2nd Kyumin Story by Yasaenghwa
Proundly Present:
UNBORN
WARNING:
KYUMIN, YAOI, Boyslove, Romance/Supranatural/horror/hurt/School life/MPREG, NC-21, Typo(es)
Disclaimer:
this fic is mine about my lovely couple Kyumin,
Terimakasih untuk tidak plagiat, Bash dan flame..
.
.
.
don't like, just click close (X)
Happy reading and enjoy..
Main cast:
Cho Kyu Hyun
Lee Sung Min
Seo Jo Hyun
Support cast:
Choi Si Won
Lee Dong Hae
Lee Hyuk Jae
Kim Ryeo Wook
Lee Tae Min
Dan akan bertambah sesuai kebutuhan cerita
Summary:
Dendam masa lalu dan sebuah kutukan membuat Cho Kyuhyun harus menghadapi masalah yang pelik dalam hidupnya. Bisikan itu selalu datang dan membuat kehidupan Cho Kyuhyun menjadi 'abnormal' dalam sekejap. Apalagi semenjak kelasnya kedatangan namja baru yang memiliki paras manis nan misterius bernama Lee Sungmin. Sebenarnya kehidupan 'abnormal' seperti apa yang ia hadapi? Apakah seorang bernama Lee Sungmin berhubungan dengan masa lalunya?
UNBORN
.
.
Chapter 1
Pertengahan Era Joseon (abad ke-15)
1453
.
Wanita itu terus berlari sekuat tenaga menerjang lebatnya hutan yang berada jauh dari pusat kerajaan Joseon. Peluh membanjiri hampir seluruh wajahnya, menetes dari dahi hingga ke dagu dengan nafas yang hampir habis dipangkal tenggorokan. Penampilannya sungguh menyedihkan, hanya perbalut hanbok tipis berwarna putih yang basah oleh keringat dan kotor akibat tanah hutan. Ia tanpa mengenakan alas kaki. Wanita itu tidak sempat untuk memikirkan memakai alas kaki saat ia berlari dan melarikan diri dari rombongan pengawal kerajaan yang mengejarnya. Bahkan rambutnyapun terurai kasar tanpa tatanan yang baik. Dipikirannya saat ini adalah lari dan lari.
Sesekali wanita itu menengok kebelakang untuk mengawasi derap langkah kuda dari para pengawal yang mengejarnya. Rasa takut dan khawatir menjerat jantungnya hingga membuat pusat kehidupan itu berdetak lebih cepat berkali-kali lipat. Wanita itu tersengal, sesekali meringis saat memacu langkah kaki rampingnya untuk berlari karena kondisi tubuhnya saat ini memang terlalu sulit untuk berlari. Namun, apa boleh buat? ia tidak memiliki pilihan lain jika ia ingin selamat.
Langkah larinya kini memberat dan memelan saat merasakan hantaman luar biasa dari dalam perut besarnya. Wanita itu meringis tertahan memegangi perutnya yang menegang. Sungguh, tubuhnya seakan remuk dan tulang-tulang punggung serta pinggangnya seakan ingin patah. Ia tak sanggup lagi jika harus berlari. Wanita itu kemudian berjalan tertatih sembari sebelah tangannya penahan bawah perut buncitnya yang sangat terasa nyeri.
Oh tunggu, apakah belum dijelaskan jika wanita itu sedang dalam mengandung?
Baiklah, wanita itu memang sedang dalam keadaan hamil besar dilihat dari perutnya yang menggembung di balik hanbok panjang itu. Lekuk perutnya semakin terlihat ketika wanita itu mengerat bawah perutnya dan kini ia sedang melarikan diri masuk kedalam hutan belantara.
Wanita itu dengan langkah perlahan berjalan mencari pohon besar untuk menopang tubuhnya yang seakan limbung karena rasa sakit yang mendera perutnya semakin menjadi. Oh tidak! Jangan sekarang!
Wanita itu bukanlah wanita yang bodoh sehingga tidak tahu jika ia sedang mengalami kontraksi saat ini. Ia menggigit bawah bibirnya saat dirasa kontraksi dari dalam perutnya semakin menjadi. Belum sempat ia menggapai pohon besar di hadapannya untuk bertopang, tubuh itu mengkhianatinya dan ia tersungkur diatas tanah basah hutan dengan daun-daun lembab berserakan.
"Akkhh.."
Erang kesakitan keluar dari bibir pucat itu. Wanita itu semakin mengerat perutnya saat hantaman berupa tendangan liar ia dapatkan dari dalam dirinya. Membuat cetakan timbul pada perutnya. Bayi dalam rahimnya sepertinya tidak mau berkompromi dengan keadaan, ia berputar dan perlahan turun untuk mencapai liang lahir ibunya.
Sementara wanita itu kini mengerang. Pikirannya kalut dan terpecah antara melarikan diri dan melahirkan bayinya sekarang! Apa yang harus ia lakukan sekarang? Dia seorang diri dihutan tengah malam dan sekarang ia harus melahirkan bayinya? Bagaimana jika orang-orang itu datang saat ia berusaha melahirkan bayinya? Bagaimana jika orang-orang itu menyakiti bayinya? Oh tidak! 'Apa yang harus aku lakukan tuhan!' Wanita itu merasa frustasi sendiri, antara sakit dan ketakutan luar biasa wanita itu akhirnya menangis dan meraung.
Namun kemudian ia sadar, menangis dan meraung tidak akan menyelesaikan masalah. Setidaknya saat ini ia harus melarikan diri ke tempat yang aman paling tidak bersembunyi untuk melahirkan bayinya.
Dengan sisa tenaga yang ia miliki, wanita itu berusaha berdiri diantara dua kakinya yang gemetar sembari bertopang pada sebuah pohon.
Wanita itu kemudian mengusap perut besarnya dan bergumam sekilas diantara ringisan yang keluar.
"Bertahanlah sebentar, Eomma akan mencari tempat yang aman."
Setelah menenangkan janin didalam rahimnya, wanita itu mulai melangkah tertatih. Namun belum sampai 5 langkah ia beranjak, gelombang kontraksi yang lebih besar mendera perutnya. Perutnya kembali menegang.
"AKKHHH..Hiks.." kali ini lebih sakit dan disertai dorongan dari dalam. Sepertinya bayi di dalam perut itu tidak menuruti perkataan sang ibu untuk bertahan. Bayi itu seolah ingin cepat-sepat melihat dunia yang kejam ini, sehingga wanita itu kembali tersungkur dan terisak.
Wanita itu menyerah ketika sekali lagi ia merasakan kontraksi yang begitu hebat disertai keluarnya cairan beserta darah dari kedua kakinya.
Ia tercekat. Ini? ketubannya pecah! Dan ia tidak memiliki opsi lain untuk tidak melahirkan bayinya sekarang. Tidak ada waktu lagi, jika ingin bayinya selamat.
Wanita itu meringis ketika ia beringsut untuk menyenderkan dirinya kesebuah batang pohon. Dengan nafas tersengal dan peluh yang membanjiri seluruh wajahnya wanita itu menyingkap rok hanbok (Chima) yang ia kenakan kemudian berusaha menanggalkan celana panjang (baji) dan celana dalam yang sudah basah oleh cairan ketuban serta darah. Ia mengerang saat bayinya tidak bisa bersabar untuk menerobos keluar.
"A-AKHH... S-sabar n-nak.. e-eomma ha-harus.. arrhhtt.. m-membuka i-ini dulu.." wanita itu seolah bernegosiasi dengan sang bayi diantara usahanya membuka kain penghalang dari organ kewanitaannya yang sudah hampir membuka sempurna.
Selanjutnya wanita itu melipat kedua kakinya dan membuka selangkangannya selebar mungkin untuk mempermudah akses lahir untuk sang bayi. Ia tak lupa melipat celana panjangnya yang basah untuk diletakkan diantara kedua kakinya yang terbuka lebar.
Wanita itu menyandarkan punggungnya kesebuah batang pohon. Dengan masih mengatur nafasnya yang memburu wanita itu menunggu datanganya kontraksi.
Tepat saat kontraksi datang dan dorongan dari bayinya semakin menjadi ia mengerat kedua lututnya dan mengejan. Ia merasakan perlahan robekan pada kewanitaannya semakin lebar. Rasanya seperti daerah itu tersayat dan panas.
"N-NGHHH...HH..UGGHHH...A-AHH."
Beberapa kali dorongan kuat yang ia lakukan tidak membuat kepala bayinya keluar. Hanya sisa ketuban dan darah yang keluar. Kepala bayinya masih berputar pada liang sang ibu, seolah mempermainkan sag ibu yang sudah diambang batas.
Namun wanita itu belum menyerah. Ia masih tetap mengejan walau terputus – putus.
"NNGGHHH...HAH..U-UUGGHHH.." Wajahnya kini sudah memerah padam karena sakit dan mengejan hebat untuk beberapa kali. Ini sudah lama setelah ketubannya pecah namun sepertinya, bayinya masih enggan untuk keluar.
Wanita itu akhirnya menangis putus asa. Bayinya harus segera keluar. Kemudian dengan tenaga yang tersisa ia mencoba berdialog dengan janinnya dengan mengelus lembut perut besar itu.
"E-Eomma m-mohonhh.. Nghh.. Ke-keluarlahh.. AKHH.."
Tiba-tiba dorongan besar menghantam liang vaginanya. Itu kepala bayinya dan dengan reflek ia mencengkram rumput atau apapun yang berada di sekitarnya. Sungguh ini sakit luar biasa saat dalam satu tarikan nafas ia mengejan kuat. Wanita itu semakin melebar kakinya, menengadah dengan memejamkan mata rapat untuk mendorong keluar.
"NNGHHHH...ARRGHHHH!"
"Itu dia! Wanita itu disana!"
Deg..
Suara teriakan prajurit, menginterupsi wanita itu dalam perjuangannya untuk melahirkan.
Seketika derap langkah kuda bergemuruh mendekati wanita tersebut. Wanita itu seketika panik. Ia reflek menutup kakinya rapat dan tindakannya itu membuat kepala bayinya kembali masuk. Ia sangat ketakutan, dengan kondisi lemah seperti itu ditengah kontraksi dan usaha untuk melahirkan ia harus dihadapkan dengan fakta jika kini ia tertangkap basah oleh orang-orang yang mengejarnya.
Air matanya mengalir semakin deras. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana dengan nasibnya setelah ini.
"Tsk... Kau mencoba melarikan diri wanita sialan!" seorang wanita cantik dengan tatanan hanbok yang anggun berwarna ungu muda bersulam emas turun dari sebuah kuda dan berjalan menghampiri seorang wanita yang meringis sakit didepan sana.
Wanita yang hampir melahirkan itu tercekat mendengar suara lembut namun menusuk dari wanita didepannya. Ia kemudian menatap dengan tatapan memohon kepada sang wanita anggun.
"K-Ku m-mohon... le-lepaskan a-aku..hiks." wanita hamil itu mengiba. Ia semakin menangis tergugu.
"Cih... melepaskanmu? Setelah apa yang kau lakukan padaku, HAH!" Wanita anggun itu membentak marah. Sungguh iapun sebenarnya merasa iba dengan keadaan wanita didepannya. Tidak dipungkiri, ia juga seorang wanita dengan hati yang rapuh. Namun, ketika mengingat apa yng perempuan didepannya itu lakukan ia kembali menanggalkan rasa iba.
"M-maafkan a-aku nyo-nyonya..hiks.. a-aku tak bermaksud untuk—"
"DIAM KAU! Kau tidak berhak berbicara disini! KAU PIKIR AKU AKAN MEMAAFKANMU HAH! KAU PIKIR AKU AKAN MEMAFKAN ORANG YANG MENUSUKKU DARI BELAKANG!"Wanita anggun itu berteriak seakan lupa akan adat sopan santun seorang bangsawan.
"N-nyonya..hiks.. aku— k-ku mohon nyonya.." wanita itu dengan susah payah beringsut untuk memeluk kaki si wanita anggun. Ia tidak hentinya memohon dibawah kaki wanita anggun yang tengah mengepalkan kedua tangannya itu. wanita anggun itu tengah menahan emosinya untuk tidak membunuh wanita 'sialan' di depannya itu sekarang juga.
"K-Ku m-mohon n-nyonya..hiks.. s-setidaknya b-biarkan a-aku me-melahirkan ba-bayi ini.. hiks.."
Wanita anggun itu seolah mendidih ketika pendengarannya menangkap kata-kata 'bayi ini'. ia tanpa sadar menendang wanita itu tepat di wajahnya.
Duaghh..
"AKKHHH.." Wanita malang itu terjengkang ke belakang, membuat hidungnya sedikit mengeluarkan darah dan pipinya memar. Ditambah lagi darah terus mengalir dari selangkangannya.
"KAU! PEREMPUAN SIALAN! SEHARUSNYA AKU TIDAK MEMPERCAYAIMU SERIGALA BETINA! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN ANAK HARAM ITU LAHIR!" Wanita anggun itu semakin murka dan bergegas menghampiri wanita malang tersebut.
Ia kemudian tanpa ampun menendang perut besar yang berisi janin siap lahir itu dengan bertubi-tubi. Entah setan apa yang berada di kepala wanita anggun tersebut sehingga ia berbuat sekeji itu. Tapi sepertinya sakit hati karena dikhianatilah yang melatari semuanya.
"A-ARGHHH.. J-Janganhh..ahh..a-ampun..hiks.. cu-cukup..hiks..ba-bayiku.." wanita malang itu meraung, melindungi perutnya dengan kedua tangan dan menghindari amukan kaki sang wanita anggun didepannya.
Bugh..
Bugh..
Darah semakin deras mengalir. Sungguh ia merasakan sakit yang luar biasa sehingga wanita malang itu berteriak nyaring diantara sisa tenaganya memanggil seseorang yang ia harapkan bisa menolongnya saat ini.
"ARRGHHH! TUAN PERDANA MENTRI..."
Teriakan itu menghentikan tendangan kaki wanita anggun terhadap wanita tersebut. dengan nafas tersengal wanita anggun itu menatap sinis dan benci ke arah wanita malang yang sudah tak berdaya tersebut.
"Cih.. kau pikir dia akan datang menolongmu?! Jangan bermimpi! Kau hanyalah wanita jalang yang tak berharga sedikitpun! Kau bahkan menjajakan kelaminmu untuk suami orang lain! Bodohnya aku telah mempercayaimu!" wanita anggun itu berujar sinis, ia kemudian merapikan kembali hanboknya yang sedikit berantakan. Dia berdehem dan memberikan perintah.
"Seret wanita jalang itu! Dan penjarakan dia!"
"Baik Nyonya..." beberapa orang dengan pakaian serba hitam menghampiri wanita tak berdaya itu dan akan menyeretnya. Wanita malang itu menggeleng brutal dan berusaha memberontak.
Namun satu teriakan menginterupsi usaha sang pengawal menyeret tubuh tak berdaya wanita malang tersebut.
"HENTIKAN!" Suara bariton seorang lelaki menyentak beberapa orang disana terutama sang wanita anggun.
Paras pucat nan rupawan itu mengeras ketika ia mendapati seorang wanita yang sangat ia kenal sedang tergolek tak berdaya dengan kondisi mengenaskan dan darah terus mengalir melumuri hanbok bagian bawah serta kakinya.
Para pengawal segera menyingkir dan memberi hormat kepada orang tersebut.
Lelaki itu bergegas menghampiri wanita malang itu dan memeluknya.
"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN, HAH! KAU INGIN MEMBUNUHNYA!" Suara teriakan membahana itu menyentak wanita anggun yang sedikit merasa gentar. Namun dengan sangat ahli ia menutipinya dengan bersikap tenang.
"Ck.. Wae? Aku memang ingin wanita jalang ini mati!" tantang wanita anggun itu geram.
"KAU TIDAK MELIHAT DIA SEDANG MENGANDUNG! DIA MENGANDUNG ANAKKU!" Lelaki itu semakin menggeram.
Wanita anggun itu tersentak. Ada rasa sakit ketika lelaki itu mengucapkan dengan lantang kata-kata 'Anakku'. Sungguh ia ingin meraung dan menangis, penampar pria yang ada didepannya itu. Teganya lelaki yang amat dicintainya itu menghianatinya dan membela selingkuhannya? Cih, memuakkan. Tak disangka tawa hambar keluar dari bibir itu.
"Hahaha.. Anak haram kalian maksudmu?! Cih.. menjijikkan! KAU TIDAK INGAT BAHWA KAU SUAMIKU, HAH!"
Hening beberapa saat. Pria itu tidak merespon apapun. Ia tentu merasa bersalah telah mengkhianati istrinya.
"Mianhae... a-aku—" cicitnya.
"Maaf? Baru kali ini kau meminta maaf setelah apa yang kau lakukan? Aku sudah cukup bersabar atas semua penghianatanmu! Jika selama ini kau pikir aku hanya diam, bukan karena aku tidak tahu. Ketahuilah aku sangat terluka! Kau bahkan dengan tega berselingkuh di belakang anak dan istrimu.. kau—hiks.. kenapa kau menyakiti perasaanku dan anak-anakmu? Wae? Hiks.." air mata itu tak sanggup lagi ia bendung.
Wanita anggun itu tak mampu mempertahankan benteng ketegaranny lagi. Ia begitu hancur. Terutama setelah menemukan kenyataan jika wanita jalang selingkuhan suaminya adalah orang kepercayaannya sendiri. orang yang selama ini ia anggap sebagai adiknya. Bahkan wanita itu kini mengandung anak dari suaminya. Oh tuhan, wanita mana yang akan terima?
"Aku tahu, aku salah... tapi ku mohon lepaskan dia. Kumohon, biarkan dia melahirkan bayinya... hukum saja aku." pinta lelaki itu sembari menatap miris wanita malang yang berada di dekapannya kini.
Wanita anggun itu berdecak tak suka saat wanita jalang itu membuka matanya dan seolah mengadu.
"T-tuan.. Akhh.. sstt.. s-sakithh.. T-tuan.. b-bayi k-kita..hiks"
"Tenanglah, aku disini. Kau pasti akan melahirkan bayi kita dengan selamat."
Kata-kata itu seakan membuat jantung wanita anggun itu tertusuk semakin dalam. Kedua tangannya mengepal memperlihatkan buku-bukunya yang memutih dan kuku-kuku tajam itu tak luput melukai telapak tangan halus miliknya. Ia tidak ingin melihat adegan memuakkan ini. lama is tak bergeming, namun kemudian ia memikirkan sesuatu dan seringaian tampak pada wajah manis itu.
"Akan ku lepaskan dia jika saja kau memenuhi syarat yang aku ajukan."wanita anggun itu mulai bernegosiasi.
"Apa syaratnya, katakanlah?!" tanya tak sabar lelaki rupawan tersebut.
"Syaratnya,, tinggalkan wanita itu dan bayinya disini, lalu kembalilah padaku! Atau kau pilih wanita itu dan ucapkan selamat tinggal pada keluargamu perdana mentri. Aku mempunyai kekuasaan diistana, kau tidak lupa bahwa aku adalah adik baginda raja bukan? dan aku bisa melakukan apapun. Lagipula kau masih mempunyai tanggung jawab sebagi seorang suami dan ayah."
Lelaki yang berstatus perdana mentri kerajaan itupun berfikir keras. Ia tidak mungkin meninggalkan anaknya dan keluarganya begitu saja. Ia paham dengan sangat jika kata-kata yang diucapkan istrinya itu tidaklah main-main. Tapi, bagaimana dengan wanita yang juga tengah mengandung anaknya ini?
'Oh tuhan, apa yang harus kuputuskan sekarang?'geramnya dalam hati.
"Baiklah, sepertinya kau lebih memi—"
"Baiklah... aku terima syaratmu, a-aku, aku—"lelaki itu kemudian memandang mata sayu wanita malang direngkuhannya. Mata itu seolah mengatakan 'Jangan tinggalkan aku sendiri! bukankah kau mencintaiku?' dengan lelehan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.
Namun, apa boleh buat. Walaupun ia mencintai wanita yang kini berada dipelukannya ia tidak ingin mengambil resiko. Ia sebenarnya takut mengambil resiko. Dengan satu tarikan nafas keputusan itu terlontar.
"Aku menerim syaratmu. Aku akan kembali kepadamu." Setelah mengucapkan itu dia memandang kembali manik hitam yang pernah menjeratnya dan seolah dari mata itu ia mengatakan 'maafkan aku.'
"Bagus. Itu adalah jawaban yang aku harapkan."
Setelah itu sang perdana mentri meninggalkan wanita malang itu dan menyerahkannya kepada pengawal yang diperintahkan oleh sang istri. Namun siapa sangka sebuah dendam dan kebencian seorang istri begitu sangat mengerikan. Wanita anggun berstatus putri kerajaan Joseon sekaligus istri perdana mentri itu justru memerintahkan pengawalnya untuk menggauli beramai-ramai wanita yang hampir melahirkan bayinya tersebut hingga tewas tanpa bisa melahirkan anaknya dengan sempurna.
Sebelum tewas ia mengucapkan sebuah sumpah dan kutukan yang mengerikan kepada orang-orang yang menyakitinya terutama pada perdana mentri dan istrinya serta keturunan dari sang perdana mentri tersebut. Diakhir tarikan nafasnya ia sempat mengejan dan mendorong bayinya keluar, namun sayang bayi itu hanya keluar sampai batas kepala, menggantung diantara selangkangan sang ibu. Tak dapat terlahir dan menjemput ajal bersama sang ibu yang lebih dulu menghembuskan nafas.
.
.
Eunhyuk bergidik ngeri ketika membaca buku historikal yang mengusung cerita di pertengahan era Joseon itu.
"Aigoo~ bagaimana bisa mereka memperkosanya ramai-ramai saat wanita itu akan melahirkan? Ckckck.. mengerikan!"
"Apanya yang mengerikan?" seorang pemuda berwajah kekanakan baru saja datang memasuki kelas dengan masih menenteng tas disisi bahunya. Terlihat sekali jika dia baru saja datang kesekolah.
"Igo,, cerita sejarah ini mengerikan. Kau sudah membacanya?" Jawabnya sembari mengangkat buku historikal tebal tersebut.
Namja kekanakan tersebut—sebut saja Lee Donghae menatap datar sahabat sebangkunya tersebut.
"Belum. Malas. Kau tahu sendiri bukan aku tidak betah membaca buku setebal itu? Dan ya Tuhan, itu buku history Hyuk! Dan kaupun tahu aku sangat anti dengan pelajaran history!" Donghae mengangkat kedua tangannya keatas.
Eunhyuk hanya bisa memutar bola matanya jengah. Si ikan nemo ini-julukan untuk Donghae, benar-benar berlebihan!
"Yak! Pelajaran history itu menyenangkan.. kita bisa mengetahui seluk-beluk masa lampau. Kau juga bisa menemukan kisah yang seru dan mengesankan pabbo!" cerocos Eunhyuk tanpa diperintah membuat Donghae hanya tutup kuping.
"Lagipula bukankah ini tugas dari Choi Sonsaengnim untuk meresum. Apa kau mau— Yak Lee Donghae dengarkan aku!" Eunhyuk menggetok kepala Donghae saat omongannya tidak di tanggapi. Donghae justru sibuk tebar pesona dengan teman yeoja seberang bangkunya bernama Jessica.
Pletak..
"Yak! Lee Hyukjae.. kenapa kau menjitak kepalaku! Sakit bodoh!" Donghae menggerutu dengan mengusap sisi kepalanya yang mendapat jitakan manis dari Eunhyuk. Sementara Jessica yang berada didepannya terkikik lucu.
"Rasakan!" Eunhyuk kemudian mengalihkan pandangan kepada seseorang yang berada di belakangnya. Orang itu tengah asik memainkan PSP hitam yang sudah ia klaim menjadi belahan jiwanya.
"Kyu... Kyuhyun-ah!" Eunhyuk sedikit sewot karena panggilannya tidak ditanggapi sama sekali.
"Yak Cho Kyuhyun! Aku tahu kau mendengarku!" Eunhyuk akhirnya berteriak didepan Namja bermarga Cho tersebut.
"Aish... bisakah kau tidak berteriak! Kau mengganggu konsentrasiku monkey!" Kyuhyun akhirnya berseru marah karena konsentrasinya dalam menaikkan level game menjadi buyar akibat teriakan Eunhyuk.
"Yak, siapa suruh kau tidak menanggapiku! Dan berhenti memanggilku monkey!" dengus Eunhyuk tak mau kalah.
"Haish.. apa maumu?!" Kyuhyun kembali teralih kepada PSPnya setelah tadi mempaus game itu.
"Emm..Kyu, bolehkah- emm bolehkah aku menyalin err- buku PR matematika mu? Jebal... Kyuhyuniee.." Rengek Eunhyuk dengan menampakkan puppy eyes yang gagal miliknya.
Kyuhyun mendengus. Ia tahu persis akan situasi ini. Sudah berkali-kali sahabat yang ia panggil monkey itu menyalin PR nya, bahkan hampir setiap hari. 'Huh menyebalkan'.
Kyuhyun masih diam tak merespon. Ia bahkan tak tertarik dengan puppy eyes gagal itu.
"Kyu~ ayolah... kau tahu sendiri kan aku sangat lemat dalam berhitung. Oh andai aku bisa, aku ingin memprotes sang penemu rumus yang rumit itu! Kyu jebbal... aku tidak ingin di beri tugas tambahan lagi oleh Kim Sonsaengnim." Eunhyuk masih merengek seperti anak kecil yang meminta es krim.
Kyuhyun akhirnya mengalah dan menghela nafas jengah.
"Hah.. ambil buku catatanku ditas."Kyuhyun berujar datar tanpa mengalihkan pandangan dari PSPnya.
Seketika itu Eunhyuk berbinar dan segera mengambil tas Kyuhyun yang berada di bangku kanannya yang memang kosong.
"Gomawo Kyu.. kau yang terbaik. Ah ne, aku tak keberatan meminjamkan resum historyku padamu, otte?" tawar Eunhyuk antusias.
"Tidak perlu, aku sudah membuatnya. Itu hal yang mudah, kenapa pula aku harus menyalin punyamu?"jawabnya lagi-lagi dengan tampang acuh. Yeah, kyuhyun memang arogan sekaligus jenius.
Eunhyuk mencebilkan bibir. 'Dasar bocah angkuh!' umpatnya dalam hati.
Namun ia tidak punya waktu untuk mengumpat, karena 10 menit lagi bel masuk berbunyi. Ia harus cepat menyalin jawaban tugas matematika milik Kyuhyun.
.
.
Bel tanda masuk baru saja berbunyi 5 menit yang lalu. Namun kelas 3-A, kelas yang ditempati Kyuhyun masih terdengar riuh sebelum akhirnya seorang guru muda bername tag Choi Siwon memasuki kelas. Guru muda ini baru satu setengah tahun mengajar di Neul Paran High School, tepatnya mengajar History Lecture. Guru rupawan yang memikat hampir seluruh perempuan penghuni sekolah sejak pertama kali mengajar itu masih tergolong muda, berkharisma dan sopan dengan senyum lesung pipi yang memikat. Ia bisa saja mendaftarkan diri sebagai artis, namun keinginannya menjadi pengajar lebih kuat dari pada menjadi publik figur. Okey, sedikit basa-basi mengenai guru tampan tersebut.
Kini guru tersebut telah berdiri di depan kelas sembari menyunggingkan senyum lesungnya.
"Selamat pagi, anak-anak." Sapanya lantang kepenjuru kelas.
"Selamat pagi, Saem." Siswa di kelas tersebut tak kalah menjawab lantang, apalagi suara mendayu dari para siswi membuat para siswa berolling eyes jengah. Tak dipungkiri seluruh hampir seluruh siswa disekolah ini iri akan ketampanan guru Choi itu. Eits, ku tekankan sekali lagi hampir, berarti tidak semua!
"Ooh, yeah.. bisakah kau menghentikan menulis salinan tugas, Lee Donghae-ssi." Donghae yang sedang menyalin resume milik Eunhyuk gugup seketika. Skak math. 'Mati kau Lee Donghae!'
Donghae dengan cepat menutup buku di hadapannya dan menampakkan cengiran lebar khas miliknya.
Siwon hanya bisa menggeleng kemudian mengalihkan pandangannya kepada yang lain.
"Emm, Sooyoung-ssi apa anda tidak keberatan untuk menyimpan kaca itu?"
Sooyoung yang dari tadi asik dengan dandanannya tanpa berkata apapun segera meletakkan cermin riasnya ke laci meja.
"Dan, Kyuhyun-ssi ku kira anda tidak sedang memainkan game saat ini!" ucapan itu telak menyentak Kyuhyun dan mendengus pelan. 'Aish, kenapa guru sok tampan itu tahu aku sedang bermain game?' monolognya karena ia meletakkan PSP itu di tempat yang sulit untuk terlihat. Memang dasar feeling seorang guru. Ckck...
"Baiklah, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Dia seorang murid pindahan dari Jepang tapi dia asli keturunan korea. Kuharap kalian bisa berteman baik dengannya." Siwon mengucapkan itu dengan sumpringah. Semua murid mulai berbisik-bisik menebak apakah teman baru mereka namja atau yeoja.
"Okey.. masuklah, Sungmin-ssi." Siwon menoleh kearah pintu masuk yang tergeser itu. Disana siswa kelas 3-A bisa melihat seorang tunggu? Namja-ga? Ani, yeoja-ga?
Sosok itu mungil, tidak tinggi untuk ukuran namja. Ia terlihat imut dan manis secara bersamaan. Mata foxynya menatap seluruh penjuru kelas dengan teduh namun misterius. Memiliki bibir unik dengan bentuk shape M. Dia memakai celana berarti dia bukan yeoja. Tetapi mengapa wajah itu cantik?
"Perkenalkan dirimu, Sungmin-ssi."perintah Siwon saem. Sungmin mengangguk kemudian membungkuk 90 derajat.
"Anyeonghasseyo, Lee Sungmin imnida. Salam kenal, semoga kita bisa menjadi teman yang baik. Mohon bimbingannya." Suara itu mengalun lembut dan pelan.
"Baiklah Sungmin-ssi kau boleh duduk di—" siwon mengedarkan pandangannya dan menemukan bangku kosong di sebelah Kyuhyun duduk.
"Kau boleh duduk disana."Tunjuk siwon pada bangku tersebut.
Sungmin mengedarkan pandangannya kearah telunjuk siwon menunjuk dan ketika itu matanya bertemu pandang dengan mata Kyuhyun yang baru saja mengangkat wajahnya karena kurasa sedari tadi bocah itu tidak memperhatikan dan sibuk dengan gamenya.
DEG..
Beberapa detik mata foxy itu seolah menjerat Kyuhyun untuk terus memandangnya. Kyuhyunpun tak mengerti mengapa perasaannya menjadi familiar dengan mata itu. Ia bahkan tak berkedip sama sekali. Namun Sungmin segera memutuskan kontak matanya dari Kyuhyun dan kembali menatap sang guru. Sungmin kemudian mengangguk dan membungkuk sedikit untuk berpamitan menuju bangkunya.
Sementara Kyuhyun masih memandang intens Sungmin yang menuju kearah bangku sampingnya, hingga pemuda mungil itu duduk dan meletakkan tas ranselnya. Merasa ada yang aneh dengan suasana disampingnya Sungmin menoleh. Eoh? Ternyata Kyuhyun masih memandang dirinya seolah meneliti dari atas ke bawah, hingga pertanyaan itu membuat Sungmin tertegun.
"A-Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
Yuhuu.. Saenghwa bawa ff Kyumin lagi! Genrenya masih sama.. horror/mpreg. Aku suka horror soalnya.. kekeke...
Oke.. layak dilanjut ga readerdeull?!
Kalau mau di lanjut tinggalkan Review ya...^^
Ohya yang mau Request FF Kyumin bisa lewat PM atau review disini!
Saya juga minta ide dari chingu sekalian untuk bikin FF Kyumin lainnya...
Saranghae yeorobuuunnn!
ThanKYU...!
Annyeong...!