Sincerity Of Feeling

Story by : Me

Disclamer : Masashi Kishimoto

Rate : T+

Pairing : Sasuke U x Hinata H

Genre : Romance & Drama

Warning : So Many Typo, OOC, Cerita tidak jelas dan sebagainya


. . .

Tanpa ijinmu, aku masuk kedalam hatimu...

Tadinya kupikir akan terasa biasa dan sama seperti yang lain.

Tapi setelahnya, aku ingin menetap disana... tinggal dan memiliki hatimu.

Dan aku, ingin bersama denganmu.

Pernahkah kau merasa sangat mencintaiku, pernahkah sekali saja kau merasakan aku yang terlalu mencintaimu?.

Aku mencintaimu, kata-kata cintaku menggema dalam pikiranku.

Chap I

Udara hangat meliputi hampir seluruh Konoha, mengawali musim gugur yang segera dimulai, daun-daun maple yang bewarna kecoklatan berguguran menambah perasaan bahagia pada semua penduduk Konoha.

Seharusnya ini menjadi waktu yang sangat baik untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga, tapi... masalah yang pelik sedang dialami oleh salah satu keluarga terpandang di Konoha, bahkan permasalahannya sedikit membawa dampak pada sektor perekonomian di Konoha.

Anak sulung pemilik kerajaan bisnis Uchiha, Itachi Uchiha tersandung kasus pembunuhan, berita pagi di awal musim gugur ini jelas membuat dampak yang besar pada operasional perusahaan. Bukan hanya perusahaan inti saja, tapi beberapa mitra yang memang bekerjasama dengan perusahaan milik Fugaku Uchiha, dan ini menjadi perhatiaan utama masyarakat di awal hari ini.

Seluruh media berlomba-lomba menghiasi berita ini dan menjadikan headline utama pada surat kabar maupun siaran berita di televisi.

Tapi,

Seorang gadis yang berdiri gelisah dan menggenggam erat microphone nya sambil menggerutu pada pria di sampingnya yang membawa kamera ENG (Electronic News Gathering) jenis kamera yang biasanya digunakan untuk meliput berita diluar ruangan karena sifatnya yang portable mudah dibawa-bawa.

"Kau terlihat tidak nyaman, Hinata?" tanya pria itu.

Dan Hinata sambil menghentakkan sebelah kakinya menggerutu dengan kesal "Aaah, ini tidak mungkin... aku tidak percaya pada kabar ini, Kiba-kun."

Kiba mengernyitkan keningnya, tanda bingung pada perkataan teman kerjanya ini "Loh, kenapa kau tidak percaya?".

"Aku tahu orang seperti apa presdir Itachi, dia tidak mungkin melakukan hal seperti ini."

"Hahahahaha, kau ini Hinata... memangnya kau memiliki hubungan khusus dengan keluarga Uchiha? sampai sebegitu yakin nya kau kalau dia tidak bersalah." tutur Kiba sambil tertawa mendengar jawaban yang menurutnya absurd "Kita tidak pernah tahu isi hati seseorang Hinata, apalagi jika itu melibatkan uang atau kekuasaan."

Dan Hinata mencubit keras pinggang Kiba "Aku serius Kiba-kun, walau aku baru beberapa kali berinteraksi dengan presdir Itachi, tapi... aku bisa melihat orang seperti apa presdir dari Uchiha Bank itu, dia orang yang sangat ramah & hangat, dan tidak mungkin melakukan hal seperti ini." ucap Hinata menuntut.

"Awww..aww..." rintih Kiba sambil mengelus perlahan pinggangnya "Sudahlah Hinata, tugas kita disini meliput kelanjutan kasus Itachi Uchiha, kau itu reporter bukan pengacara Hinata." ucap Kiba sambil meringis kesakitan.

Hinata berdecak kesal, ia menyilangkan kedua tangannya "Reporter juga memiliki kewajiban untuk memberitakan kebenaran kepada masyarakat Kiba, bukan hanya menyampaikan kejadiaan yang ada."

. . .

Hinata Hyuga,

Gadis bermata bulan yang manis khas para keluarga Hyuga, saat ini bekerja pada stasiun televisi sebagai reporter berita, ia terkadang juga ditugaskan sebagai news anchor atauseorang penyiar berita.

Ia aktif, pintar dan energik serta pembawaaannya yang lembut membuat banyak yang ingin berteman dengannya, bahkan banyak yang terang-terangan memintanya menjadi miliknya.

Tapi, hati Hinata sudah berlabuh terlalu jauh pada seorang senior di tempat ia bekerja, seseorang yang sama sepertinya news anchor dengan pengalaman yang jauh lebih dari Hinata.

Toneri Ootsuki.

Tukk

Bunyi dari cangkir kopi yang diletakkan di meja membuat Hinata mendongakkan kepalanya.

"Kau kenapa Hinata? sejak kembali dari kantor polisi kau terlihat murung?." ucap Pria bersurai putih itu sambil mengelus perlahan poni tebal Hinata.

Hinata tersenyum lembut dan menarik cangkir kopi yang sedikit mengeluarkan asap dan aroma yang menyengat indra penciumannya "Kasus Itachi Uchiha, aku hanya merasa banyak kejanggalan."

Toneri tersenyum memandang wajah serius kekasihnya ini "Kenapa kau bisa berfikiran seperti itu? bukankah semua bukti mengarah padanya?"

"Entahlah, aku hanya merasa... Itachi Uchiha bukan orang yang seperti itu, dan lagi... kasus ini terkesan dipaksakan dan timing nya... entahlah." ucap Hinata sambil mata bulannya menerawang jauh ke langit luas.

"Timing-nya kenapa?"

Sambil meminum kopinya perlahan "Bukankah perusahaan Uchiha baru saja membatalkan kerjasama mereka pada mega proyek dengan perusahaan pengembang milik Orochimaru." tutur Hinata.

Dan Toneri menganggukan kepalanya merespon penuturan Hinata "Jadi?" tanyanya pada Hinata.

"Aku berfikir kasus ini ada yang mengaturnya, dan aku harus mencari tahu yang sebenarnya."

Cupp...

Toneri mencium perlahan kening kekasihnya ini "Jadi maksudmu, kau ingin melakukan investigasi? kau ini reporter Hinata bukan detektif, dan jika Itachi bukan pelakunya, polisi pasti akan menemukan kebenarannya lebih dahulu dibanding dirimu."

Mendapat perlakuan seperti ini, Hinata merona... pipi pulamnya memerah karena malu "Ini di kantor Toneri-kun, bagaimana jika ada yang melihat?" ucap Hinata.

"Biarkan saja, biar semua orang dikantor ini tahu kalau kau memang milikku." ucap Toneri sambil tersenyum senang.

Dan Hinata bersemu merah.

Ciri khas dari bungsu Hyuga ini jika sedang malu atau tersipu.

Hyuga Hinata merasa sangat bahagia dalam kehidupannya, ia memiliki kakak laki-laki yang luar biasa sayang terhadapnya, ayahnya yang bijaksana serta kakak ipar istri dari Hyuga Neiji alias Tenten yang menyayanginya seperti adiknya sendiri.

Impiannya tercapai, bahkan saat ini Hinata sedang berada dipuncak karirnya, terlebih lagi... orang yang ia cintai, kekasih hatinya, orang yang dikaguminya juga memiliki perasaan yang sama besarnya seperti dirinya Toneri Ootsuki, dan hubungan mereka sudah berjalan lebih dari 2 tahun.

Hinata merasa hidupnya lengkap.

Tapi nyatanya alur kehidupan, siapa yang tahu?

Tuhan menggariskan kehidupan kita yang seperti apa nantinya siapa yang akan tahu?

Dengan siapa dan bagaimana Tuhan mengatur kehidupan kita memang siapa yang bisa mengetahuinya?

Dan ini berlaku pada semua mahluknya, termasuk si gadis bermata amethyst Hyuga Hinata.

"Baiklah, aku akan membantumu." ucap Toneri.

Hinata mendongak dengan wajah yang berseri mendengar ucapan kekasihnya ini "Kau serius?" tanyanya sedikit tidak percaya.

Dan Toneri sedikit menganggukkan kepalanya "Ya, karena walaupun aku melarangmu kau pasti akan tetap melakukan penyelidikan itu dengan atau tanpa ijin dariku, jadi akan lebih mudah jika aku menemanimu."

Greppp...

Toneri membulatkan matanya sesaat.

Hinata memeluknya tiba-tiba, dan selama mereka berhubungan baru pertama kalinya Hinata yang memeluknya terlebih dahulu, Toneri terkejut dan bahagia lebih tepatnya.

"Terima kasih Toneri-kun..." ucap Hinata sambil memeluk lebih erat kekasihnya ini.

"Hahahahaha"... tawa Toneri sambil perlahan mengelus surai indigo Hinata "Jadi ini yang bisa membuatmu sebahagia ini Hinata?"

Dalam pelukannya Hinata menganggukkan kepalanya.

"Itulah kenapa aku selalu meminta kepada direktur untuk membuatmu menjadi penyiar berita dibanding terjun langsung dilapangan seperti ini." ucap Toneri sambil perlahan mengusap pipi pulam Hinata.


Tak ada gelap,

Yang ada hanya kesunyian...

dalam malam, kau berikan pertanda kebahagian.

dalam malam pun kau menggoreskan sebuah luka.

walaupun kau berikan seluruh sinar rembulan dalam cahaya purnama.

sayatannya tetap merasuk jauh kedalam jiwa.

"Jadi, kakak ku bisa dibebaskan hari ini juga?"

Sang pria itu mengangguk patuh pada seseorang yang memberikan pertanyaan "Benar Uchiha-sama".

"Bukan penangguhan penahanan, melainkan benar-benar dibebaskan dari tuduhan sialan itu?!."

Sigh.

Desahan penuh kelegaaan keluar dari bibir dingin pria yang tanpa ekpressi ini.

"Ba-bagaimana bisa Asuma-san?" tanya Mikoto Uchiha sendu.

Bagaimana tidak, pada hari yang cerah pergantian musim ia harus menerima kabar menyakitkan tentang anak sulungnya yang dituduhkan terlibat dalam kasus pembunuhan, seluruh dunianya terasa runtuh saat itu juga.

Bahkan Fugaku Uchiha sampai harus dilarikan ke rumah sakit akibat serangan pada jantungnya, dan ia benar-benar tidak siap menerima berita yang terlalu mustahil bagi keluarga Uchiha.

"Katakan, bagaimana bisa?!" ucap Sasuke Uchiha dan nada suaranya naik beberapa oktaf.

"Seorang reporter wanita dari stasiun tv Konoha news memberikan sebuah rekaman, ia bilang rekaman itu ia peroleh dari blackbox sebuah mobil yang kebetulan sedang parkir dibasment gedung tempat dimana terjadi pembunuhan, dan disana terekam jelas jika Itachi-sama hanya kebetulan berada disana karena mobilnya memang terparkir di tempat itu." ucap Asuma menjelaskan.

"Syukurlah ya Tuhan." ucap Mikoto sambil terduduk lemas, ia pun berkali-kali mengucapkan terima kasih dan sambil memandang sendu wajah suaminya yang masih terbaring tak berdaya sejak hari itu.

"Kau harus tetap mencari tahu dalang dibalik kejadian ini, aku masih yakin Orochimaru berengsek itu ada dibelakang semua ini." titah Sasuke pada Asuma.

"Baik." ucap Asuma, ia pun sedikit menundukkan kepalanya untuk pamit dari ruangan ini.

"Tunggu Asuma, beritahu aku siapa reporter itu... aku akan menemuinya secara langsung dan mengucapkan terima kasih." ucap Sasuke.

"Namanya Hyuga Hinata dari stasiun tv KNH ia dibagian deputi berita." jawab Asuma.

"Baiklah kau boleh pergi." titah Sasuke "Hinata... Hyuga Hinata." gumam Sasuke.


Pagi ini,

Masih dalam suasana hangatnya musim gugur.

Setelah beberapa hari kegaduhan atas kesalahan dari kasus Itachi Uchiha, dan setelah semuanya berjalan seperti sedia kala. Sasuke Uchiha sengaja mendatangi langsung gedung stasiun tv KNH untuk bertemu dengan seorang gadis yang menjadi alasan terselesaikannya kasus Itachi Uchiha.

Ia duduk diruang direktur stasiun tv KNH.

Bukan karena ia seorang berpengaruh sehingga ia bisa menunggu di ruangan direktur, bukan juga karena alasan ia pemilik sebagian saham di stasiun ini, tapi Sasuke hanya merasa satu-satunya ruangan di gedung statisun tv ini yang bisa membuatnya terhindar dari pusat perhatian.

Dan...

"Ini Hyuga Hinata, Sasuke-sama." ucap Direktur itu memperkenalkan.

Degupan jantung nya terasa berbeda.

Seperti bunga mekar diawal musim semi.

Kau, cinta pertamaku yang datang tanpa sebuah alasan.

Sasuke termangu, jantungnya terasa berhenti berdetak.

Onyx-nya menyelami keindahan bola mata rembulan.

Ada aliran hangat yang menjalar menuju hatinya.

.

.

.

Sasuke merasa... gadis dihadapannya ini harus menjadi miliknya.

.

.

"Saya Hinata Hyuga."

-tbc-

Aahhh...

Saya malah datang membawa fict absurd ini, Gomenne... bukannya menyelesaikan fict yang belum kelar dan terbengkalai...

Untuk fict 'something lost' jika tidak ada halangan saya up minggu depan dan pasti akan saya selesaikan.

Terima kasih untuk all reader atas supportnya.

-Oyasuminasai

Intan.