BALADA ULER

(Tetsuya's POV)

Seijuurou punya peliharaan baru.

Seingat Tetsuya, kapanpun cowok itu memelihara sesuatu, normal abnormal, faedah unfaedah, wajar nggak wajar, hidupnya yang selalu jadi korban. Kacau balau, kalang kabut, kocar kacir, dll, dkk…

Dan sekarang, 'pet'nya lumayan bikin pusing.

'ULER'.

Warnanya kuning ngejreng campur putih. Albino. Agresif. Hiperaktif. Berisik. Smart (dipertanyakan). Lidahnya nyabang.

Setahu Tetsuya, 'smart' dan 'lidah cabang' itu kombinasi yang berbahaya. Komplit!

Awalnya, Tetsuya nggak ngeh apalagi curiga. Tetsuya malah nggak tahu samsek 'dia' peliharaan barunya Seijuurou. Tetsuya biasa aja, orang udah kenal lama. Jalan berdua, ayo. Diajak main, oke. Tapi masalah muncul pas Tetsuya kelepasan curcol.

"Kise-kun, besok aku mau bawa Nigou ke dokter hewan, sekalian perawatan. See? Bulunya udah kusam. Dia juga sering garuk-garuk, jangan-jangan dia kutuan. Aku khawatir Nigou sakit gigi juga gara-gara semalam ngemut lollipopku yang jatuh ke lantai."

Pagi-pagi buta Seijuurou malah nampang, langsung narik Tetsuya padahal dia baru melek. Tetsuya dimasukin salon, dipakaiin baju mahal, sarapan di restoran bokingan, kencan seharian, nginep pula di villa pribadi pinggir pantai.

Pas ditanya, Seijuurou enteng jawab. "Ryota bilang kamu waktunya perawatan. Kalau dilihat-lihat, kamu emang agak kucel tadi pagi. Kamu pasti lagi banyak pikiran, butuh refreshing, makanya aku ajakin nge-date. Seneng, kan?"

Seneng apanya? Pas nyampe' rumah, bentuk Nigou malah semakin amburadul mirip genderuwo gegara mandi lumpur sama anjing tetangga.

Tetsuya sabar.

Pas Tetsuya (khilaf) nitip pesan saking udah keburu-buru. "Kise-kun, dedlen novelku mau jatuh tempo. Otakku macet. Aku kena sindrom WB. Astaga, kepalaku sakit sekali! Kalau Kise-kun ketemu Sei-kun, tolong sekalian bilang nggak usah datang ke apartemen. Aku mau semedi."

Tengah malam, Seijuurou malah ngapel sambil nyeret seregu dokter, lengkap dari dokter umum sampai dokter saraf.

Pas ditanya, Seijuurou malah pidato. "Ryota bilang kamu kena sindrom sakit kepala akut. Kenapa kamu nggak pernah bilang? Kalau kamu kenapa-napa, terus aku nggak tahu, gimana? Kalau kamu blablabla…."

Semalaman Seijuurou ceramah, besoknya Tetsuya diamuk editor.

Tetsuya (masih) sabar.

Pas Tetsuya spaneng, tapi malah diajakin nongkrong. "Kise-kun, malam ini aku mau ngerjain tugas kelompok sama teman-teman. Aku nggak bisa main, sori."

Baruuu aja nyalain laptop, mendadak Seijuurou nongol di pintu kelas. Mukanya merah, rambutnya tambah jegrik. Cowok itu kalap.

Pas ditanya, dia malah marah-marah. "Ryota bilang kamu pergi karaokean bareng teman-teman kamu! Kenapa? Kencan kemarin kurang mahal? Kamu mau jajalin dugem? Oke, silakan pilih! Hawaii? LA? Las Vegas? Kita berangkat sekarang!"

Tetsuya cengo. Besoknya, kelompok Tetsuya disidang dosen.

Ubun-ubun Tetsuya berasap.

Akhirnya mereka berantem. Tetsuya mogok ngomong sama pacarnya. Si 'uler' dibentak. "BILANG SAMA SEI-KUN, AKU NGGAK MAU KETEMU! AKU NGGAK MAU DIGANGGU! AKU MAU SENDIRI DULU!"

(Lagi-lagi) pas tengah malam, Seijuurou jadi kriminal. Tetsuya diculik, dibawa ke Raja Ampat. Disekap di kamar, seminggu nggak pulang. Tiap bangun tidur, Tetsuya encok dan nggak bisa jalan. Jangan-jangan tulang pinggulnya dislokasi jadi harus digendong ke mana-mana.

Pas ditanya, Seijuurou malah nge-drama. Mukanya dimelas-melasin persis kucing minta ikan asin. "Ryota bilang kamu rindu aku. Aku juga rindu kamu. Aku nggak bisa jauh dari kamu. Aku nggak tahan kamu diemin. Aku nggak mau kehilangan kamu. Jadi, gimana kalau pulang dari sini kita langsung nikah?"

Tetsuya meleduk!

Uler kampret! Yang didengar A, yang keluar Z! Jauh, Gan! Tapi kalau Seijuurou bisa sampai begini edan, cowok itu pasti dibisiki setan 'kompor' juga.

Awas aja! Kalau ketahuan siapa oknumnya, bakal Tetsuya ignite pass petasan LPG 3kg, langsung ke muka mereka!

End

A/N : dipost sebagai status fesbuk pada 23 Oktober 2017. [racauan ini berawal dari promp yang dilempar Mak saya, Narakura, di grup. Tapi ngelemparnya bukan buat saya sih… XD]

.

.

.

Bonus!

BALADA KOMPOR

(Seijuurou's POV)

Seijuurou cengar-cengir.

Cowok itu melototin bayangannya sendiri di cermin. Rambutnya udah rapi, kan? Tadi udah dikasih wax, disembur pakai hair spray juga, jadi dijamin nggak bakal balik jegrik kayak duri landak kalau ketiup angin.

Mukanya gimana? Nggak ada jerawat nyempil, kan? Mukanya nggak berminyak, kan? Tadi udah cuci muka sampai 5 kali soalnya. Kurang ajar bener kalau ada debu yang masih nekat nempel. Lalat sama nyamuk aja dijamin kepeleset.

Seijuurou tambah maju, mukanya nyaris nempel ke cermin.

Keningnya bebas keriput. Cek. Alisnya nggak kecukur. Cek. Nggak ada kantong mata. Cek. Flek-flek hitam tanda penuaan dini? None. Bulu hidung udah dicabut. Dagunya halus mulus. Bibirnya nggak kering. Sip!

Dia udah cakep kuadrat. Mundur selangkah, Seijuurou angkat dagu. Jas putih, celana putih, dasi merah, bros merah, mawar merah di saku, pantofel putih kinclong harga jutaan yen.

Heh! Pasti nggak ada mempelai pria yang bisa nyaingin kegantengan dia.

Pasca gerakan penculikan yang dia rencanakan hanya selang 1 menit 1 detik kelar laporan terakhir Ryota, yang berujung pada ajakan nikah di tengah kasur super kusut, bantal guling mabur, dan lembaran-lembaran baju amburadul, Seijuurou sama sekali tidak menyangka bahwa hari ini, selang sebulan kemudian, dia dan sang kekasih tercinta -secepatnya- akan diikat secara sah atas nama Tuhan dan hukum sebagai sepasang suami-istri (atau suami-suami?).

Bodo amatlah! Penting sekarang, dia dan Tetsuya nikah.

Padahal waktu itu nyali Seijuurou sempat ciut lantaran Tetsuya ngamuk. Muka kucel baru meleknya ditampol sama bantal, terus dibekep pakai guling. Dadanya dipukulin, lengannya dipelintir, rambutnya dijambakin, perutnya mules kena sleding. Seijuurou nyaris angkat tangan gegara Tetsuya kalap.

Tapi pas Seijuurou berhasil meluk pacaranya di tengah kasur, Tetsuya malah nangis. Sesenggukan, makin lama nangisnya makin kencang. Seijuurou cuma bisa membelai punggung Tetsuya, mencium kepala dan pipinya, lalu membisikkan kata-kata cinta.

Seijuurou bingung. Kepalanya nggak dirancang buat menghadapi situasi macam begini. Lebih gampang menangin tender daripada nenangin uke yang mood-nya gampang naik turun.

Asal tahu saja. Biar Seijuurou menguasai banyak bahasa populer di dunia, tapi ada 2 bahasa yang Seijuurou sama sekali nggak mudeng.

1. Bahasa bayi

2. Bahasa uke.

Seijuurou udah nggak yakin. Tetsuya nangis nggak berhenti-berhenti. Ajakan nikahnya nggak dijawab-jawab, dan kemungkinan bakal jadi kenangan. Meski diungkapkan dalam situasi dan kondisi yang sangat nggak beradab, tapi Seijuurou serius 1000%.

Seijuurou udah hampir nyerah, hilang harapan. Cowok itu beringsut menjauh, mau ngajakin Tetsuya pulang ke Jepang. Tapi baru saja dia bergerak, mendadak Tetsuya meluk leher dia, lalu berbisik dengan suara serak.

"Aku mau nikah sama Sei-kun."

Lhah? Serius, nih? Nggak salah dengar? Kupingnya nggak mendadak budek gegara habis digampar pakai bantal, kan? Kalau ujung-ujungnya iya, kenapa pakai kalap segala?

Seijuurou gagal percaya. Tapi pas dia natap wajah Tetsuya yang merah, nyengir malu-malu tapi mau, Seijuurou pengen salto!

Tuh, kan? Kaan?! Dia bilang juga apa. Teorinya valid. Bahasa uke emang susah dimengerti. Makanya Seijuurou ngangkat asisten penerjemah khusus bahasa uke biar bisa memahami pacarnya tercinta.

Jadi yang terpilih sebagai agen ganda, sohib terdekat Tetsuya, Kise Ryota. Meski cowok itu sendiri nggak pernah sadar udah dilantik sepihak sebagai agen spionase khusus Tetsuya.

Bukan gara-gara nggak ada orang lain. Tapi Ryota punya kecerdasan dan nyali yang mumpuni untuk jadi mata-mata, terbukti dengan kemampuan cowok itu ngintilin Tetsuya ke mana-mana, termasuk kuping dan hati yang tahan banting menghadapi mulut cabe Tetsuya.

Masalahnya, laporan Ryota sering annoying. Susunannya acakadut. Ngomongnya berantakan kayak pakai kode. Makin nggak bisa dipaham lantaran ekspresi mukanya gampang berubah kayak channel tivi.

Bukannya mudeng, Seijuurou malah puyeng. Makanya cowok itu melantik asisten lagi, yang bisa menginterpretasi laporan Ryota.

Lalu terpilihlah, Aomine Daiki.

Bukan apa-apa. Daiki udah lama pacaran sama Ryota. Jadi cowok kulit cincau itu pasti paham Ryota ngomong apa.

Sekali lagi, analisis Seijuurou benar.

1. Bukti pertama, laporan pertama.

Ryota bilang, "Sepertinya Kurokocchi lagi galau deh. Dia tadi ngeluhin soal Nigou juga. Kurokocchi bilang dia waktunya perawatan. Udah kusam, dekil, terus sering garuk-garuk. Masa' sih dia kutuan? Padahal kemarin aku baru peluk-peluk dia. Kalau aku ketularan kutuan, gimana?!"

Seijuurou melongo. Lebih ke nggak paham, dibanding kaget pacarnya kutuan.

Lalu Daiki nyerobot sambil ngunyah keripik kentang, "Berarti Tetsu waktunya nyalon tuh. Anterin dia ke salon. Beliin baju baru. Masa' bajunya Tetsu itu-itu doang? Punya pacar konglomerat, tapi baju dapet dari pasar loak. Kalau Tetsu kena penyakit kulit, gimana? Sekarang aja udah mulai garuk-garuk. Sekalian ajakin kencan, refreshing. Tetsu lagi banyak pikiran kali. Kecapean dia. Makanya kulitnya ikutan stess, jadi kusam, nggak bercahaya. Kulitnya Tetsu kan putih. Kalau jadi redup, ntar disangka adek gue."

Seijuurou mendelik, bergidik juga. Ih, amit-amit punya kakak ipar cowok buluk!

Seijuurou langsung gercep. Telepon mamanya, nanyain salon terpercaya langganan beliau. Sebelum keluar cafe Seijuurou ninggalin selembar uang nominal paling gede di meja.

"Thanks infonya. Itu traktiran." Seijuurou nyambar kunci mobil. "Gue balik dulu."

"No prob, Bro." Daiki ngangguk santai.

Tapi pas punggung Seijuurou udah nggak kelihatan, cowok itu ngakak sambil nyiumin pipi Ryota. "Kamu pinter banget, Yang. Cerdas!"

Ryota bengong, nggak mudeng cowoknya ngomong apa.

2. Lalu, bukti kedua. Laporan kedua.

Ryota lari-lari sampai nyaris kesandung. "Akashicchi, Kurokocchi lagi sakit ya? Tadi pas ketemu, wajahnya pucet banget. Dia juga keringetan dingin. Oh, Kurokocchi juga bilang kepalanya sakit banget. Kena sindrom... sindrom apa ya? Pokoknya gitu deh. Akashicchi nggak mau nengokin? Kurokocchi sendirian loh di apartemen."

Seijuurou kaget. Pacar kesayangannya sakit?

Belum sempat Seijuurou nginterogasi Ryota, Daiki mendadak nongol. "Bukannya gawat tuh? Sindrom sakit kepala? Jangan-jangan Tetsu kena penyakit saraf. Dulu kakek gue juga gitu, sering sakit kepala. Awalnya dikira sakit kepala biasa. Pas udah parah banget, baru ketahuan beliau ngidap tumor otak."

Muka Seijuurou langsung pucat. Nggak pakai pamit, cowok itu langsung meluncur ke apartemen pacarnya. Di jalan, Seijuurou ngontak semua dokter rekan papanya, lalu dia paksa ikut ke apartemen Tetsuya.

Ternyata Tetsuya sehat wal afiyat. Cuma pusing biasa gara-gara masuk angin. Tapi menurut hemat Seijuurou, masuk angin itu gaswat. Kalau anginnya nggak bisa keluar, malah bisa ngundang penyakit-penyakit lain.

Dikira Tetsuya lagi kondangan, ngundang-ngundang segala?

3. Terus, bukti ketiga. Laporan ketiga.

Ryota datang sambil manyun-manyun. "Akashicchiiiii... Kurokocchi nggak mau aku ajakin maiiin. Dia bilang sibuk, mau kumpul sama teman-temannya. Katanya mau ngerajin tugas kelompok. Masa' ngerjain tugas rame-rame sih? Ngerjain tugas apa karaokean?"

Kuping Seijuurou langsung panas.

Daiki (lagi-lagi) nyerobot. "Namanya tugas kelompok ya dikerjain rame-ramelah. Tapi kalau yang ngerjain banyak, pasti cepet kelar. Emang tugasnya sebanyak apa sih? Baru semester 4 juga. Tapi kalau udah kumpul-kumpul biasanya bikin lupa waktu. Kelar nugas, capek, penat, terus butuh hiburan. Pasti bakal ada yang ngajakin main. Karaokean, jalan-jalan, clubbing. Emang nggak papa tuh? Tetsu kan tipe orang yang susah nolak ajakan teman."

Seijuurou meleduk! Dadanya panas, kepalanya mendidih. Cowok itu langsung angkat kaki.

Dari belakang, Daiki teriak. "Woi, Akashi! Yang mau bayar ini siapaaa?!"

Seijuurou balas teriak. "Lo bayarin dulu! Ntar gue ganti!"

Daiki misuh-misuh gegara nggak bawa dompet.

4. Bukti keempat. Laporan terakhir sebelum penculikan.

Ryota nangis. "Huweee... Aku dibentak Kurokocchi! Kurokocchi marah sama Akashicchi! Tapi aku yang kena sembur! Salahku apaaa?!"

Seijuurou bengong. "Emang Tetsuya bilang apa?"

Ryota nangis makin kencang. "Kurokocchi bilang nggak mau ketemu Akashicchi. Kurokocchi bilang mau sendiri dulu."

Kening Seijuurou kribo. "Tetsuya bilang gitu?"

Ryota cuma ngangguk.

Seijuurou balik nanya. "Terus salah gue apa?"

Belom sempat Ryota buka mulut, Daiki udah nyahut duluan. "Bro, ini masa-masa genting. Uke yang lagi ngambek kudu ditangani dengan cara yang benar. Kalau nggak, masalahnya bisa tambah runyam."

Seijuurou mendengus. "Masalahnya, gue nggak tahu kenapa Tetsuya marah ke gue."

Daiki berdecak. "Bro, uke marah tu bukan berarti marah betulan. Bukan berarti lo punya salah betulan."

Seijuurou ngangkat sebeah alis. "Maksud lo?"

Daiki pasang muka sok penting. "Yang selama ini gue pelajarin dari tingkah pacar gue, sering kali apa yang keluar dari mulut uke berbanding terbalik sama yang hatinya rasain."

Seijuurou bersidekap.

Daiki nyeringai. "Dengan kata lain, kalau dia ngambek artinya dia caper. Kalau dia bilang nggak mau ketemu artinya dia kangen."

Seijuurou mengernyit nggak yakin. "Oke, kalau gitu gue samperin dia sekarang."

Baru maju satu langkah, Seijuurou balik lagi ke belakang. Ditarik Daiki ternyata.

"Wait, wait!" Daiki megangin lengan Seijuurou. "Jangan asal cabut aja! Lo kudu punya strategi. Emang lo mau Tetsu lepas?"

Seijuurou langsung emosi. "Ya, nggaklah!"

"Makanya, lo kudu tenang dulu." Daiki ngerangkul pundak Seijuurou. "Gue tahu Tetsu itu tipe uke yang nggak bakal luluh sama cara-cara biasa. Kalau lo frontal, Tetsu lepas. Kalau lo halus, Tetsu nggak ngeh."

Seijuurou mengernyit curiga. "Kok lo tahu pacar gue susah dimengerti?"

"Soalnya gue kenyang liat lo pusing ngadepin dia." Daiki berdecak. "Minimal lo siapin sesuatu yang disukai Tetsu dulu, bikin surprise, baru ngapel. Tapi yang ini kudu spesial. Kalau bisa yang anti-mainstream, soalnya Tetsu lagi ngambek. Lo kan jenius. Masa' nggak tahu?"

Baru juga Daiki tutup mulut, strategi mateng udah terprogram di otak Seijuurou.

Jadi begitulah asal muasal penculikan yang dilakukan Seijuurou. Kalau diingat-ingat sekarang, jadi pengen ketawa. Ini nih yang namanya 'penculikan berkah, akhirnya nikah'.

Seijuurou lagi nyengir, saat pintu di belakangnya terbuka. Muka cincau Daiki nongol di kolong pintu.

"Selamat ya, Bro. Nggak nyangka, lo malah dapet doorprise." Daiki nepuk pundak Seijuurou.

Seijuurou cuma nyengir sombong.

"Terus gimana sama gue?" Daiki mainin alis, naik-turun. "Masa' bayaran gue cuma makan kue pernikahan lo doang? Penasehat kepercayaan lo nih."

Seijuurou mendecih. Cowok itu lalu ngambil amplop dari laci meja. "Tiket pulang-pergi Jepang-Bali untuk 2 orang. Reservasi hotel Rakuzan selama seminggu untuk 2 orang atas nama Aomine Daiki, termasuk akomodasi selama lo di sana."

Daiki ngakak girang. "Thanks, Bro. Lo emang sohib gue." Lengannya terentang lebar mau meluk Seijuurou.

Tapi... DZIIIINGG!

Gunting merah bikin mata Daiki juling. Cowok itu nelen ludah. Hampir aja! Nambah selangkah lagi, bocor jidat dia.

Daiki nyengir sambil angkat tangan di bawah pelototan Seijuurou.

Seijuurou bahagia, Daiki ikut bahagia.

Sayangnya mereka berdua nggak tahu, Tetsuya ada di balik pintu. Dalam hati, Tetsuya nyeringai kayak setan. "Oknumnya ketemu!"

End

A/N : part yang ini blom sempat di-post di fesbuk. Tapi untung juga nggak jadi post di fesbuk, soalnya jadinya panjang. XD