I Choose To Be Yours

-YAOI-

Chapter 2

Happy reading^^~


Kyuhyun menepuk-nepuk perutnya yang kini sudah lumayan terisi. Kalau bukan karena tatapan tajam Heechul yang segera membungkam mulutnya untuk menambah pesanan mereka, dapat dipastikan namja jangkung tersebut masih sanggup menghabiskan dua porsi Kimbab super besar mengingat Kyuhyun yang memang sedang kelaparan tingkat akut karena melewatkan makan siang dan makan malamnya.

Sudah pukul sebelas malam. Dengan sepenuh hati Kyuhyun mengutuki Heechul berkali-kali. Namja tampan berkulit pucat tersebut sudah menyusun baik-baik daftar kegiatan yang harusnya ia lakukan seharian ini.

Menyelesaikan project yang diberikan dosen Han padanya, menyelesaikan penelitian yang diberikan dosen Park, dan yang paling penting... Kyuhyun seharusnya sudah menuntaskan aransemen musik ciptaannya yang merupakan tugas akhir dari dosen Jung sehingga ia bisa menghabiskan long weekendnya dengan bermain game seharian penuh. Dan semua rencana Kyuhyun yang sudah tersusun rapi seakan remuk berantakan karena urusan sepele nan merepotkan milik seorang Cho Heechul. Jangan lupakan dirinya yang masih kesal setengah mati dengan keputusan sepihak putra pertama keluarga Cho tersebut.

Oh God! Bagaimana mungkin Heechul semudah itu mengijinkan orang asing-menurut Kyuhyun- untuk tinggal bersama dirumah mereka? Bagaimana kalau Lee Sungmin itu diam-diam memiliki maksud jahat? Bagaimana kalau Sungmin bermaksud untuk merusak keharmonisan keluarga mereka? Oke! Abaikan yang terakhir- itu hanya bualan tak jelas khas Cho Kyuhyun karena author sendiri tidak yakin tentang keharmonisan keluarga Cho, apalagi Kyuhyun dan Heechul yang seolah memiliki slogan khusus.

'tidak ada hari tanpa saling mengejek, mencibir, dan bercekcok mulut'.. hahhh~~

"mulai besok Sungmin tinggal disini. Baik-baiklah padanya kalau kau masih mengharapkan kelangsungan hidup kekasih gelapmu" kalimat pertama yang Heechul lontarkan setelah keduanya memasuki rumah mewah keluarga Cho.

Kyuhyun mendelik, "bisa tidak sih tak usah mengancam?" sungutnya tanpa berani melihat Heechul yang kini sudah berkacak pinggang. Ia sengaja berpura-pura sibuk meneguk air mineral yang tergeletak di meja tak jauh dari tempatnya berdiri.

"memangnya kenapa kalau aku mengancam?"

Kyuhyun memutar bola matanya malas. Selalu saja Heechul yang mendominasi perdebatan mereka.

"aish! Terserah hyung saja!" serunya keras-keras sebelum melangkah gusar meninggalkan Heechul yang terkikik geli melihat wajah kesal Kyuhyun.

.

.

.

.

Suasana kediaman Cho Kyuhyun dan Cho Heechul pagi itu tak begitu ramai seperti biasanya. meski hanya ada sepasang kakak-beradik yang tinggal disana, perdebatan tak penting yang biasanya terjadi cukup menghidupkan suasana pagi di mansion mewah tersebut. Berbeda dengan pagi ini.

Pagi-pagi sekali Heechul sudah berangkat ke bandara untuk menjemput kepulangan sang kekasih dari Amerika. Tak heran jika Kyuhyun menikmati sarapan paginya dengan sangat tenang- atau mungkin kelewat tenang(?). Tak satupun pelayan yang berani membuka suara. Mereka sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan Kyuhyun tanpa mau mengusik pagi tenang sang tuan muda.

Bunyi deritan kursi yang diduduki Kyuhyun mampu menarik perhatian seorang kepala pelayan yang sejak tadi berdiri, berjaga-jaga kalau saja sang tuan muda tiba-tiba membutuhkan sesuatu. Kepala pelayan tersebut mendekat lalu membungkukan tubuhnya seolah meminta ijin untuk mengetahui apa yang Kyuhyun perlukan saat ini.

"tolong bereskan kamarku sampai benar-benar rapi dan seperti biasa... jangan ada yang dibiarkan masuk selain ahjussi. Arraso?"

"Nde, tuan muda" Jawaban penuh kepatuhan terdengar ketika kepala pelayan tersebut kembali membungkukan tubuhnya. Kyuhyun mengangguk puas. Appa nya tidak salah memilih Kim ahjussi sebagai kepala pelayan pribadi miliknya. Bahkan, Kyuhyun hanya mempercayai Kim ahjussi untuk membersihkan kamarnya karena tak perlu diragukan lagi, Kim ahjussi yang sudah menjadi pelayan pribadinya sejak kecil tentu sangat mengerti Kyuhyun dan pastinya selalu sabar melayani Kyuhyun yang cukup sulit diatur bahkan sejak masih balita. Ckckck.. Kyu~

Sedangkan pelayan lain hanya mampu bermimpi untuk menginjakkan kaki mereka ke kamar sang tuan muda yang sangat tampan tersebut. Hei~ kalian tidak lupa kan kalau ketampanan seorang Cho Kyuhyun memang diluar nalar manusia? Seolah-olah Tuhan dengan sengaja memahat wajah itu dengan kesempurnaan sehingga pesonanya mampu membuat orang-orang disekitar Kyuhyun jatuh hati padanya meski mereka hanya mampu menyimpan perasaan mereka dalam-dalam, termasuk para pelayan dimansion keluarga Cho.

Kyuhyun berdiri, meraih tasnya sebelum beranjak dari sana. Kelas pertamanya akan dimulai setengah jam lagi, ia harus bergegas kalau tidak ingin menambah coretan di lembar catatan terlambat miliknya.

.

.

.

.

Seorang namja manis terlihat melangkahkan kakinya ragu menuju sebuah ruang kelas. Apalagi saat dirinya menangkap beberapa tatapan penuh ingin tahu yang dilayangkan beberapa mahasiswa jurusan Manajemen yang kini sedang berdiri disepanjang pinggir koridor tempatnya memacu langkah. Mungkin kebanyakan dari mereka bertanya – tanya dalam hati,

'sedang apa Lee Sungmin disini?'

'untuk apa anak jurusan Design datang kemari?'

Oh~ kalian tidak perlu heran jika mereka mengetahui nama namja pemilik foxy eyes yang kini menjadi pusat perhatian mereka. Lee Sungmin, namja yang menjadi Duta Yeongwonhi University karena wajahnya yang tampan dan- ehm. Manis. Jangan lupakan prestasi yang sudah ia torehkan di kampus ternama ini, membuat seorang Lee Sungmin kian dijadikan pusat perhatian. Tak jauh berbeda dengan kedua sahabat namja itu, Cho Heechul dan Kim Ryeowook.

Mengabaikan seluruh tatapan yang seolah berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi, Sungmin memantapkan hatinya sebelum benar-benar masuk ke dalam sebuah kelas yang sudah Heechul beritahu padanya melalui pesan pagi tadi.

'cklek!'

Sungmin mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang akan tinggal seatap dengannya untuk beberapa bulan kedepan. Suasana kelas yang cukup ramai rupanya cukup menyulitkan Sungmin untuk menemukan sosok yang ia cari. Hingga manik beningnya menangkap gerombolan namja dipojok ruangan dengan masing-masing merengkuh pinggang yeoja yang sudah dapat Sungmin tebak sebagai kekasih mereka.

'gotcha!' seru batin Sungmin ketika menangkap sosok itu disana.

Sungmin melangkah mendekat, beberapa mahasiswa yang baru menyadari kehadirannya buru-buru mengikuti siluet Sungmin yang kini semakin berjalan menuju pojok ruangan. Berbeda dengan segerombolan namja dan yeoja dipojok ruangan yang belum menyadari kedatangan mahasiswa dari jurusan lain yang cukup terkenal tersebut.

"Kyuhyun"

Seketika gerakan Kyuhyun yang sedang mengapit pinggang sang kekasih-Victoria- seraya menggoda yeoja tersebut terhenti. Ia segera menatap seseorang yang baru saja menyerukan namanya, dan saat itu juga Kyuhyun menaikkan alisnya.

"oh, kau" balasnya tanpa minat. Sungguh berbeda dengan beberapa yeoja yang mulai melepaskan rengkuhan namjachingu mereka dan memasang wajah terbaik mereka saat mengetahui bahwa namja yang sedang berdiri didekat mereka adalah Lee Sungmin, membuahkan tatapan jengkel yang dilayangkan para namjachingu tersebut pada Sungmin yang-menurut mereka- mengganggu kesenangan mereka.

Hanya Victoria yang masih membiarkan lengan Kyuhyun tersampir indah dipinggang rampingnya karena yeoja itu memang kurang menyukai sosok bernama Lee Sungmin tersebut yang berhasil mengalahkannya saat pemilihan Duta Yeongwonhi University.

"bisa kau ikut denganku sebentar? Ada hal penting yang ingin kubicarakan"

Kyuhyun menghela nafas setelah mendengar ucapan Sungmin. Ia yakin, namja dihadapannya ini pasti akan membahas perihal kepindahannya untuk tinggal bersama dirinya dan Heechul.

"bicara disini saja. aku dengarkan" sahut Kyuhyun tanpa membalas tatapan Sungmin. Victoria tersenyum mengejek. Betapa ia senang melihat seorang Lee Sungmin yang biasanya selalu dipuja-puja, kini menampakan raut tak suka setelah mendengar penolakan tak langsung dari Kyuhyun.

Sungmin menarik nafas, mencoba memberi penjelasan dengan sabar pada sosok Kyuhyun. Bagaimanapun dirinya akan membutuhkan bantuan Kyuhyun sampai beberapa bulan kedepan.

"kau yakin membicarakannya disini? Ini menyangkut privasimu juga, kau ingat?"

Kyuhyun terdiam. Setengah hatinya berteriak membenarkan ucapan Sungmin. Apa jadinya kalau seluruh teman sekelasnya tahu bahwa Lee Sungmin akan tinggal serumah dengannya? Apalagi mereka cukup tahu mengenai orientasi seksual 'berbeda' yang dimiliki Heechul dan Sungmin. Tidak menutup kemungkinan jika mereka akan berfikir yang aneh-aneh nanti. Tentunya hal ini akan menjadi gosip murahan yang sangat mengganggu. Ia tidak ingin mengorbankan Heechul, meski semuanya bermula dari keputusan sepihak sang hyung yang sepertinya tidak memikirkan resiko kedepannya.

Rengkuhan itu terlepas, disambut dengan tatapan heran bercampur protes yang dilayangkan Victoria pada Kyuhyun.

"aku hanya sebentar. Kau jangan kemana-mana, arra?" ucap Kyuhyun mencoba meredam protes yang hampir saja terlontar dari sang kekasih. Ia mengecup dahi yeoja itu sebelum beranjak mengikuti Sungmin yang sudah lebih dulu melangkah sambil memasang tampang jengah melihat Kyuhyun mengumbar kemesraan didepan umum.

'Benar-benar cocok menjadi adik Cho Heechul'

.

.

.

.

Dua namja berbeda ukuran tersebut berdiri didepan balkon yang berada di atap Yeongwonhi University. Suasana sepi menjadi alasan mereka menunjuk atap universitas sebagai tempat mereka membicarakan hal ini. Berselang beberapa menit dalam keheningan, Sungmin memutar tubuhnya menghadap Kyuhyun. Setelahnya ia merogoh kantung celana seragam yang ia kenakan, menekan-nekan layar touchscreen tersebut sebelum menyodorkan ponselnya pada Kyuhyun.

Tanpa bertanya, Kyuhyun menyambar ponsel Sungmin dan mengernyitkan dahinya. Seperti tak ada habisnya seorang Cho Heechul membuat kejutan nan menyebalkan, Kyuhyun menyerahkan kembali ponsel berwarna putih tersebut kepada sang pemilik dengan memasang wajah jengah.

"hahh~ baiklah. aku akan mengambil barang-barangku lebih dulu. Kita bertemu diparkiran saja"

Kyuhyun baru saja akan melangkah meninggalkan Sungmin sebelum suara halus itu terdengar.

"tunggu sebentar"

Kyuhyun berhenti, "apa lagi?" tanyanya dengan nada bosan.

"bukan aku tidak menyadari kalau kau kurang menyukai rencana Heechul" Sungmin memberi jeda. Kyuhyun menaikkan alis, sedikit tertarik dengan pengakuan Sungmin.

"Tapi, aku mohon bantuanmu hanya untuk beberapa bulan kedepan karena aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa lagi selain sahabatku sendiri" lanjutnya dengan nada datar. Kyuhyun mengernyit. Setidaknya namja bernama Sungmin ini menggunakan nada memohon padanya, tapi Kyuhyun berani bersumpah kalau Sungmin benar-benar mengucapkannya dengan sangat datar.

"selama kau tidak membuat masalah yang merugikanku, sebenarnya aku tidak terlalu peduli" sahutnya sambil mengangkat bahu.

Sungmin mengangguk, mengulas senyum tipis.

"aku mengerti"

.

.

.

.

Kyuhyun menenteng tas punggungnya dengan asal, terlihat tak terlalu peduli dengan tatapan memuja yang ditujukan padanya sepanjang perjalanannya dari kelas menuju ke parkiran. Rengekan manja yang sedikit memaksa dari Victoria saat Kyuhyun mengatakan akan pergi masih terngiang – ngiang ditelinganya. Terpaksa ia menjanjikan kencan di akhir pekan nanti untuk membungkam rengekan yeoja itu.

'akhir pekanku yang damai~' Kyuhyun membatin miris. Lagi – lagi rencananya untuk bersantai dirumah pada akhir pekan gagal.

"Kyuhyun" sebuah panggilan menyentak kesadaran Kyuhyun. Ia segera menoleh, menemukan Sungmin yang sudah berdiri tepat disamping motor sport milik Kyuhyun dengan menenteng sebuah tas besar.

"itu motormu?" tanya Kyuhyun sambil menunjuk sebuah motor sport berwarna merah yang terparkir tepat disebelah motornya.

"eoh?" Sungmin menoleh kesamping, mengikuti arah telunjuk Kyuhyun lalu menggeleng.

"lalu kau parkir dimana?" Kyuhyun kembali menurunkan tangannya dan mengambil helm yang tergantung di spion sebelum mengenakannya.

"maksudmu?" tanya Sungmin yang semakin bingung. Heechul menyuruhnya untuk pulang bersama Kyuhyun, bukan? Kyuhyun sendiri sudah membaca pesan tersebut. Lalu mengapa Kyuhyun-

Pikirannya terpotong saat Kyuhyun berdecak.

"Bukankah Heechul hyung menyuruhku untuk menunjukkan jalan padamu? Kalau begitu cepat ambil motormu dan ikuti aku dari belakang" jelas Kyuhyun tak sabaran melihat Sungmin yang hanya menatapnya bingung.

"aku tidak bawa motor" jawab Sungmin polos.

"ah!" Kyuhyun mengangguk – angguk mengerti, "kalau begitu silahkan ambil mobilmu Lee Sungmin, dan jangan buang – buang waktu karena aku masih ada kelas satu jam lagi"

"aku juga tidak bawa mobil" sahut Sungmin apa adanya. Hey, dia sedang kabur dari rumah! Tidak mungkin ia membawa salah satu fasilitas yang diberikan orangtuanya. Bahkan ia hanya membawa beberapa potong pakaian didalam tas besar yang ia tenteng saat ini.

Kyuhyun mengacak rambutnya, mulai frustasi dengan namja pendek yang kian menambah raut kebingungan di wajahnya.

"kau tidak membawa kendaraan?" tanya Kyuhyun pada akhirnya.

"Tidak. Aku kabur dari rumah kalau kau lupa"

Kyuhyun menghela nafas. Dalam hati mati – matian menahan aura setannya yang nyaris muncul ke permukaan dan menelepon Heechul untuk mendamprat hyung 'tercintanya' tersebut habis – habisan saat ini juga.

"naiklah" seru Kyuhyun tanpa berniat membantu Sungmin mengangkat tas besarnya. 'Sungmin itu namja kan?' batinnya sambil menaikki motor sport biru miliknya dan memutar kunci.

Sungmin mengangkat tas hitam besarnya, kemudian duduk dengan nyaman dibelakang dengan memegang erat – erat pegangan dibagian belakang motor Kyuhyun. Tidak mungkinkan dia berpegangan pada pinggang Kyuhyun? Tidak! Ia tidak mau.

"sudah?" tanya Kyuhyun memastikan yang hanya dijawab dengan deheman Sungmin dan segera melajukan motornya dari area parkir dengan kecepatan tinggi.

.

.

.

.

"Bisa pelankan sedikit, Kyuhyun?" tanya Sungmin disela – sela ketakutannya. Bagimana tidak? Kyuhyun mengendarai motornya seperti seorang pembalap. Atau mungkin lebih parah dari itu karena Kyuhyun tanpa ragu menyalip beberapa truk besar dan mengerem mendadak ketika gagal menerobos lampu rambu – rambu yang sudah lebih dulu berubah merah sebelum Kyuhyun melewatinya.

"pegangan saja" sahut Kyuhyun tak terlalu terdengar jelas karena terhalang helm dan masker yang menutupi area wajahnya.

Sungmin merutuki Kyuhyun dalam hati. Meskipun hubungannya dengan kedua orangtuanya kurang harmonis tapi Sungmin tidak mau mati secepat ini. Mau tak mau Sungmin semakin mengeratkan pegangannya pada pegangan belakang motor dan sebelah tangannya memeluk tas besarnya tak kalah erat. Bisa merepotkan kalau sampai tas itu terjatuh ditengah jalan.

.

.

.

.

Sungmin berkali – kali menghela nafas lega. Akhirnya mereka sampai dikediaman keluarga Cho setelah Sungmin berkomat-kamit mengucapkan doa di sepanjang jalan. Bahkan dirinya sedikit sempoyongan ketika turun dari motor. Beruntung keseimbangannya masih ada sehingga tubuhnya dapat kembali berdiri tegap.

"ikut aku. Dan tolong bawakan ini" Kyuhyun tiba – tiba melempar tas nya. Beruntung Sungmin memiliki reflek cukup bagus dan menangkap tas hitam tersebut.

Melihat suasana mansion yang sepi, Kyuhyun menebak bahwa seluruh pelayannya sudah pulang, kecuali Kim ahjussi. Kini hanya tersisa dua namja berbadan tegap yang menjaga keamanan mansionnya dan Kim ahjussi yang mungkin saja sedang membersihkan debu-debu di ruang kerja ayahnya.

Sungmin mendongak, di depannya Kyuhyun sudah melangkah masuk. Tanpa menunggu apapun, Sungmin melangkahkan kakinya mengekori Kyuhyun. Walau sedikit kerepotan Sungmin terus mengikuti langkah Kyuhyun dengan sebuah tas besar dan satu lagi tas tak kalah berat yang kini menambah bebannya.

'apa saja sih yang dibawa Cho bungsu ini kekampus!' jengkelnya dalam hati seraya membetulkan posisi pegangannya pada tas punggung Kyuhyun yang cukup berat.

"letakkan saja tas ku disofa" setelah berucap, Kyuhyun kembali melangkah. Buru – buru Sungmin turut mengikuti kemana Kyuhyun pergi setelah meletakkan tas mereka di sofa.

Kyuhyun membuka lemari pendingin, meraih sebotol air mineral dan meneguk air dingin itu. Cuaca diluar benar – benar panas, tak heran ia merasa sangat dehidrasi. Begitu pula Sungmin.

Sejenak Kyuhyun menoleh, "kau ingin minum apa?"

"kau punya Cola?" Sungmin balik bertanya. Matanya memandang penuh harap. Di cuaca sepanas ini ia sangat membutuhkan minuman favorite-nya untuk melepas dahaga.

"mungkin. Kau lihat saja" ujar Kyuhyun sembari menunjuk lemari pendingin menggunakan dagunya.

Sungmin membuka lemari pendingin tersebut. Katakanlah Sungmin norak, tapi ia tidak peduli karena ia sudah benar – benar haus. Dengan senyum lebar ia meraih sebotol Cola dan meneguknya dengan rakus.

"thanks God... thanks God~" lirihnya setelah merasa puas menghabiskan sebotol Cola hanya dalam beberapa tegukan. Kyuhyun menggeleng takjub. Menghabiskan sebotol minuman soda dalam beberapa teguk merupakan hal baru baginya karena dirinya dan Heechul sama – sama kurang menyukai minuman bersoda.

"kau haus atau rakus?"

Sungmin terkekeh sebentar.

"kurasa keduanya" jujur Sungmin membuahkan tawa Kyuhyun.

Kyuhyun membuang botolnya ke tempat sampah terdekat lalu kembali melangkah, "akan kutunjukkan kamarmu"

Sungmin mengangguk.

.

.

.

.

"Helloooooooo~~~~"

Teriakan super heboh Heechul menggema ke seluruh ruangan di mansion keluarga Cho. Namja tampan yang menggandeng tangannya hanya menggeleng maklum akan sikap unik sang kekasih.

Sungmin yang mengenali suara tak asing tersebut segera keluar dari kamar tamu yang ditunjukkan Kyuhyun padanya sebelumnya. Dirinya sudah berganti baju dengan memakai pakaian lebih santai.

"omo! Sungmin-ah! kau sudah sampai rupanya" seru Heechul girang dan menghampiri Sungmin yang berada di lantai atas. Keduanya berpelukan seperti anak kecil. Siwon lagi – lagi menggeleng, tak dapat ia pungkiri inilah yang membuatnya jatuh hati pada sosok Cho Heechul. Namja cantik itu tak pernah jaga image didepannya, kalau ia senang maka ia akan berteriak girang, kalau ia sedih maka ia akan menangis sampai sesunggukan, dan jika ia marah- untuk yang satu ini Siwon memilih untuk kabur saja.

"mana Kyuhyun?" tanya Heechul menyadari tak ada kehadiran Kyuhyun.

Sungmin melirik jam dinding yang menempel ditembok, seperti sedang menghitung.

"Ia bilang ada kelas lagi pukul tiga. Mungkin saja sudah berangkat" Heechul ikut – ikutan menoleh. Masih ada dua puluh menit sebelum pukul tiga, Heechul berani bertaruh Kyuhyun masih tidur – tiduran dikamar. Sebelum ia memulai acara membentak Kyuhyun, Heechul menarik Siwon mendekat dan mengenalkannya pada Sungmin.

"Siwon-ah, ini sahabatku, Lee Sungmin" Siwon mengulurkan tangan ramah, disambut dengan uluran tangan Sungmin.

"nah.. sungmin-ah, dia kekasihku yang paling tampan dan sexy, Choi Siwon~" Heechul memperkenalkan dengan nada menggoda membuahkan kekehan Sungmin dan wajah memerah Siwon karena menahan malu.

"kalian kebawah duluan saja. aku ingin membangunkan setan pemalas itu dulu" Heechul beranjak dengan seringai yang tercetak jelas di bibir merah miliknya.

.

Benar saja!

Heechul berkacak pinggang sembari menatap tak percaya ke arah kasur king size dikamar Kyuhyun. Adiknya yang satu itu sedang tidur dengan posisi luar biasa 'rapi'. Bantal guling yang terjatuh kelantai, bantal persegi yang terjepit diantara kedua betis panjang Kyuhyun, sprei yang acak – acakan, dan jangan lupakan Kyuhyun yang belum melepaskan sepatu kuliahnya.

Heechul sudah sangat bernafsu untuk berteriak membangunkan Kyuhyun namun niatannya terhenti saat ia mendapatkan ide yang jauh lebih menarik. Kaki jenjangnya melangkah mendekat ke arah kasur, seringaian semakin tercetak jelas diwajah cantiknya.

"Kyuhyun, bangunlah" ujarnya pelan.

Tidak ada respon. Nafas Kyuhyun masih berderu dengan teratur. Nyenyak sekali, eoh?

"Cho Kyuhyun, bangun kubilang" ujarnya sedikit lebih keras.

Masih tidak ada respon.

"Bangun kau, Cho Kyuhyun!" baiklah, nadanya mulai meninggi disertakan tangan Heechul yang mengguncang tubuh Kyuhyun.

Kyuhyun terlihat sedikit terganggu. Dengan gerakan semacam slow motion Kyuhyun mengubah posisi tidurnya sedikit lalu kembali terlelap membuat Heechul semakin meyakinkan rencananya. Ia melangkah keluar dari kamar Kyuhyun. Dengan langkah yang sengaja dibuat gontai, Heechul menuruni tangga hingga menarik perhatian Sungmin dan Siwon yang tadinya sedang bercengkrama ringan.

"dimana Kyuhyun?" Siwon yang lebih dulu bertanya.

Heechul menggeleng dan sengaja memasang wajah kecewa, "aku menyerah kali ini. Aku memang hyung yang gagal mendidik dongsaengnya"

Siwon sudah mengenal Heechul lebih dari lima tahun yang lalu, dan untuk pertama kalinya ia melihat Heechul seperti ini. Ia menatap sang kekasih tak yakin. Sepertinya sang kekasih sedang merencanakan sesuatu.

Sedangkan Sungmin yang tidak tega melihat sahabatnya menjadi sedih hanya karena ulah Kyuhyun, segera berdiri.

"aku akan coba membangunkannya" dengan langkah menghentak karena gemas bercampur kesal, Sungmin melangkah kekamar Kyuhyun meninggalkan Siwon yang menatap bingung dan Heechul yang sudah merubah raut wajahnya seratus delapan puluh derajat. Namja cantik itu terkekeh dalam rangkulan Siwon yang tadinya berusaha menenangkannya.

Siwon memandang Heechul, menautkan alisnya. "apa yang kau rencanakan chagi?"

.

.

.

.

Sungmin sempat agak ragu ketika akan meraih kenop pintu kamar Kyuhyun. Apakah tidak apa – apa jika ia masuk ke kamar namja itu? Sungguh, ia tidak mau membuat adik Cho Heechul semakin tidak menyukainya. Hanya saja ia kasihan melihat Heechul yang baru kali ini terlihat begitu sedih hanya karena gagal membangunkan Kyuhyun sehingga Sungmin merasa harus membantu Heechul. Apakah tindakannya ini sudah benar? Tapi...

'cklek'

Setelah memantapkan hatinya, Sungmin membuka kenop pintu tersebut lalu mendorong pintu kayu itu perlahan.

"oh gosh..." gumam Sungmin. Ia tidak menyangka seorang Cho Kyuhyun yang cukup digemari di kampus akan bertindak seurakan ini saat tidur.

"Cho Kyuhyun. Bangun." Serunya setelah berdiri tepat disebelah kasur dimana Kyuhyun sedang terlelap.

Astaga. Bahkan namja itu tak merespon sama sekali.

"hey, Cho Kyuhyun. Kau akan terlambat masuk kelas"

'Oh! Dia merespon!' Sungmin memperhatikan Kyuhyun yang menggeliat kecil, merasa terganggu.

"Diamlah Heechul hyung! Aku butuh istirahat, kau tahu?!"

'ya Tuhan.. anak ini sopan sekali bicara pada hyungnya'

Sungmin semakin gemas. Dengan sedikit keberanian ia mengguncang tubuh Kyuhyun meski tak begitu kencang.

"bangun Cho Kyuhyun. Kau masih punya kelas, ingat?"

"aish!"

'BUGH!'

Bantal persegi itu terlempar tepat ke wajah Sungmin.

"sudah kubilang aku butuh istirahat Hee-" Kyuhyun terbelalak.

Belum sempat Kyuhyun menyatukan kesadarannya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, Sungmin dengan cepat meraih bantal yang baru saja terlempar.

"sialan kau Cho Kyuhyun!"

'BUGH!'

'BUGH!'

.

.

.

.

"Ya! Hyung!"

Heechul dan Siwon sontak menoleh bersamaan, melihat Kyuhyun dengan wajah kusut menuruni satu persatu anak tangga. Mati – matian Heechul menahan tawa.

"Siapa yang mengijinkan hyung menyuruhnya masuk kekamarku?" tunjuk Kyuhyun pada Sungmin yang kini memasang wajah bersalah. Ia tidak bermaksud memukuli Kyuhyun dengan bantal. Hanya saja, namja itu yang memancingnya duluan. Aish!

"memangnya kenapa? Siapa suruh kau susah sekali dibangunkan?" tantang Heechul. Hampir saja ia berdiri jika Siwon tak menahannya agar tak terjadi pertengkaran khas bocah yang tak berujung antara Heechul dan Kyuhyun.

"susah dibangunkan, heh? Lalu siapa yang membuatku tidur larut malam kemarin?" balas Kyuhyun tak mau kalah. Demi apa ia disalahkan lagi? Jelas – jelas Heechul yang membuatnya kurang istirahat karena pulang terlalu larut kemarin.

"jadi kau menyalahkanku, eoh?"

Kyuhyun memegangi kepalanya. Oh astaga! Bahkan ia baru saja bangun tidur dan sudah harus bercek – cok mulut dengan Heechul.

"sudahlah.. aku yang salah" suara halus itu menyela. Tak menginginkan pertengkaran lebih lanjut.

"kau tidak salah sama sekali, Sungmin-ah. Bocah ini saja yang keterlaluan. Memangnya ada harta karun apa dikamarnya sampai orang-orang tidak boleh masuk" cecar Heechul sambil membuang pandangannya dari Kyuhyun.

"itu privasi hyung. Kau tahu? Pri – va – si" Kyuhyun menekankan kata terakhirnya, seolah menjelaskan Heechul maksudnya selama ini melarang orang-orang agar tak masuk ke kamarnya.

"sok sekali" cibir Heechul pelan. Emosinya mulai menyurut seiring usapan Siwon di punggungnya.

"sudahlah, Kyu.. mengalah saja dengan hyung-mu. Lagi pula kau tidak menyambutku?"

Kyuhyun sekali lagi memijat kepalanya, berdecak malas saat dirinya lagi – lagi harus mengalah. 'Sebenarnya siapa yang lebih tua disini?' Sungutnya sebal. Namun alih-alih meneruskan pertengkaran, Kyuhyun menghela nafas.

"selamat datang kembali, Siwon hyung" serunya dengan tulus. Terkadang Kyuhyun bingung mengapa namja se-perfect dan baik hati seperti Siwon bisa bertahan dengan hyungnya. Cinta benar – benar buta rupanya.

Kyuhyun ikut mendudukan tubuhnya di sofa kini, demikian juga Sungmin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"kau akan tinggal di Korea berapa lama hyung?" Kyuhyun membuka pembicaraan.

"urusan itu aku serahkan pada hyung cantikmu" Siwon tersenyum dan mengecup dahi Heechul yang kini bersender pasrah di dada bidang Siwon.

Sungmin terdiam melihat interaksi sepasang kekasih didepannya. Tak bisakah mereka melakukan adegan lovey dovey ketika berduaan saja? ah! Sungmin hampir lupa. Bahkan Kyuhyun juga seperti ini. Sangat persis. Pantas saja mereka sering bertengkar, mereka terlalu mirip.

"ya! ya! seperti pengantin baru saja" Kyuhyun berdecak malas.

"bilang saja kau iri bocah! Bwahahaha~" kalian pasti sudah dapat menebak suara siapa itu.

"mwo? Iri? Banyak namja yang mengantri padaku jika kau lupa hyung" Kyuhyun tersenyum bangga mengingat betapa banyak namja maupun yeoja yang mengantri hanya demi berkencan dengannya. Walaupun, ia harus jujur kalau ia jauh lebih menyukai namja dan menolak para yeoja tersebut. Berbeda kasus dengan Victoria. Kyuhyun terpaksa menerima yeoja itu karena Kim Yesung memberikan wejangan – wejangan tak jelas yang kini justru menyusahkan Kyuhyun.

"ya~ tapi tidak ada satu pun diantara mereka yang benar – benar kekasihmu, bukan?"

'DEG'

Kyuhyun tersentak.

"tidak perlu terkejut bocah. Kau kira hyungmu ini tak bisa mengorek informasi tentangmu selama ini, heh?"

Kyuhyun melengos. Setengah kesal karena Heechul terlalu mencampuri urusannya, setengah takut kalau Heechul sampai membeberkan hal ini pada orangtua mereka.

"aku hanya cepat bosan. Tidak ada maksud lain hyung" ujar Kyuhyun mencoba menjelaskan.

Sungmin sejak tadi masih terdiam. Memperhatikan sosok kakak - beradik yang entah sedang membicarakan apa. Sungmin tidak terlalu peduli.

"tenang saja. aku tidak akan beritahu appa dan eomma"

Kyuhyun memajukan tubuhnya. Onyx nya terbuka lebar mencari secercah harapan dari kalimat terakhir Heechul. Benarkah Heechul hyung sebaik itu padanya?

"Tapi- " Heechul menyeringai.

Ketiga orang lainnya hanya fokus menanti apa yang akan diucapkan namja cantik itu.

"- dengan satu syarat..."

.

.

.

.

TBC/end?


Yosh! Chapter 2 hadiiiiirrrrrr~~~

WELCOME untuk semua NEW READERS *ciumpeluksatusatu*

Makasih yaa buat yang udah review chapter 1 *kedipkedipsokcantik*

Kalo mau dilanjut silahkan review lagi ya chingu – chingu yang baik hati.. Jujur aja, aku butuh pasokan semangat untuk melanjutkan ff ini karena sebenernya 'yaoi' bukan bidang aku *nangis* Jadi... kalau aku ga dapet semangat dari kalian, aku harus gimana lagiiiiiii *elapairmata* Terpaksa aku harus berhenti ditengah jalan.

Okedeh cukup segini aja cuap-cuap ga jelasnya..

Hope you like it^^