Married By Accident

Dua minggu kemudian.

"Tetsuya, jelaskan apa maksudnya ini!" Perintah Mayuzumi kepada Tetsuya sambil menunjukkan beberapa fax yang dikirimkan kepadanya.

"Aku tidak mengerti, Nii-san."

"Kau memutuskan seluruh kontrakmu yang berhubungan dengan Akashi Seijuro secara sepihak, Tetsuya." Mayuzumi mengurut keningnya. Pusing.

"Jangan sebut namanya."

"Oh, apa ini? Kau patah hati karena Akashi?"

"Nii-san tidak mengerti."

"Kau yang tidak mengerti, Tetsuya. Kita bisa dituntut oleh pihak management dan production house yang merasa dirugikan."

"Aku tidak mau terlibat dengan Akashi-kun."

"Kenapa? Padahal bisa beradu dengan Akashi adalah tolak ukur kesuksesan di dunia perfilman Jepang sekarang."

"Aku tidak peduli."

"Aku peduli. Sekarang, kau jelaskan lagi bahwa kau tidak jadi memutus kontrak, atau seumur hidup vanilla milkshake akan haram bagimu!"

"Nii-san!"

"Ingat itu, Tetsuya. Aku tidak mau tahu meskipun kau harus bunuh-bunuhan dengan Akashi di dunia luar, tapi di dunia perfilman, dia adalah orang yang kau jadikan rekan."

Mou! Tetsuya tidak mau melihat Akashi lagi. Sejak peristiwa di hotel 2 minggu yang lalu, Tetsuya sudah berusaha memutus kontaknya dengan Akashi. Kalau sekarang harus bertemu di setiap acara, percuma dong usahanya.

Dengan hati yang sudah mendongkol, Tetsuya menghubungi kembali management dan production house yang tadi diputuskannya. Untung saja, mereka mau menerima kembali dan tertawa dengan alasan Tetsuya yang bilang untuk latihan acting.

Disclaimer :

Kuroko No Basuke milik Fujimaki Tadatoshi

Original Story milik Gigi

Main Cast.:

Kuroko Tetsuya

Akashi Seijuro

Mayuzumi Chihiro

Kiseki No Sedai

Warn :

T+

Yaoi a.k.a Shounen Ai.

Romance, Family, Etc.

MPreg.

AU! Entertaint.

OOC.

Typo.

Dan besoknya, sudah dipastikan, Tetsuya kembali bertemu dengan orang yang merenggut keperjakaannya.

"Halo Tetsuya, sudah ke dokter?"

"Aku sedang tidak sakit, Akashi-kun. Tapi terimakasih atas perhatian-tidak-bergunamu."

"Padahal aku sudah ingin tahu jenis kelamin anak kita, Tetsuya."

"Aku laki-laki kalau Akashi-kun lupa."

"Tetsuya belum tahu kalau ada laki-laki yang bisa hamil?"

"Iya, tapi bukan aku."

"Hee.. tapi aku yakin kalau Tetsuya sedang hamil."

"Ya, selamat bermimpi indah kalau begitu, Akashi-sama."

Sungguh, hari itu begitu melelahkan. Tetsuya harus sekuat tenaga menjauhkan tangan Akashi yang meremas badannya sana-sini. Bahkan, saat mereka sedang memerankan adegan berantem, Akashi masih bisa mencari kesempatan menepuk pantatnya.

"Tetsuya nanti pulang dengan siapa?" Tanya Akashi seusai acara syuting mereka selesai.

"Dengan Chihiro-san."

"Aku antar ya?"

"Tidak usah, Akashi-kun."

"Tetsuya kenapa tidak pakai cincin?"

"Banyak orang yang akan curiga. Lagipula kita tidak ada hubungan apapun."

"Jahatnya calon istriku."

"Dengar ya, Akashi-kun, jangan bicarakan masalah kita disini."

"Kalau begitu aku antar pulangnya. 2 minggu aku tidak bertemu Tetsuya."

"Baiklah, aku bilang Nii-san dulu."

"Aku sudah bilang tadi."

"Selalu seenaknya." Ujar Tetsuya sambil memutar kedua bola matanya.

Mobil mewah itu melaju mulus membelah jalanan Tokyo. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang mengingat jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.30.

"Tetsuya dari tadi diam saja."

"Aku tak mengerti dengan Akashi-kun."

"Yang mana yang tidak mengerti?"

"Setelah peristiwa kemarin, kau berubah. Sok perhatian. Aku tak butuh itu, Akashi-kun."

"Aku selalu perhatian dengan Tetsuya. Kau saja yang tak pernah peka."

"…" Tetsuya tidak menjawab. Membiarkan keduanya tenggelam dalam keheningan hingga mobil Akashi telah sampai didepan gedung apartment-nya.

Akashi tersenyum dan mengacak surai Tetsuya pelan, "Nanti sampai apartment, langsung istirahat ya, sayang."

Sungguh, Tetsuya sebenarnya ingin membalas kalimat Akashi dengan nada sarkastik, namun yang ada bibirnya hanya diam dan mencebik.

"Besok aku jemput ya?"

"Tidak usah repot-repot, Akashi-kun. Terimakasih sudah mengantar."

"Mimpi indah, Tetsuya. Aku mencintaimu."

Grrrh! Tidak bisakah makhluk bermata belang itu tidak berbicara hal yang memalukan? Lihatlah, Tetsuya sampai kesulitan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Badan Tetsuya sudah lemas. Setiap makanan yang ditelannya selalu keluar. Kepalanya juga sangat pusing. Sudah hampir seminggu ini, Tetsuya kepayahan. Bahkan, dia sampai ijin tidak bekerja selama 3 hari yang lalu.

"Serius deh, Tetsu. Kau harus ke dokter."

"Aku hanya demam, Aomine-kun."

"Tapi Kuroko-cchi mengkhawatirkan-ssu."

"Aku tidak apa-apa, Kise-kun."

Aomine dan Kise merupakan sahabat Tetsuya semenjak SMA. Ketiganya juga merupakan actor dari management yang sama.

"Pokoknya, kita ke dokter, Tetsu."

"Tuh, ponsel Kuroko-cchi bergetar."

Tetsuya mengambil ponselnya dan melihat nama penelpon yang tertera.

Akashi-kun.

Tidak. Tetsuya tidak ingin mengangkatnya. Sudah seminggu ini, dirinya seperti diteror oleh Akashi. Salahnya juga sih, ijin sampai beberapa hari dan mengungsi dirumah Aomine. Diletakannya kembali ponsel miliknya. Namun, belum sampai mencapai meja, pandangan Tetsuya buram dan berangsur-angsur gelap.

Mengetahui sahabat karibnya tumbang, Kise dan Aomine langsung panik. Dibopongnya tubuh Tetsuya ke mobil dan segera menuju rumah sakit terdekat.

"Kuroko-cchi ngeyel dibilangin-ssu."

"Diam, Kise. Sebaiknya kau hubungi Midorima kalau kita menuju ke rumah sakitnya."

"Hai-ssu."

Sesampainya di rumah sakit, Tetsuya langsung ditangani oleh Midorima yang juga merupakan sahabat dari Tetsuya. Selang beberapa saat, dia keluar untuk menemui Kise dan Aomine yang menunggu di luar ruangan.

"Midorima-cchi, bagaimana keadaan Kuroko-cchi?"

"Apa tadi dia mual-mual? Pusing?"

"Iya, sejak seminggu yang lalu, Tetsu mengeluh kalau dirinya pusing dan selalu mual kalau makan."

"Apa kalian tahu kalau Kuroko sudah menikah?"

"Apa maksudnya-ssu?"

"Midorima-teme, jelaskan maksudmu!"

"Kuroko hamil. Janinnya sudah berumur 1 bulan lebih."

"Uso! Maji? Jangan bercanda-ssu."

"Apa kalian pernah melihatku bercanda-nanodayo?"

Keduanya menggeleng.

"Lalu siapa ayahnya-ssu? Jangan-jangan.. Aomine-cchi?"

"Kise-aho! Itu sama saja menyerahkan nyawaku pada Mayuzumi secara cuma-cuma. Jangan-jangan malah kau yang grepe-grepe Tetsu."

"Hidoi-ssu, Aomine-cchi. Meski aku cinta mati sama Kuroko-cchi, tapi tak mungkin tega seperti itu-ssu." Bantah Kise.

"Jangan berisik kalian. Aku sudah menghubungi Mayuzumi-san. Dia sedang perjalanan kesini." Ujar Midorima mencoba melerai duo baka yang berdebat didepannya.

"Yah, Kuroko-cchi sudah dimiliki-ssu."

"Berisik, Kise. Ah, itu Mayuzumi!" Ujar Aomine sambil menunjuk seorang lelaki berambut abu-abu yang sedang menuju kearah mereka bertiga.

"Mayuzumi-san,"

"Midorima, bagaimana keadaan Tetsuya?"

"Kita bicarakan diruangan saya saja, Mayuzumi-san."

"Baiklah."

Keduanya meninggalkan Kise dan Aomine yang menunggu di depan ruang perawatan menuju ruangan pribadi Midorima.

"Sebelumnya, Mayuzumi-san, apa Kuroko sudah menikah?"

"Pernah mendapat undangan pernikahan Tetsuya?"

"Be-belum,"

"Kalau begitu Tetsuya belum menikah, Midorima. Cepat katakan, bagaimana keadaan Tetsuya?"

"Ini sedikit mengejutkan tapi," Midorima menghela nafas sebentar kemudian melanjutkan, "Kuroko hamil. Janin yang dikandungnya memasuki bulan kedua."

"Sepertinya telingaku belum sempat ku bersihkan hari ini. Maaf, tapi tadi kau bicara apa?"

"Kuroko hamil-nanodayo. Janinnya sudah masuk bulan kedua."

"Jangan bercanda, Midorima."

"Saya tidak bercanda, Mayuzumi-san. Kode etik saya melarang saya melakukan itu saat menangani pasien."

Sambil berusaha menenangkan diri Mayuzumi memilih untuk melihat keadaan Tetsuya terlebih dahulu, "Lalu dimana Tetsuya?"

"Dia masih belum sadar. Tekanan darahnya turun drastis, begitu pula dengan nutrisinya yang tidak mencukupi akhir-akhir ini."

"Baiklah, kita kesana sambil menunggu Tetsuya sadar."

Mayuzumi mengelus dadanya perlahan. Mencoba menenangkan diri sebelum berbicara dari hati ke hati dengan Tetsuya. Dirinya mencoba mengingat tentang apa yang dikatakan Midorima, kalau saat berbicara dengan Tetsuya harus tetap tenang karena orang yang hamil muda biasanya sangat sensitive.

"Tetsuya, apa kau laki-laki?" Mayuzumi merutuk pertanyaan tidak penting yang keluar dari mulutnya.

"Tentu saja aku laki-laki, Nii-san."

"Oke, aku ganti pertanyaan. Kau tahu kalau kau sedang hamil?"

Tetsuya mengangguk.

"Jadi, siapa yang menghamilimu, Tetsuya?"

Tetsuya menggeleng.

"Kau tidak tahu siapa yang menghamilimu? Kau diperkosa om-om?"

Tetsuya menggeleng lagi.

Mayuzumi mengusap wajahnya kasar, "Aku tahu kalau kau sering bertindak diluar perkiraan, tapi ini sungguh.. aku tidak menduganya, Tetsuya. Bulan kemarin kau memutuskan semua kontrak, dan sekarang kau hamil? Aku tidak akan kaget kalau sebentar lagi aku terkena serangan jantung mengingat kejutan-kejutanmu yang cukup luar biasa akhir-akhir ini."

Tetsuya menunduk, "Gomenasai, Nii-san."

Nada bicara Mayuzumi melembut, "Oke, membahas itu tidak akan ada untungnya. Jadi, tolong jujur kepadaku, siapa laki-laki yang menghamilimu?"

"A-Akashi-kun."

'Akashi? Maksudnya Akashi Seijuro yang itu?!' Batin Mayuzumi horror.

"Akashi? Akashi Seijuro, maksudmu?"

Tetsuya mengangguk.

Ya Tuhan, Mayuzumi tidak tahu dirinya harus bersyukur karena menjadi paman dari calon cucu keluarga Akashi atau tetap mencekik lelaki bersurai merah yang dengan beraninya menghamili sepupu kesayangannya.

"Apa Akashi tahu tentang kehamilanmu?"

Tetsuya menggeleng.

"Kalau begitu aku akan memberitahunya nanti."

"Ja-jangan, Nii-san."

"Kenapa? Persetan dengan apa yang kau rasakan, tapi aku tidak akan membiarkanmu membesarkan anak ini sendiri."

"Tidak apa-apa, Nii-san. Terserah saja." Tetsuya benar-benar lelah. Tak ingin memperpanjang perdebatan dengan kakak sepupunya.

"Sudah malam. Tetsuya istirahat ya. Jangan berpikir yang aneh-aneh. Kalau butuh apa-apa, panggil aku. Aku pergi dulu." Ujar Mayuzumi sambil mengelus sayang surai Tetsuya.

Tetsuya menidurkan diri di kasurnya. Kedua tangan mungilnya membelai perutnya yang masih terlihat datar. Meski awalnya paksaan, tapi entah mengapa, dirinya cukup senang. Akan ada seseorang yang punya ikatan darah dengannya, mengingat kedua orangtuanya sudah tiada.

TBC.

Author's Note :

Gomenasai minna gigi kena WB kemarin. *bungkuk-bungkuk T^T

Gigi nggak nyangka ada yang mau baca cerita ini dan makasiih banget buat responnya! Duh, jadi nyesel gak ngecek review dari kalian gara-gara takut gak ada yang baca, ahahaha.

Well, maaf dan terimakasih buat yang review, follow, fav dan yang nunggu cerita ini :D

Hikari, Adiknya Tetsuya, Ai 0068, akashitetsuya, egaocchi, Allison bryne, Daehoney, night kanaze, Faira, hanyo4, PhanthomBlueCuya, Ten Aziichi, Bona Nano, Adelia santi, sasxotup, ChihaMaki, Kiria-Aka11, Naruhina Sri Always, Rei no zero, rifa nurfauziah 37, Iusernem, atin350, MaknaEXO, Akiko daisy, Princess, iya ini sudah apdet, maaf lama dan terimakasih banget yaa :D. Claire Aozora, Rate M masih belom bisa saya jangkau ): . Nyanko kawaii, AkaKuro21, TitanMilikHeichou, maaf maaf, aduh, saya kena WB ini ): tapi saya jamin gak bakal discontinue kok (: . Fraukreuz67 Yups, mereka bakal nikah, thanks yaa udah suka :).

Ditunggu lagi yaa review dari kalian semua :D

Terakhir, Terimakasih sudah membaca !

Sign,

Gigids.