Chapter 1
Naruto, dkk punya Masashi Kishimoto
Gaahina
Rated T
Romance and family
Story pure for Jhino
Happy reading
Aku duduk sambil membubuhkan tanda tanganku disetiap tumpukan kertas berisi laporan-laporan yang membuatku tak bisa berkutik, sambil menunggu...
" Sajangnim...". Aku palingkan wajahku ke arah sumber suara tersebut dan ternyata pemilik suara itu adalah sekretaris pribadiku.
"Ya, ada apa kiba?", tanyaku sambil mengecek laporan yang sempat aku acuhkan. Inuzuka Kiba adalah nama lengkapnya, dan menjadi bawahanku selama 6 tahun.
"Sebentar lagi,waktunya tuan muda Jhino dan tuan muda Jhiro untuk pulang sekolah. Apa sebaiknya saya saja yang menjemputnya Sajangnim?". Ucapnya dengan sopan. Padahal aku dan kiba merupakan sahabat sejak kecil, kami selalu bersama dan setelah lulus sekolah aku memintanya menjadi seketarisku ketika aku dipaksa menjadi CEO Sabaku Corp. Di Korea.
Ku lihat jam tanganku, menunjukkan pukul 11 siang, satu jam lagi sikembar pulang sekolah.
"Biar aku saja kiba. Tolong kau urus ini.",ucapku sambil menunjuk laporan-laporan di mejaku, kemudian berbegas menjemput sikembar.
"Hyung, aku lapal!" seru Jhiro menatap Jhino dengan memelas sambil mengelus perutnya yang rata.
"Makan loti ini ne sambil menunggu appa." Jhino memberikan rotinya keada Jhiro kemudian mengusap-usap kepala dongsaengnya. Sedangkan Jhiro makan roti dengan lahap. Mereka adalah Sabaku No Jhino dan Sabaku No Jhiro, anak kandung Sabaku no Gaara. Walaupun mereka masih berurumur tahun tapi mereka sudah menjadi siswa sekolah dasar, karena mereka cerdas seperti ayahnya menjadi CEO sejam berurumur 20 tahun.
"Jhino...Jhiro!", seru Gaara setelah membuka pintu mobillnya yang terbilang mewah.
" Aappaaaa..." teriak sikembar sambi berlari ke arah Gaara.
"ya! Jangan lari nanti jatuh." Gaara mendengus sambil merentangkan kedua tanggannya.
"Hupp! Appa!", Jhino memeluk gaara sambi berteriak. Gaara pun tertawa sambil mengelus punggung putra sulungnya.
"ap-appa...", jhiro memanggil Gaara dengan malu-malu.
"Jhiro anak appa, kemari nak." Ucap Gaara dengan lembut,kemudian Jhiro memeluknya. Gaara memeluk sikembar dengan penuh sayang.
"Jhino...Jhiro, besok kita akan ke Jepang. Karena harabeoji dan halmeoni menyuruh kita pulang dan tinggal di sana." Gaara menyesap kopi sebentar kemudian memasukkan bulgogi kemulutnya di resto langganannya bersama kedua anaknya untuk makan siang.
"Mwooo?" Teriak sikembar bersamaan karena kaget mereka akan ke Jepang. Adahal mereka tak pernah kesana.
"Ya! Kalian jangan berteriak. Ini tempat umum nak. Harabeoji, halmeoni, ajumma dan ajusshi merindukan kalian." Gaara menasehati kedua anaknya.
"Ap-appa..ka-kami punya ha-halabeoji dan halmeoni?" tanya Jhiro tergagap karena kaget.
" dan ajumma? Ajusshi juga? Aku kila kita hanya beltiga saja appa, di tambah Kiba ajusshi." Tambah Jhino berusaha tenang dengan wajah datar.
"Hn." Jawab Gaara singkat.
" Apa kita eomma, appa?" tanya si sulung.
"hn."
"Sin-sinjja appa?" kali ini si sibungsu yang sukses membuat Gaara tersedak. Gaara sendiri juga tak sadar menjawab pertanyaan si sulung, buru-buru dia minum air dan membayar makanan mereka. Sikembar pun ikut diam daripada jatah bermain game mereka berkurang.
Hembusan angin malam tidak membuat sang pria berdiri kokoh di balkon kamarnya kedinginan meski hanya memakai celana pendek saja. Justru Pria tersebut memejamkan mata sambil menggingat masa lalu kelam, yang membuatnya ingin menangis. Mengingat hal yang menyakitkan tentang pengasingannya beserta kedua anaknya ke korea selama 5 tahun oleh harabeojinya sendiri dan juga...perceraiannya dengan mantan istrinya 5 tahun lalu. Membuat sikembar tidak tahu kalau mereka punya selama harabeoji, halmeoni, ajumma, ajusshi dan...eomma. andai saja waktu bisa diputar lagi, maka dia akan memerbaiki semua, menjadi anak baik, dan menolak perjodohan itu meski dengan wanita yang ia cintai.
"Appa!", seru sikembar sambil memeluk kedua kaki sang ayah yang aling mereka cintai.
"hn.", Gara menjawab singkat.
"Ap-appa..aku taak mau sini saja appa..di sini ak-aku punya banyak teman. Hyung dan aku juga masih ikut les karate dan piano appa. " Kata Jhiro sedih memeluk kaki Gaara sambil memainkan ujung celana ayahnya.
" benal Jhilo appa. Kan sayang sekali kalau di tinggal." Tambah Jhino sambil mengelus punggung adiknya. Dia tahu kalau doangsaengnya ini sedih karena takut tidak punya teman, berbeda dengan Jhino yang berani, dan cuek persis seperti ayahnya.
Sang ayah hanya menghela nafas dan menggiring sikembar ke tempat tidur, tak lupa menutup intu balkon kamarnya.
"Jhiro tak usah takut kan ada Jhino hyung kan sudah berjanji kan melindungi Jhiro. Disana juga Jhiro dan Jhino hyung bisa melanjutkan les piano dan les karate. Lagipula kalian berdua kan sudah pintar bahasa Jepang pasti kalian punya banyak teman nanti." Jelas Gaara sambil mengusap-usap kepala kedua anakna dengan penuh kasih sayang.
"uhmmm." Sahut sikembar bersamaan dengan anggukan kepala sambil memeluk ayah tersayang.
"Appa, kenapa dali dulu tak tinggal di Jepang?lalu kenapa eomma tidak belsama kita?kenapa eomma tak pelnah temui kita, appa?" tanya Jhino menatap ayahnya.
"nama eomma sapa, appa? Seperti apa wajah eomma appa?" tambah Jhiro ikut penasaran.
Gaara hanya diam, karena rentetan pertanyaan sikembar. Gaara tahu kedua anaknya ini memang pintar bahkan usia 5 tahun sudah masuk sekolah dasar yang seharusnya masih taman kanak-kanak. Dan prestasi mereka sangat membanggakan, persis seperti dia dan mantan istrinya, sehingga Sabaku No Rei menyuruh untuk kembali ke Jepang.
"Appa!" teriak sikembar menuntut Gaara jawab pertanyaan mereka.
" Arra-arra...Itu karena appa nakal. Appa membuat oemma kalian menangis dan menyakiti hatinya" jawab Gaara sambil menunjuk dadanya. " Oleh karena itu appa di hukum Harabeoji untuk menjalankan bisnis keluarga kita di Korea tanpa eomma kalian. Dan sekalian appa membawa kalian kesini karena eomma tak ingin appa sendirian.", jelas Gaara meski kalimat terakhir adalah bukan sebenarnya.
"emm, hal-halabeoji galak kah, appa?" tanya Jhilo takut.
"Tidak sayang, justru harabeoji dan halmeoni rindu kalian, makanya mereka nyuruh kita kembali ke Jepang besok." Jawab Gaara tersenyum tipis.
" Appa, peltanyaan Jhilo belum appa jawab tentang eomma!" sahut Jhino.
" eem, eomma ya...eomma kalian sangat cantik, baik, dan pintar memasak. Eomma kalian pemalu dan sering terbata-bata kalau bicara, seperti Jhiro.". Jhiro memerah mendengar hal itu."eomma juga sopan. Dan satu hal yang kalian tahu, pipi dan warna mata kalian sama dengan eomma kalian." Jelas Gaara sambil tersenyum tipis mengingat sang mantan istri. Sikembar langsung tersenyum bahagia mendengarnya.
" lalu nama eomma, appa?" tanya si anak sulung penasaran.
"Hinata... Hyuuga Hinata." Jawab Gaara dengan raut muka agak sedih.
"Appa, apakah besok kita bertemu eomma?" tanya si bungsu hati-hati karena sempat melihat ayahnya sedih. Namun sang ayah hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"WAE?", teriak Jhino, sedikit marah karena sang ibu tidak menjemut mereka besok.
"karena appa dan eomma sudah berpisah setelah kalian lahir nak.", jawab Gaara dengan suara lirih.
"pisah? Wae appa? Wae?eomma tak sayang kami appa?iya?", tanya Jhiro kali ini dengan panik sambil menguncang guncang dada appanya.
"karena appa nakal sayang.. appa yang jahat sama eomma." Gaara memeluk kedua anaknya untuk memenangkan mereka. " appa menyakiti eomma...sebelum menikah dengan appa, eomma mencintai pria lain sayang. Appa tahu itu, tapi tetap memaksa eomma menikah dengan appa. Namun setelah kalian lahir, appa dan eomma berpisah. Bukan berarti eomma tak sayang kalian nak. Yang memberikan nama kalian adalah eomma kalian itu artinya eomma masih sayang kalian. Mianhe...mianhe ne?" suara gaara parau. Sikembar tahu kalau ayahnya menahan tangis. sikembar hanya menganggukkan kepala sambil mengelus dada ayahnya.
"kita sayang appa dan tak akan tinggalkan appa..kita janji appa, ya jhilo?" jhino menatap jhiro dengan penuh harap.
"uhm.. ki-kita janji appa!" ucap Jhiro manta. Gaara mengangguk tersenyum sambil ngusap punggung kedua anaknya sampai tertidur lelap.
TBC