THE SECRET OF TULIP
By Hyuann
Kuroko No Basket Belongs to Fujimaki Tadatoshi
Don't like don't read
Warning: Genderbend, a bit OOC, typo, wrong grammar(for english part), EYD kemana-mana, a little bloody here.
CHAPTER 4: Mr. Silent Red Riding Hood
Previous:
Tap tap tap tap tap tap
Deg. Ini jelas tidak bagus. Masih dengan nafas menderu Tetsuna beranikan dirinya untuk menoleh ke asal suara—
.
"khe... sepertinya kini giliranku unjuk gigi."
"Aah, sudah saatnya kita menghampiri sang 'Hime'. Kuserahkan pada-mu!"
"Tentu saja!"
Tak berpikir dua kali, dari ketingggian empat tumpukan container raksasa sang pria bertudung terjun bebas. Dan dalam terjun bebasnya itu, netra merah menjadi emas.
4rd Chapter begin here:
WARNING: More english dialogue here!
Tetsuna yang kala itu sedang mengumpulkan kembali nafas-nafas setelah bertarung melawan perompak-perompak dari New Jersey tetap berusaha untuk kembali waspada akan datangnya musuh lain yang datang.
Ada perasaan bebas dan gembira setelah melakukan pertarungan seperti ini. Menjadi 180 derajat berbeda dengan Kuroko Tetsuna yang anggun dan keputrian. Ingin rasanya bisa mentertawakan wajah-wajah yang dibuat para Tetua di kampung halamannya ketika mengetahui sang putri mereka bertarung ala stuntman dan bermandi darah.
Benar,
Inilah dirinya yang sebenarnya
bukan sang putri bergaun di sana
Sebagian dari mereka hanya tahu bahwa sang putri mereka sedang menempuh pendidikan di luar negri, yang mana akan menjadikanya seorang putri yang semakin sempurna bagi clan. Tak pernah mempedulikan apa yang ia sukai dan yang tidak. Bila ia kembali, ia kembali menjadi Kuroko Tetsuna sang boneka lilin. Berdiri tegak dan sempurna, cantik dan indah untuk dipertontonkan dalam pesta pertemuan bisnis. Hal-hal tetek-bengek yang mereka sebut kewajiban dan pengorbanan. Hah, yang sang putri tahu bahwa ia hanya boneka barbie yang diperjual belikan di pasar bisnis!
Well, pikirkan kebebasan diri untuk nanti. Pikirkan dulu untuk lolos dari maut yang ada di depan mata. Selalu ada pikiran untuk memilih MATI daripada menjadi boneka-pajangan-pesta. Tapi jelas bukan dengan mati konyol ternoda perompak. Tidak, terima kasih banyak!
Rasanya sudah sangat terlambat untuk melarikan diri maupun sekedar bersembunyi di antara kontainer-kontainer di belakangnya. Sebab musuh-musuh sebenarnya baru saja datang.
.
Shark Sailor, adalah nama yang sudah tidak asing dikalangan orang-orang dunia gelap. Sang putri, Tetsuna adalah agen kelas A yang cukup berpengalaman untuk terjun ke dunia bawah dan gelap yang penuh noda lumpur, darah, dan dosa—Berterima kasihlah pada kemampuan misdirection-nya yang membuat dirinya hanya sebagai hawa dingin di kegelapan dunia. Jika yang sebelumnya hanyalah perompak barbar biasa yang hanya tahu pukul-tendang-asal-kena, They are the real pirates. Tahu dari mana? Di punggung tangan mereka, lebih tepatnya di daerah belakang tulang jempol terdapat noda tinta hitam yang jika kau lihat lebih dekat adalah gambar—atau tatto—dengan bentuk 'Hiu'.
Mari mengkalkulasi kembali selama sepersekian detik dalam wujud kalimat. Atau paragraf?. Sang kesayangan hanya tersisa dua peluru; kedua pisau lipat masih tersimpan dan dapat digunakan; dan martial art. Sekalipun jumlah mereka lebih sedikit dari sebelumnya, yaitu 17 orang—dengan masing-masing bukan lagi membawa senjata kreatif melainkan senjata yang sebenarnya yakni senapan, pistol, belati, dan bahkan pedang samurai dari Jepang. Mengatakan mereka adalah The real pirates, jangan tanyakan bagaimana kemampuan mereka. Senjata-senjata itu boleh saja hasil curian maupun membeli di pasar gelap, namun kemampuan mereka berlima-belas sudah cukup untuk membumihanguskan satu desa. Bukan dengan api, hanya pedang dan pistol mereka. Yup-yup, jika ini salah satu cara untuk mati, maka lebih baik mati dengan perlawanan daripada tidak sama sekali.
Berlima belas hanya untuk anak buah. Dua pria berkulit putih yang ada di barisan paling depan, masihlah hanya pemimpin pasukan. Dimana pemimpin asli? Bukan urusan Tetsuna.
Sanders Mc. Quaine. Dengan tinggi 185cm, kulit pucat sekalipun adalah seorang perompak, pancaran mata blank-turqoise yang mampu menipu siapa saja akan kekuatan terpendamnya. Siapa; darimana asalnya; dan asal-usul bergabungnya di Shark Sailor masih dalam data private Angels kelas S dan data penting milik militer di Amerika Serikat. Yang Tetsuna tahu sebagai agen kelas A, pria 36 tahun ini adalah pengguna double gun yang top nocht. Sempat membunuh satu perahu nelayan berawak lebih dari 30 orang, sendirian hanya dalam waktu kurang dari 15 menit.
Bob Horison, tinggi 182cm, sama seperti rekanya ia juga berkulit pucat dan usia relatif muda yaitu 23 tahun. Pancaran mata coklat biasa yang tajam dengan bekas luka permanen di sekitar mata kanan hingga pipi. Jika sang rekan adalah pengguna double gun maka Bob adalah pengguna dua pedang.
Ingatkan Tetsuna untuk tidak terlalu sering membaca novel fantasi, karena untuk sesaat pikirannya melayang akan segala fantasi dari buku-bukunya—termasuk datangnya 'Hiu raksasa' yang akan ikut bertempur dengan memakan pasukan lawan dan ekornya menebas mereka ke laut lepas.
Dan jangan lupa akan penyesalannya karena tak membawa pedangnya yang ia tinggal di markas kalau tahu akan terjadi situasi seperti ini.
.
Singkatnya disini, Tetsuna dalam keadaan 100% terjepit. Puji segala tuhan jika kepanikan itu tak tercetak setitikpun di wajah ayu yang meneteskan keringat. Seiring dengan mendekatnya langkah-langkah ber-aura mematikan itu, maka semakin dalam sang langit untuk berkonsentrasi demi melawan mereka. Dan tepat saja ketika sang langit menampakkan sinarnya,
"Well well, what a beautiful show!" (wah wah, pertunjukan yang bagus!) puji salah satu pria pucat, Sanders.
"The lonenly little doll, down all the pirates!" (boneka kecil yang kesepian, mengalahkan seluruh perompak!) timpal Bob yang lebih terdengar sebagai puisi daripada kalimat.
"..." baiklah, sebenarnya sang putri kecil ini kesal lantaran sering dikatakan sebagai boneka.
" I'm so sorry to say this, my little doll. But you need to pay for what had you done to my precious client, Mrs. Linda Carlos." (maaf harus kukatakan ini, manisku. Tapi kau harus bertanggungjawab pada apa yang telah kau lakukan pada klien berhargaku, nona Linda Carlos.) kembali pemimpin tertua berbicara, namun sang langit tetap bungkam dan tak bergerak.
"Three!" (tiga!) hanya satu komando yang terdengar aneh dari bibir Bob, namun pertanyaan cepat diketahui jawabannya sebab tiga orang dari pasukan mulai maju ke depan dengan bersiap senjata. Tangan Tetsuna telah bersiap dengan kedua pisau lipatnya.
TRANG TRANG
Begitu saja bunyi antara pedang dan pisau yang saling menari dan bertautan. Satu orang nampak secara asal mengarahkan belatinya pada dada Tetsuna, sedangkan yang lain dengan anggunnya mengarahkan pedang samurainya dari belakang si gadis—ke atas kepala, lebih tepatnya. Pria yang satu lagi memilih untuk melakukan tendangan samping ke arah pipi manis sang langit. Namun semua masih nampak tak berarti meski mengeluarkan tenaga lebih sang putri. Pisau di tangan kiri berada di depan dada untuk menahan belati, tangan kanan tepat di atas kepala guna menahan samurai. Dua gerakan itu begitu cepat dikombinasi dengan kedua kaki yang kian merendah mendekati jongkok untuk menghindari tendangan samping yang naas membuat kaki pelaku yang tergores samurai—dengan begitu dalamnya dan nyaris putus.
"Arrrggghhhhh!" teriak pria yang berniat menendang pipi yang tumbang seketika sembari memegangi kakinya yang nyaris putus. Satu selesai, dua lagi.
Dan tanpa tendeng aling-aling, kaki kecil telah menendang pria dengan belati sehingga menubruk teman pemegang samurainya. Tanpa ampun dan hati, pisau kecil menembus jaket kulit bahu kanan sang pria kemudian ditarik dengan kasar. Nasib berbeda dengan sang sang pemegang belati yang sempat kembali menerjang hendak menghunuskan belatinya, namun ditahan oleh tangan kiri yang tak diketahui kapan telah menyimpan pisau kecilnya dan dengan tangan kosong menggiring arah datangnya belati sehingga menusuk tepat di ulu hati sang pria yang malang.
1 menit 4 detik, dan ketiga pria itu telah tumbang setengah hidup dalam kolam darah dan erangan mereka.
Sayang sekali adegan heroik penuh darah itu hampir menghabiskan seluruh tenaga sang gadis. Terengah-engah. Menyadari namun tak sanggup menghindar.
GREP
"ugh..." erangnya.
"Impressive, young lady! As your responsible, please choose!" (mengesankan, nona muda! Sebagai tanggung jawabmu, tolong pilih!) terjadi jeda perubahan suara oleh sang pelaku pencengkram surai langit Tetsuna. Sander nampaknya sangat menikmati apa yang ia lakukan pada sang gadis "Be ours, or death?" (jadilah milik kami, atau kematiamu?) katanya lagi dengan bisikan yang mematikan,
"I choose death!" (aku pilih kematian!) tanpa rasa takut sedikitpun. Tentu saja, tak akan mungkin ia memilih hidup diantara perompak-perompak yang merugikan manusia.
"As your wish, milady!" (sesuai permohonanmu, nona) dengan seringai mengerikan yang tak tampak oleh sang gadis yang tetap menjaga ketenangannya sekalipun ia sangat sadar akan nasib nyawanya, Sanders mengeluarkan salah satu dari double gun-nya dan meletakkan mulut pistol itu di dahi sang gadis.
Katakan seorang Kuroko Tetsuna sedang gila, sebab ia merasa lega jika ia akan segera mati. Tak ada rasa takut, bahkan debaran jantungpun tidak, tak pula mata yang melebar karena ketakutan, rasa sakit yang ia rasakan hanya di sekitar kepala dimana surai-surai itu ditarik paksa oleh tangan besar dan kotor milik perompak. Matanya ia pejamkan, bukan karena ketakutan—melainkan karena ingin segera menikmati kematiannya,
'Setidaknya kehidupanku sebagai boneka telah selesai!'
DOORR
.
'tidak sakit... apakah ini rasanya mati!' Ayolah hime, kau hanya tidak sadarkan diri selama beberapa detik!
"Uughh!" terdengar erangan seseorang yang tidak diketahui siapa.
Perlahan sinar langit cerah mulai memancarkan cerahnya untuk sekadar mengetahui surga. Namun bukan surga yang ia dapat, melainkan malaikat jatuh berwarna merah yang cepat ia sadari tengah menggendongnya ala bridal-style.
"Am I in heaven, Mr. Red Riding Hood?" (apakah aku di surga, Tuan Bertudung Merah?) pelan dan senyum kecil tercipta di wajah cantiknya yang lelah. Sayangnya itu tak menghalangi betapa sweatdrop sang pria bertudung yang mendengar perkaatan sang Angels. Entah itu karena pertanyaannya, atau karena panggilannya yang terdengar nyentrik sekali di telinga sang pria. Atau keduanya?
Seseorang tolong bantu Seijurou untuk menyadarkan sang putri yang tengah bermimpi.
'emas, Michael ku bermata emas.' Batin sang putri.
.
"BASTARD! WHO ARE YOU?" (Brengsek! Siapa kau?) Teriak Sanders yang masih memegangi tangannya yang terluka terkena tembakan yang dilancarkan oleh Akashi demi menyelamatkan sang Hime. Terjawab sudah asal suara tembakan yang ternyata bukan pistol Sanders yang mengenai Tetsuna.
"Well well, there is another stragers! A mask man save his princess. How cute!" (Wah wah, ada orang asing lagi! Seorang pria bertopeng menyelamatkan sang putri. Betapa manisnya!) perkataan sok puitis itu, tak lain tak bukan berasal dari mulut Bob. Sama sekali tak mempedulikan betapa kesalnya sang rekan maupun bagaimana sang pria masih setia diam dengan sang putri dalam gendonganya.
"..." sang darah yang menyamar masih tetap diam, ada sedikitpun niat untuk mengucapkan barang sekata. Menciptakan hening sesaat antar insan selain alunan 'trang' yang berasal dari pedang-pedang maupun belati yang keluar dari sarungnya masing-masing, tak tertinggal suara 'tlek' dari pistol dan senapan yang siap sedia membidik dan menembak. Para perompak dihadapanya telah bersiap untuk bertarung.
Sang putri yang menyandarkan kepala dengan nyamannya di dada bidang sang pria bertopeng bukannya tidak tahu apa-apa, fakta bahwa ia masih hidup-ada rasa kesal akan itu, membuatnya memilih untuk diam guna mengumpulkan kembali energi yang sekiranya mampu ia tumpuk barang hanya sekejap. Tak mungkin ia membiarkan pria-yang menurut pendapatnya- adalah Michaels yang tidak seharusnya menampakan wajah dihadapan sang Angels untuk membantunya keluar dari masalah ini. Mau tak mau meditasi singkatnya adalah untuk fokus kembali bertarung.
"You can let down of me, I still can fight!" (kau bisa menurunkanku, aku masih bisa melawan!) kata sang putri menatap satu-satunya netra emas yang terlihat oleh mata langitnya.
"..." sang pria bertopeng hanya menganggukan kepalanya dan menurunkan sang putri. Dari balik jubahnya ia mengeluarkan samurai dengan sarung hitam di hadapan Tetsuna. Menambah lebar mata sang langit sang putri yang indah.
"You let me use this?" (kau memperbolehkanku menggunakan ini?) tanyanya sebelum mengangguk dan dibalas anggukan sekali lagi.
.
Ketika pedang samurai itu telah berada di tanganya, tanpa kekaguman lebih lanjut sang putri segera memisahkan pedang dari sarungnya, menampakkan pedang samurai atau yang tergolong dalam 'katana' yang bermata sangat tajam. Namun bukan disitu saja letak keindahannya. Berbeda dengan katana pada umumnya, pedang ini memiliki bilah pedang atau yang berwarna gelap bahkan mendekati hitam namun berkilau indah tertimpa cahaya bulan. Gagangnya berwarna hitam dengan aksen putih yang cantik.
Seakan pedang ini menggunakan bahan khusus dan ditempa sedemikian rupa sehingga menciptakan warna hitam-atau- gelap yang sungguh mencerminkan Tetsuna, yaitu bayangan. Sungguh sebuah karya seni yang indah untuk mengagumi negara kelahirannya.
.
"What a beautifull sword, I should have that one!" (sungguh pedang yang indah, aku harus memilikinya!) ujar Bob kala melihat katana di tangan sang putri, matanya memancarkan nafsu yang aneh kala menatap katana hitam yang idah itu.
"My apologies, sir! This Katana doesn't belong to me. He lend me this katana—" ada rasa aneh antara kagum dan takjub kala para perompak itu mendengar suara yang begitu lembut dan sopan sang gadis kecil yang memegang pedang itu. Secepat kekaguman itu ada, secepat itu pula hawa mencekam terasa di tengkuk mereka "to down you, all!" (untuk mengalahkanmu!)
Dengan demikian Tetsuna sudah besiap dengan katana-nya. Langit cerah yang sebelumnya menampakan kepasrahan, kini benar-benar cerah dengan sejuta harapan padanya. Nyalang menatap pada para barbar dihadapanya. Di sampingnya tak kalah siap bertarung, sang pangeran bertudung dengan katana yang bertolak belakang dengan sang putri.
.
Katana yang dipegang Akashi Seijurou memiliki sarung berwarna putih, dan ketika dipisahkan dari sarungnya, bilahnya berwarna putih berkilau—bukan silver. Berbeda dengan milik Tetsuna yang cenderung gelap dan mendekati hitam. Gagangnya tak kalah berkebalikan, yaitu putih dengan aksen hitam. Dapat dikatakan kedua pedang ini adalah pedang kembar, karena ciri khas; bentuk; dan ukuran yang sama. Hanya warna yang saling bertolak belakang, yaitu hitam dan putih.
.
"KILL THOSE BRAT!" (BUNUH ANAK-ANAK ITU!) komando Sanders yang langsung disusul oleh kerumunan pasukan yang siap menyerang "and bring me that girl!" (dan bawakan aku gadis itu!)
Pasukan yang tersisa telah mengepung kedua sejoli itu. Membuat Seijurou mundur teratur untuk berdiri membelakangi Tetsuna. Punggungnya bertautan dengan punggung sang gadis, menciptakan seringai kecil di wajah ayu sang putri.
"So, are we do back-to-back?" (Jadi, apakah kita akan melakukan back-to-back?)
"..."
"I'll pretend that you say 'yes'!" (aku akan berpura-pura jika kau mengatakan ya!)
"kau ini menyebalkan. Tidak menjawab ketika ditanya, seenaknya datang menyelamatkanku, dan menunda kematianku. Tahukah dirimu, betapa aku ingin sekali mengakhiri hidup sebagai boneka di mansion keluargaku?" Gerutu sang putri dalam bahasa ibu. Tak diketahui betapa terkejut jiwa lain yang terkubur jauh dalam tubuh pria dibelakangnya—yang sang gadis percaya bahwa ia tak mengetahui bahasa Jepang. Sebisa mungkin Seijurou tetap bungkam demi penyamaranya.
DOORR
Satu peluru mengarah ke arah kepala Tetsuna yang dengan cepat menunduk. Cantiknya adalah bahwa menunduknya Tetsuna juga bersamaan dengan apa yang dilakukan Seijurou, menyebabkan peluru kecil justru mengenai bahu salah satu perompak di sebrang penembak
"SHIT!"
DOORR DOORR TRANG BUAKKHH BUK
Demikian pertunjukan tarian angsa yang sebelumnya adalah penampilan solo kini berganti menjadi penampilan tarian duet di panggung yang sama. Sang penari pria sangat fokus untuk membuat pasangan tarinya nampak cantik dan indah, sehingga banyak insan akan iri ketika melihatnya. Dapat melihatnya, namun tak mampu memilikinya.
Meski nampak sibuk dengan lawan masih-masing, mereka saling membantu dan mengawasi punggung masing-masing. Tak jarang adanya komunikasi melalui mata, tanpa mereka harus mengeluarkan sepatah katapun.
Kala tatapan sang pangeran memanggil sang putri, tanpa bertanya Tetsuna langsung menerjang ke arah si pemanggil. Tangan kiri yang tak memegang pedang segera bertaut dengan tangan kanan sang pangeran yang kemudian menggiringnya untuk berlari di kontainer yang menjulang vertikal kemudian menendang dengan keras menggunakan kaki kananya kepala salah satu perompak hingga tidak sadarkan diri dan menabrak rekannya yang lain. Memudahkan sang pria bertudung yang telah melepas tautanya untuk menebas dua kepala sekaligus tanpa ampun.
Lain lagi kala tatapan itu memanggil dan yang kali ini Tetsuna setuju melakukan lifting—di lempar ke udara (biasa dalam gerakan cheerleaders) dan melakukan salto di udara dan melewati kepala sang pemanggil untuk kemudian turun dengan mata pedang hitamnya menghadap ke bawah dan tepat menembus punggung serta menancap ke bagian jantung tanpa belas kasihan, membuat air mancur merah dari tubuh korban dan beberapa tetes mengenai wajah ayu namun tak dihiraukan oleh sang empunya wajah, ia tetap melanjutkan aksinya melawan perompak lain yang masih hidup.
Panggung pertunjukan kembali indah dengan percikan merah yang mematikan. Sangat berbeda dari yang sebelumya yang masih membiarkan para pria bejat itu hidup. Pertunjukan kali ini, mereka yang hidup telah kehilangan salah satu anggota tubuh mereka, sisanya mati dengan cukup mengenaskan.
Meski telah selesai dengan anak buah 'Shark Sailor', mereka berdua masih belum selesai dengan kedua pemimpin pasukan. Tetsuna berusaha mengembalikan nafas-nafas lelahnya dan mengira sang Michaels juga melakukan hal yang sama, tapi—
SRAATTSSS
Mata pedang putih itu menebas begitu saja kepala milik Bob Horison. Dan tubuh kekar itu rubuh begitu saja dihadapan sang pelaku. Kepala yang menggelinding ke arah kaki Tetsuna sama sekali tak membuat sang putri terkejut maupun takut. Ia hanya terkejut kala tadi sang pria bertudung bergerak menerjang dengan tiba-tiba dan melakukan adegan itu tanpa pikir dua kali. Tubuh sang putri tak berpikir untuk menghentikan aksi itu sebab ia paham jika –mungkin- itu adalah tugasnya sebagai Michaels.
"wow! you really done it, Michaels!" (wow! Kau benar-benar telah melakukannya, Michaels!) sindirnya pelan dengan wajah datarnya yang telah kembali.
Sanders yang menyaksikan rekannya terbunuh dengan cara seperti itu, hanya terpaku sesaat sebelum akhirnya mengamuk. Dengan segala sumpah serapah dan peluru-peluru yang beterbangan asal namun mengarah tetap ke Seijurou—yang tak akan mungkin menembus seragam Michaels yang anti-peluru.
"BOB... NOOOO! YOU SON OF A BITCH, BASTARD! I'M GONNA KILL YOU! GO TO THE HELL, BASTARD! GO DI—" (A/N: Haruskah saya mentranslate ini?)
Namun sayang sekali, dengan segala sumpah serapah, kutukan, bahkan tambakan yang dilancarkan pada sang pria bertudung, hanya membuatnya kehilangan tangan kirinya yang menciptakan teriakan memilukan dari Sanders. Tak diketahui oleh sang putri di belakang bahwa pria bertudung yang menebas tangan Sanders telah berganti mata menjadi merah, tanda bahwa itu adalah Seijurou yang Tetsuna kenal—yang asli. Sebenarnya tugas utamanya adalah untuk membunuh Bob Horison—dan dia berhasil. Menebas tangan Sander Mc. Quaine hanyalah bentuk kekesalan sang jiwa asli karena tangan itu hampir menghilangkan nyawa sang putri yang sangat berharga baginya.
"Arrrggghhhh! You bastard, damn you! You son of a bitch! Go to hell! You killed Bob!" (A/N: Haruskah saya mentranslate ini?) dan teriakan itu berubah menjadi jeritan dan tangisan yang sungguh memekakkan telinga dan mengiris hati—kecuali hati kedua sejoli ini, sepertinya. Pistol yang tersisa di tangan kananya masih mampu untuk menembak ke arah Seijurou, namun tanpa kekuatan berarti kaki sang pangeran hanya menginjak pistol itu dan menendangnya hingga menjauh dari sang pemilik.
Saat bebalik mata itu kembali menjadi emas, kembali pada jiwa haus darah yang sedang beraksi dan kembali mengambil alih perannya. Berjalan ke arah sang putri yang menunggu dengan wajah datarnya. Keringat segar menetes dari pelipis dan dan leher putihnya, hoodie yang sebelumnya menutupi surai biru itu kini menampakan surai-surai lembut yang tergerai sedikit berantakan dan tetap indah tertiup angin. Menciptakan desiran tak wajar dalam diri jiwa lain ini dan kini berusaha keras untuk menahan dirinya untuk tak menyentuh sang putri milik jiwa yang asli. Yah, sudah berakhir. Atau tidak—
SREETT JLEEBB
Dan netra langit it melebar akan pemandangan sang penyelamat dihadapanya. Sebuah panah dari –yang ia kenal—bow gun, telah menancap di kulit lengan sang Michaels yang saat ini memegangi lengang kirinya demi menahan sakit. Sadar, dan dengan cepat matanya mengedar ke arah datangnya panah. Dan netra langit itu berhenti tajam pada kontainer yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Bersaamaan dengan langit yang membidik awan dengan 'kesayangan' yang entah sejak kapan bersedia di tanganya. Tanpa pikir panjang sang gadis menarik pelatuk,
DOORRR
"AAAAARRGGHH"
BUUKK
Cukup satu tarikan. Sang pelaku pemegang bow gun jatuh tanpa ampun dari ketinggian yang tidak main-main. Entah dimana peluru sang gadis bersarang, namun sepertinya sang pelaku itu mati seketika dilihat dari posisinya setelah terjatuh. Tanpa mempedulikan sang korban, ia kembali memfoskuskan pandangannya pada sang Michaels yang masih berusaha menahan sakit dalam diam.
"Hey, are you okay?" (Hey, kau baik-baik saja?)
"..." hanya anggukan. Jawaban yang sangat diantisipasi Tetsuna. Sang pangeran yang kesakitan itu justru berusaha pergi menjauh, namun dengan mudah ditahan oleh sang putri.
"Wait! Please, let me help you!" (Tunggu! tolong, biarkan aku menolongmu)tangan putih itu menggenggam lengan kekar sang Michaels, mencegahnya untuk pergi tanpa membiarkan sang putri, membalas budi.
"I will not pry about your identity, I promise!" (Aku tidak akan membongkar identitasmu, aku janji! )
Mendengar penuturan itu, bagi Seijurou cukup menjanjikan. Maka ia mengangguk kembali dan membiarkan dirinya dipapah sang Angels ke tempat yang lebih damai -dan bersih dari mayat-mayat perompak—di dekat lautan, di jembatan kayu yang membatasi lautan dengan daratan. Tubuh mereka tersinari cahaya bulan yang indah, disaksikan pula oleh bintang-bintang dan neptunus di bawah lautan yang mengombak riang.
Setelah mendudukan sang Michaels, Tetsuna mulai bekerja dengan medis alakadarnya yang selalu ia bawa dalam tas pinggangnya. Namun perkara pertama adalah mencabut panah itu dari kulit lengan sang Michaels,
"This is going to be quick, but hurt!" (ini akan cepat, namun sakit!) dan tanpa menunggu reaksi dari si pasien, ia telah menarik panah-yang-entah-dengan-trik-apa begitu cepat terlepas dari tubuh sang Michaels, meniciptakan lonjakan luar biasa sang pria yang dibalik topengnya berusaha menekan suaranya agar tidak berteriak kesakitan. Harus sang Michaels akui bahwa itu cepat—dan menyakitkan.
"sorry!" kata sang putri datar tanpa rasa bersalah.
'what the hell, Tetsuna!' batinnya berteriak mohon ampun pada sang putri (A/N: Mampus lu Sei! *digunting)
"Please don't act cool! If you wanna scream, just do so. I know that hurt so much." (tolong jangan sok kuat! Jika kau ingin berteriak, lakukan saja. Aku tahu itu sangat menyakitkan) Katanya sembari berkutat dengan perban untuk menekan luka sementara sampai darahnya berhenti. Ia bersyukur, lukanya tidak dalam.
"I do wonder about your voice," (aku juga penasaran dengan suaramu) rancaunya yang cukup membuat Seijurou tertegun. Sebenarnya alasan Tetsuna merancau hanya untuk menghilangkan kecanggungan. Sungguh hal yang sangat jarang ia lakukan, apalagi pada orang asing dihadapannya.
"I'm actualy didn't expect that you will come to save my live. About killing Bob Horison, was that your mission?" (sebenarnya, aku tidak menyangka kau akan datang menyelamatkanku. Berkaitan dengan membunuh Bob Horison, apakah itu misimu?) salah satu pertanyaan rancau yang ia tanyakan pada sang Michaels selagi tangannya juga sibuk dengan perban dan obat luka untuk menutup luka sang pasien.
"Should get new blazer imedietely, Shouldn't you? Luckyly, tomorrow we wear usual clothes." (harus mendapatkan blazer baru dengan cepat, ya? Untungnya besok kita memakai baju bebas.) Tetsuna terus bebicara dengan nada lembut, meski tak peduli dengan sang Michaels yang sama sekali tak ingin membuka suaranya.
"There, that's a wrap!" (sudah selesai!) katanya dengan wajah yang nampak ceria meski tetap datar, "you know, my mother used to do this after examine my injuries—" (kau tahu, ibuku akan selalu melakukan ini setelah mengobati lukaku—)
Cup
Kecupan di perban yang dilakukan Tetsuna kontan saja menciptakan rona merah di balik topeng putih itu. Netra merah yang bergetar antara merah dan emas seakan takjub tak henti akan perlakuan lembut sang langit. Akhirnya mata emas itu terpejam, dan perlahan terbuka.
Terdapat kepalan tangan yang tersaji dihadapan wajah Tetsuna, kemudian terbuka—dan kosong.
Tangan kosong itu berputar dan telapak menatap ke atas, kosong juga.
Kemudian ia memutar pergelangan tanganya dan dari lengan blazer hitam, muncul benda yang selama ini menjadi misteri bagi Tetsuna,
Tulip merah.
Raut wajah itu tetap bingung—disisi lain merasa konyol dengan sulap kekanakan yang aneh, namun tangannya tetap terlurur untuk menerima bunga itu dari tangan sang Michaels.
"Why you always give me this?" (mengapa kau selalu memberiku ini) tanyanya sendu "But thank you, I'm appreciate this!" (tapi terima kasih, aku menghargainya!)
"Ohh, and this is your katana! It's beautiful! And it really saved my live," (Ohh, dan ini katana-mu! Benada ini sangat indah! Dan benar-benar menyelamatkan nyawaku) Tangan itu menyerahkan katana hitam yang indah itu pada sang pemilik, namun ditolak halus dengan tangan. Tangan itu memberi isyarat seakan mengatakan 'kau dapat menyimpanya'
"Are you sure?" dan lagi-lagi hanya anggukan.
Ada jeda yang kembali menciptakan kecanggungan diantara keduanya. Sang pangerang yang sangat ingin bisa mengeluarkan suaranya untuk sekedar menyebut nama Hime-nya. Sang putri yang bmbang akan pernyataan tersirat sang Michaels melalui bunga tulip yang indah di tangannya.
"You see, I just wanna say that—would you like to stop doing this to me? You only hurt yourself. I am not a free girl like you think," (kau tahu, aku hanya ingin mengatakan jika—bisakah kau berhenti melakukan ini padaku? Kau hanya akan menyakiti dirimu. Aku bukanlah gadis bebas seperti yang pikir.)
'I am only a bird that never can be free' (aku hanyalah seekor burung yang tak mungkin dapat bebas) sambungnya dalam hati.
Sang darah disana semakin tertegun, seakan ia sangat tahu dan dapat mengerti apa yang ada di benak sang putri. Dengan berani ia muncul ke permukaan, topeng putih ia naikan ke atas sehingga menampakan sebagian wajah khusunya hidung dan mulutnya. Kedua tangan kekar itu memegang lembut bahu sang langit, dan dengan lembut Seijurou mengecup dahi sang tunangan yang tak tahu menahu akan jati dirinya. Menciptakan rona merah di seluruh wajah Tetsuna yang imut.
Sayang sekali, belum sempat bereaksi. Sang Pria Bertudung Merah telah menghilang dari hadapannya. Menghilang bersama angin pantai bagai pesulap yang meninggalkan begitu saja panggung pertunjukan setelah selesai dengan penampilannya.
"What a selfish man are you, Mr. Silent Red Riding Hood?" (Betapa egoisnya dirimu, Tuan diam bertudung merah)
.
Selesai. Tetsuna telah selesai melakukan misinya. Linda Carlos telah berhasil diselamatkan. Dan dengan bertarungnya dirinya dengan perompak Shark Sailor, manambah informasi akan penyelidikan kecil yang ia lakukan berkaitan dengan pencurian barang museum berupa Tiara Merah Muda itu. Kini Shadow telah kembali bersama sang rekan—Tiger, ke markas untuk melapor sebelum kembali ke asrama dan beristirahat. Tak lepas dari mata merah bata sang rekan betapa diam dan nampak mengawang sang rekan biru yang hampir seperti adiknya itu.
'You really done it, Akashi!' (kau benar-benar telah melakukanya, Akashi!)
.
(Mc.D*nald's parking lot, 10.36 p.m.)
"Yo, Lion!"
[How is she?] (Bagaimana keadaanya?)
"As you want, safe and sound." (seperti keinginanmu, aman dan selamat)
[Souka, yokatta! So Tiger, you going tomorow?] (jadi tiger, kau akan pergi besok?)
"Yeah, I'm glad for doing my last task with her. Thanks to you" (ya, aku senang bisa melakukan tugas terakhirku bersamanya. Semua berkat dirimu."
[No, taiga. I knew this mission will turn to be like this. Thats why I need your help,] (Tidak, Taiga. Aku tahu jika misi ini akan menjadi seperti ini. Itulah mengapa aku butuh bantuanmu)
" Yea..Yea...nee Akashi, apa kau memunculkan dirimu? Dia nampak berbeda,"
[Itu bukan urusanmu, Taiga! Apapun yang aku lakukan, hanya aku yang akan membebaskan dirinya.]
"hhh, do as you wish, Mr. Silent Red Riding Hood~~!" (lakukan sesukamu, Tuan Diam Bertudung Merah~~)
SEETT JLEB
Menancap di sebelah kursi pengemudi, sebuah gunting merah yang di gagangnya tergantung kertas dengan tulisan 'Good luck in new place and new job!'
"Damn you Akashi!"
To Be Continue
A/N:
Kok kayaknya gaya penulisan ini agak kebawa gaya penulisan fict sebelah ya? #Unsure
and HECK with all this romance stuff!#pundung
ahh mbuh lah... sing penting update sik #BahasaJawaModeOn
Kise: "Hyuannchi~~ akhirnya update juga disini-ssu!"
Mido: "hmp, kukira kau menyerah dengan fict ini-nanodayo! Bukan berarti aku peduli!"
Hyuann: "Kan saya pernah bilang untuk menjadi author bertanggung jawab. Toh telat update gara-gara uts."
Kise: "Bukan gara-gara keperangkap di fict sebelah-ssu?"
Hyuann: "itu juga sih." *ngaku
Olla Minna-san
Totally sorry for the late update! #Bow. Oke, aku bingung mau ngomong apa... tapi yang penting semoga suka dengan chapter ini. Dan terima kasih bagi Minna-san yang bersedia mem-Favorit dan mem-follow fict ini, saya tidak menyangka jika fict ini akan diterima. Sekali lagi Arigato Gozaimasu #bow.
Kritik dan saran saya nantikan,
Follow and Favorite jika berkenan.
Arigato Minna-san