BE BRAVE
By Hyuann
Kuroko No Basket Belongs to Fujimaki Tadatoshi
Don't like don't read
Warning: a bit OOC, typo, wrong grammar(for english part), EYD kemana-mana, slight OcxAka
What's Next
Aku dan Momoi-san sama-sama memegangi kamera sampai ada satu suara menginterupsi—
"Maaf, bisa aku berbicara dengan Yuki? Sepertinya dia melupakan eksistensi seseorang sejak tadi" Ehh? Akashi-san? Kenapa?
"Ada yang bisa kubantu Akashi-san?" tanyaku setelah melepaskan tanganku dari kamera.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, sepertinya kau melupakan eksistensiku." Balasnya singkat. Lalu aku harus apa. Orang ini bisa ambigu juga!
"Ohh ya, kalau begitu aku minta maaf atas perlakuanku Akashi-san" ya, lebih baik meminta maaf, aku malas meladeni orang ini." Ada lagi yang kau harapkan dari ku?"
"Tidak, aku hanya ingin mengatakan kalau aku tidak suka diabaikan!" katanya dengan seringai yang ugh-
"Ohh!"
"Dan aku harap kau tidak akan melakukanya lagi!" WHAT THE HECK!
"Maaf, tapi bukankah aku sudah minta maaf!" balasku berusaha menahan emosiku.
"Ahh ya, kau benar!" Orang ini menyebalkan juga, Ok! You challange me man!
"Apakah sekarang aku berbicara dengan Akashi Seijurou yang telah bertanding dengan Seirin, atau Akashi Seijuro yang sebelum bertanding dengan Seirin?" Matanya terbelalak, KENA KAU!
"Kau hanya sedang berbicara denganku Yuki, Akashi Seijurou, dari Rakuzan!"
"Ohh, atau aku sedang berbicara dengan manusia lain yang ada didalam dirimu selain dirimu, dan dirimu? Mungkin aku bisa meminta bantuan kawanku untuk melakukan upacara pengusiran" nadaku masih biasa, sambil kutelengkan kepalaku. hihi
"kau berani juga ya?" Aku bisa merasakan aura gelap, dan seperti ada perempatan di dahinya
"dan kenapa aku harus takut? Aku sudah minta maaf sebelumnya!" kataku datar , kutarik nafas dan sebelum ia mengeluarkan suaranya aku sudah menyahut datar "Kau menyebalkan Akashi-san!, kalau kau masih merasa kesal dengan perlakuanku sebelum ini, sekali lagi aku minta maaf karena hanya itu yang dapat kuinformasikan. Dan seperti yang kukatakan sebelumnya, The aura of you guys playing are shinning and fun. Believe in yourself and your team, then you will win.(Aura bermain yang kalian pancarkan sangat bersinar dan menyenagkan. Percayalah pada dirimu sendiri dan team-mu, maka kalian akan menang)" Tak menunggu lagi jawaban darinya kubungkukan badanku dan pergi menggalkanya ke arah Angels.
"woohoooo, and another shutting the emperor huh?" (woohoo, satu lagi mendiamkan sang emperor huh?) Kata Vina sambil melingkarkan tangannya di bahuku. here we go my captain
"shut up captain!"(Diamlah kapten!) kataku datar. Entah kenapa aku benar-benar kesal. Dan Oh yaa, ngomong-ngomong kenapa disini jadi sepi? Rasanya tadi masih euforia?
"Gee Snow, becarefull! He maybe will be your crush!"(wow Snow, hati-hati! Dia bisa jadi gebetan mu lho!) Lia. Aku berusaha tak menggubrisnya
"Snow, does it mean the emperor give an aye on you?" (Snow, apakah itu berarti sang emeperor menaruh mata padamu?) what now?. Kulirik mereka bertiga secara bergantian. Kuberitahu secara diam, aku benar-benar kesal. Kuputuskan untuk kekeranjang bola, kuambil satu bola, dan aku mengambil posisi jump-servis bola voli.
"LIA!" kupanggil dia sebagai tanda sasaran pertama. Kulempar bola, kemudian melompat dan ku pukul keras bola dengan telapak tanganku.
DUG, sesuai perhitungan, bola pertama mengenai kepala Lia dan ia jatuh seketika dengan posisi tidak elitnya- I don't care!
"Chacha!" kulakukan jump-servis seperti sebelumnya dan bola mengenai bahunya, dan bernasib sama seperti yang lainya.
"Vina, you're the last" Kali ini kulakukan servis bawah yang memungkinkanku memukul lebih keras, dan bola mengenai lengan atasnya sehingga dia jatuh dengan posisi badan diatas Lia dan Chacha. Aku tidak tahu dan tidak peduli dengan apa yang mereka proteskan. Aku memilih berjalan ke arah Riko-san yang entah kenapa wajahnya pucat, mungkin melihat keadaan ketiga temanku yang sekarat.
"Riko-san, kurasa ini sudah cukup larut, aku akan pulang duluan bersama Hanna. Dan kau tidak harus repot-repot menolong mereka bertiga. Mereka akan baik-baik saja. Aku permisi!"
"Ba-baiklah Yuki-chan!" kubungkukan sedikit badanku sebelum berbalik dan pergi menuju tasku, merapikanya, memakai jaket dan—
"Hanna, ayo pulang. Let's buy some Milkshake's in the way home(kita beli milkshake di perjalanan)" kuhampiri Hanna, dan sambil ku tepuk-tepuk kepalanya, dan dia terseyum.
"Horray! Milkshakes!" teriaknya ceria sambil tanganya ke udara
"I'll give you the big one!" (akan kubelikan yang besar) dengan demikian kami berjalan berdua bersama NJ keluar dari Gym.
ANOTHER POV
Akashi berjalan mendekati Yuki dan Momoi yang masih menikmati melihat video dari Handycam.
"Maaf, bisa aku berbicara dengan Yuki? Sepertinya dia melupakan eksistensi seseorang sejak tadi" potongnya sopan, sedangkan yang merasa dipanggil sempat kebingungan sebelum melepaskan perhatianya dari camera.
"Ada yang bisa kubantu Akashi-san?" tanya Yuki sopan.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, sepertinya kau melupakan eksistensiku." Jawab Akashi, ada butiran kesal dalam nada bicaranya, namun sesungguhnya ada yang ingin ia uji dari gadis didepanya.
sempat mengingat sesuatu. Dia ingat bila dia sempat menghiraukan sang emperor padahal ia sudah menolong sang gadis saat gadis jatuh terkena bola. Maka akhirnya membungkukan sedikit badannya "Ohh ya, kalau begitu aku minta maaf atas perlakuanku Akashi-san"setelah kembali tegak gadis bermata amethys itu kembali menatap sang emperor." Ada lagi yang kau harapkan dari ku?" Pertanyaan itu sangat membuat tertarik sang emperor
"Tidak, ku hanya ingin mengatakan kalau aku tidak suka diabaikan!" jawabnya
"Ohh!" jawab Yuki singkat, walapun sebenarnya ia mulai kesal
"Dan aku harap kau tidak akan melakukanya lagi!" lanjut Akashi, sebenarnya ia mengharapkan ekspresi lain dari gadis ini, namun gadis ini tetap bertahan dalam ekspresi datarnya, dan tatapanya tetap saja berani. 'Menarik'
"Maaf, tapi bukankah aku sudah minta maaf?"
"Ahh ya, kau benar!" dan disinilah minyak yang semakin ditambah kedalam bara api.
"Apakah sekarang aku berbicara dengan Akashi Seijurou yang telah bertanding dengan Seirin, atau Akashi Seijuro yang sebelum bertanding dengan Seirin?" Tanyanya masih dengan nada datar yang sama. Tak hanya pria didepan gadis ini yang kaget dengan pertanyaannya, namun juga semua orang yang mendengar obrolan mereka. Meskipun tak menyangka, sang kapten kembali dan menjawab dengan tenag.
"Kau hanya sedang berbicara denganku Yuki, Akashi Seijurou, dari Rakuzan!"
"Ohh, atau aku sedang berbicara dengan manusia lain yang ada didalam dirimu selain dirimu, dan dirimu? Mungkin aku bisa meminta bantuan kawanku untuk melakukan upacara pengusiran" dan sulutan api serta aura gelap menguar dari raga sang kapten. Suasana gym menjadi beku namun panas secara bersamaan, semua yang melihat semakin berkeringat dingin.'APA GADIS ITU SUDAH GILA?!'. Percakapan dua orang beda gender ini begitu panas, tak ada yang menyangka bahwa akan ada yang berani menatap begitu beraninya dan berbicara sperti itu pada seorang Akashi Seijurou, dan lagi yang mengatakanya adalah perempuan. Mereka lebih tampak berdoa dalam hati akan keselamatan Yuki setelahnya.
"kau berani juga ya?" meskipun kesal, hanya itu yang dapat Akashi katakan. Dia sangat terkesan ada yang begitu berani menatap matanya seperti yang gadis didepanya ini lakukan. Dan lagi Akashi sama sekali tak dapat membaca apa yang terdapat di mata sang gadis.
"dan kenapa aku harus takut? Aku sudah minta maaf sebelumnya!" nadanya tetap datar dan matanya masih tetap menatap nyalang pada sang emperor, ditariknya nafas sebelum kembali menyahut sang Akashi yang hampir mengeluarkan suaranya "Kau menyebalkan Akashi-san!, kalau kau masih merasa kesal dengan perlakuanku sebelum ini, sekali lagi aku minta maaf karena hanya itu yang dapat kuinformasikan. Dan seperti yang kukatakan sebelumnya, The aura of you guys playing are shinning and fun. Believe in yourself and your team, then you will win.(Aura bermain yang kalian pancarkan sangat bersinar dan menyenangkan. Percayalah pada dirimu sendiri dan team-mu, maka kalian akan menang)." Dan setelah mengatakan itu, tanpa menunggu apapun, Yuki segera membalikan badannya dan beranjak pergi meninggalkan sang emepror yang masih berkutat dengan keterkejutan dan sejuta pertanyaan yang menyergap dikepalanya.
Seluruh penghuni gym itu membeku seketika, hanya membiarkan kepala dan mata mereka menyaksikan Yuki yang melangkahkan kaki menjauh dari Akashi dan mendekati teman-teman angels nya, dan mendengar mereka saling berbicara dalam bahasa inggris yang kurang mereka mengerti. Tak ada pula yang menyadari sang emperor yang berjalan santai menghampiri salah satu dari mereka, atau lebih tepatnya menghapiri sang bayangan.
"Akashi-kun." Wajahnya telah kembali ke ekspresi semula-datar, meski tidak dipungkiri ia masih belum sembuh dari segala keterkejutan yang menyerangnya sebelumnya.
"Sejujurnya aku masih tidak menyangka dia masih bisa mengatakan hal-hal seperti itu dengan ekspresi yang stabil seperti itu" katanya santai,
" Dan sejujurnya aku juga tidak menyangka, meski sebenarnya aku tidak mengerti apa yang terjadi antara Akashi-kun dan Okaminura-san. Tapi sepertinya Akashi-ku benar-benar membuat Okaminura-san tersinggung maski seharusnya Akashi-kun yang yang tersinggung." Balas Kuroko deadpan-face
"Aku belum bisa mengatakan apa ia katakan padaku saat kami berbicara berdua sebelumnya. Tapi itu membuat aku ingin sedikit megujinya, dan aku sudah memprediksi kalau mungkin dia akan tersinggung, namun untuk balasanya berupa kata-kata, itu benar-benar diluar ekspetasi" Sebenarnya didalam Akashi masihlah tidak percaya, tapi dia sendiri juga tak tahu harus berekspresi seperti apa sehingga memilih untuk hanya berbicara santai pada sang phantom. Sedangkan sang phantom sendiri hanya mampu membelalakan mata mendengar sang kapten berbicara santai seperti itu.
"Aku tidak tahu jika Akashi-kun bisa membuat wanita tersinggung! Bukankah kau harus meminta maaf?"
"Tentu aku akan meminta maaf Tetsuya. Sebenarnya aku tidak mau mengakui ini, tapi disini akulah pihak yang kalah—" belum sempat menyelesaikan bicaranya dengan sang bayangan, kegiatan mereka terinterupsi oleh suara datar namun lantang dari gadis yang sejak tadi dibicarakan.
"Lia!" dan sontak semua mata menoleh ke arah suara. Yang mereka lihat adalah Anne dengan deadpan-face nya sedang melakukan posisi err-jump-servis untuk bola voli.
"Oi oi, maji ka yo?"(yang benar saja?) terdengar suara Aomine
"Ano-posisi itu ssu?" Kise memucat
"Yukichin kowaiii!" (Yukichin menakutkan) suara malas sang Titan namun memang merasa kalau gadis yang ia lihat tampak menakutkan,
"Gadis itu serius melakukanya menggunakan bola basket-nodayo?" tak dapat dipungkiri Shintarou yang penasaran
Dan BUK, hanya suara itu yang terdengar bersamaan dengan jatuhnya sang gadis yang memang menjadi sasaran. Kedua gadis yang sadar langsung menoleh kearah Snow, dan memucat seketika.
"S-snow?" terdengar suara Vina dengan muka memucat
Namun naas belum sampai Vina dan Chacha memohon ampun pada anggota yang marah bola kedua sudah sampai dengan keras di bahu Chacha dan membuatnya jatuh telak.
"Vina, you're the last!" (Vina, kau yang terakhir) hanya itu yang terdengar namun dilihat dari posisi Yuki yang berbeda, kali ini mungkin salah satu servis bawah stidaknya itu yang terlintas di kepala mereka.
"Ok I'm sorry, I—" BUK sekali lagi bola mengenai tepat di bahu Vina dan membuatnya jatuh, naas, menubruk Lia dan Chacha. Dan dengan itu Yuki atau yang mereka panggil Snow hanya melenggang pergi.
Semua orang kembali shock dan pucat. Bahkan sang Emperor dan sang Pahantom.
"sepertinya ketiga temanya lebih membuatnya kesal" suaranya terdengar santai namun jika ada yang sadar, ia masih terkaget-kaget, terbukti dari kedua iris merah yang melebar.
"Atau mungkin mereka yang menjadi pelampiasan rasa kesalnya karena Akashi-kun" dan seperti biasa suara datar dari Kuroko namun wajah yang ditunjukan tidak berbeda dari sang kapten
"Kukira Yuki bukan gadis yang seperti itu! Bukankah kau yang lebih mengenalnya Tetsuya?"
"Ya, kau benar!"
Sementara itu para Angels yang terkapar,
"ahahaha, she was really mad!" (ahahaha, dia benar-benar marah!) tawa Vina berusaha berdiri
"Well, since we know that 'that' prince is not her type, you sure this is going well?"(Ya, sejak kita tahu bahwa pangeran 'itu'bukan tipenya, kau yakin ini akan berjalan baik?) tanya Lia dengan dengan kedua tangan yang terangkat tapi "Aww-that was hurt. Her accuracy on service and smash was more better then last year" (aww-itu sakit. Tingkat akurasinya dalam servis dan smash lebih meningkat dari tahun lalu) rengeknya sambil memegangi kepalanya.
"Yea, but captain. You sure about this? The card?" (Ya, tapi kapten, kau yakin tentang ini? Kartu itu?)
"Of course I'm sure. I never miss. Thats why this is dangerous"(Tentu aku yakin, aku tidak meleset. Itulah mengapa ini sangat berbahaya) katanya misterius sambil menunjukan kartu tarot bergambar dan bertuliskan emperor dihadapan teman-temanya.
~Ending Is Just The Begining~
Hai Minna-san, maafkan saya membuat Akashi seperti ini wkwk.
Yup, ini sudah ending kok.
Untuk rencana ke depan kemungkinan akan membuat FFn yang alur, setting, pemeran yang sama, degan fokus ke tokoh Snow, maybe is going to be Ocxaka
Yup, saya undur diri
RnR jika berkenan :D