Disclaimer
Nor even wish
Masashi Kishimoto-sama
COMIC
©LONGLIVE AUTHOR
Fic ini terinspirasi dari film COMIC 8 dari ANGGY UMBARA.
WARN : Penggunaan bahasa yang kasar dan kotor. Rated bisa berubah sewaktu-waktu.
INI GAWAT!
.
.
Apa kau percaya kalau agen rahasia itu ada?
.
.
Sore itu Sakura dengan malas menyeret kakinya sepanjang lorong ke lapangan. Tempo hari ia sudah janji pada si Ketua Pemandu Sorak, Tenten, untuk bergabung dengan mereka. Tentu saja Sakura tidak bisa melupakan kejadian di kamar mandi ketika Tenten menggerebek dirinya yang sedang telanjang hanya untuk memaksa Sakura bergabung dengan tim pemandu sorak. Ia sangat lelah dan sejujurnya, ditambah dengan moodnya sedang sangat buruk mengingat kejadian dua hari yang lalu. Ya! Ketika ia, Naruto, dan Sasuke hendak memindai retina mata dari Direktur Muda perusahaan IT Akasuna Sasori, di sebuah acara pertunangan. Namun siapa disangka mereka dihadapkan dengan kenyataan yang sangat gila. Si Jalang Ino, Shikamaru, dan Chouji ada di sana dan mereka juga sedang menyamar. Ino bahkan menyamar menjadi sekretaris Akasuna Sasori. Belum di ketahui apa tujuan mereka karena…
-Flashback On-
"Apa tujuan kalian?" Mereka menanyakan hal yang sama pada Ino, Shikamaru, dan Chouji.
Sasuke sudah memasang mata tajam, ini bukanlah kebetulan biasa, Mereka menyamar di sekolah yang sama, dan memiliki misi yang sama. Ia, Sakura, dan Naruto sepakat bahwa mereka tidak akan bicara apapun soal misi karena itu adalah rahasia. Mereka bertiga tahu betul bahwa mereka bekerja pada Underground Government sebagai agen muda. Tapi mereka tidak tahu siapakah Ino, Chouji, dan Shikamaru. Bisa jadi mereka adalah mata-mata Amegakure. Secara, Berlian Ocean's Stars di perebutkan Konoha dan Amegakure.
Mereka berada di minimarket sampai hampir tengah malam saat itu. Hanya ada kasir yang sedang memainkan ponselnya sambil setengah mengantuk. Mereka berenam tahu hanya ada dua kemungkinan. Mereka akan melakukan pembicaraan lebih lanjut atau mereka akan berkelahi jika ada salah satu di antara kubu lawan yang bersikap gegabah. Namun belum sempat mereka melakukan apapun, pintu minimarket terbuka. Dua orang pria dewasa masuk kedalam mini market. Salah satunya berambut bob mencolok dengan wajah yang sedikit memerah karena mabuk dan satu lagi pria berambut perak mengenakan masker hitam yang tengan memapahnya.
"Oh! Bukan kah kalian murid Konoha Youngster?" kedua pria itu berhenti berjalan.
"Oi Kakashi ada apa?" Tanya si Pria Bob.
"Sial kenapa disaat seperti ini?" Umpat sakura. Ke enamnya terdiam.
"Bukankah ini sudah lewat jam malam? Murid dilarang berkeliaran di luar asrama." Ujar Kakashi lagi.
"Kami sedang merayakan ulang tahun Ino, Sensei. Kami baru saja makan-makan." Kata Shikamaru sigap.
"Tapi ini sudah lewat jam 10." Ujar Guy.
"Uh, Sensei. Maaf kan kami, mereka menyiapkan acara kejutan untuk ku. Saking senangnya aku sampai kebablasan dan kami lupa waktu. Kami sebenarnya sedang dalam perjalanan pulang." Sambung Ino. Sungguh Shikamaru berpikir dengan cepat, dan untungnya mereka semua sedang memakai baju pesta, jadi alasan yang mereka buat cukup masuk akal.
"Maaf Sensei, kami tidak akan melakukannya lagi…"Sakura mendekatkan badannya ke tubuh Kakashi yang sedikit kelimpungan menahan berat badan Guy.
"Kami akan segera kembali ke asrama sekarang, dan kami akan sangat menghargai jika Kakashi Sensei dan Guy Sensei tidak mengadukanya pada guru lain." Ujar Sakura lagi.
-Flashback Off-
Jadi, seperti itulah mereka bisa selamat dari Kakashi dan Guy. Meski begitu ketegangan antara mereka bertiga dengan Ino, Chouji dan Shikamaru belum usai. Sejak dua hari yang lalu mereka belum bertemu lagi. Sasuke dan Naruto bersikeras memaksa Sakura untuk tidak tidur di kamarnya sendiri karena ada Ino disana. Sebagai gantinya, Sakura kini tidur bertiga bersama Sasuke dan Naruto. Hal itulah yang membuatnya lemas tidak bersemangat, karena sudah dua malam Sakura tidak bisa tidur dengan tenang. Ia hanya tidak nyaman tidur dengan kedua lelaki itu, dan kini ia harus bergabung dengan pemandu sorak. Jelas ia tidak punya tenaga.
Sakura sudah berjalan ditaman belakang sekolah yang mengarah langsung ke lapangan. Ia bisa melihat para pemandu sorak itu tengah berbaris dan Tenten sedang mengarahkan beberapa anggotanya. Tenten menoleh dan mendapati Sakura berjalan memasuki lapangan. Tidak seperti para pemandu sorak yang lain. Ia hanya mengenakan baju olah raganya.
"Haruno!" Ia melambaikan tangannya.
"Hei…"Balas Sakura terpaksa.
"Aku senang sekali kau bisa bergabung dengan kami" Kata Tenten semangat.
"Hei semuanya! Perkenalkan dia anggota baru kita, namanya Haruno Sakura." Teriak Tenten lagi.
"Hei.."
"Haii."
Mereka menyapa Sakura malas dan kembali pada kegiatan mereka masing-masing.
"Kau bisa pemanasan terlebih dahulu Sakura. Setelah itu aku akan mengajarimu gerakan-gerakan dasar." Kata Tenten.
Sakura memisahkan diri dari yang lainnya dan mulai pemanasan. Ia merasa tidak nyaman karena tidak sedikit murid lain, terutama laki-laki yang menonton mereka latihan. Para pemandu sorak ini memakai pakaian yang sangat minim. Bukannya sakura tidak nyaman karena pakaian yang minim, ia bisa saja telanjang jika itu karena misi. Namun ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Itu bukan lah kebiasannya. Ia melihat lelaki berambut panjang tempo hari di kamar mandi bersama Tenten sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Ia tahu kalau sepertinya Tenten menikmati menjadi bahan objektifikasi mata lelaki.
Belum ada setengahnya Sakura melakukan pemanasan, tiba-tiba saja…
Brukk!
"Sakura, ini gawat!" Gadis berambut pirang pajang menabraknya dan menarik tangannya kuat-kuat.
"Ino, ada apa?" Hampir saja Sakura membanting gadis itu. Ia pikir Ino akan menyerangnya.
"Shikamaru dan Sasuke berkelahi, kalau dibiarkan mereka akan menghancurkan seluruh ruangan. Aku tidak bisa menghentikan mereka. Mereka terlalu kuat." Kata Ino.
"Jika begini kita bisa ketahuan." Bisik Ino di telinga Sakura.
"Dasar bodoh!" umpat Sakura.
Mereka berlari meninggalkan lapangan dan Tenten yang memanggil-manggil mereka kesal.
Mereka berlari sepanjang koridor menuju asrama laki-laki.
"Kenapa mereka berkelahi?" Tanya Sakura.
"Entahlah aku mau ke kamar Shikamaru ketika menemukan mereka sedang berkelahi dikamar. Tidak ada yang berani memisahkan mereka, aku coba memisahkannya tapi Sasuke berusaha mencekik ku. Aku tidak bisa menemukan Naruto atau Chouji."
"Sasuke bodoh!"
Akhirnya mereka sampai, kamar Shikamaru sudah di kerubungi beberapa siswa laki-laki namun tidak ada satupun di antara mereka yang masuk. Sakura bisa mendengar suara berdebam dan beberapa barang jatuh. Sakura dan Ino merangsek masuk. Kamar Shikamaru dan Chouji sudah beratakan sekali seperti kapal pecah. Terlihat Shikamaru dan Sasuke sedang adu jotos. Ada beberapa memar di wajah Shikamaru, ia terpelanting ke dinding. Sedangkan hidung Sasuke mengeluarkan darah.
"Sasuke? Berhenti sekarang!" Jerit Sakura. Namun tampaknya tidak giburis oleh Sasuke maupun Shikamaru. Sedangkan Ino memberi tatapan berbunyi "Ini gawat sekali!"
"Baiklah kalau begitu, jangan salahkan aku jika tulang rusuk kalian patah." Kata Sakura.
Ia melompat tepat diantara Sasuke dan Shikamaru. Kemudian ia menendang dada Shikamari sekuat tenaga hingga lelaki berambut nanas itu terbanting ke pojok ruangan dengan bahu membentur meja. Kemudian dengan cepat beralih pada Sasuke, mengunci tangannya dan membanting lelaki yang memliki tubuh lebih besar darinya itu. Sasuke hendak melepaskan diri dari Sakura, namun Sakura meninju rusuk Sasuke hingga ia tersungkur.
Sakura mungkin memiliki tubuh kecil, namun ia adalah juara Taekwondo Internasional. Ia punya tendangan dan tinju maut yang ditakuti oleh lawan-lawannya. Selain itu sesekali ia mengikuti street fight membuatnya ditakuti di kalangan preman. Para lelaki ini salah jika meremehkan Sakura.
"Aku akan membuat kalian masuk rumah sakit jika kalian masih ceroboh seperti ini. Kita akan menyelesaikan masalahnya namun tidak dengan cara berkelahi di sekolah." Ujar Sakura serius. Ino menatapnya ngeri. Sakura benar-benar akan memasukan mereka ke rumah sakit.
"Ada yang menjelaskan situasi disini nona-nona?"
Tiba-tiba sebuah suara bariton muncul dari belakang mereka. Hatake Kakashi berdiri di ambang pintu seraya melihat kekacauan yang telah mereka buat. Sakura menghela napas panjang.
Disini lah Sakura sekarang, berada di ruangan Kakashi Sensei. Yap! Hanya Sakura. Sasuke dan Shikamaru berada di rumah sakit. Sakura benar-benar membuat tulang rusuk Sasuke memar, dan bahu Shikamaru cidera. Mereka dibawa ke rumah sakit karena UKS sekolah tidak bisa menanganinya. Sedangkan Ino menemani mereka berdua di rumah sakit di dampingi oleh Guy Sensei.
"Bisa kau jelaskan apa yang terjadi Sakura. Kedua temanmu sedang di rawat di rumah sakit karena kau banting." Ujar Kakashi tenang.
Sakura yang duduk berhadapan dengan Kakashi juga berusaha untuk tetap tenang meskipun ia sedang sekuat tenaga untuk tidak menggoyangkan kakinya.
"Aku berusaha melerai mereka, sensei. Aku tidak tahu kenapa meraka berdua berkelahi tapi mereka sudah keterlaluan." Jawab Sakura.
"Bukankah kau juga keterlaluan, sudah menendang mereka seperti itu?" Kata Kakashi lagi. Sakura tidak menjawab.
"Kurasa kau lebih cocok di klub Kick Boxing daripada Pemandu Sorak." Ujar Kakashi. Sakura sedikit kaget, sejak kapan Kakashi mengetahui ia bergabung dengan klub pemandu sorak?
"Sebenarnya apa yang kalian ributkan?" Tanya Kakashi untuk kesekian kalinya.
"Entahlah, Ino berlari padaku dan dia bilang kalau Sasuke dan Shikamaru sedang berkelahi." Jawab , Kakashi sudah bertanya macam-macam pikir Sakura.
"Dengar Sakura, " Kakashi tiba-tiba saja berdiri dari kursinya dan berjalan mengelilingi meja ke arah Sakura. Kemudian dia duduk di meja tepat di depan Sakura.
"...aku tidak akan menghukum mu. Aku juga tidak akan menghukum teman-temanmu atau mengadukannya pada guru yang lain. Kau juga bisa mengatakan apapun yang kau mau, aku bisa memberikannya padamu." Kata Kakashi. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura.
"Tapi kau harus jujur memberi tahuku apa yang terjadi?"
*** TBC ***