Ini adalah cerita AU Naruto dengan ide cerita yang diambil dari movie yang berjudul Project Itoh Shisha No Teikoku yang saya ngga tau karangan siapa. Naruto karangan Masashi Kishimoto. Saya mengubahnya menjadi BL dan untuk alur serta hal lain-lain akan diubah sesuai dengan kepentingan cerita imajinasi saya. Cerita ini hanyalah FIKTIF.

[Beware terhadap Flashback dalam Flashback yang tidak saya beri tanda dan Alur saling lompat karena menceritakan berbagai POV (yang juga tidak saya beri tanda intinya non edit)

"Bicara"

'bicara dalam hati'

"Flashback"

.

.

.


.

.

.

Shikamaru menatap rumah utama kediaman Uchiha dihadapannya dengan tatapan yang tak dapat diungkapkan. Pikirannya tak menentu berbanding terbalik dengan perasaannya yang tak dapat didefinisikan mengingat akhir dari cerita kedua sahabatnya. Kemudian kakinya berbalik meninggalkan kediaman utama Uchiha yang besar, menutup lembar penyesalan yang ada.

.

.

.

.

Secara perlahan kaki jenjang milik Shikamaru melangkah melewati koridor demi koridor yang gelap, pikirannya melayang ke arah pembicaraan bersama Neji dan Gaara di cafe.

.

.

"Ini pertama kali kulihat alismu menukik begitu dalam. Care to enlighten?" pria berambut coklat panjang –Neji duduk dihadapannya. "Abaikan dia. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan dengan kami?" –Gaara pria berambut merah dengan tatto di dahi tahu bahwa ketika sahabatnya ini mengatakan ingin bertemu, hal itu bukanlah suatu yang baik.

Dengan wajah serius Shikamaru mengatakan "Sebelum kalian bertanya, ijinkan aku menanyakan beberapa hal terlebih dahulu." Dalam diam mata Gaara berkilat menatap Shikamaru dan mengangguk pelan.

"Jika— jika seandainya Sasuke berhasil menemukan serum yang dapat membangkitkan mayat, apa yang akan kalian lakukan?"

"Kurasa aku akan— " belum usai Neji berbicara, "Apa Sasuke berniat membangkitkan Naruto?" dengan nada tak suka yang tak disembunyikan, Gaara menyela. Sebelah alis Shikamaru terangkat— "Menurutmu?" keheningan terjadi setelah Shikamaru melontarkan satu kata membuat suasana sedikit mencekam.

"Aku tak ingin mengakui ini Gaara. Sasuke telah terobsesi. Cintanya yang begitu dalam telah membutakan dirinya. Apa yang harus kita lakukan? Memasukkannya ke dalam rumah sakit jiwa?" –emosi Shikamaru tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Tak ingin keduanya bertengkar, Neji pun berucap— "Tenanglah. Sebaiknya kau tetap awasi Sasuke, kami ingin membantu tapi hanya dirimulah yang diterima oleh Sasuke saat ini. Jika terjadi sesuatu secepatnya kau dapat menelpon kami, kau tahu?"

"Maaf, aku tak bermaksud marah padamu Gaara."

"Aku tahu. Ini salahku, Naruto adalah sepupu yang paling kusayangi. Ketika aku mendengar ini darimu yang kurasakan adalah kemarahan pada Sasuke. Naruto sudah tiada dan tak ada satupun yang dapat mengembalikannya. Jikalaupun kembali, ia bukanlah Naruto dan kau pun tahu itu."

.

.

Apa yang akan diucapkannya jika Sasuke benar-benar berhasil 'menghidupkan' Naruto kembali? Haruskah kuhentikan sebelum Sasuke melakukan percobaan? Hati kecilnya mengerti bahwa ia juga menginginkan Naruto tuk kembali, kembali dan membuat semuanya kembali berwarna. Ia tak tahu. Perasaannya begitu berkecamuk.

Ia berdiri, terdiam menatap pintu dihadapannya. Entah sudah berapa lama ia terdiam, pada akhirnya Shikamaru memutuskan untuk membuka pintu tersebut. Kakinya berjalan memasuki ruangan yang tak terang maupun tak redup. Iris kuaci miliknya perlahan menatap sekeliling yang kemudian jatuh pada sesosok pria berambut kuning yang terduduk di kursi.

Disaat itulah Shikamaru lupa akan caranya bernafas. Ia tak tahu kapan kedua kakinya membawa dirinya untuk berdiri dihadapan pria yang begitu dikenalnya, —sahabatnya Naruto. Tangannya terjulur pelan seraya mengelus pipi bergaris yang terlihat pucat. "Naru?" –lirihnya.

Tak ada jawaban yang keluar dari pemuda dihadapannya. Ia tampak seperti boneka, iris safir itu redup. Ia mengerti bahwa ini adalah kenyataan, kenyataan pahit yang harus ia telan bahwa sejatinya tak ada manusia yang dapat kembali hidup. Ia tak ingin mengakui ini tapi—

Pemuda dihadapannya begitu berbeda. Tak sama. Seandainya ia datang lebih awal, andai ia menghentikan obsesi Sasuke, andai ia tak menutup mata akan hal ini, andai ia tak berharap, semua takkan terjadi. Begitu banyak pengandaian! Ia berlutut, memeluk pria dihadapannya menangis tersedu.

"Maaf! Maaf. Maaf." Bagaikan mantra Shikamaru mengucapkan kata maaf. Perlahan ia melepaskan pelukannya, dalam diam tangannya beralih untuk melepaskan benda yang terpasang ditubuh Naruto. Wajahnya basah akan air mata—

"Good bye sunshine"

.

.

.


"Senpai, ini adalah kasus menyedihkan pertama untukku. Sebenarnya apa itu cinta? Kenapa begitu banyak manusia yang terjatuh kedalamnya?"

Pria yang dipanggil senpai yang sedang melihat kertas ditangannya itupun menoleh melihat rumah besar dihadapannya. Menatap jauh— "Cinta itu— kau bisa mencarinya di internet. Karena akan sangat merepotkan jika kau tak mengerti apa yang kukatakan. Hei Tenzou, menurutmu kenapa banyak manusia yang terjatuh kedalamnya?"

"Huh? Jawaban macam apa itu? Dan kenapa kau melempar balik pertanyaanku senpai?!" pria bernama Tenzou dengan wajah sedikit masam membalasnya kecut. "Sudahlah, sebaiknya kita kembali, kasus inipun sudah selesai. Aku ingin segera beristirahat senpai." –tambahnya.

Pria bernama Tenzou itupun perlahan menuju ke arah mobil dinasnya meninggalkan pria berambut abu-abu –Kakashi di belakangnya.

"Karena kau lupa, pada Sang Pencipta yang telah menciptakanmu." Bisiknya –lirih entah pada siapa.

.

.

.


.

.

.

"Dengan ini aku dapat menghidupkannya kembali?" tatapnya datar namun terlihat sorot matanya yang tak percaya pada pria berkacamata dihadapannya.

"Fufu.. Bukankah sudah kukatakan padamu Sasuke, catatan itu adalah penelitian milik Tuan Orochimaru selama belasan tahun lamanya. Jika kau ragu, kenapa kau tak mencoba untuk membuktikannya sendiri hm?" Kedua pria yang saling berhadapannya itu hanya saling menatap dalam diam. Pria bernama Sasuke itupun segera memutus kontak mata dan menatap sebuah catatan yang tergeletak dihadapannya. Menimbang haruskah ia percaya? Tapi dirinya tahu, bahwa penelitiannya tak pernah membuahkan hasil yang memuaskan. Dirinya membutukan catatan milik Orochimaru agar dapat menyelesaikannya.

Belum sempat Sasuke berbicara –"Kau membutuhkan catatan ini jika kau ingin menghidupkannya kembali Sasuke." Pria berkacamata itupun berdiri dan berlalu pergi meninggalkan Sasuke yang masih terduduk –diam.

.

.

.


.

.

"Apa yang Sasuke minta padamu?" dengan cepat ia menarik jas milik seseorang pria yang hendak pergi dari pemakaman.

"Apa maksudmu?"

"Kau bertemu Sasuke tak lama setelah kematian Naruto. Saat pembakaran peti milik Naruto kau ada disana bersama dengan Sasuke! Jangan berpura-pura Gaara!" –marah. Ia sangat marah pada pria berambut merah yang bersikap agresif terhadap apa yang dilakukan Sasuke namun ternyata mendukungnya selama ini.

Pria berambut merah –"Aku berada disana bukan berarti aku tahu apa yang dilakukan Sasuke." Gaara tak ingin mengatakannya, mulutnya membentuk garis datar. Ia lebih memilih diam.

"Kaulah yang membantu Sasuke! kau yang mengarahkannya pada kegilaan ini dan kau menampiknya?" Gaara menatap pria yang begitu emosi dihadapannya. "Jika kau tahu, mengapa kau harus bertanya –Shika?" jawabnya dengan wajah yang menunjukkan –"lalu apa?"

Shikamaru hanya menatap tak percaya pada sahabatnya. "Kenapa kau melakukannya? Tidakkah kau merasa kasihan pada Sasuke? Naruto? Bagaimanapun mereka — "

"Setidaknya mereka kini bersama dengan cerita yang berbeda."

Mata kuaci milik Shikamaru tak menatap nanar punggung sahabatnya yang perlahan menjauh meninggalkan tempat yang dipenuhi oleh batu-batu nisan yang begitu dingin –sendiri.


Yang kuinginkan hanyalah mengembalikan semua hal yang telah redup dari dirinya. Ketika seseorang tiada, tubuhnya menjadi lebih ringan dua puluh satu gram dan itulah bagian bobotnya atau yang biasanya disebut dengan "berat roh". Sejak aku melihat salah satu catatan milik Orochimaru, perjalananku telah dimulai. Aku ingat kata-katamu, kau begitu senang menceritakan banyak hal. Kata-katamu menumpuk di dalam diriku. Kata-kata tersebut telah menemani perjalananku.. mendukungku.

Sasuke hanya dapat melihat pria pirang dihadapannya dengan perasaan yang tak menentu, matanya beralih melihat serangkaian alat-alat yang telah terpasang. Mengecek kembali agar ia tak melakukan kesalahan. Jari jemarinya begitu lincah menari diatas keyboard laptop miliknya. Perlahan jarinya menekan sesuatu dan mesin-mesin itu bekerja, suara mesin-mesin itu terdengar jelas ditelinga Sasuke. Cairan demi cairan terpompa dari mesin yang kemudian mengalir melewati selang-selang diantaranya yang kemudian masuk ke dalam tubuh milik Naruto.

.

.

Hei Naruto, apa kau melihatku? Apa kau mendengar suaraku?

Tangannya meraih jemari pucat milik Naruto..

Aku ingin meraihnya agar aku dapat..

bersamamu.

.

.

Kegelapan mulai melanda penglihatan Sasuke. "Naru.. —" ketika matanya perlahan menutup dan tangan alabaster miliknya mulai terjatuh..

.

.

.

.

.

"Sasu—

.

.

.

.

.

END


Terima kasih untuk review, follow, kesabaran dan favorite dari kalian pada cerita yang menggantung ini.. heheh dan terima kasih pada adik saya ndut yang membantu mengecek kata dan ikut kaget saat lihat ending.

Oh! Buat yang belum tau, fanfiction sudah punya aplikasi yang handy! Kalian bisa cari di appstore dan aplikasi ini ketjeh sebelas duabelas sama wattpad *promosi*

Selamat hari kemerdekaan guys!

Promosi dikit! Ada beberapa teaser dari sekian cerita yang saya buat untuk di posting selanjutnya(?) dengan menggunakan sistem vote terbanyak.

[Teaser I]

"Pertama, akan kuberikan kedudukan, harta dan ketentraman dalam hidup jika kau melayaniku." Mata remaja itu sedikit membesar mendengar pilihan pertama yang diberikan, mulutnya terbuka hendak menyela –namun "Kedua, akan kuberikan kau pedang dan kedudukan sebagai panglima perang –letnan dan maju di barisan depan perang."

[Teaser II]

Mereka yang terlahir sebagai omega tidak akan pernah mengalami nasib baik dalam kehidupan, hal itu berbanding terbalik dengan mereka yang terlahir sebagai alpha. Mereka yang terlahir sebagai beta memiliki kehidupan sebagai second lead tepat di bawah alpha dan yang paling menyedihkan yaitu saat seseorang terlahir sebagai omega mereka akan seketika menyandang label sebagai bitch yang terus menempel hingga kematian menjemput.

[Teaser III]

Para manusia terdesak, tak lagi dapat mempertahankan tempat tinggal mereka. Bersembunyi adalah pilihan terakhir, mereka bersembunyi di bawah tanah yang gelap, membangun pertahanan agar api tak dapat menyentuh mereka. Kekalahan yang terus menerus terjadi membuat amarah mereka tak kunjung reda dan menyalahkan manusia yang menjadi pelaku kemurkaan para naga. Uchiha.

[Teaser IV]

Ia tak tahu jika dirinya adalah seorang vampir, baginya itu adalah mitos berabad-abad lalu untuk menakuti anak-anak agar tak berkeliaran saat tengah malam. Jika saja ia tak keluar rumah karena bahan makanan di kulkas miliknya telah habis mungkin— yeah, mungkin! Ia tak perlu bertemu dengan vampir lainnya? Jadi, di kota tempatnya tinggal ada vampir? Dan ia adalah satu satunya? Katakan ia hanya bermimpi!

[Teaser V]

Lima tahun berlalu, Naruto bertemu kembali dengan sasuke tapi ternyata sasuke adalah seorang don mafia yang sulit untuk disentuh. Bagaimana bisa Sasuke menjadi seorang don dalam kurun waktu lima tahun? Naruto terjebak dalam sebuah pertempuran antar mafia yang begitu gelap dan tak ada dasarnya. Apakah ia sanggup untuk tetap berada di sisi Sasuke dan membantunya terlepas bahwa dirinya adalah seorang polisi?

...

Saya gatal ingin posting semuanya tapi saya tak mau mendapat tuntutan harus cepat update seperti yang biasanya saya galakkan terhadap author lain! Hahahah. Tapi saya ingin berbagi imajinasi dan berbagi itu menyenangkan! dan saya harap dari teaser tersebut tanpa menyebut genre (yang bagaikan cenayang) kalian sudah tau dan bisa menanggung konsekuensi ceritanya saat kalian melakukan vote *senyum polos*