A LIE
DISCLAIMER MITSURO KUBO & STUDIO MAPPA
VICTUURI
RATED T (buat jaga-jaga. Soalnya author tidak tahu bagaimana kedepannya)
ROMANCE (mybe), HUMOR (mybe)
WARNING! OOC, TYPO EVERYWHRE, EYD NGASAL
GAK SUKA? JANGAN BACA
NB : Disini umur Yuuri dkk tidak sesuai dengan yang di anime. Mungkin ada beberapa yang sesuai. Entahlah, author juga tidak terlalu tahu.
UNIVERSITAS NEGERI
"Haaaaahhh..."
Seorang pemuda manis berkacamata dan berambut hitam menghela napas.
Dia memandang kertas yang dipegangnya dengan tatapan putus asa.
Ah ya, perkenalkan. Pemuda manis ini bernama Katsuki Yuuri. Seorang mahasiswa angkatan pertama jurusan ekonomi. Berasal dari negeri Sakura yaitu Jepang. Makanan kesukaannya adalah Katsudon. Keluarganya terdiri atas ayah, ibu, dan kakak. Lahir tanggal 29 November. Tinggi 173 cm. Mempunyai pipi yang chubby dan- #plaak
Yak, sesi pengenalannya kita tunda. Kembali ke topik awal.
Pemuda yang bernama Katsuki Yuuri atau biasa dipanggil Yuuri ini sedang mengalami kegalauan.
"Lagi-lagi dapat C. Kalau begini terus, bisa-bisa aku tidak bisa lulus S1" kata Yuuri sambil melipat kertas yang rupanya isinya mengenai nilainya yang dibawah rata-rata. Ini sudah keberapa kalinya nilai makalahnya selalu jelek. Dan hal itu semakin membuat Yuuri depresi.
Sebenarnya Yuuri adalah orang yang pintar, meski tidak pintar-pintar amat. Tapi karena dia diberkahi waktu luang yang banyak daripada orang lain, dia bisa belajar lebih banyak dari biasanya. Hanya saja, entah kenapa mendekati akhir-akhir semester ini, Yuuri jadi tidak bisa mencerna materi yang diberikan oleh dosennya. Belajar ke sana sini pun dia tetap tidak bisa mengerti. Hingga akhirnya dia selalu mendapat nilai C di tugas-tugasnya.
Untuk sekali lagi, Yuuri mengehela napas panjang memikirkan nasibnya.
"Yuuri!"
Disaat Yuuri sedang galau-galaunya, tiba-tiba ada yag memanggilnya. Dia menoleh ke belakang dan mendapati pemuda yang seumuran dengannya. Namanya Phichit Chulalont (sang nahkoda uhukkapalvictuuriuhuk). Pemuda berkulit sawo matang yang berasal dari Thailand. Sahabat Yuuri sejak mereka bersekolah di Detroit hingga sampai sekarang mereka masih bareng-bareng. Mungkin inilah yang dinamakan Best Friend Forever. :"v
"Phichit? Ada apa?" tanya Yuuri ketika Phichit menghampirinya.
"Aku mencarimu dari tadi tahu. Kau kemana aja sih?" balas Phichit sambail memasang ekspresi pura-pura kesal.
"Ah, maaf. Aku tadi habis mengambil hasil nilai makalahku." Jawab Yuuri sambil menangkupkan kedua tangannya di depan wajahnya.
"Heee, nilai makalahmu dapat berapa?" tanya Phichit kepo.
"Ugh... sudahlah Phichit, jangan tanya soal nilai padaku. Aku capek memikirkannya." Tiba-tiba Yuuri kembali down mendengar pertanyaan Phichit.
"Ahahaha, maaf Yuuri. Aku kan penasaran. Daripada memikirkan itu, ayo kita ke kafetaria kampus. Aku lapar banget nih." Ajak Phichit sambil menarik tangan Yuuri. Yuuri yang diseret pun hanya bisa pasrah. sebenarnya dia malas mau pergi kemana-mana, tapi tidak ada salahnya juga sih dia ke kafetaria. Kebetulan dia juga lapar. Hitung-hitung menghilangkan galaunya gara-gara nilainya makalahnya.
Sesampainya mereka di kafetaria, mereka langsung disambut dengan gerombolan cewek-cewek yang sedang berteriak histeris. Phichit sampai harus menutup telinganya karena suara teriakan cewek-cewek itu begitu kuat hingga rasanya bisa menembus gendang telinganya. Sedangkan Yuuri yang tahu apa penyebab gerombolan gadis-gadis ini teriak hanya bisa menghela napas lagi. Ah, malah makin gak napsu buat makan.
"Waaaahh... pasti ada dia lagi disini. Pantes kafetaria rame banget." Kata Phichit yang setelah bersusah payah melewati gerombolan gadis-gadis itu.
"Sudahlah. Aku lapar nih. Ayo ambil makanannya." Balas Yuuri yang baru juga berhasil melewati gerombolan cewek-cewek.
Setelah mengambil makanan, Yuuri dan Phichit mencari-cari tempat duduk yang kosong. Yang entah kenapa semua tempat duduk rata-rata sudah diisi oleh cewek-cewek. Dan yang membuat Yuuri semakin kesal adalah cewek-cewek itu duduk tapi mereka sama sekali tidak memakan apapaun alias hanya sekedar numpang duduk saja.
"Mereka itu, bisa gak sih minggat dari sini? Menuh-menuhin tempat duduk saja. Bagaimana kita bisa makan kalau kayak gini?" protes Yuuri. Plis deh, kalau kalian gak ada urusan di sini lebih baik kalian minggat dari sini. Berikan hak tempat duduk kepada orang yang setengah mati menahan laparnya tapi gak bisa makan-makan karena kapasitas tempat duduk kalian ambil semua! Well, mungkin itulah yang dipikirkan oleh Yuuri.
Phichit yang melihat sahabat sehidup sematinya hanya bisa ketawa kecil. Sahabatnya ini kalau sudah ada sesuatu yang berhungan dengan 'orang itu' dia pasti langsung berubah. Padahal sifat aslinya tidak kayak begini. Yuuri aslinya orangnya ramah dan baik, tapi dia bisa berubah 180 derajat jika menyangkut 'orang itu'.
"Ah Yuuri! Disana kosong!" kata Phichit ketika melihat tempat duduk yang baru saja ditinggali oleh orang lain.
"Aaah, untunglah. Ayo kesana, keburu diambil sama orang lain." Kata Yuuri yang buru-buru menuju tempat duduk yang kosong itu.
Tapi entah dewi keberuntungan sedang mempermainkannya, tiba-tiba saja Yuuri tidak sengaja menabrak orang yang sedang berjalan berlawanan arah darinya. Dan alhasil nampan makanan Yuuri jatuh dan mengenai bajunya dan sedikit mengenai baju orang yang ditabraknya. Plus, Yuuri jadi jatuh terduduk karena orang yang ditabraknya lebih tinggi dan besar dari dia.
BRUGH
"AH!"
Seketika suasana di kafetaria jadi hening begitu mendengar suara teriakan Yuuri. Ah tidak, lebih tepatnya bukan karena teriakan Yuuri mereka hening, tapi karena orang yang ditabrak Yuuri tadi yang membuat suasana kafetaria jadi hening, atau bisa dibilang gerombolan cewek-cewek tadi menatap Yuuri dengan tatapan kaget plus kesal karena telah berani-beraninya menabrak 'orang itu'.
Hei! Itu kan tidak disengaja! Lagipula Yuuri yang jadi korban disini meski dia yang menabrak tadi!
Yuuri menatap ke orang yang ditabraknya tadi (dibilang ditabrak nggak pas juga sih. Soalnya Yuuri yang jatuh) dan seketika Yuuri jadi kaget melihatnya. Demi apapun, dari semua orang yang ada, kenapa mesti 'orang itu' yang Yuuri tabrak?
Orang yang ditabrak Yuuri pun menatap Yuuri dengan kaget juga. Well, seperti mereka berdua sama-sama saling tidak menyangka dengan orang yang mereka tabrak.
Tapi sedetik kemudian, orang yang ditabrak Yuuri atau lebih tepatnya seorang pemuda berambut silver-dan perlu dijelaskan itu bukan uban- dan memiliki mata biru sapphire itu langsung membungkukkan badannya dan mengulurkan tangannya ke Yuuri. Memberi bantuan kepada Yuuri untuk berdiri (dan seketika para cewek langsung iri melihatnya).
Yup, nama pemuda ganteng bin tampan itu adalah Victor Nikiforov.
Sang idola di kampus.
"Прости* Katsuki. С тобой все в порядке**?" tanya Victor yang memasang tampang bersalah plus khawatir. Yuuri yang masih kaget masih tetap mematung dan menatap Victor. Tidak menerima uluran tangan Victor. Karena tidak mendapat respon dari Yuuri, Victor kembali bertanya ke Yuuri.
"Katsuki? Kau baik-baik saja?" tanya Victor sekali lagi.
Sontak Yuuri langsung sadar dari keterkagetannya. Victor yang melihat hal itu tersenyum dan sedikit memajukan tangannya ke Yuuri.
"Kau baik-baik saja kan? Sini kubantu kau berdiri." Kata Victor masih memasang senyum ganteng luar biasa nya itu.
Wow, gerombolan cewek-cewek itu semakin menatap iri ke arah Yuuri. Mendapat uluran tangan dari orang ganteng, terlebih orang itu adalah idola sendiri, siapa yang tidak mau coba. Dan anehnya entah kenapa tidak ada yang menginterupsi adegan Victro Yuuri itu atapun pergi dari tempat itu. Mungkin mereka penasaran dengan adegan selanjutnya.
Soalnya interaksi antara Victor dan Yuuri adalah sesuatu hal yang langka di kampus.
Sampai-sampai orang-orang yang berada jauh dari lokasi langsung mendekati tempat dimana interaksi Victor dan Yuuri terjadi.
Yuuri yang diberikan senyuman ganteng luar biasa dari Victor mendadak wajahnya menjadi memerah (aaaww manisnyaaaaa) dan dia langsung menundukkan wajahnya. Dengan perlahan, Yuuri mengangkat tangannya menuju ke arah tangan Victor. Seketika suasana kafetaria langsung tegang. Orang-orang yang berada di bagian belakang ada yang lompat-lompat hanya karena ingin melihat apa yang akan Yuuri lakukan.
Dan akhirnya...
.
.
.
PLAK
"Tidak usah sok ramah padaku."
Yak, mari kita deskripsikan apa yang terjadi.
Yuuri memukul tangan Victor.
Tidak lupa dengan nada yang tidak bersahabat dan tatapan yang tajam.
Akhirnya Yuuri pun berdiri sendiri.
Victor yang tangannya dipukul masih tersenyum sambil menatap Yuuri. Tapi senyumnya kali ini berbeda dengan yang dia tunjukkan tadi.
Dan tatapan mata Victor jadi ikut-ikutan menajam.
Waduh, bakal terjadi perang nih.
"Heee, sepertinya badanmu baik-baik saja ya, Katsuki. Kukira kau akan menangis." Kata Victor sambil tersenyum kembali tapi kesannya seram.
"Aku bukan anak kecil yang akan menangis karena jatuh, Nikiforov." Jawab Yuuri sambil mendengus.
Nah nah, ini dia kenapa satu kampus menganggap interaksi antara Victor dan Yuuri merupakan hal yang langka.
Karena mereka berdua itu tidak pernah akur. Sebutlah mereka itu musuhan.
Dan alasan kenapa sifat Yuuri langsung berubah kalau sudah menyangkut 'orang itu' alias Victor, itu karena...
Yuuri sangat tidak menyukai Victor.
Begitu pula sebaliknya.
Dan Yuuri satu-satunya orang di kampus yang tidak menyukai Victor.
Makanya mereka jadi terkenal dengan sebutan " si pasangan berantem".
"Phichit, aku keluar duluan ya. Aku ingin ganti baju." Kata Yuuri ke Phichit. Wah, dia kembali ke sifat aslinya.
"Eh? Tapi Yuuri, kau tidak makan?" tanya Phichit.
"Napsu makanku hilang. Aku pergi dulu ya, maaf membiarkanmu makan sendiri." Jawab Yuuri kemudian berlari menuju pintu kafetaria. Pakai baju yang belepotan makanan itu tidak enak bung.
Suasana kafetaria kembali hening. Semua mata tertuju ke arah Victor. Bayangkan saja, setelah tangannya dipukul oleh Yuuri, si pelaku langsung pergi keluar tanpa mempedulikan Victor seolah-olah dia tidak ada ngomong sama Victor tadi. Kira-kira bagaimana respon dari cowok Rusia ini?
"Waah, bajuku kena makanan deh. Aku ganti baju ah." Kata Victor dengan nada riangnya yang seperti biasanya. Kemudian dia berjalan ke pintu kafetaria dengan santai.
Sekeluarnya Victor dari kafetaria, suasana disana kembali normal. Meski ada beberapa mahasiswa yang masih membahas kejadian tadi.
"Kira-kira kenapa Victor dan Katsuki selalu begitu ya?"
"Entahlah. Mungkin mereka ada kenangan buruk saat bertemu dulu."
"Eh, aku selalu penasaran sama mereka lho. Setiap kali mereka selesai bertemu, pasti Katsuki pergi duluan dan Victor seperti menyusulnya beberapa saat kemudian, seperti tadi."
"Wah, kalau kayak gitu, berarti mereka ketemuan lagi dong. Apa yang mereka lakukan?"
"Entah. Dan sepertinya mereka ketemuan di tempat yang sepi dan hanya mereka berdua saja."
"Tempat yang sepi? Darimana kau berpikiran seperti itu?"
"Soalnya mereka selalu menghilang setiap kali selesai bertemu seperti tadi."
"Heee? Jadi sebenarnya mereka musuhan atau apa?"
"Aku juga tidak tahu. Dibilang musuhan tidak juga, soalnya Cuma begitu saja yang mereka lakukan kalau ketemu."
"Aku jadi penasaran dengan hubungan mereka yang sebenarnya."
Dan gosip antara tiga mahasiswa itu pun masih terus berlanjut.
Toilet cowok
Setelah mengambil baju ganti di kelasnya, Yuuri pergi menuju toilet cowok dan mengganti bajunya. Tak lupa membilas sedikit bagian bajunya yang kotor dan memasukkannya kedalam kantong baju. Setelah selesai, Yuuri membasuh wajahnya dengan air.
"Haaah... lapar banget. Aku tidak jadi makan gara-gara tadi." Keluh Yuuri.
"Oh, jadi kau menyalahkanku?"
Yuuri tidak perlu menoleh ke arah sumber suara. Dia sudah tahu siapa yang mempunyai suara itu. Yah, siapa lagi kalau bukan orang yang ditabraknya tadi. Victor Nikiforov.
Victor yang semula berada di ambang pintu toilet, mulai melangkahkan kakinya menuju Yuuri yang berada di wastafel secara perlahan. Langkah kaki berat Victor membuat suasana di toilet menjadi horror. Apalagi hanya mereka berdua saja yang ada di dalam toilet.
Tap
"Kau tadi di kafetaria keren lho."
Tap
"Bersikap dingin seperti itu dihadapanku."
Tap
"Sepertinya aktingmu semakin bagus saja."
Wajah Victor tepat di telinga Yuuri. Kontan membuat Yuuri begidik ngeri dan merinding. Badannya gemetar, saking gemetarnya dia tidak bisa bergerak sesenti pun dari tempatnya berdiri.
Etto... ini sangat berbeda dari Yuuri yang kita lihat tadi saat di kafetaria.
"Ukh... Victor... menjauh dariku." Kata Yuuri pelan. Well, sepertinya dia ketakutan sama Victor.
"Wow, apa ini? Kau berbeda dengan yang kulihat saat di kafetaria. Kemana perginya tatapan tajammu tadi, Kobuta-chan?" tanya Victor dengan nada yang sangat menjengkelkan bagi Yuuri.
Ya, memang benar. Yuuri saat di kafetaria tadi hanyalah akting. Aslinya Yuuri tetap saja seperti biasanya. Yuuri yang baik, ramah, sekaligus pemalu. Hanya karena suatu alasan dia sampai harus berakting di depan banyak orang, yaitu agar Victor tidak mengerjainya. Dan ini pun juga atas dasar permintaan tuan Rusia itu sendiri.
Dan jangan kira hanya Yuuri saja yang berakting. Victor pun juga berakting. Karena semua sifat yang ditunjukkannya kepada semua orang itu hanya sekedar akting. Meski Victor aslinya memang orang yang santai dan baik, tapi dia itu termasuk tipe cowok yandere dan menyebalkan. Istilahnya, bermuka dua. Dan hanya Yuuri sajalah yang mengetahui sifat asli Victor yang menyebalkan ini.
Dan semua ini adalah rencana dari Victor.
"Oh ya, pulang kampus nanti-" belum sempat Victor menyelesaikan kata-katanya, Yuuri sudah memotongnya.
"Aku tidak bisa Victor. Apapun itu yang kau minta, aku tidak bisa." Kata Yuuri sambil mengibas tangannya di depan wajah. Oh plis, dia lagi stress gara-gara nilai makalahnya, belum lagi bajunya kotor gara-gara ketumpahan makanan yang otomatis akan menambah stok cuciannya, dan sekarang Victor memintanya untuk melakukan sesuatu? Capek mas, capek.
"Aku belum ngomong apa-apa lho. Dan beraninya Kobuta-chan memotong ucapanku." Kata Victor dengan memasang wajah kesal dan melipat kedua tangannya di depan dada. Dia ngomong satu kalimat saja belum, tiba-tiba dipotong. Kesal kan kalau kita lagi ngomong tiba-tiba dipotong begitu saja.
"Aku tidak peduli. Intinya aku tidak bisa." Yuuri masih tetap keukeuh dengan jawabannya.
"Kalau begitu aku akan memberitahukan rahasiamu di depan semua orang."
DEG
Oh no, lagi-lagi si Rusia satu ini mengungkit soal rahasianya.
Satu-satunya senjata untuk membuat Yuuri mematuhi peritahnya.
"Kau tidak mau kan kalau rahasiamu terbongkar? Bahaya lho kalau aku yang membongkarnya. Karena hanya dengan sekali kuucapkan rahasiamu, mereka akan langsung percaya dan menyebarkannya ke semua orang." Kata Victor dengan nada santai tapi mengancam. Ini nih! Ini dia sifat asli seorang Victor Nikiforov yang sangat menyebalkan! Yuuri heran kenapa orang seperti dia bisa terkenal di seantero kampus ini.
"Iya iya. Kau ingin aku melakukan apa?" akhirnya Yuuri pasrah dengan nasib. Victor langsung tersenyum kemenangan. Sumpah, Yuuri ingin menonjok mukanya yang ganteng itu. Sekali aja boleh deh. Atau kalau perlu injak kakinya aja karena dia hobi main ice skating. Hobi yang sama dengannya (cieee yang sama).
"Aku ingin pergi ke rumahku hari ini. Jaga Maccachin ya." Jawab Victor.
Ah, sebelum percakapan mereka dilanjutkan, mari saya jelaskan sedikit tentang mereka berdua.
Sebenarnya Yuuri dan Victor tinggal di apartemen yang sama secara tidak sengaja. Bahkan rupanya kamar mereka bersebelahan. Itu sebabnya mereka sebenarnya cukup akrab, meski akrab yang disebutkan disini adalah Yuuri yang selalu disuruh sama Victor dan Victor yang selalu menyuruh Yuuri. Karena itulah Victor mudah untuk meyuruh Yuuri melakukan ini itu. Dan kamar Yuuri pun sudah seperti tempat tinggal ketiga Victor. Tuan Rusia ini selalu saja menyelonong masuk ke kamar Yuuri tanpa permisi. Tidak mempedulikan sang pemilik kamar asli yang selalu protes setiap kali dia masuk layaknya pemilik kamar.
Selain itu, Yuuri juga sering jadi tempat penitipan Victor. Kalau Victor tidak ada di kamarnya dan ada tukang paket atau apapun itu yang datang, pasti Yuuri yang akan menerimanya. Yuuri juga jadi tukang masak Victor jika Victor sedang malas memasak atau pulang terlambat ke apartemennya. Dan Yuuri juga yang selalu menjaga Macchachin, anjing pudel peliharaan victor, jika Victor sedang ada tugas kesana sini dan tidak bisa pulang malam itu.
Tapi sekalipun begitu, Victor tidak pernah mengizinkan Yuuri untuk masuk ke kamarnya. Pernah sekali Yuuri ingin mengembalikan barang Victor yang tertinggal di kamarnya, tapi Victor melarangnya masuk dan menyuruh Yuuri menaruh barangnya di depan pintu kamarnya. Jujur, sebenarnya Yuuri ingin banget protes saat itu. Si Victor boleh keluar masuk kamarnya seenak jidat, tapi giliran Yuuri yang ingin masuk meski hanya sekedar kepalanya nongol kedalam malah tidak diizinkan.
Tapi berhubung Yuuri tidak mau ikut campur masalah Victor, dia hanya bisa diam.
"Rumah? Tidak biasanya kesana." Kata Yuuri heran. Karena memang tidak biasanya Victor pulang kerumahnya.
"Yakov memanggilku." Jawab Victor singkat. Yuuri hanya mengangguk sebagai respon.
Yakov, yang Yuuri tahu dia adalah pamannya Victor. Soalnya Yuuri pernah beberapa kali melihatnya. Meski mereka berdua tidak akrab sama sekali. Yakov juga sebagai pengganti orang tua Victor karena orang tuanya sudah meninggal. Victor juga mempunyai sepupu yang bernama sama dengannya, Yuri Plisetsky. Yuuri pernah bertemu sekali dengan sepupunya Victor, Yuri. Dan tampaknya Yuri sama sekali tidak menyukai Yuuri di pertemuan pertama mereka.
Hanya itu saja yang Yuuri ketahui tentang keluarga Victor. Sekian.
"Ah satu lagi." Victor langsung membuka sweaternya-dan hal itu membuat Yuuri kaget setengah mati karena melihat adegan striptis di depan matanya. Bersyukurlah Victor masih memakai kemeja putih di dalamnya, jadi Yuuri tidak perlu melihat tubuh toplessnya Victor- dan memberikannya ke Yuuri. Yuuri yang disodorkan sweater oleh Victor hanya bisa menatap bingung ke arah Victor.
Seakan mengerti maksud dari tatapan Yuuri, Victor menjawab "Jangan lupa cuci sweaterku ya."
"Hah?! Tidak mau! Cucianku menumpuk!" tolak Yuuri. Demi apa masa stok kain kotornya harus nambah lagi.
"Cuma satu baju kok. Kena tumpahan makananmu sih. Lagipula kan kau yang menabrakku." Jawab Victor.
Yaelah! Cuma satu titik noda doang mesti dicuci sama orang lain! Aku yang lebih banyak kena tumpahannya tahu! Mungkin itulah yang dikatakan Yuuri kalau dilihat dari ekspresi mukanya yang kesal. Tapi karena Yuuri anak baik, jadi dia tidak akan mengeluarkan kata-kata sekasar itu. Sebenarnya Yuuri ingin menolak sekali lagi, tapi karena tahu konsekuensinya kalau menolak perintah Victor akan berakhir bencana, akhirnya dengan pasrah kembali, Yuuri mengambil sweater dari tangan Victor.
"Baiklah, Victor."jawab Yuuri lemas.
"Eeehh, masih kurang lengkap jawabannya." Victor memasang wajah tidak suka.
"Baiklah, Victor-sama." Jawab Yuuri lagi. Berusaha menahan rasa kesalnya yang semakin memuncak.
Victor tersenyum senang mendengar jawaban Yuuri. Segera dia meletakkan tangannya diatas kepala Yuuri dan mengacak-ngacak rambut Yuuri.
"Nah begitu dong. Kerja yang baik ya Kobuta-chan. Aku pergi dulu~." Kata Victor kemudian dia keluar dari toilet. Yuuri yang kaget rambutnya diacak-acak sama Victor hanya bisa menatap kepergian Victor. Wow! Dia tidak menyangka Victor akan mengacak-ngacak rambutnya! Yuuri pun kembali berpikir, mungkin sebenarnya Victor itu tidak swmenyebalkan yang dia kira.
Tapi seketika pikiran Yuuri yang mengatakan kalau Victor tidak menyebalkan langsung buyar begitu mengingat Victor memanggilnya dengan sebutan apa tadi.
"Aku bukan lagi Kobuta, Victor!" teriak Yuuri yang tidak keras sama sekali. Entah karena kehabisan suara atau bagaimana.
Ok, Yuuri tarik pemikirannya tentang Victor tidak menyebalkan.
Victor adalah manusia yang paling menyebalkan yang pernah Yuuri temui!
.
Di luar toilet, Victor berjalan sambil senyam-senyum. Senang habis mengerjai Yuuri.
"Tidak usah sok ramah padaku"
Tiba-tiba Victor teringat sikap Yuuri saat di kafetaria tadi. Dia menghentikan jalannya dan menatap tangannya yang dipukul Yuuri tadi. Senyum di wajahnya hilang digantikan dengan raut wajah yang yang tidak bisa ditebak.
Victor menatap tangannya semakin intens. Beberapa detik dia tetap seperti itu, Victor kembali tersenyum ah tidak, lebih tepatnya menyeringai.
Menyeringai seperti iblis.
Victor tidak pernah memperlihatan seringaian seperti ini ke orang lain. Bahkan ke Yuuri saja yang notabenenya sudah mengetahui sifat aslinya belum pernah sama sekali.
"Aaahhh, Yuuri... kau semakin menarik." Kata Victor sedikit terkekeh mengingat sikap Yuuri padanya. Dia menggenggam tangannya yang dipukul Yuuri tadi dengan erat. Dan mulai melangkahkan kakinya kembali.
.
.
.
TBC
WUUUUAAAAAHHHHHH! DEMI APA AUTHOR NULIS APAAN NIH?!
Etto, Victor dan Yuuri OOC ya? Maafkan author yang membuat mereka OOC. Soalnya author ingin sekali membuat Victor ver yandere (karena author selalu menganggap sifat asli Victor itu yandere). Kalau Yuuri, sekali-sekali author ingin melihat Yuuri marah-marah sama Victor. Yaah, intinya kalau ada yang gak suka sama ke OOC annya mereka, silahkan untuk tidak membacanya. Soalnya author gak mau kena damprat atau sejenisnya.
Btw, judul ff ini author ambil dari judul lagu boyband korea kesukaan author B*A*. Meski apa yang dibahas di ff ini beda dengan apa yang dibahas di lagu aslinya.
Sedikit penjelasan tentang sistem pendidikannya mereka. Di Rusia, sistem pendidikannya bisa dibilang sama dengan Indonesia. Mereka juga pakai istilah S1, S2. Meski sebutannya beda sih. Dan sistem penilaiannya mereka terdiri dari zacyot (tes tanpa ujian) dan ekzamen (tes ujian) yang menjadi dasar pemberian nilai akhir berdasarkan standar nilai khusus dengan range nilai A-F. Kalau tidak salah, untuk yang mengambil program magister (master), sistem penilaiannya berdasarkan presentasi, makalah, dan diskusi. Dengan pemberian nilai berdasarkan standar khusus tentunya. Well, author tidak terlalu tahu karena susah nyari info tentang pendidikan di Rusia.
Soal bahasa, disini Yuuri dkk ngomongnya pakai bahasa Rusia. Soalnya kalau kuliah di Rusia mereka harus ikut bimbel 8 bulan belajar bahasa Rusia. Jadi ngomongnya pakai bahasa Rusia.
Kalau ada yang tahu tentang bagaimana sistem pendidikan di Rusia, tolong kasih info yang lebih jelas ya. Biar author tidak salah-salah. Lagipula author masih SMA, jadi tidak tahu bagaimana ujian kelulusan kuliah itu seperti apa.
Masalah tempat tinggal, biasanya mahasiswa yang dapat beasiswa di Rusia akan ditempatkan di asrama kampusnya. Tapi author membuat Yuuri tinggal di apartemen. Jadi intinya Yuuri bukan dapat beasiswa, melainkan memang mendaftar sendiri disana. Author tidak tahu bagaimana tempat tinggal bagi yang mendaftar sendiri. Soalnya Cuma ada penjelasan tentang bagi yang mendapat beasiswa.
Mohon dimaafkan kalau EYD kurang tepat, banyak typo dan semacamnya. Ini pertama kalinya author nulis setelah sekian lama author hiatus. Mohon kritik dan sarannya. Jangan lupa RnR #maksa
FF ini jangan ditunggu. Author baru mau UTS, jadi tidak tahu kapan bisa update. Dasvidaniyaaaaa
Translate (google) :
*Прости : Sorry
**С тобой все в порядке? : Are you all right?