Disclaimer :

Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi sensei

Rated : T

Genre : Gado-gado!

Warning : BL, Yaoi, Typos, gaje, abal, OOC akut!

hanya kumpulan drabble singkat yang di-post di grup fesbuk

Oo0oO

BALADA MINUMAN KESEHATAN

Tetsuya menatap datar. Cairan itu bergolak kencang membentuk pusaran. Deru halusnya nyaris hilang tak terdengar. Netra langit semakin beku saat warna cairan itu semakin menyala terang.

Bibir tipis tertarik semili ke kanan. 'Sebentar lagi.'

Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang. "Tetsu-chan? Sedang apa di dapur malam-malam?!"

Tetsuya menoleh, dan mendapati sang ibu menatapnya heran. "Sedang membuat sambutan spesial untuk Sei-kun, Ibu."

"Seijuurou-kun mau ke sini?!" Ibu memastikan. Tetsuya hanya mengangguk mengiyakan.

Selepas kepergian Ibu, Tetsuya melirik jam dinding. Bibirnya kembali menyungging senyum tipis. Jari telunjuk terulur ke depan, lalu menyentuh penuh penekanan.

KLIK!

Tetsuya mematikan blender, tepat saat bel pintu rumahnya berdering kencang. Tetsuya menuang jus itu ke gelas, dan sama sekali tidak terkejut saat pinggangnya dipeluk dari belakang.

"Aku pulang, Sayang." Seijuurou berbisik mesra.

Tetsuya hanya melirik sekilas. "Selamat datang, Sei-kun."
"Apa itu?" Seijuurou penasaran.
"Isotonik untuk Sei-kun." Tetsuya mengangsurkan gelasnya. "Ramuan mujarab penambah stamina & peningkat kesehatan."

Mungkin karena dapur sedikit remang, atau sedang kelelahan dan malah terbuai perhatian sang tunangan, Seijuurou tidak menyadari jus itu berpendar mencurigakan. Tanpa sedikit pun curiga, Seijuurou langsung menenggak jus buatan Tetsuya.

Hanya sedetik. Seijuurou mendelik. Lalu melesat ke wastafel. Meludahkan si jus ajaib, bahkan sebelum sempat dia telan sama sekali. Lidah dijulurkan panjang2 di bawah kran, lalu diguyur air sampai perutnya kenyang.

"Jus apa itu, Tetsuya?" Seijuurou berang.
"Minuman kesehatan." Tetsuya menjawab datar. "Dari berbagai bumbu dapur dicampur jamu temulawak dan beras kencur."

"Kenapa kau lakukan itu padaku?!" Seijuurou menuntut.

Tetsuya mendengus. "Biar Sei-kun tahu betapa pahitnya hatiku."

"Dengan minuman itu?!" Seijuurou melotot. "Rasanya nano-nano. Pahit, pedas, asem, lebih buruk daripada racun. Orang mati saja bisa bangun kalau minum itu."

"Anggap saja itu hukuman." Tetsuya menjawab datar.
"Apa salahku?!" Seijuurou protes.
"Karena selalu meninggalkanku tiap malam minggu, dan malah apel saat malam jum'at." Tetsuya cemberut berat. "Sei-kun pikir aku kuntilanak?!"

Seijuurou cengo. Detik berikutnya, seringai serigala terbit secerah fajar. "Kalau itu maumu, Sayang." Lebih cepat dari yang diduga, Seijuurou sudah menggendong Tetsuya. "Kita terbang ke Raja Ampat, malam ini juga. Aku ingin menghabisimu sampai dua minggi ke depan. Dan jangan harap bisa pulang."

Seijuurou melenggang keluar dapur. Lalu pada Ibu yang melongo di lorong, Seijuurou berpamitan sebelum menutup pintu.

"Saya izin menculik putra kesayangmu, Ibu. Terima kasih atas pengertian Ibu. Selamat malam."

~ ~ TAMAT ~ ~

A/N : ditulis dengan modifikasi sana sini, inspired by drama India di tivi. Di-post di grup Pecinta Akakuro di fesbuk, 23 Februari 2017.

Oo0oO

TES KONSENTRASI

Cuya : "Sei-kun, aku punya tes bagus."
Sei (sibuk melototin bursa saham) : "Tes apaan, Sayang?"
Cuya : "Tes konsentrasi. Sei-kun harus coba."
Sei (masih sibuk melototin bursa saham) : "Oke."
Cuya : "Tapi jawabnya harus cepet. Ga boleh mikir lama2."
Sei : "Iya, Sayang."

Ronde 1
Cuya : "Kertas HVS warnanya apa?"
Sei : "Putih."
Cuya : "Awan warnanya apa?"
Sei : "Putih"
Cuya : "Tissu warnanya apa?"
Sei : "Putih."
Cuya : "Sapi minumnya apa?"
Sei : "Susu"
Cuya : "Salah. Sapi minumnya air, Sei-kun."
Sei melirik Cuya, berdehem sekali, tetap berusaha stay cool.

Ronde 2
Cuya : "Rambut Reo-nee warnanya apa?"
Sei : "Hitam."
Cuya : "Tulisan ini warnanya apa?"
Sei : "Hitam."
Cuya : "Aspal warnanya apa?"
Sei : "Hitam."
Cuya : "Kelelawar tidurnya kapan?"
Sei : "Malam."
Cuya : "Salah. Kelelawar bobo'nya siang."
Sei melongo. Kening mengerut lantaran salah terus. Tetep stay cool lihat bursa saham, padahal kuping sudah tegak mendengarkan.

Ronde 3
Cuya : "Ini ronde terakhir, Sei-kun."
Sei : "Oke. tanya aja!" (Pasang muka santai sambil menegakkan punggung, membenarkan posisi duduk. Agak berjengit saat Cuya juga ikut menyamankan posisi duduk).
Cuya : "Cendol warnanya apa?"
Sei : "Hijau."
Cuya : "Rambut Midorima-kun warnanya apa?"
Sei : "Hijau."
Cuya : "Warna umum daun apa?"
Sei : "Hijau."
Cuya : "Macan makannya apa?"
Sei : "Rumput."
Cuya : "Dipikir sapi?! Macan makannya daging, Sei-kun!"
Sei (mendelik tidak terima) : "Emang aku jawab rumput?!"
Cuya (putar badan, menghadap Sei) : "Sei-kun payah." (Mencibir, lalu mendengus meremehkan). "Konsentrasimu terganggu, Sei-kun."
Sei (mendecih) : "Gimana nggak keganggu kalo kamu duduknya numpang di pangkuanku, terus gerak-gerak melulu?"

~ ~ TAMAT ~ ~

A/N : ditulis dengan sedikit reparasi (lu kata mobil?) berdasarkan pengalaman pribadi. Fict ini di-post di grup Pecinta Akakuro di fesbuk, 24 Februari 2017.

Oo0oO

BALADA POTONG RAMBUT

Malam itu, di kediaman keluarga Akashi.

Tetsuya mematut diri di depan kaca. "Sei-kun, rambutku sudah terlalu panjang."

"Ya dipotong, Sayang." Ujar Seijuurou tanpa mengalihkan pandangan dari bursa saham.

"Kalau begitu, besok aku akan ke salon Jeng Alex." Tetsuya mengangguk-angguk. "Tapi aku khawatir Jeng Alex sibuk. Aku dengar dia juga mengajar di Sekolah Kejuruan, Sei-kun."

"Telepon saja dulu." Seijuurou menyarankan. "Lebih baik buat janji sebelum pergi."

Tetsuya beranjak ke meja telepon di samping Seijuurou. Lalu menekan kombinasi angka yang sudah dihapalnya di luar kepala. Pada nada sambung ketiga, suara seorang wanita menyapa telinga.

"Halo, kediaman Alexandra Gracia. Dengan siapa?"

Tetsuya mengernyit. Suara wanita lain. Bukan Jeng Alex. Samar-samar, Tetsuya juga mendengar banyak suara saling bersahutan. Sepertinya di sana sedang ramai orang.

"Saya Akashi Tetsuya." Jawab Tetsuya gamang.

"Oh, Akashi-san." Sahut suara di seberang. "Saya Satsuki, adik Kak Alex. Ada perlu apa?"

Kening Tetsuya semakin mengerut. Kenapa suara wanita itu serak seperti habis menangis? Kenapa bicaranya gugup dan tergesa-gesa?

"Saya ingin membuat janji dengan Jeng Alex." Jawab Tetsuya. "Saya bermaksud potong rambut besok."

Selama beberapa detik yang -entah bagaimana- menegangkan, Satsuki tidak menjawab. Tetsuya mendadak merasakan firasat buruk

"Maaf, Akashi-san." Sahut Satsuki parau. "Kakak saya sudah tidak bisa membuat janji."

"Oh." Entah kenapa, dada Tetsuya mencelos. "Apa Jeng Alex sangat sibuk besok? Saya bisa membuat janji di hari yang lain."

"Bahkan di hari yang lain." Jawaban itu datang lebih cepat dari yang Tetsuya duga. "Kakak saya baru saja selesai dimandikan, Akashi-san. Dan sekarang sedang dikafani."

Detik itu, jantung Tetsuya seolah berhenti. Lalu berdetak cepat tak terkendali.

"2 minggu yang lalu Kakak saya melahirkan. Tapi siang tadi mendadak pendarahan. Kami sudah berusaha..."

Lanjutan penjelasan itu tak pernah terdengar karena tangan Tetsuya terlanjur lunglai. Meluncurkan telepon ke lantai.

Seijuurou menatap heran pasangan hidupnya. "Ada apa, Tetsuya? Kenapa kau jatuhkan teleponnya?" Saat Seijuurou menepelkan telepon itu ke telinganya, sambungannya sudah terputus. "Hei, kenapa wajahmu pucat?"

"Sei-kun." Suara Tetsuya tercekat.

Kening Seijuurou meriak. "Ya?"

"Jeng Alex meninggal dunia." Lirih Tetsuya. "Baru saja."

Seijuurou menghela napas berat. "Aku turut berduka cita." Pandangannya menerawang. "Padahal baru seminggu yang lalu aku potong rambut di sana."

Atmosfer tiba-tiba memberat, saat tak satu pun dari keduanya bicara.

"Eh, Sei-kun." Tetsuya memaksa buka suara, padahal jantungnya berdentam liar.

"Ya?" Seijuurou memaksakan diri menjawab setenang mungkin.

"Kata orang-orang tua jaman dulu..." Ujar Tetsuya pelan. "...Nyawa orang yang akan meninggal sebenarnya sudah tidak diam di raganya sejak 40 hari sebelumnya." Tetsuya berhenti sejenak, mengumpulkan nyali. "Kalau seminggu yang lalu Sei-kun bertemu Jeng Alex. Berarti..."

Kata-kata Tetsuya menggantung di udara. Tak ada yang buka suara. Keduanya hanya saling bertatapan mata.

Seijuurou menelan ludah susah payah.

Ah, baru ingat. Malam itu juga malam Jum'at.

~ ~ TAMAT ~ ~

A/N : ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. Di-post di grup Pecinta Akakuro di fesbuk, 16 Maret 2017.