Disclaimer: yang kupunya hanyalah plot, twins!au ini terinspirasi Lovely Sweetwines dari I'll Give You The Sun - Jandy Nelson
Character(s): Min Yoongi, Min Seulgi, Min Yerim, Park Jimin
Pairing(s): platonic!Yoongi/Seulgi, Jimin/Seulgi, Seunghoon/Seulgi
The Love is There
written by kaorinin
Chapter 1
Ada dua alasan mengapa waktu kecil Yoongi malas pergi berdua bersama Seulgi. Satu, meski tidak mirip sama sekali, (hell yeah males banget dibilang mirip sama anak itu), mereka akan selalu ditatap dari berbagai arah. Kedua, sudah ditatap dengan pandangan tidak mengenakkan dari atas sampai bawah, masih harus siap menerima celotehan orang-orang tentang mereka berdua.
"Itu mereka kembar, ya? Bajunya samaan,"
"Lucu ya, kembarnya cewek sama cowok,"
"…tapi kok ngga mirip, sih?"
Dan sederet komentar lainnya. Ia sudah lelah adu mulut dengan ibunya, yang entah kenapa, selalu bersikeras memakaikan baju kembar kepada mereka—atau paling tidak baju dengan motif atau warna yang sama.
"Biar Ibu gampang nyarinya nanti kalau salah satu dari kalian hilang," begitu jawabannya tiap kali ditanya.
Seulgi—yang tidak pernah mau diajak bekerja sama demi kebebasan hak mereka dalam berpakaian—terkekeh mendengarnya. Yoongi melirik kesal.
"Tapi aku udah umur 11 tahun, masa masih pakai baju kembaran sama Seulgi,"
"Aku juga! Aku juga mau pakai baju kembar sama Kak Yoongi," celoteh Yerim riang, tangannya yang mungil menarik-narik ujung baju Yoongi, mencoba membuat Yoongi agar menoleh kepadanya.
Dan berhasil. Yoongi menggenggam tangan kecil adiknya tersebut, mengecup jari tangannya. Ia tersenyum lembut seraya berkata, "Kalau sama Yerim, kakak juga mau pakai baju kembaran,"
Yerim terkekeh geli, tangannya mengayun-ayunkan genggaman Yoongi, membuat Yoongi tersenyum kecil. Segala sesuatu yang dilakukan adik kecilnya memang selalu terlihat menggemaskan. Jika Yoongi disuruh membuat daftar panjang mengenai apa saja yang ia sukai, maka mungkin nama Min Yerim akan menjadi urutan teratas.
"Sebentar aja ya, kita cuma mau pergi ke acara pernikahan temen Ayah di Busan, kok," ujar ibunya seraya merapikan anak poni Yoongi yang mencuat. Yoongi merengut kesal tapi tidak lagi mengatakan apa-apa. Dari sudut matanya, ia bisa melihat Seulgi tersenyum lebar melihat kekalahannya lagi.
Yoongi pernah bertanya apakah benar ia dan Seulgi saudara kembar. Ia pernah baca—entah di mana—bahwa saudara kembar memiliki ikatan batin yang luar biasa. Mampu mengalahkan segalanya. Konon katanya, mereka dapat merasakan rasa sakit yang dialami satu sama lain!
Yoongi mendengus, dalam lima belas tahun hidupnya, ia belum penah merasakan hal-hal macam itu. Ia dan Seulgi mungkin memang saudara kembar—di akta kelahiran, tapi ia meragukan keabsahan hal tersebut. Ia pernah sekali bertanya kepada ibunya, apakah jangan-jangan mungkin salah satu dari mereka tertukar di rumah sakit, yang beberapa detik kemudian ibunya menghadiahkan jitakan cukup keras di kepalanya.
"Kamu tuh kalo ngomong suka ngga dipikir, ya?"
Sejak saat itu Yoongi tidak pernah lagi menyuarakan keraguannya. Tidak jika setelah itu ia mendapatkan hukuman membersihkan kamar mandi tiap minggu selama dua bulan berturut-turut, ditambah lagi uang jajannya yang juga dipotong.
Seulgi hanya geleng-geleng kepala saat ia mengetahui hal tersebut.
"Kok kamu bisa mikir sampai ke situ, sih?"
Dipikir-pikir, Yoongi juga tidak tahu mengapa ia bisa sampai berpikir ke arah sana. Mungkin pengaruh iklan sebuah drama di televisi yang ia tahu ibunya sering tonton.
"Ngga tahu, kepikiran aja."
Seulgi menghela napas pelan sebelum berbalik meninggalkan Yoongi sendirian. Beberapa detik kemudian ia kembali datang membawa sebuah kain pel kering. Tanpa banyak basa-basi ia membasahi kain pel tersebut dan mulai membantu Yoongi membersihkan kamar mandi.
"Kalau Ibu tahu kamu bantuin aku, kamu bisa ikutan dihukum juga."
"Makanya jangan sampai ketahuan," jawab Seulgi pelan.
.
.
.
"Hyung, Seulgi nuna udah punya pacar belum?"
Yoongi mengernyit mendengan pertanyaan Jimin ketika mereka sedang berjalan menuju kantin.
"Kenapa emangnya?" tanya Yoongi pelan. Ia sudah mulai merasakan hawa yang tidak enak dari arah pertanyaan salah satu junior terdekatnya itu, apalagi kalau ia sudah bawa-bawa panggilan 'hyung' seperti itu.
"Jawab dulu, dong,"
"Kayaknya sih ngga punya."
Jimin menatap heran, "Kok 'kayaknya', sih? Emang lo ngga tahu?"
Yoongi terdiam, topik ini tidak pernah muncul dalam percakapannya dengan Seulgi. Yah, meski percakapannya dengan Seulgi tidak lain dan tidak bukan hanya menanyakan hal-hal ringan seperti 'Kamu udah pulang ke rumah belum? Ibu masak apa hari ini?'
"Dia ngga pernah cerita, sih," dan Yoongi juga tidak pernah menanyakannya. Mereka kini terpisah di universitas dan jurusan yang berbeda. Sebuah keberuntungan yang patut disyukuri, karena dari awal ibunya sudah ingin memasukkan mereka ke universitas yang sama. Tapi karena Seulgi memilih jurusan seni, dan karena kebetulan ia mendapatkan beasiswa di salah satu universitas (yang bahkan Yoongi juga baru tahu bahwa saudara kembarnya benar-benar jenius—diselingi pikiran 'Kapan anak itu repot-repot mengirimkan form beasiswa?'), akhirnya ibunya harus merelakan kenyataan bahwa kali ini mereka harus berpisah. Keinginan Yoongi untuk masuk ke jurusan musik sudah dibicarakan dengan ayah dan ibunya jauh-jauh hari, bahkan sebelum ia repot mempersiapkan entrance exam. Dan sayangnya, (untungnya bagi Yoongi) jurusan tersebut tidak ada di universitas di mana Seulgi mendapatkan beasiswa.
"Kenapa lo tiba-tiba nanyain Seulgi?" tanya Yoongi curiga.
Ketika dilihatnya juniornya tersebut hanya tersenyum malu-malu, Yoongi sudah bisa menebak 100% akan ke arah mana pembicaraan mereka selanjutnya.
"Lo kan baru ketemu sekali sama Seulgi!" Yoongi teriak tidak percaya. Ia ingat betul hari di mana Jimin pergi ke rumahnya menjemput Yoongi untuk pergi menonton acara kampus. Dan ia bertemu dengan Seulgi hanya sekitar beberapa detik? Karena ia yakin, setelah Seulgi membukakan pintu, bertatap muka dengan Jimin, dan memanggil Yoongi untuk segera turun ke bawah karena temannya sudah datang, mereka langsung pergi dari rumah. Dan tentu saja Seulgi tidak ikut.
"Sebenernya udah sering ketemu juga dari sebelum main ke rumah. Jadi, kita pernah beberapa kali ketemu di acara charity. Ngga tahunya, saudara kembar lo, hyung!"
"Acara charity?"
Jimin mulai tampak kesal, "Jangan bilang, lo juga ngga tahu kalau saudara kembarnya sendiri aktif ikut acara-acara charity?"
Yoongi tertegun, "Dia ngga pernah cerita…" dan ia juga tidak pernah menanyakannya.
"Kalian itu sebenernya saudara kembar atau bukan, sih?"
Mendengar pertanyaan Jimin tersebut, Yoongi diam tidak menjawab. Karena itu juga yang selalu ditanyakannya sejak dulu.
.
.
.
Author's Note:
all my love for the lovely sweetwines...
AKHIRNYA KESAMPEAN JUGA BIKIN YOONGI/SEULGI SODARA KEMBAR HE HE HEHEHEHE. Maafkan kalo kaku-kaku, udah lama (banget) ngga nulis T_T DAN AKHIRNYA AKU KEMBALI KE FFN. FFN LAH TEMPATKU BERLABUH /plak
adakah di sini yang suka seulgi/jimin huhuhuhuhuh sebenernya otpku (dulu) adalah seulgi/seunghoon tapi karena sekarang park jimin adalah anakku jadinya aku ganti haluan (menyerong /plak). fic ini akan lebih fokus ke hubungan yoongi/seulgi sih tapi aku akan berusaha dengan bumbu-bumbu romansa untuk seulgi/jimin dan yeri/... hehe. doakan aku ;;
btw, this is also crossposted at wordpress (greatsapphirestars)