°Complicated Love°
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning: OOC, Alternatif Universe, Typo, etc.
Sorry kalo gak jelas.
Author : YukiSakura Kensei29
.
.
.
Enjoy & Happy Reading...
°Complicated Love°
.
Musik lembut yang mengalun indah terus saja membuat banyak orang ingin berdansa. Ramai dipenuhi banyak tamu undangan kalangan muda. Suasana romantis tercipta. Di pesta pertunangan dua insan yang penuh warna.
"Hm, Saki..." Rayu seorang wanita berambut blonde dengan gaun pesta yang sangat menawan dan riasan indah yang tepampang di wajahnya. Menandakan dialah ratunya malam ini.
"Hn, apa?" yang di rayu adalah Haruno Sakura. Gadis bersurai pink bermata emerland kelahiran 28 maret itu memutar bola matanya malas. Yang mau tidak mau harus mengaku sebagai sahabat dari si gadis berambut blonde tersebut. Dan si pink ini sedikit keras kepala.
"Ayo dong ikut dansa, dikit lagi kan jam 12 malam." Rayu kembali si gadis.
"Terus kenapa? Ada masalah nona?" masih dalam keadaan enggak mau, Sakurapun menolak bujukkan sahabatnya tesebut, Yamanaka Ino.
"Hah? Apa? Sakura! Jam 12 itu'kan puncaknya dan dipuncaknya aku sama Sai-kun yang akan berdansa. Para sahabat atau kerabat dari aku dan Sai-kun yang akan berdansa. Sebelum kami yang berdansa."
"Apa hubungannya denganku...?" masih dengan malasnya Sakura menanggapi rayuan Ino.
Kini dengan tidak sabarnya, Ino langsung memasang wajah kesal dan berpikir agar si pink keras kepala itu mau menuruti permintaan'nya.
"Hey, nona kau itu sahabatku bukan? Tenang saja, aku juga menyuruh Hinata, Tenten, Shikamaru, dan Neji ikut. Sudahlah, aku mau kau ikut. Nggak menerima kalimat apapun yang mengandung unsur menolak."
Sakura menghadap Ino. Dengan tidak ikhlas dia mengangguk. Ino tersenyum seperti kuda sambil menunjuk'kan jempolnya pada Sakura, "Akhirnya kamu mau juga! Sana cepat... Semangat ya, Haruno!"
Sakura melangkah ketempat dansa disusul beberapa teman'nya yang tadi disebutkan oleh Ino. Diiringi gaya heboh kecil-kecilan dari si Yamanaka, Sakura menghirup nafas cukup dalam lalu tersenyum.
"Yosh! Demi si heboh Yamanaka itu." Kini Sakura sudah berhadapan dengan Kiba. Yang tak disangka juga diundang dalam pesta ini. Padahal sudah 3 jam pesta berlalu tapi dia baru sadar pemuda bertato segitiga merah terbalik itu ada disini.
"Yo, Sakura." Sapa ringan Kiba.
"Inuzuka. Tak kusangka kau ada disini." Balas Sakura.
"Uhh,, kenapa kau jadi dingin?" tanya Kiba.
"Hahaha.. bercanda. Tapi kenapa kau ada disini?" Sakura balik bertanya. Dengan kondisinya yang sedang berdansa dengan Kiba yang baru saja dimulai. Dengan senang hati dia mau mengobrol-ria dengan pecinta anjing tersebut.
"Aku diundang Sai. Dia satu jurusan dan kampus denganku. Sudah lama ya, kita tidak bertemu Sakura. Bahkan angkatan kita sering melakukan reuni ke SMA. Tujuh kali reuni kau hanya mengikuti dua diantaranya."
Yah, tidak begitu buruk. Bersyukur dia mendapat orang yang dulu menjadi sahabatnya di SMA, "Aku sibuk. Lagipula si bayi merah itu selalu menyuruhku ketokonya. Padahal aku adiknya, jarang sekali aku libur. Itu juga sewaktu reuni aku harus memohon dengan cara apapun. Salah satunya membakar boneka kesayangan miliknya. Dan aku puas!"
Sakura memperlihatkan deretan gigi rapi miliknya yang putih kepada Kiba sambil mengingat kenangan yang baru saja diceritakannya, "Kau ini jahat sekali. Lagi kakakmu itu aneh. Dia itu'kan cowok. Dari sekian banyaknya yang dapat dijual, dia malah milih jualan boneka."
Kiba mengatakan itu sambil waspada melihat sekeliling ruangan. Takut yang dibicarakan mendengarnya. Karena dia (sudah) sadar, kalau dia sedang berbicara volumenya setara dengan berteriak.
Itu juga sadarnya waktu mata-mata'in Hinata sama Naruto yang gosipnya pacaran. Sebagai teman yang baik, diapun mau memastikan bersama Sakura supaya Naruto tidak melakukan hal-hal yang tidak-tidak pada temannya itu. Mengingat tingkat kemesuman Naruto yang diwariskan dari Jiraya atau yang diakui si rubah sebagai gurunya itu.
Suasana semakin romantis, tentu saja dengan lagu mellow yang dapat menghipnotis para tamu undangan. Sakurapun berputar dan melepaskan tangan Kiba lalu berpindah dengan yang lain. Ternyata Kiba malah dapat si putri indigo yang mungkin barusan dia ingat. Dan Sakura kini sedang berdansa dengan Shikamaru.
"Hai, Sakura. Kau cantik malam ini." Dengan mata mengantuk yang sudah menjadi hobi, Shikamaru menyapa Sakura.
"Terima Kasih. Kau juga tampan malam ini." Sakurapun juga memuji Shikamaru. Jujur saja, walau matanya itu merem-melek tetap saja Shikamaru terlihat tampan.
"Tugas yang diberikan Guy-sensei sudah kau selesaikan?" padahal baru saja Sakura menikmati minggu bebas tugas. Kenapa masih membahas tugas yang diberikan enam bulan yang lalu. Dan itu'kan seharusnya sudah dikumpulkan Shikamaru.
"Bukannya kau sudah kumpulkan? Lagi klub pecinta alam itu kenapa harus dipimpin idolanya si Lee?" Membayangkan kejadian sebelum tugas itu dikumpulkan dengan hati kesal, itulah yang sedang dilakukan Sakura sekarang.
Sebelum tugas itu dikumpulkan, Sakura banyak mengalami penderitaan. Itu membuat Shikamaru kesakitan. Akibat tangan Sakura yang terlalu erat menggenggam tangan dan memegang bahunya. Bisa dirasa oleh Shikamaru, bahwa Sakura ingin sekali lagi memarahi pak tua idola Rock Lee tersebut.
"Ano.. Sakura kau terlalu kencang." Takut-takut Sakura marah dan memukulnya dengan kekuatan kehormatannya itu Shikamaru menegur Sakura. "Maaf... aku masih ingin menghajar si tua yang selalu saja membicarakan masa muda itu! Sungguh aku mau menendang bokongnya sekali lagi!"
Setelah itu gadis cantik dengan rambut unik tersebut berputar lagi. Dan sampai mendaratkan kedua tangannya pada pemuda yang tidak dikenalnya. Sambil merutuki Ino yang entah terdengar jelas sekali cekikikan dipojokkan. Rasanya tangan Sakura gatal ingin segera menghajar sahabat pirang yang sangat jarang membanggakan dirinya itu.
Sakura belum berani menatap pemuda dihadapannya. Tapi harum parfum si pemuda terasa jelas dan terasa tak asing di indra penciuman Sakura. Si pemuda yang sepertinya dingin itu bersikap acuh dan santai saja. Siapapun yang menjadi pasangan dansanya yang sekarang dia tidak peduli meskipun rambutnya yang nge'jreng itu. Toh sekarang banyak anak muda yang mewarnai rambutnya aneh-aneh.
Memberanikan diri mengangkat kepalanya menatap si pemuda. Onyx bertemu Emerlard. Seakan Sakura tersedot dalam dunia sipemilik mata hitam kelam tersebut. Dengan posisi sama-sama terkejut. Tepatnya Sakura terkejut dan si pemuda setengahnya saja.
Berputar ringkasan memori singkat dalam kepala keduanya. Bagaikan mimpi buruk untuk Sakura. Padahal jika dilihat, semua orang yang kenal dengan dua insan tersebut tersenyum sumringah. Semua asyik melakukan kegiatan yang mungkin terlihat sedikit aneh itu. Senyuman mereka persis seperti kuda atau Sai si penipu senyuman. Seakan mau muntah saja jika mata berkeliling meperhatikan detailnya.
"Ah!" sadar dari lamunan, Sakura kembali menatap singkat si onyx.
"Hn." Dua huruf konsonan yang makna'nya hanya diketahui oleh si pengguna tersebut keluar.
'Aku yakin ini pasti mimpi! Mana mungkin aku bertemu Uchiha Sasuke si pantat ayam step itu disini!'
Sakura kembali menunduk mereka tidak berganti pasangan dansa lagi. Dan saat alunan musik berganti, Ino dan Sai sebagai pemilik acara masuk ke ruang dansa. Keduanya memberikan senyuman terbaik.
Sedangkan Sakura sewaktu pisah dengan Sasuke yang masih dianggapnya tidak nyata itu, mengahampiri Sasori. Kakak yang dikategorikan cukup baik namun bagi Sakura terlalu buruk. Mereka langsung keluar menuju tempat mobil Sasori yang rapih terparkir.
Jalan menunduk. Dengan raut muka yang berubah-ubah sedekimian anehnya dan sesekali menggelengkan kepala. Sasori menduga apakah adiknya sudah gila. Sungguh apa yang harus dia katakan pada seluruh keluarga dirumah nanti bahwa adiknya kurang waras beneran.
"Hm, Saki. Kau tidak apa-apa?" tanya Sasori.
Masih melamun sampai detik kelima. Sasori memutuskan untuk bertanya lagi. Namun sebelum dia mengajukkan pertanyaan lagi Sakura sadar dari aksi yang cukup anehnya itu lalu menjawab Sasori.
"Gak papa kok, yakin udah boleh pulang? Gimana dengan Dei-nii?"
"Entah dimana dia. Yang jelas dari pertama dateng nii-chan udah bilang sama si penggila petasan itu. Lagian hari ini keluarga ngumpul semua. Nenek Chiyo dan bibi Tsunade dateng. Jangan sampai kita telat kecuali kita besi atau sejenisnya."
Dengan sedikit senyuman dan mulai melupakan kejadian tadi, Sakura membalas Sasori.
"Heh, aku masih bisa membalas pukulannya. Kau ini, aku dan diakan punya kekuatan yang sama. Kau mau bilang kami monster ya?"
Sasori meneguk salivanya. Untung saja dia tidak berkata yang sebenarnya. Dia baru sadar bahwa ada orang yang kekuatannya sama kayak Tsunade, apalagi si Sakura seperti muridnya kalo dia luka-luka sekarang, pasti sampai dirumah mobilnya bakalan hancur. Kalau nanti, pasti dia akan membagikan bonus ke karyawan seenaknya saja. Tentu saja tidak dengan uangnya, tapi dengan uang simpanan Sasori yang sudah bertahun-tahun untuk membeli boneka yang menjadi incaran nomer satunya.
"Maksudku bukan begitu. Hah, sudahlah cepat jalannya."
Sasori dengan terpaksa mengeluarkan jurus jalan cepatnya. Tidak lari, hanya saja jika orang tidak melihat Sakura pasti dia seperti dikejar setan.
"Penakut!" Bukannya menambah kecepatannya Sakura malah sengaja memperlambat. Benar-benar parah sekali. Masa kakak takut adik. Ck, kasihan sekali Sasori jika terus-terusan seperti ini.
Sasuke yang baru saja enggan menerima kejadian dansa terakhirnya barusan segera dihampiri Itachi, kakaknya yang menurutnya hanya bikin malu keluarga besar Uchiha yang sama seperti Tobi atau Obito pamannya.
Sebelum Itachi bicara, Sasuke menyelanya duluan, "Aku mau pulang!"
"Sasuke-chan,, kenapa buru-buru. Nanti Itachi-nii pulang sama siapa?" Itachi heran mengapa adiknya mau teruru-buru pulang. Meski Itachi tau adiknya tak begitu suka disini tapi dia sendiri yang bilang kalau dia malas berada dirumah. "Siapa kek, minta saja Deidara-nii mengantarmu."
"Heh, aku terlihat seperti guy. Oke! Saranmu bagus."
Dengan senang hati Itachi memberi kunci mobilnya pada Sasuke. Tak melihat raut wajah Sasuke, Itachi langsung pergi begitu saja setelah menyerahkan kuncinya. Menghampiri Deidara dan kembali bercengkrama. Jika mereka semua yang ada disini tidak tahu bahwa mereka teman sepermainan atau seperjuangan dikampus dulu, -ditambah Sasori- pasti akan mengira mereka adalah guy.
Melihat pemadangan hangat yang sangat menyedihkan bagi Sasuke, dirinya ingin memuntahkan isi perutnya. Dia berharap dalam hati semoga saat dia berdua dengan sahabat sedari kecilnya –Naruto, tidak ada yang mengira mereka tidak normal. Mengingat kadang Naruto mencoba menggenggam tangannya seperti wanita atau menggelayuti bahunya. Sungguh Sasuke berharap bahwa dia akan tetap normal selamanya ditengah-tengah orang-orang yang menyimpang tersebut.
To be Continue...?
.
A/N : hoho, minna halo... selamat pagi, sing, sore, malam ya... kali ini author yang gaje ini mencoba membuat ff romance. Oh my onee-chan Sakura dan my onii-chan Sasuke maafkan daku. (lebay + ngarep)
Ah pokoknya gue tetepo lop yu lop yu sama pair ini. yah, buat silent reader mksh ya... tpi sebaiknya tinggalin jejak.. silahkan yang mau muji, protes, ngasih masukan.
Salam hangat ditambah senyum lima jari dari adiknya para karakter NARUTO dan Bleach. YukiSakura Kensei29.