Flower In The Dark

Disclaimer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto. Saya hanya meminjam karakternya saja

Pairing: Obito Uchiha dan Sakura Haruno

Warning: craick pair, gaje, typo (maybe).

Happy Reading :)

"Kau tidak ingin tinggal kembali di Konoha?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin berkelana untuk menebus dosa."

"Menebus dosa? Kau 'kan sudah membantu para aliansi shinobi mengalahkan Madara dan Obito."

"Itu tidak cukup, Sakura. Sebelum perang terjadi, aku sudah melakukan banyak dosa,"

Gadis berambut merah muda sebahu ini menundukkan kepala karena menahan tangis.

"Tetapi," gadis yang memiliki tanda byakugou di dahinya mendongakkan kepalanya kepada lelaki Uchiha yang ia cintai.

"Setelah aku berkelana…," lelaki ini menyentuh dahi gadis itu. "orang pertama yang akan kutemui adalah kau."

"Sa…Sasuke-kun," mata emerald dari gadis itu berkaca-kaca karena terharu. Lelaki berambut raven ini langsung meninggalkan Sakura dengan melompati atap demi atap hingga keluar dari Konohagakure.


Dunia shinobi telah damai setelah peristiwa Perang Dunia Shinobi ke empat di mana Naruto dan para aliansi shinobi berhasil mengalahkan Uchiha Madara dan Uchiha Obito tiga tahun silam. Sementara keadaan Konohagakure kembali stabil semenjak desa ini dipimpin oleh sang ninja peniru yang memiliki mata sharingan di mata kirinya, Hatake Kakashi. Raut wajah gembira telah terpancar di wajah para penduduk Konohagakure. Kini, tak ada lagi rasa trauma akibat peperangan yang terus merugikan mereka.

"Ino-chan," sapa gadis bermata emerald dengan wajah yang gembira. Kemudian, ia memasuki toko bunga Yamanaka di mana sahabatnya, Ino, membantu Ibunya berjualan bunga.

"Sakura-chan! Hari ini kau tampak bahagia," kata Ino tersenyum lalu memeluk Sakura.

"Ino-chan, ada kabar bahagia loh," kata Sakura riang.

"Pasti kau mendapatkan pria yang mampu menggantikan Sasuke-kun di hatimu," tebak Ino riang hingga Sakura menundukkan kepalanya.

"Tidak," jawab Sakura pelan.

"Terus apa?" tanya Ino penasaran.

Kali ini, Sakura kembali tersenyum. "Hinata-chan telah hamil dua bulan!" jawab Sakura bersemangat.

"Apa? Hinata-chan telah hamil dua bulan?" Sakura menganggukan kepalanya dengan tersenyum.

"Oh senangnya akhirnya aku mempunyai keponakan," ucap Ino senang dengan memgang pipinya. "Aku tak menyangka kalau si pahlawan yang bodoh itu akan menjadi seorang Ayah. Padahal aku dan Naruto merasa masih remaja yang berusia 16 tahun," lanjut Ino.

"Iya. Waktu begitu cepat," kata Sakura. Tiba-tiba, ia teringat dengan perkataan Sasuke sebelum lelaki itu pergi berkelana.

"Kau pasti sedang memikirkan Sasuke-kun," tebak Ino lalu memegang pundak Sakura.

"Iya. Aku selalu memikirkannya," jawab Sakura bersedih.

"Kau harus cari pria lain. Bagaimana pun caranya. Aku tidak tega melihatmu bersedih seperti itu," ucap gadis berambut pirang panjang ini.

"Lihatlah teman-temanmu. Mereka sudah berumah tangga. Naruto dengan Hinata-chan, Tenten-chan dengan Lee-kun, Shikamaru-kun yang sangat malas itu akhirnya menikah dengan Temari-san, Chouji-kun yang badannya seperti gajah saja menikah dengan Karui-san, dan terakhir…aku akan menikah dengan Sai-kun," ucap Ino tersenyum.

"Apa? Kau akan menikah dengan si muka pucat itu?" tanya Sakura kaget.

"Hei, jangan menyebutnya seperti itu! Dia itu tampan, tahu?!" kata Ino kesal.

"Hehehe maaf ya Ino-chan. Aku hanya bercanda kok," ucap Sakura tertawa kecil.

"Ayolah Sakura masa' kau akan menjadi perawan tua hanya untuk menunggu pria yang belum tentu cinta sama kamu," kata Ino berusaha mendesak Sakura untuk mencari pacar.

"Tidak apa-apa Ino-chan. Lihatlah Anko-sensei, akhirnya ia menikah dengan Kakashi-sensei di usianya yang menginjak 28 tahun. Padahal ia sudah menyukai Kakashi-sensei sejak kecil. Sekarang mereka berdua sudah dikaruniai dua anak. Akhir yang bahagia," kata Sakura masih tersenyum.

"Tapi bedanya Kakashi-sensei selalu berada di Konoha. Sementara Sasuke-kun tidak," balas Ino.

"Sudahlah Ino-chan alangkah baiknya jika kita tidak membahas itu. Aku jadi teringat dengannya," kata Sakura.

Tiba-tiba, ada seseorang yang membuka pintu toko ini. Sakura dan Ino menoleh ke arah orang itu. Rupanya orang itu adalah sang Rokudaime Hokage, Kakashi.

"Hokage-sama," ucap Sakura dan Ino secara bersamaan.

"Hei, mengapa kalian memanggilku seperti itu?" tanya Kakashi menggarukkan kepalanya.

"Karena anda adalah seorang Hokage," jawab Sakura.

"Jangan memanggilku seperti itu. panggil saja aku seperti biasanya hehehe," kata Kakashi menutup matanya tanda tersenyum.

"Baiklah Kakashi-sensei," ucap Sakura dan Ino secara bersamaan.

"Kakashi-sensei, apakah anda ingin membeli bunga?" tanya Ino tersenyum.

"Iya. Aku beli satu bucket bunga lily," kata Kakashi.

"Baik Kakashi-sensei. Aku akan merangkai bunganya terlebih dahulu," ucap Ino lalu merangkai bunganya.

Sambil menunggu bunga pesanannya dirangkai oleh Ino, Kakashi menghampiri Sakura yang sedari tadi melihat-lihat berbagai macam bunga.

"Sakura," panggil Kakashi.

"Iya Sensei," jawab Sakura.

"Setelah ini, kau ikut aku ke rumah sakit untuk mengobati para anbu yang terluka parah," kata Kakashi hingga Sakura kaget.

"A..ada apa dengan para anbu itu? Kenapa mereka bisa terluka?" tanya Sakura.

"Menurut informasi dari mereka, mereka diserang oleh Obito. Tidak ada satu pun dari para ninja medis yang mampu menyembuhkan luka dari para anbu itu. sedangkan Tsunade-sama sedang berkelana. Harapan satu-satunya cuma kamu," jelas Kakashi.

"Baik, Sensei. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan para anbu itu," ucap Sakura.

"Terima kasih, Sakura," ucap Kakashi.

"Tapi Sensei, tadi kau bilang bahwa para anbu itu diserang oleh Obito. Bukankah dia sudah mati?" tanya Sakura.

Kakashi terdiam sejenak. Perlahan-lahan, ia memberanikan diri untuk buka mulut. "Sebenarnya dia masih hidup," ucap Kakashi hingga sakura terkejut.

"Apa? Obito masih hidup? Bagaimana bisa? Bukankah Sensei sudah menyerangnya dengan chidori? Ditambah lagi ia dipaksa menggunakan Gedo Rinne Tensei untuk menghidupkan Madara. Secara logika, ia seharusnya sudah tewas," tanya Sakura masih tak percaya.

"Karena sel hashirama tertanam di tubuhnya sehingga ia dapat bertahan hidup meskipun tubuhnya melemah. Waktu itu ia berhasil kabur dengan menggunakan jurus kamui. Aku tidak mampu mengejarnya karena chakraku dalam keadaan tidak stabil," jelas Kakashi.

"Ini bahaya! Kalau dia dibiarkan berkeliaran, ia pasti akan menyerang dunia shinobi lagi. Bahkan…ia juga akan menerormu dan Naruto serta keluarga kecil kalian," kata Sakura kawatir.

"Itu pasti. Maka dari itu aku mengirim para anbu dan jounin untuk melacak keberadaannya," kata Kakashi.

"Sensei, ini bunganya," Ino memberikan satu bucket bunga lily kepada Kakashi.

"Terima kasih Ino," ucap Kakashi lalu mengambil bunga pesanannya dari tangan Ino.

"Ino-chan, aku ke rumah sakit dulu ya? Ada pasien yang membutuhkanku," pamit Sakura kepada Ino. Setelah itu, ia keluar dari toko bunga Yamanaka bersama dengan Kakashi

"Iya Sakura-chan. Hati-hati ya?" ucap Ino melambaikan tangannya kepada Sakura.


DI RUMAH SAKIT KONOHA…

Sakura mengeluarkan cahaya hijau dari tangannya untuk mengobati para anbu yang sedang terluka. Gadis berambut merah muda pendek ini juga melihat bagian dalam tubuh para anbu itu melalui ronsen dengan bantuan dari para ninja medis lainnya. Ia terkaget sekali setelah melihat bagian dalam tubuh para anbu itu. Ia menembuskan tangannya ke bagian dalam tubuh salah satu anbu itu dan berusaha mengambil segel terkutuk yang dapat menggerogoti organ tubuh anbu itu. Namun, ia tidak dapat mengambil segel terkutuk itu. Ketika ia mendengar detak jantung anbu itu yang tak stabil, ia memegang jantungnya dan mengeluarkan cahaya hijau dari tangannya. Kini, detak jantung dari anbu itu kembali stabil.

"Bagaimana Sakura? Apakah mereka bisa disembuhkan?" tanya Kakashi.

"Sensei, aku menemukan segel terkutuk dari dalam tubuh mereka. Aku berusaha mengambilnya tapi sangat susah sekali untuk diambil. Segel itu dapat menggerogoti organ tubuh mereka," jelas Sakura.

"Apakah kau mengenali segel terkutuk itu? kalau iya, apakah segel itu dapat dihancurkan?" tanya Kakashi.

"Aku mengenalinya, Sensei. Segel itu dapat dihancurkan dengan memakan tanaman langka yang berasal dari Kusagakure. Sebenarnya segel itu dapat dihancurkan hanya dengan mengigit tubuhnya Karin. Tapi, aku kawatir kalau efeknya akan mengenainya," jelas Sakura.

Kakashi berpikir sejenak. "Apakah kau bersedia menjalankan misi dariku untuk mengambil tanaman langka itu?" tawar Kakashi.

"Iya Sensei. Aku bersedia. Lagipula aku sedang bosan berada di rumah sakit terus hehehe," jawab Sakura tersenyum.

"Baguslah. Kau boleh mengajak Ino atau siapapun. Kalau bisa kau harus mendapatkan tanaman itu sebelum para anbu itu tewas," perintah Kakashi kepada Sakura.

"Baik Sensei," ucap Sakura.


Di tengah keramaian Desa Konoha, Hinata bersama dengan Natsu dan Hanabi sedang jalan-jalan untuk melepaskan rasa bosannya. Sementara suaminya, Naruto, sedangkan menjalankan misi bersama dengan Kiba, Shikamaru, Chouji, Shino, Sai, dan Lee untuk melacak keberadaan Uchiha Obito. Tak disangka, ia bertemu dengan Sakura, Ino, Tenten dan Hana.

"Sakura-san, Ino-san, Tenten-san, Hana-nee, pasti kalian akan menjalankan misi dari Hokage-sama," tebak Hinata.

"Iya. Kami diberikan misi untuk mengambil tanaman obat langka dari Kusagakure untuk mengobati para anbu yang sedang terluka," jawab Sakura tersenyum. Hinata hanya mengangguk saja.

"Hinata-chan, apakah kandunganmu baik-baik saja?" tanya Sakura.

"Baik-baik saja, Sakura-san," ucap Hinata dengan memegang perutnya yang masih rata.

"Syukurlah. Kau harus jaga kesehatan ya Hinata-chan. Kalau bisa kau harus menyempatkan diri untuk berolahraga kecil agar kandunganmu makin kuat dan jangan malas untuk selalu mengecek kandunganmu. Itu adalah hal penting yang harus kamu lakukan," ucap Sakura tersenyum memperingatkan Hinata.

"Baik Sakura-san," ucap Hinata dengan wajah yang kalem dan tersenyum.

"Hmm Sakura-san," panggil Hinata.

"Iya."

"Bolehkah aku ikut? Aku ingin sekali jalan-jalan keluar desa," pinta Hinata.

"Maaf Hinata-chan, kau tidak bolen jalan terlalu jauh. Apalagi kita disuruh cepat untuk mengambil tanaman itu," kata Sakura.

"Kumohon Sakura-san, ini adalah permintaan anakku. Ku dengar kau dapat memperkuat janin 'kan melalui chakramu?" kata Hinata memohon.

Dengan berat hati, Sakura menganggukan kepalanya. Hinata langsung memeluk tubuh Sakura.

"Terima kasih Sakura-san. Kau sungguh sahabatku yang paling pengertian," ucap Hinata tersenyum.

"Iya sama-sama. Tapi ada syaratnya?"

"Apa?"

"Kalau kau lelah, kau harus bilang kepada kami. Kau tidak boleh memaksakan dirimu."

"Baiklah," Hinata langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Sakura.

Sakura menatap Hanabi dan Natsu. "Hanabi-chan, Natsu-san, kalian harus ikut untuk menjaga Hinata-chan," perintah Sakura.

"Baik Sakura-san," ucap Hanabi dan Natsu secara bersamaan.


Sakura dan kawan-kawan telah sampai di Kusagakure dengan menyusuri jembatan Kannabi. Mereka berjalan dengan santai karena Hinata tidak boleh terlalu banyak melakukan gerakan ala ninja. Sakura menatap pepohonan yang begitu indah. Ia juga menghelakan nafasnya karena menghirup udara yang begitu menyejukkan.

"Sakura, apakah kita masih lama?" tanya gadis Inuzuka ini.

"Satu jam lagi kita akan sampai," jawab Sakura.

"Huuh lama sekali," keluh Hana.

"Yang sabar ya Nee-san hehehe," ucap Hinata tersenyum.

Perlahan-lahan, senyuman yang terpancar di wajah cantik Sakura memudar. Ia merasakan ada kejadian buruk yang akan menimpanya.

"Teman-teman, seandainya aku tidak berada di sisi kalian, kuberitahu bahwa tanaman obat langka itu berada di sebelah Istana Hozuki. Sebelum kalian mengambil tanaman itu, kalian harus bersikap sopan kepada mereka dan ikutilah ritual yang diberikan oleh mereka," pesan Sakura kepada teman-temannya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu? kau ini bikin aku khawatir saja," tanya Ino.

"Kumohon, sanggupilah pesanku! Aku tidak ingin kalian tersesat di tengah jalan!" kata Sakura.

"Ba..ba..baik," ucap Ino menunduk.

Tiba-tiba, para kunoichi muda itu merasakan chakra yang begitu kuat. Mereka langsung memasang kuda-kuda dan mempersiapkan senjatanya masing-masing untuk melawan musuh. Sementara Natsu dan Hanabi berusaha melindungi Hinata dari serangan musuh.

Kreeeeek! "Sakura-saaaan awaaaaas!" teriak Hinata.

Sakura langsung menangkis serangan dari rantai chakra dengan menggunakan kunainya.

"Kau semakin kuat saja, Nona Muda," Sakura menoleh ke sumber suara tersebut. Sakura dan kawan-kawan sangat terkejut sekali karena sang tokoh utama di balik perang dunia shinobi ke empat yang diyakini telah tewas, Uchiha Obito, telah berada di depan matanya dengan tubuh yang tegap.

"O..Obito," ucap Sakura.

"Sakura-chan, bukankah orang itu sudah mati?" tanya Tenten.

Sakura menoleh kepada Tenten. "Sebenarnya dia masih hidup," ucap Sakura kepada Tenten. Setelah itu, ia kembali menatap pria berambut hitam cepak runcing yang memiliki mata sharingan dan rinnegan.

"Mau apa kau?!" tanya Sakura dengan tatapan tajam.

"Aku hanya ingin menghalangi kalian untuk mendapatkan tanaman obat itu," jawab Obito santai hingga Sakura kaget.

"Ba..bagaimana kau tahu dengan misi kami?!" tanya sakura membentak.

"Kau tidak perlu tahu bagaimana aku mengetahuinya. Yang jelas tujuanku hanya menyerang Konoha," jawab Obito tersenyum.

"Tidak akan kubiarkan kau menghancurkan Konoha! SHANNAROOOO," Sakura berlari lalu melayangkan tinjuan mautnya kepada Obito. Dengan cepat, Obito menghindari serangan dari Sakura hingga tinjuannya mengenai tanah dan tanah tersebut merekah cukup dalam. Sakura tak mau diam. Ia kembali berlari dan berkali-kali melayangkan tinjuan mautnya kepada Obito namun pria itu masih dapat menghindarinya dengan menggunakan jurus teleportasi.

"Hn..ternyata kemampuan sang sannin legendaris baru hanya segitu saja. Kau sangat pantas sekali disebut gadis monster," ucap Obito mengejek Sakura.

"Apa kau bilaaaaaaaaaaang," Sakura mengepalkan tangannya dengan tatapan death glare.

"SHANNAROOOO," Sakura langsung melayangkan tinjuannya (kembali) kepada Obito. Lagi dan lagi, Obito dapat menghindari serangannya. Tiba-tiba, ia merasakan sakit di bagian jantungnya hingga ia tersungkur. Sakura melihat kejadian itu langsung mengambil kesempatan untuk menyerang Obito.

"SHANNAROOO," Sakura kembali meninju Obito. Lagi dan lagi, Sakura tidak dapat mengenainya hingga gadis berambut merah muda pendek ini frustasi.

"Sakura-chan biar aku bantu," Tenten mengeluarkan gulungannya lalu mengeluarkan senjata andalannya, kusari. Setelah itu ia langsung menyerang Obito. Dengan cepat, Obito langsung menangkis serangan dari Tenten dengan menggunakan tangan kanannya.

"Hanya segitu saja kemampuanmu, gadis Cina?" tanya Obito.

Tenten mengeluarkan fuuma shuriken dari gulungannya lalu ia melemparkan fuuma shuriken ke arah Obito. Pria berambut hitam cepak runcing ini menangkap fuuma shuriken itu lalu ia mengembalikan serangannya ke arah Tenten. Gadis yang rambutnya digulung dua di sisi rambut kanan dan kiri dan juga ada kepangannya ini langsung menghindari serangan dari senjatanya sendiri.

"Hei, rasakan ini," Hana yang bersama dengan anjingnya langsung bersatu lalu mengeluarkan jurus andalannya untuk menyerang Obito.

"Sial! Seranganku tidak mengenainya!"umpat Hana.

Sakura dan kawan-kawan mencari keberadaan Obito. "Kalian pasti mencariku," Sakura dan kawan-kawan terkejut karena Obito telah menyandera Hinata yang kini sedang hamil.

"Baru pertama kali ini aku diserang oleh para gadis. Ternyata kalian begitu merepotkan. Namun, kalian terlihat lemah jika aku melakukan ini," Obito langsung mencengkram leher Hinata dengan menggunakan lengannya.

"Lepaskan Hinata-chan!" bentak Sakura lalu berniat menolong Hinata.

"Tidak akan! Kalau kau mendekat, aku akan membunuh wanita ini," ancam Obito.

Sakura langsung terdiam. Ia berpikir bagaimana caranya untuk menolong Hinata dari cengkeraman Obito.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanya Sakura.

"Yang kuinginkan hanyalah mennghancurkan dunia ini sekaligus mengancam Rokudaime Hokage dan Naruto. Kudengar wanita ini adalah istri dari Naruto. Oh ya aku juga mendengar bahwa wanita ini sedang mengandung anaknya," jawab Obito tersenyum lalu hendak menusuk perut Hinata dengan menggunakan kunainya.

"Bawalah aku!" bentak Sakura hingga Obito menghentikan tangannya.

"Apa kau bilang?"

"Bawalah aku dan lepaskan Hinata!"

"Tidak mau! Kau sama sekali tidak berguna bagiku."

"Kumohon…jadikanlah aku budakmu dan lepaskan Hinata-chan. Aku sangat berguna sekali untukmu. Aku bisa menyembuhkan luka di tubuhmu bahkan jantungmu," pinta Sakura hingga Obito kaget.

"Ba…bagaimana kau tahu kalau jantungku bermasalah?" tanya Obito menatap tajam Sakura.

"Tadi aku melihat kau kesakitan dengan memegang dadamu. Sekarang bawalah aku," jawab Sakura lalu mengulurkan kedua tangannya dengan menundukkan kepalanya.

"Kumohon Sakura-san, jangaaaaaan," kata Hinata melarang Sakura.

"Baiklah," Obito menjatuhkan Hinata lalu ia meraih tangan Sakura. Setelah itu, ia membopong tubuh Sakura di atas pundaknya lalu ia mengeluarkan pusaran angin hitam dari mata sharingannya. Kini, Obito telah hilang dengan membawa Sakura.

"Sakura-san, maafkan aku," Hinata langsung mengeluarkan air matanya.

"Hinata-sama, ini bukan salah anda. Ini salah saya," ucap Natsu lalu memeluk Hinata.

Sedangkan Ino masih saja terpaku setelah Sakura dibawa oleh Obito. "Sakura-chan," gumam Ino lalu ia mengeluarkan air matanya.

"Ino, kau harus menyemangati mereka. Bagaimanapun juga ini adalah keinginan Sakura. Aku yakin pasti Sakura punya rencana lain untuk menghentikan rencana jahat Obito. Apalagi kita diberi pesan untuk mengambil tanaman obat itu," kata Hana lalu memegang pundak Ino.

Ino langsung tersadar setelah mendengar perkataan dari Hana. Setelah itu, ia menghapus air matanya dan menghadap ke teman-temannya.

"Teman-teman, kita tidak boleh terlarut dalam kesedihan. Meskipun saat ini Sakura-chan dibawa oleh Obito atas keinginan sendiri, tapi aku yakin pasti Sakura-chan punya rencana lain untuk menghentikan rencana jahat Obito," ucap Ino menyemangati teman-temannya.

"Iya. Sakura-chan 'kan ninja yang berbakat pasti ia bisa mengalahkan Obito," kata Tenten.

"Maka dari itu kita harus melanjutkan misi kita! Sekarang hapuslah air mata kalian!" kata Ino mengepalkan tangannya.

To Be Continue...

Konbanwa minna-san. Aruda-chan hadir dengan memosting fic baru :D Jangan khawatir Sand Love tetap dilanjutkan kok sampai selesai. Aku hanya menambah fic saja biar rame gitu hehehe. Oh ya jangan lupa di review ya. Review kalian menambah semangatku untuk menulis fanfic. Semoga terhibur :)