Mikogami Mansion.
Malam ini Naruto hanya lelah...
Sebagai orang sakit dia mudah sekali lelah.
Ada saat dimana dia menjadi puteri tidur dan tidak pernah bangun selama 54 jam. Dalam waktu hampir tiga hari penuh itu dia sudah membuat orang tua angkatnya panik, lalu saat dia sadar dia sudah dirumah sakit. Ibu angkatnya tertidur dan Hayato kecil yang menangis diatasnya.
Karena koma tiga hari dimana dia belum makan sesuatu yang berguna, tubuhnya menjadi sulit bergerak. Akibatnya dia tidak diijinkan keluar rumah sakit 2 minggu setelahnya, karena dokter perlu mastikannya benar-benar 'sehat' terlebih dahulu.
Naruto tidak benar-benar lemah, dia cukup percaya diri bisa seimbang melawan kekuatan adidaya sekirei. Karena itulah dia dipilih menjadi 'pengawas'. Miya bahkan mengakui kemampuannya meski dia jelas tidak bisa menang dengan cara adil.
Karena pengetahuan dan kekuatannya mengingat penyakit aneh dia dihormati baik oleh para peneliti lain maupun para serikrei.
Naruto ingat apa yang orang katakan padanya bahwa dia adalah anak jenius.
Minaka Hiroto menganggapnya spesial.
Takami Sasashi menjadikannya sebagai pengurus tidak resmi anak-anaknya.
Takehito Asama menginginkannya sebagai adik laki-laki.
Sekirei no. 01, Miya, Membencinya.
Hayato Mikogami Mengaguminya sebagai kakak yang jahat.
Minato Sasashi telah belajar membenturkan kepalanya didinding dan melupakan keberadaannya.
Naruto terkekeh mengingat pertemuannya dengan bocah kecil Takami itu pagi kemarin. Pemuda itu benar-benar tidak mengingatnya sebagai 'kakak aneh berkaca mata'. Oh mungkinkah itu karena kaca mata Herry Potternya dulu?. Kalau begitu, kaca mata palsu pemberian Minaka itu memang ada gunanya.
Sambil menghela nafas Naruto mengibas-ngibaskan kipas bajanya. meski malam musim awal gugur telah menawarkan sensasi dingin yang menggigit tulang-tulangnya.
Dari balkon kamar mewahnya dikediaman Mikogami dia menatap rimbun bintang dilangit. Kali ini dia membayangkan wajah haus darah gadis berambut perak.
"Mutsu... " Naruto bergumam pelan, menyebutkan nama pria muda yang mengawasinya dalam diam seorang pembunuh profesional. "...masih marah padaku?" Tanyanya tenang, tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.
"Kau Namikaze, Sensei." Sebuah suara dikegelapan menyahutiya, Mengeluarkan pernyataan sekaligus pertanyaan. Menyuarakan kebingungannya.
"Oh... kau masih memanggilku itu?."Naruto bersandung geli.
"Sensei!." Mutsu merasa ingin menyatakan kejengkelannya lebih vokal tapi menahan diri.
Naruto tertawa kecil Dan bergumam 'ah antusias sekali anak ini' sebelum berkata...
"Kami bukan saudara kandung."
Lalu keheningan menyikapi obrolan kecil mereka.
"Mutsu..."
"Hm...?"
"Apakah kau gay?"
xxxx
MBI : Kamar pribadi Karasuba.
Karasuba tidak menyukai sensasi terbakar dikulitnya. Dia membuka matanya saat terbaring di tempat tidurnya sendiri, berkeringat. Pernapasannya sudah melewati titik yang tidak berdegup kencang di telinganya seolah dia berada di bawah air. Setiap bagian tubuhnya terasa panas. Dia duduk tegak perlahan menggelenkan kepalanya. seolah mencoba mengusir banyangan mental seorang pria pirang sakit-sakitan dalam mimpinya.
Setelah mengatur nafasnya untuk kembali tenang Karasuba menyibak selimut tebal dan turun dari tempat tidurnya menuju lemari.
Disana dia memutuskan untuk berpatroli lagi.
Tidur tidak akan berguna untuknya.
Mengambil nodachi kesayangannya, Karasuba melompat melewati jendela ruangan yang tidak pernah ditutupnyaーpencuri hanya akan mati mencobaー dan memulai patroli malamnya bersama angin dingin.
xxxx
Mikogami Mansion
Pagi selanjutnya di kediaman Mikogami berjalan lancar, meski tidak seperti biasanya.
Para sekirei dan Hayato berkumpul untuk sarapan seperti biasa dengan satu orang tambahan yang duduk santai dikursi kepala keluarga. Hayato berada disamping kanannya menolak mengambil posisi kepala lainnya. Tapi Mutsu yang paling terpercaya bisa bersikap paling normal dan dinyatakan tepat berada disamping sang ashikabi sudah melebarkan jarak dengan mengambil posisi dua kursi menjauh dan sudah tidak lagi normal.
Keanehan pagi ini disambut dengan damai oleh para sekirei yang menanggapi sesuai dengan kapasitas berpikir mereka dan tetap diam agar tidak memulai keributan dan membuat no. 05 tersinggung. Akitsu, dengan izin yang bersangkutan berhasil mengambil kesempatan untuk mengklaim posisi duduk disamping Mikogami muda.
Setelah sarapan berlalu dengan aman. Mitsuha yang tidak tahan pun menyampaikan pendapatnya secara super vokal.
"Mutsu... aku tidak tahu kenapa kau mengubah warna rambutmu. tapi pink bukan warna yang cocok untukmu tahu."
Tawa Naruto yang meledak akhirnya berhasil menyulut api.
Mutsu yang menyadari bahwa rambutnya telah bertransformasi warna tidak sempat mengagumi dan berseru takjubーapa, kapan, kenapa dan bagaimana. Sekirei laki-laki tulen bernomor urut 05 itu sudah terlanjur patah hati mengetahui bahwa pewarna rambut yang digunakan Naruto pasti adalah buatan sendiri yang tidak mungkin pudar selama kurang dari satu minggu penuh. Dan tidak akan ada Obatnya.
'Kenapa harus aku' ratap Mutsu melankolis.
pada akhiran dia mengalah dan menggunakan syal orange kerennya sebagai penutup kepalaーrambutーnya disertai wajahnya. Mutsu hanya diam ketika orang bertanya apakah dia sedang mencoba bermain ninja.
Dia bukan Natsu dari Fairy Tail yang memiliki warna pink alami dikepalanya.
Naruto yang menganggapnya tidak lagi lucu mengibas-ngibaskan kipasnya dan memasang wajah bosan dan berkata.
"Itu hanya seminggu"
Tanpa sadar menyakiti hati kecil Mutsu yang menangis.
xxxx
Ditempat lainnya... Minato Sasashi melakukan pencarian sekirei dalam mimpinya tadi malam bersama Kusano yang ditugaskan untuk melindunginya. Pria malang itu menangis penuh semangat didalam hatinya karena kebanggaannya sebagai pria harus terkikis.
'perasaan itu!... aku merasa ada seseorang mengerti penderitaanku!' dia membantin lega mengetahui bahwa dia tidak sendirian.
Dengan itu dia kembali menyusuri jalan dengan semangat membara.
'Terimakasih!'
xxxx
Sekarang Naruto memilih tidur siang memimpikan gadis berambut perak dengan pedang dan senyuman haus darah itu lagi.
Mimpi itu membangunkannya secara otomatis. Batuk-batuk kecil menyusulnya. Mengerutkan kening dia membalik posisinya agar terlentang menghadap langit-langit. Pikirannya mengembara pada tahun-tahun sebelumnya.
Senyum muram terbentuk di bibirnya. memejamkan mata erat dan mengangkat lengan kanannya untuk menutupi wajahnya.
"Karasuba..."Bisiknya lembut. Perlahan mencoba terlelap, tidur. Dia menarik selimutnya dan meringkuk dalam rangka meniru kepompong.
"Menyedihkan..."
Dia kemudian ingatannya kemudian berlari ke Mutsu. Pada rambut perak yang mirip dengannya dan no. 05 yang dekat dengan no. 04.
Alasan yang menyedihkan untuk jatuh. Dan Miya selalu membencinya karena itu. Untuk menjadi Ashikabi putri haus darah karena faktor sebuah kesalahan.
xxxx
Oke cukup sampai disitu. Terima kasih karena sudah membaca dan jangan lupa review nya okay.
Silahkan beri saran dan kritiknya serta Nasehat.
Aku berniat Update perminggu.
Tolong tunggu kelanjutan ceritanya okay~
~sampai jumpa~