Chapter 1

Naruto, dkk punya Masashi Kishimoto

Gaahina

Rated T

Romance and family

Story pure for Jhino

Happy reading

Puk!

Puk!

Puk!

Sebuah jari-jari kecil sedang memukul pipi seorang pria dewasa berkali. Namun si pemilik pipi itu tak kunjung bangun hingga...

Aarrrggh!

Seru pria bersurai merah bata itu sambil memegang hidungnya yang memerah.

"ugh.. garry, kau menggigit daddy lagi huh?" sang pria tersebut langsung merengkuh balita kecil ke dalam pelukannya.

"cu..cu..cu..cu.." ucap balita yang bernama garry memajukan bibir mungil yang menggemaskan itu.

"hahahaha, ya..ya...ayo kita buat sarapan. Daddy juga lapar."

Mereka melangkah menuju dapur apertement yang terbilang mewah tersebut. Namun ternyata sudah ada seorang wanita yang sedang menyiapkan makanan.

"bibi temari selamat pagi." Pria tersebut menirukan suara anak kecil sambil melambaikan tangan Garry, dan garry tertawa.

"hai, garry sayang. Bibi sudah buatkan susu untukmu. Sini sama bibi." Temari langsung mengambil garry dan duduk diangkuan sambil minum susu.

"Temari-nee terima kasih sudah menyiapkan sarapan untuk kami, maaf aku selalu merepotkanmu." Ucap pria itu sambil memakan omlet buatan kakak sulungnya itu.

"Aish, kau ini bicara, Gaara? bagaimanapun kau ini adik bungsuku dan Garry adalah keponakanku. Aku dan ibu mana bisa tenang melihat kalian kesusahan terutama Garry. Kami semua sudah menggangap Garry itu anak kandungmu, meski sebenarnya dia anak kandung Sasori dan Sakura. Kami sangat meyayanginya Gaara. sama seperti dirimu." Jelas Temari sambil memegang botol susu yang sedang di hisap oleh garry.

"hm." Balas pria yang bernama Sabaku No Gaara.

Flashback

"gaara, kapan kau akan menikah hm? Usiamu itu sudah 30 tahun, sudah waktunya punya istri dan anak."kata sakura namun tak di hiraukan oleh Gaara yang asik memangku garry berumur satu setengah tahun itu.

"lupakan gadis SMA itu Gaara, dia hanya menganggapmu cinta monyetnya. Bahkan dia memutuskan dirimu karena kau terlalu tua untuknya dan berpaling ke lelaki sepantarannya." Tambah Sasori.

"iya benar kata sasori, parahnya lagi kau di hina 'paman pedofil' oleh pacar gadis itu."

"aish! Garry, ayah dan ibumu berisik sekali. Apa telingamu tak sakit,hm?" gaara malah mengadu ke Garry namun dia hanya menatapnya, sambil menarik dasinya.

"hah! Garry mana tahu apa yang kau ucapkan. Kami berangkat dulu ya gaara. jaga Garry ya. Dan garry sayang, jangan nakal ya dengan daddy gaara sayang." Ucap Sakura kemudian mengecup surai merah anaknya.

"ya hati-hati ya. Selamat berkencan." Kata gaara sambil melambaikan tangan Garry.

Sakura dan sasori akhirnya pergi dan gaara berdua dengan Gaary. Setelah pulang dari kantornya gaara sering kerumah pasangan sasosaku hanya untuk bermain dengan Garry, karena hanya garry lah yang bisa melupakan Gadis yang mencampakkannya.

.

.

.

.

.

Gaara menatap garry yang sedang tidur terlelap di ranjang orang tuanya. Melihatnya hati gaara begitu senang, bagaimana tidak, garry yang tidur terlentang dengan bibir sedikit terbuka. Dalam hati gaara memang sangat ingin mempunyai anak, bahkan dia ingin seperti orang tuanya yang punyai tiga anak. Tapi gadis yang ia cintai, gadis yang ia puja ternyata memupuskan impian karena malu punya kekasih yang lebih tua 12 tahun darinya.

Kriiiing...

Kriiiiing...

Bunyi telpn rumah membunyarkan lamunan Gaara dan segera mengangkat gagang telponnya. Namun satu menit kemudian wajah gaara memucat. Dan dengan segera dia menggendong Garry dan melaju mobil ketempat yang ia tuju.

.

.

.

.

Konoha Hospital

Mobil sedan mewah terparkir manis, sang empunya keluar dari mobilnya dan bergegas masuk ke tempat tersebut.

"saya Sabaku No Gaara, sepupu dari sasori dan sakura. Bagaimana kondisi mereka dokter?"tanya Gaara berusaha tenang menggendong Garry yang masih terlelap.

"tuan Sabaku, kami mohon maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nyonya Akasuna karena kecelakaan tersebut. Namun Tuan Akasuna baru sadar dan ingin bertemu dengan anda.", jawab dokter tersebut. Gaara masuk keruang rawat Sasori.

"sasori..", panggil gaara mendekat sasori. Dilihatnya, sasori yang penuh perban dan jarum infus serta alat bantu pernapasan.

"ga..gaara.." suara sasori lirih.

"iya, ini aku, gaara. dan aku membawa Garry juga." Jawab Gaara.

"ohya? Aku ingin memeluk garry, gaara." ucap sasori sambil mengulurkan tangan kirinya yang terbebas dari infus. Gaara menurutinya. Ditaronya Garry yang terlelap itu di dada Sasori.

Sasori memeluk anaknya penuh sayang."baby Garry.. ini ayah nak.. ayah minta maaf tak bisa menjaga dan melindungimu karena sebentar lagi ayah akan menyusul ibu di surga sayang..."

"sasori, hentikan. Kau akan baik-baik saja." Potong Gaara dengan suara paraunya.

"tidak gaara, aku sudah tidak kuat lagi. Sakura sudah menungguku, jadi ku mohon gaara, jaga Garry untuk kami. Jadikanlah dia Sabaku No Garry, gaara."

"kau gila. Masih ada orang tuamu sasori. Bagaimana ..." ucapan gaara terpotong

"hanya kau...karena kau selalu mengganggap dia anak kandungmu dan yang terpenting lagi dia juga menganggapmu ayah kandungnya juga 'daddy gaara'dan carilah ibu untuknya. aku dan sakura selalu percaya padamu... aku mohon gaara, waktuku tinggal sedikit.." pinta sasori.

"hm, baik aku berjanji, sasori. Untukmu dan Sakura, aku akan membesarkannya." Gaarapun menangis dalam diam. Hatinya perih mendengarkan pesan-pesan Sasori untuk Garry, sedangkan balita itu justru tersenyum dan menyamankan tidurnya di dada ayahnya, hingga Sasori berhenti mengelus punggung Garry. Gaara langsung memeluk Garry dan menangis tanpa suara.

Flashback off

"gaara!" panggil Temari hingga membuat gaara tersentak dari lamunannya.

"astaga Gaara kau pasti teringat sasori dan sakura ya.. padahal sudah satu setengah tahun yang lalu lho." Ucap temari.

"ah, maafkan aku temari-nee." Gaara mengusap air mata yang meluncur di pipinya.

"gaara begini, sebenarnya aku ada berita yang aku beritahukan padamu."

" apa itu nee-san?"

"ayah, ingin kau dan Garry ke rumah nanti siang. Karena ayah akan menikahkan dirimu dengan anak teman ayah."

"apa? Kenapa harus dijodohkan lagi neesan?"seru Gaara membuat Garry menggeliat.

"ssst!kau ini.. nanti Garry bangun. Itu salahmu juga, umurmu sudah 31 tahun, harusnya sudah punya istri, dan garry harus punya ibu, pikirkan psikis dia yang hidup tanpa seorang ibu Gaara." gaara terdiam perkataan kakaknya.

"aku mohon, trima saja gaara. masalah cinta, nanti akan tumbuh seiring berjalannya waktu, yang terpenting Garry. Ayah juga tak tega melihat cucunya tumbuh tanpa keluarga yang lengkap gaara. dan jangan lupa janjimu pada Sasori untuk mencarikannya seorang ibu." Lanjut Temari.

Sejenak gaara memejamkan mata memikirkan perkataan kakak perempuannya. Dan melihat Garry yang pulas di pelukan kakaknya.

"baik, aku setuju, demi Garry." Ucap Gaara.

.

.

.

.

Kediaman Sabaku

Sabaku no rei, ayah gaara ternyata menjodohkan gadis yang ternyata pernah melukainya. Gaara kaget bukan main, begitu juga dengan gadis itu. Gadis bermarga Hyuuga, Hyuuga Hinata.

"paman Hiashi, maaf sebelumnya bukannya aku menolak pernikahan ini, tapi Hinata masih mudah, lebih baik dia menikah dengan pria yang sesuai dengan umurnya. Aku..aku terlalu tua untunya, dan aku sudah punya anak paman." Gaara berkata halus dan sopan agar tidak menyakiti perasaan sahabat ayahnya ini.

Hinata segera menggenggam tangan ayah untuk mengisyaratkan biar dia saja yang bicara.

"eem.. gaara-san, aku akan menjadi ibu untuk anak gaara-san. Aku kan menjadi ibu dan istri yang baik untuk Gaara-san dan anak kita nanti. Dan masalah umur...aku..aku ingin punya suami seperti Gaara-san, yang bertanggung jawab dan menyayangi keluarga." Perkataan Hinata telak membuat Gaara tercengang tanpa bisa berkata apa-apa.

"Nah Gaara, kau sudah dengar kan, perkataan Hinata. Jadi pernikahan ini akan dilaksanakan satu bulan lagi."

TBC