi selimut diatas kasur.
'dan aku harus kerepotan mengurus tuan muda manja itu setiap harinya di café' lanjutnya dalam hati
"Keluar sana, terus saja pergi dengan tuan muda mu itu. Lupakan saja aku!" ucap Donghae dari dalam selimutnya. Sungmin tersenyum pelan. Sedikit merasa bersalah juga karena dia tidak bisa menemui Donghae seminggu ini. Kyuhyun benar-benar melarangnya untuk bertemu Donghae dan selain itu dia juga ingin memberikan waktu sendiri untuk Donghae
"Sekarang kan aku menemuimu, jangan cemburu seperti itu dong sayang" ucap Sungmin menggoda dan kemudian terkikik kecil "Menjijikkan" Donghae kemudian membuka selimutnya menampakkan wajahnya yang tidak terurus, walaupun masih terlihat tampan sih.
"Wah! Seorang Eunhyuk benar-benar membuatmu kacau seperti ini. Kasihan sekali" Sungmin kemudian memeluk Donghae dan menepuk punggung namja itu pelan seperti menenangkan anak kecil
"Dia benar-benar menolakku dan membuatku seperti ini" ucap Donghae setelah melepaskan pelukan Sungmin, namja itu menundukkan kepalanya tidak berani menatap Sungmin. Tidak ingin memperlihatkan sisi dirinya yang seperti ini didepan Sungmin.
"Lalu? Kau mau menyerah begitu saja?" Tanya Sungmin
"Memangnya aku bisa apalagi huh? Dia seperti dinding tebal yang tidak bisa kulalui" ucap Donghae putus asa. Bahkan sampai sekarang setiap mengingat perkataan Eunhyuk untuknya masih terasa menyakitkan. Sungmin memandang Donghae iba, seperti pernah merasakan hal seperti ini juga. Dulu saat pertama kali bertemu Kyuhyun dan megetahui fakta Kyuhyun yang tidak mengingat dirinya tetapi berbalik membencinya hal ini seperti inilah yang dirasakannya. Putus asa dan tidak tau harus melakukan apa.
"Hae, jika kau mau mendengarkan pendapatku maka aku akan memintamu untuk terus berusaha meraih hati Eunhyuk. Lakukan apapun sebisamu untuk mendapat perhatiannya sampai akhirnya dinding tebal itu roboh dengan sendirinya" ucap Sungmin membuat Donghae terdiam sangat lama
"Atas dasar apa kau bisa berbicara seperti ini?"
"Cinta itu butuh pengorbanan, walaupun banyak yang memulai dengan kebahagiaan tapi tidak sedikit yang harus berkorban dulu sebelum merasakan bagaimana bahagianya cinta itu" ucap Sungmin. Mereka terdiam lama dengan pikiran masing-masing. Sungmin dengan semua pikirannya tentang Kyuhyun dan Donghae yang memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan hati Eunhyuk
"Lalu apa yang harus kulakukan jika sudah banyak yang kukorbankan untuknya dan dia tetap tidak membalas perasaanku" ucapan Donghae membuat wajah Sungmin berubah sendu
"Jika kau tidak punya alasan lagi untuk bertahan maka berhentilah" ucap Sungmin seketika merasa dadanya begitu sesak. Seharusnya dia kesini untuk menghibur sahabatnya kenapa malah dia sendiri yang merasa sedih
"Seperti yang kau lakukan terhadap Cho Kyuhyun?" pertanyaan Donghae membuat Sugmin menatap Donghae penuh tanda tanya.
"Eommamu menceritakan semuanya padaku" ucap Donghae setelahnya dan Sungmin hanya mengangguk pasrah. Eommanya itu benar-benar besar mulut. Gadis itu kembali terdiam setelahnya
"Lee Sungmin" Donghae menggenggam kedua tangan Sungmin berusah menarik Sungmin dari lamunan panjangnya.
"Jawab aku, apa sekarang kau sudah menyerah?"
"Karena aku tidak punya alasan lagi untuk bertahan tidak ada cara lain selain berhenti Hae-ya" Donghae memeluk gadis yang sudah di anggap adiknya sendiri itu. Berusaha memberikan ketenangan pada Sungmin yang mulai menangis dalam pelukannya. Hali ini tidak adil bukan, Donghae juga sedang bersedih tapi Sungmin adalah wanita tentu gadis itu lebih butuh sandaran dibandingkan dirinya
Kyumin
"Dimana?"
Pesan singkat yang dikirim Kyuhyun itu mengalihkan perhatian Sungmin yang sedang berjalan keluar kelas, gadis itu memperlambat langkahnya untuk membalas pesan Kyuhyun.
"Masih di kelas, dan akan ke taman setelah ini"
Sungmin tersenyum sekilas sebelum kembali menyimpan ponselnya kedalam tas, jam kuliahnya sudah selesai untuk hari ini dan gadis itu tidak bisa pulang terlebih dahulu karena menurut peraturan yang dibuat Kyuhyun gadis itu harus menunggu Kyuhyun pulang. Taman fakultas adalah pilihan gadis itu untuk sekarang, dirinya selalu merasa nyaman saat berada di sana.
"Siapa itu?" Sungmin berhenti sebentar dan matanya menyipit melihat seseorang duduk di kursi taman fakultas yang biasanya hanya dirinya dan Kyuhyun yang sering duduk di situ. Gadis itu sedikit mendekat karena tidak bisa melihat secara jelas, Sungmin terdiam beberapa saat setelahnya. Tubuhnya kaku dan mendadak rasa takut menguasai dirinya. Ya Tuhan, itu Eunhyuk—kakak perempuan Kyuhyun yang baru saja mencampakkan Donghae— sahabat terbaiknya. Sialnya, kenapa dia selalu takut ketika berhadapan dengan gadis yang sibuk dengan ponselnya itu!
Lagipula, kenapa Eunhyuk harus berada di taman fakultas bisnis, seharusnya dia berada di fakultas seni. Sungmin menghela nafas sebelum mundur beberapa langkah, dia tidak ingin bertemu Eunhyuk.
"Eunhyuk sebenarnya adalah gadis yang baik, karena kondisi Kyuhyun waktu itu sejak kecil dia terus belajar untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Membuatnya tidak punya waktu bersama teman-temannya. Dia terbiasa sendiri dan karena itulah dia selalu berlaku kasar pada semua orang yang ingin berteman dengannya. Dia tidak punya teman yang begitu dekat dengannya"
Ucapan Kibum waktu itu membuat Sungmin berhenti, gadis itu terdiam lama di posisinya. Memikirkan haruskah dia menghampiri Eunhyuk dan mempercayai ucapan Kibum? Sungmin terus berfikir hingga akhirnya dengan pelan gadis itu berjalan ke arah bangku taman yang ditempati Eunhyuk. Tidak ada salahnya mencoba kan?
"Annyeong" sapa Sungmin setenang mungkin. Gadis yang terlihat manis dengan dress sederhana dibawah lutut itu dengan segala keberaniannya berhasil duduk disamping Eunhyuk. Sementara gadis yang terlihat kasual dengan jeans dan kets yang dipakainya itu tidak merepon sapaan Sungmin sama sekali.
"Eunhyuk-ssi" sapa Sungmin lagi, kali ini tangannya menyentuh pelan bahu Eunhyuk membuat gadis itu akhirnya menoleh dan menatap Sungmin kaget "KAU?!" Eunhyuk berteriak keras dengan raut muka tidak percaya, Sungmin hanya tersenyum dan menanggukkan kepalanya canggung
"Pergi dari sini!" Senyum dibibir Sungmin hilang begitu saja, ternyata respon Eunhyuk masih sama terhadap dirinya.
"Wae? Apa kau ingin mendekati diriku untuk untuk merebut adikku?" Sungmin menundukkan kepalanya mendengar ucapan Eunhyuk yang jujur saja kembali menyakiti hatinya. Niatnya hanya untuk mengenal Eunhyuk lebih baik tetapi gadis itu kembali menghinanya
"Bu—bukan begitu"Sungmin memberanikan diri menatap Eunhyuk yang sedang menatapnya tajam.
"Aku..aku tidak sengaja melihatmu disini..jadi..jadi aku hanya berniat menyapamu..itu saja" ucap Sungmin terbata membuat Eunhyuk memutar bola matanya malas
"Dengar, sebesar apapun usahamu mendekati Kyuhyun, dia tidak akan pernah menganggapmu!" ucap Eunhyuk yang kembali membuat Sungmin terdiam.
"Ya aku tau itu" Sungmin mengalah. Bibir kemerahan itu kembali memasang senyumnya untuk Eunhyuk. Malas meladeni Sungmin gadis itu berdiri sebelum Sungmin menahan tangannya
"Bisakah kita berbicara sebentar?" Tanya Sungmin, kedua tangannya sekarang menggenggam sebelah tangan Eunhyuk dengan kedua tangannya. Mencoba menyalurkan bagaimana perasaannya sekarang, mencoba meyakinkan Eunhyuk jika dirinya bukanlah orang yang seburuk itu
"Tidak ada yang perlu aku bicarakan denganmu, sekarang lepas!" bentak Eunhyuk berusaha melepas kedua tangan Sungmin tapi sayangnya tenaga gadis yang lebih pendek itu lebih kuat darinya
"Aku..aku..maafkan aku" ujar Sungmin cepat membuat Eunhyuk terdiam dalam posisinya. "Ayahmu, maafkan aku dan ibuku sudah merebutnya darimu dan Kyuhyun. Sehingga harus membuatmu terpisah dengan ibu kandungmu, mianhae Eunhyuk-ah" Sungmin melepas pegangannya pada tangan Eunhyuk kemudian membungkukkan tubuhnya dalam-dalam didepan Eunhyuk. Walaupun dia juga menderita selama hidup bersama keluarga Cho, tapi Sungmin merasa perlu meminta maaf. Mungkin karena dirinya dan ibunya lah Eunhyuk dan Kyuhyun menderita selama hidup bersama mereka.
"Aku tidak butuh maafmu" Suara Eunhyuk sedikit serak. Tidak ingin berlama-lama dekat dengan Sungmin gadis itu berjalan meninggalkan Sungmin yang masih membungkukkan badannya.
Sungmin melihatnya, melihat sepatu kets yang dipakai Eunhyuk berjalan menjauhinya. Hari ini, dirinya memilih untuk menyerah. Hatinya tidak sekuat itu saat mendengar semua hinaan Eunhyuk untuknya. Lain kali Sungmin pasti mencobanya lagi sampai Eunhyuk mau berteman dengannya
Kyumin
Sungmin terus memperhatikan raut wajah Kyuhyun sejak dia menemui Kyuhyun di depan kelasnya. Namja itu lebih banyak diam dan wajahnya tegang seperti sedang menahan kemarahan yang begitu besar. Kyuhyun yang seperti ini mengingatkannya pada saat namja itu membawanya ke club malam. Dingin dan menakutkan.
"Masuk" suara dingin penuh perintah itu membuat Sungmin tidak berniat bertanya lebih dan memilih menuruti Kyuhyun. Ketakutan melandanya, tapi Sungmin percaya Kyuhyun tidak akan melakukan hal yang mengerikan seperti di club malam waktu itu—Kyuhyun sudah berjanji padanya.
Suasana di mobil sangat tenang, biasanya Kyuhyun akan berbicara apapun padanya, ah lebih tepatnya Kyuhyun akan menghina dan merendahkannya sepanjang perjalanan tapi sekarang namja itu hanya diam fokus menatap jalanan didepannya dengan raut muka yang tidak bersahabat.
'Apa yang terjadi pada Kyuhyun? Pagi tadi dia masih terlihat biasa-biasa saja' batin Sungmin
"Turun!" tersadar dari lamunannya Sungmin kemudian menatap keluar jendela mobil. Mobil Kyuhyun berhenti tepat di depan café tempatnya bekerja. "Gomawo" Sungmin tersenyum pelan walaupun Kyuhyun tidak akan melihatnya. Merasa tidak akan mendapatkan respon apapun gadis itu memilih keluar saja.
"Jangan pulang terlalu malam" suara berat itu menghentikan gerakan Sungmin yang ingin membuka pintu audi milik Kyuhyun, gadis itu tersenyum beriringan dengan debaran jantungnya yang berdetak tidak normal. Oke, anggaplah dirinya yang terlalu berlebihan menanggapi ucapan Kyuhyun.
"Ne" jawab Sungmin sebelum benar-benar keluar dari mobil milik Kyuhyun, tidak berniat menatap Kyuhyun kembali. Harapannya hanya satu, semoga tidak ada hal buruk yang menimpa namja tampan itu hari ini.
.
.
Kyuhyun membuka pintu besar dirumahnya malas, kepalanya terasa sangat berat dan moodnya benar-benar hancur setelah mendapat panggilan dari orang yang—entahlah Kyuhyun harus menyebutnya orang yang dibencinya atau orang yang disayanginya.
"Kyu, kau sudah pulang nak" Kyuhyun berusaha menghiraukan panggilan Kibum. Ibu dua anak itu menghampirinya saat Kyuhyun sedang mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Kibum membantu meletakkan sepatu putra bungsunya itu kemudian mengelus bahu Kyuhyun sebentar, melepas rindu setelah seharian tidak bertemu.
"Ayo kita makan bersama" ajak Kibum, wanita paruh baya itu menggandeng lengan Kyuhyun. Menuntun namja itu untuk mengikutinya. "Eomma, tidak bisakah?" Tanya Kyuhyun pelan, wajahnya terlihat sedang menanggung banyak masalah
"Kita sudah lama tidak makan bersama seperti ini sayang" terbesit rasa sedih dalam ucapan Kibum, membuat Kyuhyun tidak tega dan pasrah mengikuti Kibum ke ruang makan keluarga Cho yang jauh lebih besar dari rumah Lee Sungmin. Sial, bahkan disaat seperti ini Kyuhyun masih bisa mengingat Sungmin
"Annyeong Kyu~" sapa Eunhyuk setelah melempar senyum pada Kyuhyun, namja itu hanya menanggapi seadanya kemudian duduk disamping Eunhyuk. Mata tajamnya terus menatap seseorang yang duduk didepannya. Masih sibuk membaca koran malam ditangannya dan mungkin tidak menyadari kedatangannya. Suasana tenang ini membuat Kyuhyun merasa ingin pergi dari sini secepatnya
"Kenapa diam saja? Makanlah" suara berat penuh wibawa itu memecah keheningan. Kyuhyun berdecih kesal dan terus menatap tajam seseorang yang memulai makan malamnya dengan tenang. Sungguh, Kyuhyun benar-benar muak melihat sikap tenang tanpa masalah itu
"Kyu, sudahlah"usapan lembut di punggungnya membuat Kyuhyun memutus tatapannya dan beralih menatap Eunhyuk yang menatapnya penuh arti "Aku muak" ucapnya pelan "dan jangan membelanya didepanku noona" raut namja itu berubah serius dan kemudian memilih menghabiskan makanan didepannya secepat yang dia bisa.
"Aku selesai" Menyisakan separuh sisa makanan di piringnya namja itu berdiri, ingin segera keluar dari ruangan ini. Namun, suara berat penuh ketegasan itu menghentikan langkahnya "Minum obatmu Kyu, kau bisa melihat obat-obat itu didepan piringmu kan?" singkat dan itu berhasil membuat emosinya semakin tidak terkontrol. Kyuhyun mengepalkan tangannya menahan yang terkenal tidak punya hati itu, tidak suka memperlihatkan kemarahan dan kekesalannya di depan ibunya.
"Kibum-ah sudah berapa lama anakmu ini tidak meminum obatnya? Apa kau tidak mengurusnya dengan baik?" Kyuhyun melirik Kibum dari sudut matanya, namja itu dapat melihat wanita yang paling di sayanginya itu terdiam tidak tau harus menjawab apa
"Kau taukan apa akibatnya jika kau tidak meminum obatmu?" Kyuhyun tertawa meremehkan, lebih baik dia pergi dari sini sebelum dirinya berbuat sesuatu diluar kontrol dirinya
"Jangan bersikap seolah kau ini manusia normal yang bisa hidup tanpa bergantung pada obat-obat itu"
"Apa sudahlah" Eunhyuk berusaha menengahi, dirinya sudah cukup lelah melihat pertengkaran seperti ini antara ayahnya dan Kyuhyun. Kyuhyun melirik lima botol obat yang ada didepannya, tanpa mengeluarkan ekspresi apapun dia meraih salah satu botol obat itu. Memutar-mutarnya.
"Wae? Apa tuan Cho yang terhormat ini takut jika aku tidak meminum obat ini maka aku akan kembali menjadi anak idiot yang hanya membuat malu?" Tanya Kyuhyun
"Salah satunya" ucapan Siwon membuat Kyuhyun semakin mengeratkan genggamannya pada botol obat di tangannya. "Aku mengerti" desis Kyuhyun, sudut bibirnya terangkat membentuk seringai mengerikan. Tanpa bisa ditahan namja itu melemparkan botol obat berbahan kaca itu dengan murka ke arah siwon dan berakhir mengenai dinding. Membuat semua isinya berceceran jatuh ke lantai.
"Kyuhyun-ah tenangkan dirimu" Kibum berlari kearah Kyuhyun memeluk putra bungsunya itu saat melihat Kyuhyun kembali meraih botol obat yang lain. Usaha wanita paruh baya itu sia-sia karena kekuatan Kyuhyun lebih besar darinya. Namja itu kemudian melempar apapun yang ada didepannya. Semua botol obat termasuk piring sisa makanannya itu berhamburan kelantai.
" Kyuhyun-ah eomma mohon"Kibum semakin mengeratkan pelukannya saat merasakan tubuh Kyuhyun begitu tegang dalam pelukannya.
Kyuhyun menghela nafas berat, seperti inilah yang terjadi saat Kyuhyun bertemu dengan Siwon. Setiap bertemu tuan besar Cho itu selalu mengingatkannya untuk meminum obatnya. Memaksanya melakukan semua pengobatan agar dirinya tidak kembali menjadi anak idiot seperti dulu. Begitulah yang ada dipikiran Kyuhyun.
Semuanya tidak ada yang memahami perasaannya, memahami bagaimana tersiksanya ia saat dirinya harus meminum banyak jenis obat-obatan itu setiap harinya. Bagaimana tersiksanya saat tidak bisa mengingat masa lalunya sendiri. Bagaimana tersiksanya saat semua orang begitu berharap padanya untuk menjadi penerus Cho corporation yang sukses nantinya. Semua itu menjadi beban tersendiri untuknya. Jika boleh meminta, Kyuhyun tidak menginginkan ini semua. Dia ingin hidup bebas dengan menjadi dirinya sendiri.
"Kalian memang tidak akan pernah mengerti" Kyuhyun melepas pelukan Kibum dan dengan cepat bejalan keluar ruang makan meninggalkan tiga orang lainnya yang terdiam dengan pikiran masing-masing.
Kyumin
Entah sudah berapa gelas cairan berwarna merah pekat itu mengaliri tenggorokan Kyuhyun. Menghiraukan rasa sakit yang terus mendera kepalanya karena terlalu banyak meminum cairan memabukkan itu Kyuhyun tetap tidak berhenti.
Kyuhyun tertawa, menertawakan dirinya sendiri. Satu kata yang cocok untuk menggambarkan dirinya—Gila!. Bayangkan saja anak mana yang tega melempari ayahnya sendiri dengan botol obat yang terbuat dari kaca itu dengan harapan ayahnya mati saat itu juga. Bahkan hal ini dilakukannya bukan untuk pertama kali. Seharusnya mereka mengirimkan dirinya kerumah sakit jiwa saja.
Kyuhyun sangat ingat sejak membuka matanya setelah kecelakaan itu entah kenapa dirinya berubah begitu membenci ayahnya. Ayahnya berubah tidak seperti ayah yang dikenalnya sebelumnya. Dingin, kejam dan tidak punya hati persis sama seperti dirinya. Kyuhyun bahkan sangat ingat percakapan antara ayah dengan ibunya yang menambah kebenciannya terhadap Siwon
"Paksa Kibum-ah, kalau kau selalu memanjakannya seperti ini dia tidak akan sembuh dan tetap menjadi idiot yang tidak berguna! "
Hatinya sakita mendengarnya. Ayahnya yang selalu dibanggakannya ternyata begitu membenci kenyataan jika dirinya adalah anak idiot dan begitu menginginkan kesembuhannya karena bagi Siwon anak idiot itu tidak ada gunanya. Kyuhyun tertawa pelan mengingatnya, matanya terasa semakin berat untuk dibuka karena pengatuh alkohol. Tanpa disadarinya cairan bening itu mengalir keluar dari matanya.
"Selamanya aku memang hanya anak idiot dan tidak berguna dimata mu appa" desis Kyuhyun dan kembali meneguk alkohol dengan kadar tinggi itu, berharap semakin banyak meminumnya semakin berkurang rasa sakit di hatinya.
.
.
.
"Eomma, bisakah dipelankan sedikit volume TV nya?" ucap Sungmin. Kesal saat konsentrasinya mengerjakan tugas kuliahnya terpecah saat mendengar suara TV yang memekakkan telinga. Ini sudah tengah malam dan eommanya masih tertawa layaknya orang gila hanya karena menonton gag show.
"Sudah aku bilang tidak perlu ditemani, sana eomma tidur saja" ucap Sungmin lagi saat mendengar Heechul mengomel entah apa tanpa menatapnya.
"Tidak bisa, eomma punya firasat tidak baik malam ini"
"Dasar, jangan sok jadi peramal seperti itu eomma"ucap Sungmin kesal. Heechul eommanya itu kadang memang suka berlebihan, mempermasalahkan hal-hal kecil yang tidak perlu. Seperti sekarang ini, eommanya yang cantik itu bersikeras untuk menemaninya sampai selarut ini hanya karena firasat tidak baik versinya.
BRAKK
Sungmin yang baru mulai mengerjakan tugasnya kembali di kagetkan dengan pintu depan rumahnya yang di gedor sangat keras. "Sudah eomma bilang kan, firasat eomma selalu benar" ucap Heechul menatap Sungmin penuh senyum kemenangan. Sungmin hanya bisa terdiam melihat Heechul yang berjalan ke arah pintu rumahnya. Mendadak ketakutan melandanya, bagaimana jika yang diluar itu adalah maling yang ingin merampok rumahnya. Ya tuhan, bahkan tidak ada barang berharga sedikitpun yang bisa dirampok di rumahnya.
"Ya Tuhan!" pekikan eommanya membuat Sungmin secepat mungkin menghampiri Heechul. Gadis itu ikut berteriak saat melihat dua orang yang berada di depannya. Bukan! Bukan keduanya tapi salah satu dari mereka.
"Kyu—hyun" ucap Sungmin tidak yakin saat melihat salah satu namja yang terlihat sangat kacau. Bau alkohol membuat Sungmin mengerti apa yang membuat Kyuhyun terlihat tidak berdaya sama sekali, bahkan tubuh itu bisa saja limbung jika namja paruh baya disampingnya tidak menahan tubuh Kyuhyun.
"Tuan ini menyewaku sebagai supir pengganti dan meminta untuk mengantarnya ke alamat ini"Namja paruh baya itu mencoba menjelaskan. Sedikit heran kenapa dua wanita berbeda usia itu mengeluarkan reaksi berlebihan
"Disini bukan rumahnya tuan" Setelah mengerti keadaan Heechul berucap ketus dan berniat mengusir Kyuhyun. Dia tidak mau berurusan dengan Cho manapun apalagi Cho Kyuhyun.
"Tuan ini mabuk berat nyonya, tadi saat menjemputnya dia bahkan tidak bisa berjalan dengan baik dan nyaris tidak sadarkan diri" jelas pria itu sedikit iba dengan kondisi Kyuhyun, sementara namja yang membuat masalah itu tidak sadar sama sekali dengan keadaan. Pengaruh alkohol itu membuatnya benar-benar melayang entah kemana.
"Aku tidak peduli, ini bukan rumahnya dan bawa dia pergi dari sini!" bentak Heechul
"tapi—"
"Eomma malam ini saja, biarkan Kyuhyun tidur disini" Sungmin yang sedari tadi diam karena memperhatikan Kyuhyun akhirnya membuka suara. Melihat Kyuhyun kacau seperti ini membuat hatinya sakit. Namja itu bahkan terlihat tidak berdaya sama sekali
"Jangan gila, Lee Sungmin!" Heechul berteriak marah. Tetapi, Sungmin yang keras kepala itu tetap pada pendiriannya
"Ahjussi bisa tolong bantu aku membawanya masuk?" menghiraukan Heechul, gadis mungil itu mendekati Kyuhyun dan membantu pria paruh baya itu untuk memapah namja tinggi itu.
'Tidurkan dikamarku saja' pikirnya
"Tidurkan disofa ruang tamu. Jangan membawanya ke kamarmu dan jangan membantah!' Sungmin menghembuskan nafasnya pelan mau tidak mau menyetujui permintaan Heechul. Mereka membaringkan Kyuhyun di sofa sempit ruang tamu, membuat kaki panjang Kyuhyun sedikit tertekuk menyamai panjang sofa.
"Ini kunci mobilnya nona" Pria paruh baya itu memberikan kunci mobil milik Kyuhyun sebelum pamit keluar. "Gomawo ahjussi, maaf merepotkanmu" Sungmin kemudian membungkukkan kepalanya pelan dan mengantar pria paruh baya itu keluar.
"Kau benar-benar tidak berubah ya, masih saja membelanya" Sungmin terdiam saat melihat Heechul berdiri dekat sofa dan sedang memandang Kyuhyun dengan ekspresi tidak terbaca.
"Aku hanya merasa perlu untuk membantunya" jawab Sungmin seadanya
"Berhentilah jadi orang terlalu baik Min! Eomma tidak suka melihat kau yang seperti ini" Sungmin kembali terdiam. Jelas Heechul marah padanya, dengan membiarkan Kyuhyun tidur disini saja Sungmin sudah membuat kesalahan besar.
"Urus saja namjamu ini dan jangan merepotkan eomma" Heechul berlalu meninggalkan Sungmin. Malas berdebat dengan gadis yang sama keras kepalanya dengan dirinya. Setelah Heechul memasuki kamar Sungmin masih berdiri memandangi Kyuhyun yang sepertinya tertidur pulas. Perlahan, gadis itu mendekati Kyuhyun dan duduk bersila disamping sofa. Menatap Kyuhyun yang sedang tertidur itu sangat lama.
"Berapa gelas alkohol yang kau minum eoh?" Sungmin mengibaskan tangannya untuk menghilangkan bau alkohol yang sangat kentara dari tubuh Kyuhyun. Gadis itu beralih membuka sepatu yang menutupi kaki panjang Kyuhyun agar namja itu lebih nyaman dalam tidurnya. Kemudian kembali terdiam menatap Kyuhyun, terlalu banyak pertanyaan yang ingin ditanyakannya.
"Apa yang membuatmu terlihat sangat kacau begini Kyuhyun-ah"Untuk pertama kalinya sejak sekian lama dirinya memanggil nama Kyuhyun tanpa embel-embel 'tuan muda'. Tatapan sedih itu perlahan digantikan dengan perasaan rindu yang membuncah. Dulu, Sungmin sering melakukan hal seperti ini. Menyelinap ke kamar Kyuhyun setiap malamnya hanya untuk memandangi wajah tertidur Kyuhyun yang terlihat damai. Jangan lupakan dia selalu mencuri ciuman di pipi Kyuhyun.
Dulu, sungmin belum mengerti perasaan seperti apa yang dirasakannya pada Kyuhyun. Tapi, seiring bertambah dewasa dirinya akhirnya Sungmin mengerti perasaan seperti apa yang dimilikinya terhadap Kyuhyun. Sungmin mencintai Kyuhyun, mencintai namja itu sampai ketahap dia harus menyerah terhadap perasaannya.
"shhh..aarghh" suara rintihan itu menyadarkan Sungmin dari lamunannya. Kepanikan terlihat jelas diwajahnya saat melihat raut wajah Kyuhyun yang kesakitan. Namja itu terus merintih kesakitan, dan keringan dingin mulai membasahi tubuh tinggi itu.
"Karena depresi berlebihan yang dialaminya Kyuhyun harus mengkonsumsi obat penenang setiap harinya. Hampir setiap malam Kyuhyun tidak bisa tidur karena mimpi buruk, sehingga akhirnya Kyuhyun pergi ke club malam dan menghabiskan malam disana pulang dan tertidur karena pengaruh alkohol"
Ucapan Kibum waktu itu terlintas dipikiran Sungmin, gadis itu menatap sendu kearah Kyuhyun yang menahan sakit "Sakit sekali kah?" lirih Sungmin, memberanikan diri mengusap lembut kepala Kyuhyun berharap hal itu bisa menghilangkan kesakitan di wajahnya. Sungmin tersenyum lega saat Kyuhyun kembali tenang dalam tidurnya.
"Harus seperti apa lagi aku harus melihatmu Kyuhyun-ah" lirih Sungmin, tangannya masih mengelus kepala Kyuhyun takut jika melepasnya Kyuhyun akan kembali kesakitan seperti tadi.
"Kau membuatku bingung"
"Disaat aku ingin menyerah terhadapmu kau datang dengan keadaan seperti ini padaku. Menunjukkan jika kau juga terluka selama ini"
"Kau menyakitiku, tapi saat melihatmu seperti ini rasanya semua rasa sakit yang kau berikan hilang begitu saja digantikan dengan rasa sakit yang lebih dalam saat melihatmu seperti ini" gadis itu menundukkan kepalanya, memutus pandangannya pada Kyuhyun. Air matanya mengalir membasahi pipinya yang belakangan semakin tirus. Kilasan tentang raut kesakitan Kyuhyun bercampur dengan semua tindakan kasar Kyuhyun membuatnya begitu sesak.
Sungmin benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Malam itu dihabiskan dirinya untuk menjaga Kyuhyun, menenangkan namja itu dan mencoba memahami perasaannya sendiri sampai akhirnya gadis mungil itu tertidur sambil menggenggam tangan Kyuhyun, menyandarkan kepalanya diatas tangan Kyuhyun.
Kyumin
Kyuhyun berusaha membuka matanya saat suara berisik memenuhi pendengarannya. Namja itu hendak mengumpat kasar namun terhenti saat pahanya ditendang sangat kuat. Sial! Kyuhyun akan memecat pelayan yang berani membangunkannya dengan cara kasar seperti ini. Tendangan itu tidak berhenti membuat Kyuhyun menggeram marah dan siap-siap mengeluarkan sumpah serapah dari bibirnya.
"Ya! Bukankah kau dibayar untuk melayaniku bodoh?! Dimana letak otakmu? Kau dipecat!" ucap Kyuhyun lantang dengan mata setengah terbuka.
"Aku bahkan tidak bekerja padamu tuan muda yang terhormat dan seharusnya aku yang harus mengatakan hal seperti itu padamu. Otakmu kau letakkan dimana hah? Mabuk dan pergi kerumah orang lain larut malam lalu menumpang tidur" ucapan panjang tanpa jeda itu tidak membuat Kyuhyun sadar sedikitpun, namja itu hanya mengira pelayan ini tidak punya sopan santun sama sekali
"YA!KAU…"
"Eomma" teriakan Kyuhyun terhenti saat mendengar suara yang begitu familiar ditelinganya. "Jangan ribut pagi-pagi" Kyuhyun yakin ini suara Sungmin dan bagaimana bisa gadis itu berada di rumahnya dan terlebih di kamarnya dan tadi itu apa?Sungmin memanggil pelayan tidak tahu sopan santun itu dengan 'eomma'?
Tunggu, mabuk? Kyuhyun menutup matanya berusaha meraih kembali memorinya. Kedua tangannya memijit pelipisnya sendiri. Dia mabuk berat, menghubungi supir pengganti untuk mengantarnya pulang dan seharusnya sekarang dia ada di rumah kan? Kyuhyun mengucek matanya kasar setelah menyadari sesuatu
Asing, ini bukan kamarnya dan kenapa ada Sungmin berdua dengan eomanya disini. "Oh tuhan" ucap Kyuhyun tidak percaya, jadi alamat rumah yang semalam diberikannya pada supir pengganti adalah alamat rumah Sungmin
"Mengingatnya?" ucapan eomma Sungmin yang Kyuhyun ingat bernama Heechul itu membuatnya sadar sepenuhnya. Namja itu membungkukkan badannya penuh penyelasan "Mianhae, aku benar-benar mabuk semalam" jelas Kyuhyun, namja itu kemudian menatap Heechul yang masih menatapnya tidak suka
"Dan tadi itu..hmm..mianhae, aku kira itu tadi pelayan di rumahku"jelasnya lagi
"Pelayan di rumah mu pun tidak harus kau bentak dengan kasar seperti itu. Oh~ Malang sekali nasib putriku" setelah puas menyindir Kyuhyun, Heechul berlalu dari sana menyisakan Kyuhyun dan Sungmin yang terdiam kaku.
"Apa masih pusing?" tanya Sungmin dan Kyuhyun refleks menganggukkan kepalanya. Sungmin berjalan kearah Kyuhyun yang masih terlihat seperti orang kebingungan. "Ini pakailah, aku meminjamkan baju Donghae, tuan muda ada jadwal kuliah pagi hari ini kan?" Kyuhyun menerima pakaian itu tanpa senyum sedikitpun. Dia tidak suka saat Sungmin menyebut nama namja bodoh itu tidak rela memakai baju saingannya seperti ini.. eh, dia menyebut Donghae apa tadi? Saingan?
"Aku benar-benar sudah gila" Kyuhyun menggelengkan kepalanya dan berjalan ke kamar mandi yang terletak di antara dua kamar di rumah itu. Dengan otak jeniusnya dia dengan mudah menghafal semua sudut di rumah Sungmin saat pertama kali berkunjung kesini.
.
.
Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan kondisi sedikit lebih segar. Setidaknya bau alkohol itu tidak lagi menempel pada tubuhnya. Walaupun kenyataannya kepalanya masih pusing dan tenggorokannya terasa sangat sakit akibat alkohol itu. Namja itu kembali memandangi tubuhnya dari atas sampai bawah. Baju si pendek bodoh itu sedikit kekecilan ditubuhnya dan ini pertama kalinya dia memakai baju tidak bermerk seperti ini, sungguh tidak nyaman.
"Ayo kita makan" Kyuhyun sadar dari lamunannya saat Sungmin menarik tangannya menuju ruang makan yang bergabung dengan dapur itu. Kyuhyun meyakinkan dirinya jika yang sedang menarik tangannya sekarang adalah tangan Sungmin, tangan itu kenapa begitu lembut.
"Annyeong" sapa Kyuhyun pada Heechul dan..Donghae? Kenapa si pendek bodoh itu ada disini?
"Ya!ya!ya! cuci dulu tanganmu kau ini kebiasaan sekali"
"Arasseo! Berhentilah memukul tanganku!appo!"
Pertengkaran kecil itu membuat Kyuhyun mengerutkan kening heran. Merasa tidak di tanggapi dia memilih duduk di kursi disamping Sungmin.
"Makanlah, ini bisa mengurangi pusing dikepalamu" Tatapan Kyuhyun beralih pada mangkok yang berisi bubur didepannya, meneliti apakah ada sayuran di dalam sana "Tidak ada sayuran didalam sana, makanlah~" Kyuhyun menatap Sungmin, gadis ini bagaimana bisa tau jika dia tidak menyukai sayuran? Bukankah dia tidak pernah menceritakan soal itu pada Sungmin?
"Donghae memang sering sarapan disini" jelas Sungmin membuyarkan semua kecurigaan yang belakangan ini selalu dirasakan Kyuhyun terhadap Sungmin. Gadis itu terlalu mengerti dirinya. Kyuhyun hanya mengangguk seadanya. Sekarang, pandangannya tidak berhenti menatap Donghae yang masih beradu mulut dengan Heechul di depannya.
"Berhenti bertengkar! Aku pusinng mendengar suara cempeng eomma dan ucapan terlalu polos Donghae.. berhenti.. berhenti!" Kyuhyun tertawa pelan saat melihat Heechul dan Donghae sama sama berhenti dan langsung diam mendengar omelan Sungmin. Mereka terlihat lucu dimata Kyuhyun.
"Sungmin-ah kau mau berangkat dengan lili tidak?"
"Berhenti mengajak anakku dengan motor bututmu itu Lee Donghae!"
Kyuhyun akhirnya tertawa keras saat melihat pertengkaran tidak berguna itu. Menertawakan ekspresi kesal Donghae saat motor miliknya disebut butut.
"Sungmin berangkat denganku saja"ucap Kyuhyun setelah berhenti tertawa, tidak menyadari semua menatapnya aneh. Kyuhyun menatap Donghae penuh ancaman membuat namja itu menangguk pasrah.
"Yah, memang sih mobilmu itu mewah dan bagus tapi bagaimana ya? Hmmm..aku sarankan sih kau beli bibir baru yang lebih mewah juga agar tidak mengeluarkan kata-kata seperti knalpot mobil butut" Kyuhyun berhenti menyuap bubur ditangannya dan menatap Heechul. Kyuhyun mulai kesal, ibu Sungmin ini ternyata mengajaknya adu mulut
"Beruntunglah Sungmin sepertinya mewarisi sepenuhnya sifat ayahnya" ucap Kyuhyun dengan nada mengejek tanpa menatap Heechul.
"Cih, bocah tidak tahu sopan santun ini" Heechul berdiri tersulut emosi, wanita tidak sadar umur menurut Kyuhyun itu kemudian menunjuk-nunjuk wajah Kyuhyun dengan jari-jari panjangnya
"Sudah merepotkan mulutmu tidak beres lagi"maki Heechul membuat Kyuhyun ikut-ikutan berdiri dan menarik tangan Sungmin untuk ikut berdiri
"Dasar orang tua tidak sadar umur" maki Kyuhyun membuat Heechul menganga tidak percaya, Cho Kyuhyun itu sudah berani sekarang! bahkan dulu anak manja itu tidak berani menatap wajahnya.
"Ya tuhan leherku" pekik Heechul dan memegang bagian belakang lehernya yang terasa kaku, Donghae yang terdiam akhirnya membantu memijat leher Heechul. Kyuhyun kembali tertawa, kemudian menarik tangan Sungmin keluar sebelum ibu Sungmin yang sinting itu kembali mengajaknya adu mulut.
"YA! kau mau bawa Sungmin kemana bocah setan!"teriakan Heechul tidak dihiraukan Kyuhyun. Entah kenapa walaupun kesal dengan kata-kata Heechul perasaannya malah senang. Sedikit mengurangi beban pikirannya.
Rumah kecil ini hanya dalam beberapa jam dapat membuatnya merasa nyaman, berbeda saat berada di mansion mewah miliknya yang penuh tuntutan. Walaupun Kibum begitu menyayanginya tapi Kyuhyun merasa ibunya itu seperti menutupi sesuatu darinya. Eunhyuk juga menyayanginya tapi Kyuhyun kadang merasa tidak bebas saat bersama saudaranya sendiri. Terlebih kepala keluarga Cho yang membuat semuanya semakin kacau di mansion itu.
Tapi, saat bertengkar dengan Heechul tadi entah kenapa dia merasa lega, sifatnya yang aslinya pembangkang itu keluar begitu saja. Jika itu Kibum maka Kyuhyun pasti akan menjahit bibirnya sendiri karena berbicara seperti itu. Heechul, ibunya Sungmin itu benar-benar gila dan blak-blakan. Berbeda dengan Sungmin yang pendiam dan penurut menurutnya.
Kyumin
Suasana di dalam mobil begitu tenang, tidak ada yang bersuara. Kyuhyun focus memperhatikan jalan dan Sungmin yang memusatkan perhatiannya pada jalanan luar.
"Kita mau kemana?" tanya Sungmin saat merasa jalan yang dilewatinya berbeda dengan jalan mereka menuju kampus. Kyuhyun hanya diam tidak menjawab Sungmin sama sekali.
"Hari ini kita bolos saja"jawab Kyuhyun setelah hening lama, Sungmin tidak berani membantah karena dia tau Kyuhyun sedang tidak dalam mood yang baik. Nada bicara Kyuhyun yang terkesan dingin dan penuh perintah itu cukup membuat Sungmin mengerti.
Kyuhyun memperhatikan Sungmin sekilas saat gadis itu kembali menatap keluar jendela mobil. Moodnya sedang tidak baik dan dirinya tidak ingin meledak-ledak didepan Sungmin karena itulah dia lebih memilih diam dari pada mengajak gadis itu bicara.
Satu jam perjalan dihabiskan oleh mereka berdua tanpa pembicaraan sedikipun. Sungmin yang bosan akhirnya tertidur sampai Kyuhyun memberhentikan mobilnya membuat Sungmin terpaksa membuka matanya. Gadis dengan mata masih setengah terpejam itu mengedarkan pandangannya. Dengan suara yang masih serak karena bangun tidur dia berdecak kagum saat melihat padang rumput hijau sepanjang matanya memandang. Sungmin membuka pintu mobil dan berlari kecil menikmati udara segar yang jarang didapatnya di seoul.
"Menenangkan sekali" gumamnya. Sungmin menutup matanya mencoba menikmati sejuknya angin yang menerbangkan beberapa helai rambutnya. Tidak menyadari Kyuhyun yang menatapnya dan tersenyum pelan. Namja itu sedikit bangga terhadap dirinya sendiri karena membawa Sungmin kesini dan gadis itu begitu menyukainya.
Kyuhyun berjalan pelan menelusuri padang rumput yang luas itu lebih dalam. Meninggalkan Sungmin yang masih sibuk dengan dunianya. Namja tampan itu terus berjalan tanpa tahu dimana dia akan berhenti. Kyuhyun tidak peduli jika kepalanya kembali berdenyut sakit dan pandangan matanya yang mulai kabur.
"Namja lemah sepertimu memang seharusnya mati saja Kyuhyun, bahkan sehari saja kau tidak meminum obatmu kau sudah lemah seperti ini" lirih Kyuhyun pada dirinya sendiri, namja itu memilih untuk duduk saat tidak kuat lagi berjalan dengan kakinya sendiri. Kyuhyun berbohong, bukan sehari saja dirinya tidak meminum obat bahkan sudah dua kali namja itu melewatkan terapinya.
Kyuhyun menumpu tubuhnya dengan kedua tangannya dan menatap kosong padang rumput hijau yang terhampar sangat luas di depannya. Siapa yang tidak ingin sembuh, Kyuhyun bahkan bersyukur dia bisa kembali menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, bisa berbicara dengan baik, bisa berjalan dengan baik. Dirinya begitu bersyukur tapi belakangan ini Kyuhyun mulai merasa ini tidak benar, ini bukanlah yang terbaik untuknya. Kyuhyun punya semuanya. Keluarga yang lengkap, kekayaan melimpah, otak yang cemerlang, sahabat yang setia dan banyak gadis yang memujanya. Seharusnya dirinya merasa sangat puas tapi kenyataannya Kyuhyun tidak pernah merasa puas dengan hal itu. Sempat terfikir olehnya jika menjadi dirnya yang dulu mungkin akan lebih baik
"Hosh, tuan muda aku mencarimu kemana-mana" suara nafas yang terputus-putus itu menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya, namja itu menoleh kesamping dimana Sungmin sedang jongkok sambil mengatur nafasnya
"Tinggalkan aku sendiri, aku tidak akan mengerjaimu hari ini"ucap Kyuhyun pelan, suasana kembali hening. Sungmin terdiam sebentar sebelum akhirnya memposisikan dirinya duduk disamping Kyuhyun sementara namja itu tidak mengeluarkan respon apapun.
"Jika ada masalah aku bisa menjadi pendengar yang baik" Sungmin memecah keheningan diantara mereka, gadis itu ikut menatap ke depan mencari objek apa yang membuat Kyuyun begitu betah menatap ke depan. Sungmin meraih sebelah tangan Kyuhyun dan menggenggamnya. Tidak peduli jika nanti Kyuhyun mengamuk karena Sungmin berani menyentuh tubuhnya. Sungmin semakin mengeratkan pegangan tangannya saat merasakan telapak tangan Kyuhyun yang begitu dingin. Terus menggenggam tangan namja itu sampai Kyuhyun yakin untuk bercerita padanya. Kyuhyun membutuhkannya, butuh teman untuk bercerita.
"Aku.."Berhasil, apa yang dilakukannya membuat Kyuhyun mulai membuka suara. Membuat senyum tipis menghiasi wajah Sungmin. Tidak masalah jika Kyuhyun tidak menatapnya saat berbicara
"Idiot"lanjut Kyuhyun. Namja itu tertawa kecil mengejek dirinya sendiri membuat sungmin memandangnya sedih.
"Ayahku.."ucap Kyuhyun lagi "Brengsek" lanjutnya, membuat Sungmin menatap Kyuhyun tidak percaya, Siwon walaupun namja itu begitu membenci Sungmin tapi dia tau jika Siwon sangat menyayangi Kyuhyun. Tapi kenapa Kyuhyun terlihat begitu membenci ayahnya sendiri.
"Aku mengerti kau tidak akan percaya jika seorang anak mengatakan ayahnya sendiri brengsek. Tapi kau harus tau jika bisa aku bahkan sangat ingin membunuhnya. Membunuhnya karena terlalu sering menyakiti ibuku, membunuhnya karena dirinyalah kakaku begitu ketakutan saat bertemu ayahnya sendiri. Membunuhnya karena mengacaukan semuanya" Kyuhyun tertunduk sedih
"Tapi, nyatanya aku tidak bisa melakukannya" Sungmin melihat dengan jelas tubuh Kyuhyun sedikit bergetar menahan tangis. Sungmin tidak tau harus mempercayai ucapan Kyuhyun atau tidak. Tinggal bersama keluarga Cho selama setahun membuat Sungmin yakin jika Siwon begitu menyayangi Kyuhyun. Bahkan jika Sungmin boleh mengatakannya, Siwon terlihat lebih menyayangi Kyuhyun dibanding Eunhyuk.
"Kau tau? aku dulu hanya anak idiot yang tidak berguna tapi saat itu aku bisa merasakan kasih sayang ayahku untukku tapi setelah bangun dari kecelakaan itu aku tidak bisa merasakan kasih sayang itu lagi. Ayahku berubah menjadi sosok tegas dan dingin. Bahkan yang ditanyakannya setelah kami tidak bertemu beberapa bulan adalah apa aku meminum obatku dengan baik?" Kyuhyun tertawa meremehkan
"Cih, bahkan aku sangat berharap dia menanyakan bagaimana kabarku, bagaimana hari-hariku selama dia tidak ada, bagaimana kuliahku..aku sangat ingin dia menanyakan itu padaku" ucap Kyuhyun lirih, harapannya tidaklah besar terhadap Siwon. Kyuhyun hanya ingin perhatian yang tulus dari ayahnya.
"Jika ada orang yang paling menyedihkan di dunia ini mungkin salah satunya adalah aku. Kecelakaan waktu itu membuatku kehilangan sebagian ingatanku sendiri dan sampai sekarang satupun aku tidak bisa mengingatnya. Setiap mencoba untuk mengingatnya semakin membuat kepalaku sakit. Dan kau tau dimana bagian sedihnya? " Sungmin melepas pegangan tangannya pada Kyuhyun dan mengusap bahu namja itu pelan. Berusaha menenangkannya
"Aku hanya ingin tau apa saja yang ada dalam ingatan ku yang hilang indah apa saja yang aku jalani dan juga hal buruk apa yang aku alami. Mungkin saja dengan mengingatnya aku bisa mengetahui kenapa ayahku berubah seperti sekarang. Aku hanya ingin mengingatnya, tapi tidak seorangpun yang membantuku. Keluargaku seolah menutup rapat-rapat dan menceritakan cerita penuh kebohongan tentang masa laluku" Kyuhyun terdiam setelahnya, Air mata yang berusah di tahannya mengalir begitu saja. Tidak peduli jika Sungmin akan menganggapnya laki-laki cengeng.
Bukan hanya Kyuhyun, Sungmin merasa sesak mendengar cerita Kyuhyun. Membayangkan betapa menderitanya menjadi Kyuhyun, semua masalah disimpan sendiri olehnya. Pasti begitu berat untuk namja itu. Kibum benar, mereka berdua sama-sama menderita dengan cara yang berbeda.
"Sejak lahir aku tidak pernah melihat wajah ayahku, bahkan sampai sekarang aku tidak tau bagaimana wajah ayahku, bagaimana keadaannya sekarang, apakah dia masih hidup atau mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini. Aku tidak pernah merasakan bagaimana hangatnya pelukan seorang ayah, bagaimana rasanya bermain dengan ayah sendiri. Ibuku selalu menutupnya rapat-rapat dari dirku, yang aku tau ayahku bermarga Lee karena itulah namaku Lee SUngmin"
Sungmin menyudahi ceritanya mengenang masa kecilnya saat dirinya selalu bertanya dimana ayahnya pada Heechul.
"Waktu kecil hampir setiap hari aku menanyakan keberadaan ayah tapi eomma selalu diam dan memasang raut sedih sampai akhirnya sering bertambah umur aku berhenti menanyakannya pada eomma. Takut membuat eomma semakin bersedih. Tapi, satu hal yang selalu eomma ku jawab jika aku menanyakan tentang ayah 'ayah adalah orang yang sangat menyayangimu, tidak ada di dunia ini ayah yang tidak menyayangi anaknya' "
Dalam diamnya Kyuhyun mencerna maksud ucapan Sungmin. Kyuhyun bahkan tidak tau jika gadis itu tidak pernah melihat ayahnya dari lahir. Gadis itu dibalik semua senyumannya juga menyimpan sesuatu yang menyakitkan
"Ayahmu adalah orang yang baik aku yakin itu. Mungkin kondisinya saat ini membuatnya seperti ini tapi percayalah dia menyayangimu. Menginginkan yang terbaik untukmu" ucap Sungmin lagi membuat Kyuhyun sedikit membenarkan ucapan Sungmin. Yah, walaupun ayahnya seperti itu Kyuhyun selalu mendapatkan apa yang diinginkkannya
"Kyuhyun-ah" Kyuhyun menoleh saat mendengar suara lembut Sungmin memanggilnya, perasaannya menghangat begitu saja. Namja itu menatap kedalam mata Sungmin dan entah kenapa rasa rindu itu tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Refleks namja itu memeluk tubuh mungil yang duduk disampingnya itu. Mencari kehangatan dari pelukan itu, mencari perlindungan atas semua kesedihannya.
"Kyuhyun-ah, jika kau merasa kesepian, jika kau merasa sedih, dan kau merasa tidak tahu harus melakukan apa makanya kau bisa bercerita padaku. Aku bisa mendengarnya untukmu, asal jangan memendamnya sendiri eoh. Kau tau itu sangat menyakitkan. Berbagilah denganku"
Kyuhyun terdiam saat Sungmin membalas pelukannya mengelus punggung tegapnya dengan lembut. Kyuhyun merasa sangat nyaman diperlakukan seperti itu oleh Kyuhyun. Merasa jika dengan memeluk Sungmin beban yang menghimpitnya hilang begitu saja
"Terima kasih" ucap Kyuhyun pelan. Merasakan jika Sungmin mengangguk pelan dalam pelukannya. Cukup lama sampai akhirnya Kyuhyun melepas pelukannya. Kyuhyun melihat Sungmin tersentak kaget saat dia meluruskan kedua kaki Sungmin dan merebahkan kepalanya dikaki Sungmin. Kyuhyun tidak tau apa yang dilakukan Sungmin sampai membuatnya begitu nyaman tidur dipangkuan gadis itu
"Kepalaku pusing dan aku butuh tidur" Kyuhyun menguap menutup kedua matanya dan menarik sebelah tangan Sungmin kemudian menepatkannya diatas kepala "Kau harus membuatku tertidur dengan nyaman" ucap Kyuhyun membuat Sungmin yang masih bingung akhirnya mengerti dan kemudian mengelus pelan rambut coklat milik Kyuhyun. Seperti menidurkan anak bayi saja, pikir Sungmin.
Seperti mengingat sesuatu Kyuhyun kembali membuka matanya. Namja itu sedikit gugup saat ternyata Sungmin juga sedang memandangnya. Pandangan keduanya bertemu. Tidak ada yang berbicara melainkan masing-masing sibuk menyelami tatapan lawannya.
"Jawab pertanyaanku" kening Sungmin mengernyit bingung, tetapi gadis itu tidak melepas tatapannya pada mata tajam Kyuhyun. Terlalu menikmati kegiatannya
"Dari mana kau tau jika aku tidak menyukai sayur? Seingatku aku tidak pernah memberitahukannya padamu" ucapan Kyuhyun. Sungmin sendiri sedang merutuki kebodohannya sendiri. Gadis itu mengusap tengkuknya membuat helaian rambutnya jatuh mengenai wajah Kyuhyun
"Kau mengatakannya padaku sebelumnya" Sungmin berkilah
"Orang tidak menyebutku jenius tanpa alasan Sungmin, jangan berbohong" Sungmin semakin salah tingkah, di tambah lagi tangan Kyuhyun yang dengan lembut kembali membenarkan letak rambutnya. Tidak salah orang-orang dikampusnya menyebut Kyuhyun penakluk wanita. Perlakuan seperti ini saja bisa membuatnya sesak nafas saja
"Hmm..baiklah itu hanya instingku saja"ucapan Sungmin yang tidak jelas membuat Kyuhyun jengah. Namja itu menarik belakang kepala Sungmin. Membuat wajah Sungmin semakin dekat dengan wajahnya. Dengan jarak sedekat ini Kyuhyun bisa melihat setiap sudut wajah Sungmin. Mata bulat itu terlihat sangat indah, hidung kecilnya, dan bibir berwarna cerah yang pasti terasa enak jika di kecup. Kyuhyun baru sadar, jika Sungmin begitu mempesona baik dari sifat dan wajahnya.
"Jujur atau aku cium?" Sungmin yang kaget menarik kepalanya tapi Kyuhyun kembali menarik wajah Sungmin untuk mendekat
"Aku anggap kau memilih opsi kedua" Kyuhyun tersenyum menang, namja itu semakin menarik wajah Sungmin mendekat. Mendaratkan ciuman lembut di bibir pinkish milik Sungmin.
To Be Continued
Kyukyu1212
Annyeeeoong, akhirnya bisa update chapter 10 juga setelah berbulan-bulan tidak updet
Maaf banget kalo updetnya ngaret banget, lagi banyak banget kerjaan dan akhirnya bikin mood jelek
Maaf juga kalo chapter ini kepanjangan dan ceritanya semakin ga jelas dan mungkin udah pada lupa sama ceritanya
Makasi banget buat review di chap kemaren dan yang masih nungguin ff ini dengan komen lagi atau kirim PM *kecup semua*
Semoga masih ada yang review..
Thanks