Chapter 1

Naruto, dkk punya Masashi Kishimoto

Sasosaku

Rated T semi M

Romance and family

Story pure for Jhino

Happy reading

"Sakura-chan.. aku..aku mencintai Sasuke." Aku gadis berambut ungu gelap ini malu-malu yang telah menjadi sahabatku sejak kecil, Hinata Hyuuga. Aku hanya bisa tersenyum pahit, mendengar pernyataannya.

"Benarkah Hinata-chan? Sejak kapan?" tanyaku menahan perih.

"sejak..sejak kita masuk SMA Sakura. Sa-sasuke adalah cinta pertamaku. Aku sangat mencintainya." Pipi Hinata memerah, dia memang sahabatku yang pemalu.

"Ohya? Apakah Sasuke tahu?"

"ehm..belum Sakura-chan, oleh karena itu ak-aku minta bantuan sakura-chan. Ak-aku ingin menjadi kekasih Sasuke. Maukah Sakura-chan membantuku?" tanyanya dengan menatapku penuh harap.

"ok Hinata. Aku coba bantu ya." Aku berusaha tersenyum manis untuknya.

"benarkah sakura-chan?" mata hinata membulat lalu memuluk Sakura. "Sakura-chan memang sahabatku yang paling baik.", aku membalas pelukannya sambil menahan sesak di dada. Begitu sakitnya hatiku ketika aku tahu kami mencintai laki-laki yang sama.

.

.

.

.

"Aku tidak mau." Laki-laki itu memandangi langit dengan wajah datar.

"Ayolah Sasuke. Hanya mengantarkannya pulang sekolah saja. Aku tak tega, bagaimanapun Juga Hinata Sahabatku." Rayu Sakura.

" Dan bagaimanapun aku kekasihmu, Sakura. Aku hanya mau pulang bersamamu, aku tak mau pulang bersama dia." Balas laki-laki itu yang bernama Uchiha Sasuke. Sakura mendengus kesal karena kekasihnya ini keras kepala.

Cup

Sebuah kecupan manis di bibir Sakura meski sekilas." Aku mencintaimu Sakura. Hanya kau yang aku cintai. Aku tak mau gadis manapun. Hanya dirimu, bukan Hinata yang kutu buku itu."

" ok-ok, tapi jangan hina Hinata dong. Dia itu sahabatku tau!" sakura cemberut membuat Sasuke tertawa.

"baiklah kalau begitu. Aku tak akan menghinanya, asal.." Sasuke menghentikan ucapannya lalu mengecup leher Sakura.

"Eeengh..sas..suke...nggh.." desah sakura ketika Sasuke menjilati leher Sakura.

" jangan..engh...di atap sekolah...ssshh.."

"aku ingin sekarang Sakura. Tak ada yang lihat kita sayang." Ucap Sasuke sambil membuka kancing kemeja sekolah Sakura lalu mengecup leher sakura hingga merah dan mereka melakukan hubungan intim disana.

.

.

.

.

Kediaman keluarga Haruno

Sakura dan kedua orang tuanya berada di ruamh keluarga, menikmati kebersamaan sajian teh yang rutin mereka lakukan setiap malam.

"Sakura-chan besok malam kita akan kedatangan tamu, sayang." Kata Mebuki Haruno, ibu Sakura.

"Tamu?" tanya Sakura.

"Iya sayang, teman Tou-san dari Amerika. Mereka kembali Ke Jepang hari ini dan mereka besok akan berkunjung ke rumah kita. Jadi besok kau harus berdandan yang cantik ya.", jelas Kizashi Haruno, ayah Sakura.

"iya tou-san, kaa-san." Balas Sakura dengan senyuman manisnya.

.

.

.

.

In the school

Seorang gadis duduk termenung di depan jendela kelas, menikmati angin yang berhembus membuat rambut indigonya melambai indah. Namum matanya tertuju pada sosok laki-laki yang sedang bermain basket. Laki-laki yang ia kagumi.

"kau begitu cintanya dengan Sasuke sampai kau tak tau aku di sampingmu.", kata gadis yang berambut merah muda`

"ah Sakura-chan, maaf ya. Aku..aku tak tau kalau sakura-chan di sini. Maaf ya." Ucap hinata lembut.

"Tak apa Hinata-chan, jangan minta maa gitu dong." Balas Sakura.

"eem, Sasuke tampan dan pintar, jelas aku mencintainya Sakura-chan. Aku berharap bisa menjadi kekasihnya." Kata Hinata dengan wajjah sendu. Membuat Sakura tak tega melihat. Baru kali ini sahabatnya itu merasakan cinta , karena Hinata adalah gadis yang polos, lembut dan baik.

Sakura menghela napas dan berkata "baiklah, aku akan membantumu sesuai dengan janjiku, Hinata-chan." Hinata tersenyum cerah mendengarnya.

.

.

.

.

"Sudah kubilang, aku tak mau Sakura!" Sasuke mendengus kesal.

"ayolah Sasuke. Aku tak tega melihat Hinata sedih." Sakura memelas.

"haah! Baiklah, tapi satu syarat."

"apa syaratnya, Sasuke?", tanya Sakura prnasaran.

"besok kau menginap di apartemenku." Jawab Sasuke dengan senyum menyeringai.

"Apa?! Sialan kau Sasuke! Mesum sekali otakmu! Oke, demi Hinata. Asal kau mau menemani dia" sakura akhirnya menyetujui syarat Sasuke.

.

.

.

.

Kediaman keluarga Haruno

Ting tong ting tong

Bel rumah kediaman keluarga Haruno berbunyi, Hizashi Haruno membukakan pintu rumahnya.

"Akasuna-san!"

"Haruno-san!"

"silahkan masuk, kami menunggu kedatangan kalian." Ucap tuan Haruno dengan senyum cerah.

"terima kasih, Haruno-san tersebut karena sudah mengundang kami." Balas tuan Akasuna dengan senyum tulusnya.

Kedua keluarga tersebut melakukan jamuan makan lam yang sudah disiapkan oleh keluarga rumah.

"Makanannya sangat enak Haruna Baa-san.", puji anak dari tuan Akasuna yang bernama Akasuna No Sasori dengan senyum lembutnya.

"Terima kasih, ini semua Sakura yang memasak, baa-san hanya membantunya sedikit." Balas nyonya Haruno. Sasori langsung menatap lembut pada Sakura dan memberikan senyuman manis membuat Sakura semburat merah di pipinya.

"ohya? Wah ternyata tak calon menantuku ini pintar sekali memasak." Kata nyonya Akasuna.

"Menantu?" , Sakura kaget.

" Iya sayang, sebenarnya tou-san dan kaa-san mengundang keluarga Akasuna untuk meresmikan perjodohan kau dengan Sasori." Jelas sang ayah enteng.

"per-perjodohan? Tou-san ini terlalu cepat dan..dan aku belum lulus sekolah tou-san." Sakura terbata –bata.

"iya Tou-san mengerti, tapi kan seminggu lagi kau ujian akhir sekolah, jadi kalian langsung menikah. Dan Tou-san ingin kalian menikah Sakura, itu permintaan Tou-san, sayang." Sakura tidak bisa menolaknya karena dia terlalu sayang orang tuanya namun di lubuk hatinya dia ingin menolak karena dia sangat mencintai Sasuke.

"emm, maaf kaa-san tou-san, baa-san dan Jii-san, bolehkah saya bicara berdua dengan Sakura-san, untuk lebih mengenal saja?" Sasori bertanya dengan sopan dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"of course sayang, mulai sekarang panggil kami Kaa-san dan Tou-san, karena sebentar kali kalian kan akan menikah." Jawab nyonya Haruno dengan lembut.

Akhirnya Sasori dan Sakura beranjak pergi ke halaman belakang rumah keluarga Haruno.

" apa yang ingin kau bicarakan Akasuna-san?" tanya Sakura ddingin. Sasori kaget mendengarnya namun dengan cepat dia berusaha tenang.

" panggil aku Sasori saja, Sakura. Emm, aku merasa sepertinya kau tak suka dengan perjodohan ini, benar kan?" tanya Sasori dengan nada yang lembut.

" Sangat tidak menyukai." Jawab sakura singkat.

" apa karena kau merasa masih terlalu cepat untuk menikah atau karena kau sudah penya kekasih, sakura?"tanya Sasori hati-hati.

"dua-duanya." Ucap sakura.

"kalau begitu batalkan saja perjodohan ini. Kalau aku tak bisa, karena aku tak mau mengecewakan oarang tuaku. Kalau kau membatalkannya, aku akan menyetujuinya. Tapi kalau kau tidak membatalkannya barati kita menikah dan tak ada kata cerai sakura, karena aku masih takut tuhan. Bagaimana sakura?",Sasori memberikan solusi yang membuat Sakura kaget.

" Aku...aku.. tak ingin membatalkannya karena aku juga tak mau mengecewakan orang tuaku." Suara Sakura lirih.

"baik kalau begitu, yang harus kau lakukan adalah selesaikan hubunganmu dengan kakasihmu baik—baik sebelum pernikahan kita. Aku hanya tak ingin ada masalah nanti." Ucap Sasori sambil mengelus rambut Sakura dengan lembut.

.

.

.

.

In the school

Seminggu setelah ujian akhir sekolah sakura dan sakure berada di atap sekolah "kau Gila Sakura!katakan itu tak benar!katakan kalau kau hanya bercanda Sakura", Sasuke memukul tembok untuk menyalurkan emosinya.

"hiks...tidak saskuke..hiks..aku...aku akan menikah besok dengan Akasuna No Sasori...hiks.." isak Sakura.

"Batalkan Sakura! Aku mencintaimu!kita sudah melakukan hubungan sejauh ini!" "tak bisa...hiks..aku tak ingin kecewakan orang tuaku sasuke...hiks..aku mohon jadilah kekasih hinata sasuke..hiks.."

"aaaargh!" teriak Sasuke sambil menarik-narik rambutnya frustasi. "baik! Aku kan menjadi kekasih Hinata! Puas kan?!" geram Sasuke, lalu bpergi menjauh dari sakura.

Sedangkan sakura menangis pilu "maafkan aku...maafkan aku...hiks..."

.

.

.

.

Keesokan harinya, keluarga Akasuna dan Haruno menyelenggarakan pernikahan megah untuk putra dan putri semata wayang mereka. Pernikahan itu berlangsung dengan lancar dan meriah, semua yang datang begitu senang hanya Sakura saja yang sedih, dan Sasori hanya bisa diam melihatnya, karena tak tahu harus bagaimana menghiburnya.

" sakura-chan! Kau cantik sekali dengan gaun itu?", kata Tenten.

"iya kau benar sekali Tenten, dan kau gadis yang beruntung menikah dengan Sasori. Dia kan direktur Suna Corp. Apalagi dia terbilang bisnis man yang termuda setelah Sabaku No Gaara." Ucap Ino.

Tiba-tiba Sasori datang, "wah kalian mengenal Gaara ya? Dia sepupuku CEO Sabaku Corp, padahal dia masih berumur 20 tahun lho. yang dijodohkan dengan keluarga Hyuuga, kalau tidak salah namanya Hinata Hyuuga." Jelasnya dengan lembut, namun sukses membuat Sakura tercengang. Kalau Hinata di jodohkan dengan Gaara lalu bagaimana dengan Sasuke?

"jelas kami kenal Sabaku No Gaara. Dia pria yang sukses dan terkenal...eem playboy. Tapi kau juga tak kalah mudah Sasori-san, tampan lagi, serasi kok dengan Sakura-san." Kata Tenten.

"ohya? Padahal umurku 30 tahun lho. Jadi aku dan Sakura berbeda umur 11 tahun." Balas Sasori lembut, membuat Sakura, Ino, dan Tenten kaget. Mana bisa pria dihadapan mereka umurnya seperti Jii-san mereka tapi wajahnya masih sangat muda.

"sakura-chan..selamat ya atas pernikahan kalian." Kata Hinata menyadarkan mereka.

" oh Hinata terima kasih ya. Kau datang bersama siapa?", tanya Sakura. Hinata hendak menjawab namun seorang pria menyelanya..

"Bersama denganku, selamat ya sepupuku. Kau akhirnya menikah juga sehingga tidak menjadi Jii-san lapuk." Kata Gaara terkekeh sambil memeluk pinggang Hinata, namun wajah hinata berubah menjadi sendu.

"aissh! Kau ini Gaara. Kau juga sebentar lagi akan menikah, beruntung sekali kau mendapat nona Hyuuga yang cantik ini." Balas Sasori,membuat muka Hinata memerah.

.

.

.

.

In sasosaku rooms

setelah pesta pernikahan yang megah selesai, sang pengantinpun pergi ke kamarnya. Suara gemericik air di kamar mandi menghiasi keheningan di kamar. Sakura duduk di meja riasnya, sambil membuka gaunnya namun dia kesusahan.

"Butuh bantuan, sakura?" tanya Sasori setelah keluar dari kamar mandi. Seketika Sakura kaget apalagi melihat Sasori yang errrr...seksi.. rambut Sasori yang basah, dan jangan lupa dia hanya menutupi bagian bawah tubuhnya dengan handuk sehingga memperlihatkan dada bidangnya yang kokoh dan abs yang membuat pipi Sakura semburat merah.

"eee...ini...aku kesusahan melepaskan gaunku.." jawabnya dengan malu-malu. Sasori kemudian berjalan mendekatinya, hingga jarak mereka sangat dekat. Sasori memegang pinggang Sakura agar menempel padanya, aroma mint menyegarkan dan memabukkan membuat tangan sakura melingkar di leher Sasori tanpa sadar. Kemudian kedua tangannya mengelus lembut punggung Sakura, menurunkan resleting gaun sang istri perlahan sambil menatapnya, Sakurapun terhipnotis dan secara otomatis ia memejamkan mata saat bibir mungilnya tersentuh oleh bibir Sasori. Lumatan-lumatan kecilpun terjadi dan tanpa sadar Sakura membuka bibirnya perlahan,kesempatan itu tidak disia-siakan Sasori untuk bermain lidah dengan Sakura. Bunyi lumatan dan permainan lidah mereka menjadi irama di kamar mereka.

Tanpa di sadari mereka telanjang di kasur dengan masih bercumbu, berusaha saling dominasi. Sang istri terbuai permainan lidah sang suami, hingga air liur mereka keluar dari sela-sela bibir mereka. Sakura akhirnya memukul pelan dada bidang Sasori karena kehabisan udara.

"aku akan melakukannya dengan lembut, bolehkah sayang?" tanya Sasori kalem mencium kening sang Istri kemudian membelai pipinya.

"aku milikmu, Sasori." Jawabnya dengan mendesah. Suara yang seksi membuat Sasori lebih bergairah.

TBC