Disclaimer

Nor even wish
Masashi Kishimoto-sama

COMIC

©LONGLIVE AUTHOR

Fic ini terinspirasi dari film COMIC 8 dari ANGGY UMBARA.

WARN : Penggunaan bahasa yang kasar dan kotor. Rated bisa berubah sewaktu-waktu.

PROLOGUE

.

.

Apa kau percaya kalau agen rahasia itu ada?

.

.


Malam itu jalanan sangat ramai. Puluhan mobil polisi, wartawan, dan juga mobil lainnya memenuhi jalan raya. Sirine dari mobil aparat memecah langit malam Konoha. Mereka semua menuju Grand Konoha Building—Gedung Besar Konoha.

Seorang pria tinggi besar keluar dari salah satu mobil polisi. Beberapa luka menghiasi wajahnya dan semakin membuatnya tampak seram. Ia berjalan melewati barisan mobil yang mengepung Grand Konoha Building.

"Tuan Ibiki!" Pekik seorang petugas, lalu ia menghampirinya.

"Laporannya?" tanya Ibiki.

"Malam ini Tuan Toneri Ootsutsuki mengadakan lelang untuk seluruh koleksi barang antiknya. Tapi pukul 20.25 sekitar dua puluh menit yang lalu ada dua orang pria dengan topeng badut muncul dan menodongkan senjata." Jelasnya.

"Dari mana mereka masuk? Apa motifnya?" tanya Ibiki lagi.

"Mereka masuk dari pintu depan dan sudah membawa senjata. Mereka menggunakan senjata laras panjang. Untuk saat ini kemungkinan motifnya adalah untuk mencuri barang antik yang dilelang. Sekarang semua orang yang ada didalam telah disandra oleh mereka."

"Lewat pintu depan...apa mereka bodoh?"

Sementara itu didalam gedung suasana benar-benar sangat menegangkan. Beberapa perabot pecah. Semua orang kini berkumpul di ruang lelang mulai dari para tamu, security, pelayan, hingga bahkan para bodyguard dari orang-orang penting. Mereka semua berlutut menghadap dinding sambil bergetar ketakutan. Lalu dua orang penjahat yang dimaksud sedang menodongkan senjata laras kearah mereka. Kedua pria itu berambut hitam dan yang satu memakai sebuah topi. Salah satu dari mereka yang tidak memakai topi sedang bercermin pada daun pintu kaca. Ia sedang merapikan beberapa bagian rambutnya yang acak-acakan. Namun meski begitu senjata yang ia pegang masih terarah pada para sandra.

Srett—

DOR!

ARGH!

"SUDAH KUBILANG JANGAN BERGERAK! KALIAN MENGERTI TIDAK SIH?" Teriak pria berambut jabrik itu. Setelah berteriak ia kembali mematut dirinya didepan kaca. Temannya yang memakai topi memutar bola matanya jengkel.

"Untuk apa kau memakai wig? Kau makin terlihat bodoh!" ujarnya dingin.

"Hei, kalau aku tidak memakai wig mereka akan mengenaliku dan sepertinya aku cukup tampan jika berambut hitam." Ujarnya santai.

"Sampai kapan kita mau disini? Pekerjaan kita sudah selesai." Balas yang satu tidak sabar.

"Tenanglah Teme. Dia belum datang, lagipula mereka mengepung kita. Tidak ada jalan keluar." Balasnya.

"Bahkan kita tidak tahu dimana posisinya. Sial! Aku tidak suka orang yang terlambat." Umpatnya.

NGIING!—

"KALIAN SUDAH DIKEPUNG! MENYERAHLAH! TIDAK ADA LAGI JALAN KELUAR! SERAHKAN SANDRA, JIKA TIDAK KAMI AKAN MENEROBOS MASUK!"

Si rambut jabrik berjalan kearah jendela besar melihat kerumunan polisi sudah siap untuk menyerang mereka.

"Whoa..! Lihat Teme, dia Morino Ibiki. Dia anggota Interpol bagian interogasi. Wuiihh keren sekali, tapi kenapa dia yang datang? Seharusnya kan dia menginterogasi orang." Mata si jabrik bersinar penuh kekaguman.

"Kenapa kau malah kagum? Dia sedang mengepung kita. Tolol!" balas yang satunya, dalam hati ia berdo'a agar segera keluar dari sini dan segera lepas dari teman idiotnya ini.

Tiba-tiba dia berjalan kearah para sandra dan menarik salah satu dari mereka. Si jabrik menarik seorang wanita muda yang memakai gaun mewah berwarna keperakan. Si wanita sudah menagis tersedu-sedu ketakutan. Belum lagi ia membawa si wanita dengan kasar. Riasan di mata dan wajahnya sudah berantakan karena air mata. Dia membuka jendelanya dan seketika seluruh senapan mengarah kearah mereka berdua.

"HEI PAK TUA! AKU PUNYA WANITA CANTIK DISINI!" Teriak si jabrik. Sedangkan Morino Ibiki mengangkat tangan kanannya untuk menahan tembakan.

"Siapa namamu Nona cantik?"

"Ss-Shi-zune." Cicitnya.

"NAMANYA SHIZUNE!" Jerit si penjahat. "KALAU KALIAN BERANI MENDEKAT SATU LANGKAH SAJA, WANITA CANTIK INI AKAN JADI MAYAT!" Kemudian dia tertawa.

"Hei Teme, aku keren, kan? Seperti penjahat yang ada di film-film." Bisiknya menahan senyum. Sedangkan yang dibisiki berdecak sebal.

"BAIKLAH APA YANG KALIAN INGINKAN?"

"KAMI INGIN KORUPSI DITIADAKAN! PEMBERANTASAN MAFIA! SEKOLAH GRATIS UNTUK SEMUA ORANG! DAN 100 KUPON RAMEN GRATIS—"

"DOBE!" ia sudah tak tahan.

"—DAN PACAR!" Si jabrik berhenti lalu menoleh pada temannya. "Percuma kan, kalau punya kupon gratis tapi tidak punya pacar."

"DOBE CUKUP!" Dia berjalan menuju si jabrik.

Ckrekk!— ia menarik pelatuk lalu menodongkan pistolnya.

"Berhenti, atau kutembak kau sekarang juga! Lepaskan sandranya!" Katanya tak main-main.

"Whoa! Oke-oke, aku akan lepas." Si sandra segera kembali ke pada kerumunan sandra yang lain.

Tiba-tiba...

BRUAKKK!

Salah satu pintu yang menuju sayap kiri gedung terbuka lebar. Tak lama kemudian sesosok orang—yang tampaknya adalah seorang wanita— berambut ungu muncul. Ia juga memakai topeng badut sama seperti kedua penjahat itu.

DOR! DOR! DOR!

ARRGH!

Semua orang yang ada diluar gedung menahan napas mereka. Apa mungkin ada sandra yang telah dibunuh?

Wanita berambut ungu itu baru saja menembak beberapa kamera CCTV yang ada diruangan itu.

"Akhirnya, penyelamatku, cintaku, sayangku kau datang juga..." teriak si jabrik kegirangan.

"Tunggu! Siapa tahu bukan dia orangnya!" Ia menodongkan senapanya pada gadis itu.

"Kau ini bicara apa Teme? Sudah pasti dia yang datang untuk menolong kita." Balasnya.

Terlihat kalau tiba-tiba saja kedua tangan si wanita bergetar begitu mendengar suara mereka berdua. Jika bisa terlihat mungkin ekspresi si wanita saat ini sedang terkejut. Tangan si wanita bergerak ke wajahnya untuk membuka topeng badut yang ia kenakan. Lalu terlihatlah sepasang mata berwarna hijau cerah dan wajah yang mulus amat jelita. Dua orang yang lain tampak kaget saat melihat wajah gadis itu. Si jabrik terlihat lemas sedangkan yang satunya mulai menurunkan senapanya.

"Sakura-chan?" bisik si jabrik tak percaya. Kemudian ia melepas topengnya, menampakan sepasang mata biru laut yang berbinar. Disusul dengan pemuda yang satunya lagi. Sebuah wajah dingin nan tampan bak boneka porselen tampak datar ketika lepas dari topengnya. Mata hitamnya terlihat terkejut dan sepintas memperlihatkan kerinduan pada sosok yang jatuh di bayangan matanya itu.

"Naruto...Sasuke..." gumam gadis bernama Sakura itu pelan sekali hampir tak terdengar. Matanya berair, mungkin hampir menangis. Kerinduan yang sama juga terefleksi di kedua iris hijau daunnya.

Tapi kemudian gadis itu memakai topengnya kembali.

"Cepat lewat sini!" ujarnya. Suaranya berubah drastis, lalu berbalik.

"Dia tahu, jalan keluarnya." Ujar pemuda yang ternyata bernama Sasuke itu. Keduanya memakai kembali topengnya dan mengikuti si gadis.

BERITA TERKINI

Aksi penyelamatan yang dipimpin oleh ketua Interpol Divisi Penyelidikan dan Interogasi, Morino Ibiki atas kasus penyandraan enampuluh empat orang di Grand Konoha Building berhasil dilakukan. Tak ada korban jiwa atau korban yang mengalami luka-luka. Selain itu tidak ada satupun barang yang hilang di tempat kejadian perkara. Namun kedua tersangka bertopeng berhasil melarikan diri. Motif pelaku belum ditemukan. (Konoha,23/7)


Sore hari di Konoha Youngster's School . Sebuah sekolah elit dengan segudang prestasi yang dimiliki siswa-siswanya. Sekolah ini terletak di kawasan tenang para pelajar di Konoha. Sekolah ini memiliki asrama mereka sendiri karena banyak sekali murid yang berasal dari luar kota bahkan luar negeri.

Hari itu bel tanda pelajaran telah selesai berbunyi. Semua murid bertebaran memenuhi koridor dan juga lapangan. Kebanyakan dari mereka langsung menuju asrama masing-masing karena setumpuk tugas yang harus mereka kerjakan. Contoh yang baik. Anak-anak pintar selalu tidak mau menyia-nyiakan waktu mereka. Tak sedikit juga yang sedang asyik duduk-duduk di depan asrama atau sekedar berjalan-jalan disekitar taman. Muda-mudi yang sedang dimabuk asmara.

Berbeda dengan yang lainnya. Seorang pemuda pirang langsung berlari menuju gerbang sekolah yang terletak cukup jauh dari gedung sebenarnya hanya untuk menunggu seseorang. Ia bahkan berlari saking senangnya. Namun seorang temannya yang memakai kacamata terus mengikutinya sampai ia mencapai gerbang.

"Shino berhentilah mengikutiku. Aku mulai takut." Ujar si pemuda pirang. Siapa lagi kalau bukan Naruto Uzumaki?

"Aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kita sudah mengerjakan tugas kita." Ternyata ini tentang tugas rupanya.

"Ya ampun Shino, aku sedang banyak urusan. Kita akan mengerjakan tugas kelompok itu nanti." Balas Naruto.

"Memang ada urusan apa sampai kita harus meninggalkan tugas?" tanyanya serius membuat Naruto bergidik ngeri.

"Aku sedang menunggu seseorang."

Selang beberapa detik terlihat sebuah taksi muncul dan parkir didepan gerbang sekolah. Seorang gadis berambut merah muda sebahu turun darisana. Kemudian sang supir mengambil dua koper yang cukup besar dari bagasi lalu menyerahkannya pada gadis itu. Si gadis menyeret kedua kopernya melewati gerbang sekolah. Ia menyadari kalau Naruto menunggunya tak jauh dari sana. Gadis itu tersenyum manis.

"Sakura-chan." Bisik Naruto sumringah.

"Siapa?" tanya Shino.

"Dia Sakura, temanku." Jawab Naruto.

"Dia Marty atau Martha?" tanya Shino lagi.

"Dia Sakura. Namanya Sakura Haruno!" Bentak Naruto jengkel.

"Maksudku, dia homo atau lesbi?" Naruto terlonjak kaget dengan pertanyaan Shino, dia menatapnya dengan pandangan keki luar biasa. Bulu halus di tengkuknya makin berdiri.

"Apa kau homo?" tanya Naruto ngeri. Sedangkan Shino tak menjawab dan kembali dengan wajah datarnya yang menurut Naruto sangat menyeramkan. Pemuda pirang itu sedikit menjauh dari Shino.

Tanpa Naruto sadari perempuan yang sedari tadi ia tunggu sudah ada dihadapannya.

"Halo Naruto. Lama sekali tak jumpa." Ujar gadis itu.

"Sakura-chan—"

"Kita sudah terlalu dewasa untuk memakai embel-embel itu Naruto." Kata sang gadis tersenyum.

"Sakura aku rindu sekali."

BRUKK!

Naruto menerjang tubuh Sakura untuk memeluknya sampai jatuh terjengkang hingga posisinya saat ini tubuh Naruto berada diatas tubuh Sakura. Oke ini terlalu berlebihan Naruto.

"BODOH! KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN?" Bentak Sakura menendang perut Naruto sampai pemuda itu menyingkir dari atasnya.

"Ugh! Sakura, sakit sekali tahu." Mereka berdua bangkit dari posisi mereka.

"Aku sangat merindukanmu Naruto, aku tidak percaya kita akan bertemu lagi." Kini giliran Sakura yang memeluk Naruto. Pemuda itu membalas pelukannya dengan senang hati, dia sangat rindu dengan aroma dari gadis musim seminya yang sudah lama tak ia temui. Sang pemuda menenggelamkan kepalanya di leher sang gadis.

"Siapa yang menyangka?" ujar Naruto. Mereka berpelukan cukup lama, membuat pemuda berkacamata hitam disebelahnya memandang mereka cemburu. Ayolah Shino!

Tak lama kemudian seorang perempuan bercepol dua datang menghampiri mereka. Ia memakai seragam pemandu sorak dan tubuhnya tampak berkeringat. Sepertinya ia baru saja latihan.

"Selamat sore dan selamat datang di Konoha Youngster's School. Namaku Tenten dan aku adalah ketua pemandu sorak disini. Aku juga bertanggung jawab untuk memberikan pengarahan pada murid baru sepertimu. Kau akan mengikuti seluruh peraturan disekolah ini dan buku panduannya sudah ada dikamarmu. Apa kau ingin aku mengantarmu?" Dengan ajaib gadis bernama Tenten itu berbicara tanpa jeda. Dia lebih cocok sebagai pemandu wisata daripada pemandu sorak.

"Kurasa tak perlu, biar aku yang mengantarnya nanti." Ujar Naruto masih terpana.

"Baiklah, itu sangat membantu hingga aku tak perlu repot-repot. Satu lagi, ini adalah yang paling penting." Tenten mengeluarkan sebuah kunci dan peluit dari sakunya.

"Ini adalah kunci kamarmu dan ini adalah peluit anti-pemerkosaan-mu. Terkadang itu sering terjadi. Jika kau meniupnya bantuan akan segera datang, tapi jangan coba-coba meniupnya jika tidak benar-benar terjadi." Ujarnya dengan lancar.

"Huh? Peluit apa?" Sakura benar-benar tidak mengerti, wajahnya tampak ngeri.

"Baiklah kalau begitu pekerjaanku selesai, semoga kau betah. Sampai jumpa." Tenten melenggang pergi tanpa menghiraukan wajah bingung ketiga orang yang ia tinggalkan.

"Yah, semua siswi memang mendapatkan peluit itu." Kata Naruto sedikit tidak enak.

Terlepas dari penyambutan murid baru yang ajaib itu akhirnya Sakura angkat bicara.

"Dimana dia Naruto? Aku sangat merindukannya. Dimana Sasuke?" Tanya Sakura. Naruto sedikit menundukkan kepalanya. Ia tampak bingung harus menjawab apa. Namun sebelum Naruto mengatakan apapun ia melihat Sakura tampak terkejut. Naruto mengikuti pandangan Sakura.

Dilihatnya seorang pemuda yang bergitu amat ia rindukan sedang berdiri tak jauh dari mereka dengan seorang gadis yang sedang menggelayut manja di tangannya. Seketika wajah cantik Sakura meredup.

"Segalanya berubah,kan?" tanya Sakura lirih.

"Aku tahu Sakura, tapi jangan salahkan waktu. Tidak semuanya berubah. Aku masih ada untukmu. Aku masih Naruto yang dulu." Pemuda itu tersenyum hangat membuat Sakura ikut tersenyum. Sakura kembali melingkarkan tangannya pada leher Naruto dan kembali memeluknya. Tidak peduli pemuda berkacamata hitam yang menatap mereka dengan tatapan iri untuk kedua kalinya. Oh...Shino! ;-(


A/N : Halo semua. Saya tahu ini memang aneh, tapi saya tidak bisa menghentikan otak saya. Saya sangat terinspirasi dengan film COMIC 8. Maka dari itu saya membuat fic dengan judul yang sama (tanpa 8). Saya tidak bermaksud plagiat. Fic ini sama halnya dengan X-MEN: The Omega.

Perubahan genre sangat mungkin terjadi, bisa saja dari comedy tiba-tiba drama, lalu jadi action, lalu romance, lalu friendship. Saya menyebutnya Genre Storm. Anggap saja saya sedang tidak sehat ketika mengerjakan fic ini. Tapi saya tidak tahan. Tinggalkan review jika berkenan JSalam Author

P.S : Sebelum membuat sekuel fic X Men: The Omega, saya ingin membuat fic yang lain dulu. Terima kasih.