Berharap kau kembali
©Naruto milik Masashi Kishimoto dan cerita abal ini buatan saya.
-Sasuke x Hinata-
Standar warning applied, DLDR
Happy reading...
Seorang gadis cantik bersurai panjang yang baru saja turun dari bus berjalan menuju sebuah gedung apartement. Tanpa dia sadari, sepasang mata onyx memperhatikannya dari seberang jalan.
"Ketemu ." pria itu berucap dan menyeringai penuh arti, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu.
Hinata Hyuga, nama gadis itu. Sudah tiga tahun lebih dia meninggalkan Jepang demi menempuh pendidikannya di Jerman. Dia ingin menjadi seorang Patissier dan membuka toko kuenya sendiri. Yah walaupun tidak sepenuhnya benar. Alasan lainnya dia memilih luar negeri untuk melanjutkan studynya adalah karna dia ingin menghindari seseorang. Seorang pria yang telah membuatnya kecewa. Sejak malam itu, dia memutus semua kontak dengan pria itu. Tidak ada yang tahu kemana sang gadis pergi, kecuali keluarganya tentu saja. Para Hyuga pasti merahasiakan keberadaannya dari sang pria sampai putri klan mereka itu siap untuk bertemu dengan orang itu lagi.
Hinata pov
Aku berjalan menuju apartement ku. Saat hendak membuka pintu, aku mendengar seseorang memanggilku.
"Maaf nona Hyuga?" seorang pelayan datang menghampiriku membawa sebuket bunga lavender.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" aku berpikir apakah itu dikirim untukku?
"Ada kiriman bunga untuk anda, silakan diterima." Pelayan itu menyerahkan bunga itu padaku.
"Dari siapa?" tanyaku karna tidak ada kartu dari si pengirim yang biasanya tersemat dalam bunga.
"Maaf nona, saya tidak tahu. Saya hanya ditugaskan untuk memberikan kepada Anda." jawab pelayan itu sopan.
"Baiklah,terima kasih." tak lupa aku memberi senyum ramah padanya.
"Sama-sama nona, saya permisi." Lalu pelayan itu pergi dan aku masuk ke dalam apartement ku sambil berpikir. Kira-kira siapa yang memberikanku bunga? Apakah ini dari Neji-nii? Karna dia tadi bilang ingin memberikan kejutan. Ya, pasti dari nii-san. Ahh tubuhku rasanya pegal sekali. Mungkin berendam bisa membuat tubuhku rileks lagi.
End Hinata pov
Di tempat lain, Sasuke sedang menerima telpon.
"Tuan, bunganya sudah diantarkan." kata seseorang di telpon itu.
"Hn. Terima kasih." Dan sambunganpun diputus.
"Aku pasti akan mendapatkanmu lagi hime. Kali ini aku tidak akan melepasmu." Sasuke memencet nomor di hp nya menghubungi seseorang.
Tuut...tuut...
"Halo." seseorang menjawab panggilannya.
"Bagaimana hasilnya aniki?" tidak sabar Sasuke ingin mendengar jawabannya.
"Tousan dan kaasan sudah menemui Hiashi-san. Mereka bilang Hiashi-san setuju dengan perjodohan kalian, tapi beliau akan membicarakannya dulu dengan Hinata. Keputusan terakhir ada pada Hinata." Itachi menjelaskan tentang pertemuan keluarga Uchiha dan Hyuga semalam.
"Hn. Disini aku akan berusaha agar Hinata mau menerima ku lagi. Jika ayahnya sudah setuju, aku yakin dia tidak bisa menolak keinginan ayahnya." Sasuke berkata dengan yakin, mengingat betapa patuhnya gadis itu kepada ayahnya. Bukan karna takut, tapi karna rasa sayangnya kepada ayahnya sebagai orang tua tunggalnya.
"Ya, semoga saja begitu. Sudah dulu yah, aku masih ada pekerjaan."
"Hn." akhirnya Sasuke bisa sedikit lega. Tidak menyangka keluarga Hyuga mau mempertimbangkan perjodohan itu, walaupun masih menunggu keputusan Hinata. Tapi ini langkah awal yang baik bukan?
.
Malam ini Neji datang mengunjungi Hinata. Banyak sekali yang ingin dia bicarakan dengan adik kesayangannya itu. Tapi dia yakin, Hinata pasti akan terkejut. Yah semoga Hinata tidak terpuruk lagi.
Tok tok tok
Tidak lama pintu pun terbuka, memperlihatkan gadis indigo itu.
"Ah, nii-san sudah datang. Masuklah." Hinata mempersilakan kakaknya itu masuk dan tak lupa menutup kembali pintunya.
"Bagaimana kabarmu adik kecil? Aku merindukanmu." Neji memeluk sayang adiknya itu dan Hinata membalasnya juga.
"Aku juga baik-baik saja dan merindukanmu juga. Oh ya aku bukan anak kecil lagi." protesnya seraya mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha...kau sudah siap untuk kembali ke Jepang kan? Hanabi sudah bersemangat saat kau bilang sudah lulus disini." Neji berkata sambil menyandarkan badannya di sofa. Sepertinya lelah perjalanan.
"Hmm...ya siap tidak siap aku harus pulang. Tapi dibandingkan 3 tahun lalu, sekarang aku lebih baik. Nii-san bilang ada kejutan, apa itu?" Hinata membawa teh dari dapur dan meletakkannya di atas meja.
Sebelum menjawab, Neji menegakkan duduknya lalu meminum tehnya.
"Kau tau kan Tenten sedang hamil? Kemarin kami periksa USG dan ternyata anak kami kembar." Ya, sahabat cepolnya itu memang sudah menjadi kakak iparnya sekarang. Sudah dari SMP Tenten menyukai Neji, tapi baru saat kelas 3 SMA perasaan gadis itu mendapat balasan dari Neji. Lebih tepatnya Neji yang kurang peka pada cinta gadis itu sehingga harus menunggu lama baru dia sadar.
"Wah...pasti nanti lucu sekali...aku jadi tidak sabar menunggunya lahir. Selamat Nii-san."
"Hn, terima kasih. Lalu kabar yang kedua adalah...keluarga Uchiha datang untuk meminta izin melamarmu pada tou-san kemarin."
Deg
Hinata tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Bagaimana bisa keluarga Uchiha datang untuk melamarnya. Bukankah hubungannya dengan Sasuke sudah berakhir? Nekat sekali sampai datang kerumah.
"Fugaku-san dan Mikoto-san bicara pada tou-san, mereka bilang permintaanya ini tulus demi Sasuke. Mereka juga meminta maaf atas sikap Sasuke waktu itu. Sasuke benar-benar menyesal dan kali ini serius untuk setia padamu dan langsung menikahimu. Bahkan Mikoto-san sampai memohon agar tou-san mempertimbangkan permintaannya tersebut."
"Lalu tou-san bilang apa?" Hinata berucap lirih, tidak menyangka topik pembicaraan ini sedikit membuka luka lamanya.
" Tou-san bilang sudah memaafkan Sasuke, tapi soal lamaran harus bicara padamu dulu. Kalau kau setuju maka tou-san setuju. Sepertinya tou-san ingin memberi Sasuke kesempatan, melihat keseriusannya sampai sengaja meminta keluarganya meminangmu." Neji menarik napas setelah menyelesaikan kalimat panjangnya.
" A-aku belum tau nii-san...apakah aku bisa menerima Sasuke lagi."
Melihat adiknya redup kembali sebenarnya dia tidak tega. Tapi itu kabar yang dititipkan untuk disampaikan pada Hinata.
"Ya, pikirkanlah baik-baik. Jika kau masih mencintainya tidak ada salahnya mencoba memberi kesempatan. Tapi jika kau menolaknya pun tidak apa-apa. Tou-san juga tidak akan marah, dan aku juga senang tidak harus memiliki adik ipar yang seumuran denganku."
Mendengar itu Hinata tersenyum tipis. Benar juga, Sasuke kan teman sekelas kakaknya.
"Sudah malam, istirahatlah. Besok kau wisuda kan? Jangan sampai kesiangan." Hinata mengangguk, karna ayahnya sibuk jadi kakaknya yang akan menghadiri wisudanya.
"Oh ya nii-san, apa nii-san yang mengirim bunga tadi siang? Terima kasih yah, bunganya bagus."
"Apa? Tidak, aku tidak mengirim bunga. Mungkin dari kenalanmu." Neji beranjak dari sofa menuju kamar tamu. Sedangkan Hinata masih duduk sambik berpikir.
'Lalu dari siapa? Apa teman kampusku?' batinnya.
Tbc...
Hmm gk nyangka pada minta sekuel, kirain gk ada .
Akhirnya bisa nulis lagi, sambil terus belajar dan memperbaiki tentunya. Mungkin chap ini terlalu pendek, yah udah mentok sih. Gomen masih banyak typo dan kekurangan lainnya. Review please...