Longinus Killer

Naruto Masashi Kishimoto

High School DxD Ichie Ishibumi

Warning : AU, OOC, OC, TYPO, Semi Canon, dan Lain – lain

HumanNaru, SmartNaru, SemidarkNaru

Chapter 1 : Dunia yang membingungkan

At Hutan Bael

Wush wush wush

Duar duar

Asap tebal membubung tinggi perlahan asap itu menghilang tertiup angin memperlihatkan kilau putih dari tubuh seorang pemuda bersurai hitam yang menatap bangga pada hasil latihannya. Hutan yang sebelumnya asri kini telah hancur seakan baru saja dihantam oleh meteor.

Ia, Sairaorg Bael. Iblis muda yang dahulunya dikatakan sebagai iblis yang mempermalukan The Great King Bael karena tak memiliki Power of Destruction sebagaimana klan Bael semestinya. Namun, ia tak pernah menyerah dan selalu melatih fisiknya agar dapat kembali diakui. Dan pada akhirnya ia berhasil diakui kembali, dipulihkan kembali statusnya sebagai heir dari Great King Bael.

" Sairaorg Bael huh ? " Sairaorg segera menoleh ke belakang mendengar gumaman. Matanya sedikit melebar sama sekali tak merasakan hawa kehadiran dari sosok di belakangnya. Matanya meneliti cepat dan dengan segera ia mengetahui sosok di depannya kini adalah manusia biasa tanpa sacred gear.

" Darimana kau tahu namaku ? " Pemuda itu hanya mendengus masih belum memperlihatkan wajah yang tertutup oleh maskernya.

" Ini bukan saatnya kau bertanya. "balas pemuda itu dengan nada angkuh. Sairaorg mengerutkan dahinya mendapati kesombongan dalam nada bicaranya seakan sosok itu mengatakan bahwa ia merupakan raja sedangkan dirinya sendiri adalah budak yang harus mengutamakan kepentingan raja terlebih dahulu.

" Pertama , Kau adalah pemegang dari sacred gear Longinus Regulus Nemea bukan ? " Sairaorg segera mengangguk mencoba mengikuti alur permainan dari sosok di depannya.

" Ya, sebenarnya ini merupakan milik salah satu pawnku. Namun regulus nemea memiliki keistimewaan untuk memilih masternya sendiri dan yah ia memilihku "

" Hahahahahhaha " Sairaorg mencengkram tangannya erat tak terima mendengar tawa renyah dari orang di depannya seakan tawa itu menghina dan merendahkannya.

" Memilihmu ya ? itu lucu sangat lucu. Baik kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Kau iblis bukan ? "

Sairaorg mengangguk sekali lagi " Ya aku iblis, lebih tepatnya Heiress dari klan Bael. "

" Bagus, kalau begitu aku memiliki penawaran disini " Sairaorg hanya diam , ia yakin penawaran dari sosok ini sangatlah penting dan merupakan inti dari pembicaraan mereka hari ini.

" Maukah kau menjadi manusia ?" Sairaorg terdiam sesaat lalu mengulas seringai tipis.

" Tidak, aku memiliki mimpi jadi Lucifer selanjutnya " Orang di depannya masih diam terlihat bahunya bergetar serta terdengar suara tawa yang tertahan.

" Begitu ? baiklah aku hargai keputusanmu... " Sairaorg hanya tersenyum mendengar itu dan berniat melangkah pergi namun langkahnya terhenti begitu mendengar kelanjutan dari ucapan itu.

" DAN HARGA DARI KEPUTUSANMU ADALAH NYAWAMUUUUU ! "

.

.

.

.

At Kuoh Akademi

" Tuhan ( anime ) telah mati "

Hening sesaat ...

Kokabiel menyeringai sesaat dan segera melanjutkan ucapannya.

" Bukan hanya ke 4 Maou yang mati pada Great War tetapi juga Tuhan, ya The God Of Bibble juga mati dalam perang 3 fraksi tersebut. "

" Ti – tidak mungkin " bisik Xenovia pelan, seakan suara itu ia gunakan untuk menenangkan dirinya sendiri, untuk menguatkannya agar tak percaya pada ucapan dari musuh di depannya.

" God of Bibble ... mati " gumam Rias, Akeno melanjutkan bisikan gadis Exorcist itu secara bersamaan. Rias , peeragenya dan Xenovia terkejut, mata mereka tak berhenti melebar dan ekspresi yang terus menunjukkan mereka masih berusaha menyangkal pernyataan Kokabiel tersebut.

" Dalam perang terakhir itu, pihak iblis kehilangan banyak pasukannya bahkan 72 klan iblis yang ada di Underworld hanya tersisa 34, tak berbeda dengan pihak iblis , da – tenshi juga kehilangan ¾ pasukannya kecuali para pemimpin. Pihak malaikat kehilangan setengah anggota mereka dan pemimpin mereka yaitu Tuhan ( anime ) itu sendiri " Kokabiel terus melanjutkan ucapannya.

" Jangan bercanda ... kau kira kami akan percaya dengan omong kosongmu itu ? " balas Rias.

" para pemimpin fraksi tetap menyimpan ini sebagai rahasia karena mereka masih membutuhkan kepercayaan manusia terhadap Tuhan " jawab Kokabiel santai dan seringainya semakin lebar mendapati rauh terkejut dari lawannya semakin kentara.

" Ja – jadi jika Tuhan tidak ada , bagaimana dengan doa kami ? " bisik Asia pelan masih berusaha menahan kesadarannya karena shok akan berita ini.

" Pffft ... Michael mengatur sistemnya dengan baik. Dia menggantikan kedudukan Tuhan sebagai pelindung malaikat dan manusia. "

" Michael – sama yang menggantikannya ? jaa, bagaimana dengan kami ? " tanya Xenovia dengan suara bergetar berusaha menahan tangis karena mendengar berita yang sangat mengejutkan baginya.

" Uhmm sepertinya sistemnya masih berjalan. Jadi pendoa, pemberkatan dan pengusiran iblis tak akan terlalu berpengaruh kurasa " jawab Kokabiel singkat.

" Bahhhh kita sudahi penjelasan mengenai kematian Tuhan sekarang. Aku akan memulai kembali Great War jilid kedua dengan kematianmu ... " Kokabiel menunjuk Rias " Lucifer palsu itu pasti akan emosi dan mengumumkan perang karena aku telah membunuh adik beserta peeragenya. Akan kukatakan mereka kepada mereka melalui tindakanku ini begitu aku kecewa akan great war sebelumnya. Dengan kematian 4 maou dan Tuhan, kami pihak dari da – tenshi pasti akan dengan mudah menjadi pemenang dari perang tersebut " Kokabiel menggeram marah " dan akan kuberitahu kepada Azazel, cih orang bodoh yang dengan seeenaknya mengatakan bahwa tak akan ada peperangan lagi. Dunia tanpa berperang ... " Kokabiel mengangkat tangannya ke atas " Bagiku itu hanya bualan belaka "

Light Spear ukuran raksasa muncul tak jauh dari tangan Kokabiel dan hal tersebut sukses membuat para iblis membelalakan matanya. Rias hanya dapat menggeram marah , marah pada dirinya sendiri yang keras kepala tak meminta bantuan dari kakaknya sehingga berakibat pada kematian dirinya dan keluraganya. Keadaan mereka saat ini tak akan mampu menahan serangan Kokabiel. Xenovia, sang Exorcist yang masih bertahan hanya dapat duduk dengan tatapan kosong setelah mendengar pernyataan Kokabiel, Asia telah bergabung dengan Koneko yang pingsan terlebih dahulu bersama Irina. Kiba tak dapat bertarung lagi karena kehabisan tenaga setelah berhasil memasuki balance breakernya, Akeno, sang Miko petir itu hanya dapat tersenyum miris melihat light spear milik Kokabiel sedangkan Sekiryuutei sosok yang dikira dapat diandalkan melawan Kokabiel telah terlebih dahulu pingsan tak lama setelah mendengar kabar kematin Tuhan.

" Maaf , maafkan aku " gumam Rias pelan.

" Mati kalian iblis hinaaaaaaaaaaaaaaa " teriak Kokabiel melemparkan Light spearnya yang melesat cepat menuju para iblis yang hanya dapat menutup matanya berharap kematian mereka dapat berlangsung dengan cepat tanpa kesakitan.

.

.

Pranggggggggggggggggg

Tim Sona segera terpental ketika siluet putih menabrak kekkai yang mereka buat. Siluet itu berhenti tak jauh di depan tim Sona dengan tangan yang terhunus ke depan.

[ Divine divine divine ]

Rias beserta anggota peeragenya yang masih sadar segera membuka matanya mendengar suara mekanik yang berada di depan mereka. Mata mereka melebar mendapati sosok berarmor seperti balance breaker milik Issei namun berwarna putih.

" Kokabiel, kau telah berlebihan. Azazel memintaku untuk membawamu kembali " Kokabiel menggeram mendengar hal tersebut ia menciptakan satu lagi Light spear kembali namun belum sempat tombak itu di lempar sosok berarmor itu telah berada di depan Kokabiel dan meninju perutnya keras.

[ Divine divine divine ]

" Sialan kau Hakuryuukou " gumam Kokabiel pelan sebelum kehilangan kesadarannya karena energinya yang telah habis dibagi sosok di depannya. Sosok berarmor itu menciptakan lingkaran sihir dan segera melempar tubuh tak berdaya Kokabiel ke dalamnya, ia membentangkan sayapnya berniat pergi untuk melaporkan keberhasilan misinya.

" siapa kau ?" pertanyaan itu menghentikan langkahnya, ia menoleh pelan dan segera melepas armor pada bagian kepalanya.

" Namaku Vali, wakil Malaikat Jatuh. " Rias segera terbelalak mendengar hal itu, terlihat sirat ketakutan dari matanya mendengar pangkat dari pemuda bersurai dark silver di depannya. " Aku datang kemari sebagai perwakilan dari Azazel, gubernur malaikat terjatuh untuk meminta maaf pada anda Gremory. " Vali membungkukkan kepalanya sebentar " Kami juga ingin mengatakan bahwa ini merupakan tindakan Kokabiel tersendiri bukan bagian dari keinginan fraksi da – tenshi "

Rias menghela nafasnya namun dengan cepat ia melirik tajam pemuda di depannya " Apa aku dapat percaya denganmu ? " Vali hanya mendengus " Itu terserah padamu, aku hanya diminta untuk menyampaikan hal tersebut padamu dan membawa tubuh Kokabiel " Vali membentangkan sayapnya namun langkahnya kembali terhenti ketika irisnya menangkap Issei.

" Oh satu lagi, tolong beritahu Sekiryuutei lemah itu agar berlatih lagi karena aku tak ingin memiliki rival yang lemah sepertinya " Vali segera melesat ke angkasa.

Sementara itu, di atap Kuoh Akademi.

3 Laptop telah aktif di depan seorang gadis yang menggunakan kacamata. Kacamatanya terbias oleh sinar bulan begitu seringainya tercipta di bibirnya, ia melepas earphone yang semenjak kedatangan Kokabiel berada di telinganya. Ia meraih ponselnya dan segera menekan beberapa tombol lalu meletakkan ponsel itu di lantai.

Tak lama berselang ponsel itu mengeluarkan hologram wanita berdada besar yang hanya menatap datar ke arahnya.

" Anda benar tentang mereka, mereka hanya makhluk naif yang mengira mereka adalah yang terkuat " Hologram wanita itu hanya mengangguk mendengar laporan singkat tersebut dan segera menghilang.

Drrt drrt

Gadis berkacamata itu segera meraih ponselnya dan menekan tombol menerima panggilan dari orang yang bahkan ia tak membaca namanya.

" Ini aku " dan setelah mendengar suara itu, pemuda itu melepas kacamatanya menatap ke bawah lebih tepatnya ke arah para iblis anggota OSIS yang sedang bekerja memperbaiki gedung sekolah.

At Hutan Bael

" Ini aku " ucap pemuda itu tanpa minat. Ia bergerak – gerak berusaha menyamankan dudukannya pada tubuh tak berdaya dari pria bersurai hitam. " Ha bagaimana dengan tugasmu ? "

" Satu kata membosankan " jawabnya sedatar mungkin. " Ia melirik pemuda yang ia jadikan sebagai kursi tersebut. " Cih kukira dengan regulus nemea di tangannya akan membuatku merasakan pertarungan yang menarik. " Pemuda itu mengeluarkan sebuah ponsel lagi namun kali ini berukuran besar dan tanpa keypad. Ia menyentuh beberapa layarnya dan dengan segera layar itu memperlihatkan 13 kolom dengan dua kolom yang masih belum terisi nama. Ia mencoreng salah saut kolom yang memiliki foto yang sama dengan pemuda yang ia duduki sekarang.

" Yosh, kalau begitu aku akan kembali ke markas. "

" Oho ho, tak seperti biasanya kau buru – buru " Pemuda itu sedikit jengkel mendengar nada menggoda dari orang yang ia hubungi. Terbersit sedkit penyesalan karena ia memilih untuk menghubungi orang itu.

" Jaa, kalau begitu apa kau memiliki info yang menarik ?"

" Saat ini aku hanya dapat mengatakan bahwa belum ada lawan yang menarik bagimu. Ya kusarankan kau jangan terlalu keras karena Naruto – sama pasti tak akan senang dengan itu " mendengar nama yang disebutkan oleh orang itu tanpa sadar membuat tubuhnya bergetar membayangkan bagaimana reaksi dari orang yang ia sebutkan namanya jika mengetahui mengenai kemaniakkannya dalam bertarung.

" Kumohon jangan mengatakan ini pada Naruto – sama. " nada dari suaranya memang terdengar datar namun gadis yang ia hubungi dapat dengan jelas menangkap ketakutan yang tersembunyi dengan baik dalam kata – kata tersebut.

" Oho, jadi kebetulan Naruto – sama mulai besok akan datang kemari. Uhmmm sepertinya akan asyik jika aku memberitahunya besok " Wajah dari pemuda itu langsung pucat pasi mendengar hal tersebut namun beberapa kata dari ucapan gadis itu membuatnya penasaran.

" cotto kau mengatakan bahwa Naruto – sama akan datang ke sana. Apa alasannya ? "

" Entahlah, aku hanya diminta untuk menyambutnya dan sekaligus memperkenalkannya pada sekolah barunya. Ah, aku dapat panggilan dari yang lain. Jaa ne "

" Oi mat – "

Tut tut

Alis dari pemuda itu mengerucut kesal mendapati gadis itu sama sekali tak mempedulikan pertanyaannya, ia melirik sekilas pada pemuda yang telah lama ia duduki, dengan cepat ia melemparkan tubuh pemuda itu ke pundaknya dan segera menghilang dalam sebuah portal.

Tak lama setelah kepergiannya sebuah kekkai berbentuk bola raksasa meledak sehingga menimbulkan ledakan energi yang sedari awal ditahan oleh bola raksasa itu keluar secara bersamaan dan hal itu sontak mengejutkan para iblis yang berada di Underworld. Khususnya keluarga Bael karena merasakan energi itu berasal dari teritori mereka.

Para iblis segera memenuhi tempat itu dan hanya dapat termangu mendapati hutan Bael yang seharusnya akan terus beregenarasi walaupun telah diserang sekuat apapun telah gundul dan beberapa bekas terbakar dan tak lupa kawah – kawah raksasa yang memenuhi tempat itu.

" Sairaorg ... " semua perhatian iblis teralih kepada gadis pirang yang terlihat panik melihat keadaan hutan itu.

" Sairaorg – sama dimana dia ? " dan dengan pertanyaan itu para iblis menyadari satu – satunya iblis dari klan Bael yang biasanya menggunakan hutan dari klan Bael ini sebagai tempat latihan telah menghilang bahkan tak terasa sedikitpun auranya.

TBC

Uhm ini hanya fic iseng. Selagi menunggu penyegaran pikiran saya mengenai dua fic pertama saya. Oh fic ini bakal jarang update dan cepat tamat, karena memang saya fokus pada dua fic yang hampir mencapi klimaks. Fic ini bakalan lebih mengutamakan ke adventure and fight so pairing mungkin bakalan enggak ada.