FUTURE

Pertemuan kita, biasa saja. Tapi aku sudah menyayangimu lebih dari yang kau kira.

06.45 am.

Tetsuya menggeliat begitu merasakan gangguan pada tidurnya. Pada wajahnya, dia merasakan kecupan basah, bukan kecupan mesra, melainkan kecupan berbunyi 'Smooch-smooch' seiring belah bibir beraroma susu yang menciumnya meninggalkan saliva.

"Tetsuya nii-chan!"

Ya, sosok kecil yang sudah dianggap sebagai adik Tetsuya. Pangeran kecil yang merupakan penerus tunggal dari keluarga aristocrat, Akashi Seijuro-sama.

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original story by Gigi

Warning :

T

Akakuro

Shounen ai

Young Akashi

Old Kuroko

Family & Romance

Out of character

Menjadi anak tunggal merupakan posisi yang mungkin banyak diimpikan orang. Tidak harus berbagi, menjadi pusat perhatian, mendapat begitu banyak limpahan kasih sayang dan tentu saja tak harus memendam rasa iri atau terhindar dari ketidakadilan. Tapi itu bagi sebagian orang. Tidak pada Tetsuya sekarang.

Semenjak temannya dari TK, Aomine Daiki punya adik laki-laki, lalu Kise Ryota yang bungsu namun punya tiga saudara perempuan, Tetsuya mulai merasakan kesepian. Bukan, dia bukannya kekurangan perhatian atau apa, tapi dia juga ingin punya saudara yang akan menemaninya bermain dirumah. Ada Nigou sih, tapi tetap saja.. Intinya Tetsuya mau saudara.

"Ibu, Tetsu mau adik." Ujarnya tanpa dosa begitu ibunya menjemput di SD seperti biasa.

"Eh," Tetsuya bisa melihat ibunya yang sedikit terkaget, "Kenapa?"

"Daiki-kun dan Ryota-kun punya. Tetsu juga mau."

"Ano ne, Tetsu-chan, nanti kita bicarakan dengan ayah, ya?"

"Benarkah?" Tetsuya sangat gembira, dia akan meminta ayahnya memberi dirinya adik lima. Tak peduli dapat darimana.

Namun sesampainya dirumah, Tetsuya kecil harus menelan kecewa. Saat mereka berbincang tentang keinginannya, sang ayah berkata bahwa perut ibunya sakit, jadi tidak bisa memberi adik bagi Tetsuya.

Tapi rasa kecewa itu tidak bertahan lama, karena dua minggu kemudian, ada tetangga baru yang menghuni mansion mewah disebelah rumahnya, dan baru saja melahirkan anak mereka yang pertama.

"Aka-chan kawaii." Ucap Tetsuya begitu bertemu dengan sesosok bayi mungil dengan rambut merahnya.

"Tetsu-chan suka?"

"Ung! Ne, bibi, siapa namanya?" Tanyanya pada seorang perempuan berambut merah seperti si bayi yang berada dalam gendongan.

Wanita itu tertawa renyah, membungkuk dan mengecup pipi gembil Tetsuya, "Kita belum berkenalan, sayang." Tangan Tetsuya digenggam hangat, "Panggil aku bibi Shiori, dan ini," Menunjuk si bayi yang masih tertidur, "Akashi Seijuro."

"Sei-chan?"

Shiori yang sudah mendengar cerita dari ibu Tetsuya tentang anaknya yang menginginkan adik pun ikut tersenyum, "Tetsu-chan bisa menganggap Sei-chan sebagai adik, deshou?"

"Benarkah?" Mata Tetsuya berbinar gembira, menyilaukan siapapun yang melihatnya, "Ibu, aku punya adik!" Adunya pada sang ibu yang ikut menatapnya.

"Bilang apa?"

"Terimakasih bibi Shiori dan paman Masaomi!"

Dan mulai saat itu, Tetsuya sering sekali bermain di mansion Akashi. Kedua orangtua Akashi pun tak keberatan jika Tetsuya datang mengajak anaknya bermain. Lagipula, mereka sudah sangat percaya dengan keluarga Kuroko yang memang telah mereka kenal lama. Bahkan saking akrabnya, orangtua Akashi sampai membuat pintu khusus yang berada disamping dan langsung tembus di halaman rumah Tetsuya agar anak itu tidak lelah karena harus memutar jalan lewat gerbang utama.

Dan begitu sebaliknya. Sejak bisa merangkak, Akashi sudah bolak-balik digotong Tetsuya untuk diajak kerumah atau bermain dengan teman-teman SD-nya. Pokoknya Tetsuya senang sekali dengan adanya Akashi bersamanya.

Tetsuya tidak pernah peduli darimana adik berasal, yang ada dalam benaknya adalah dia punya seseorang yang dia panggil adik dan seseorang yang memanggilnya kakak. Itu saja. Sesederhana itu dia sudah bahagia.

5 tahun kemudian.

Sesosok kecil muncul di depan ibu Tetsuya yang sedang memasak untuk sarapan. Mata birunya yang teduh melihat bocah yang baru berumur lima tahun kini berdiri sambil memegang tas ranselnya yang mungil.

"Sei-chan,"

"Bibi, Tetsuya nii-chan sudah bangun?"

"Ini masih pagi sekali, sayang." Terkekeh pelan, lalu membenarkan topi Akashi yang miring ke kanan, "Kakakmu masih tidur dikamar. Coba Sei-chan bangunkan."

Dengan semangat, kaki yang masih penuh lemak bayi itu mulai menaiki tangga untuk mencapai kamar Tetsuya yang ada di lantai tiga. Tidak, rumah Tetsuya hanya berlantai dua, namun karena Tetsuya ingin menjadikan loteng sebagai kamarnya, maka Akashi menyebutnya lantai tiga.

"Tetsuya nii-chan?"

Pintu kamar terbuka, menampilkan sesosok yang kini bergelung di kasur yang hangat. Tubuh mungil itu mencoba naik, untuk membangunkan sang kakak yang masih pulas. Tangannya menyentuh pipi yang tak kalah gembil darinya dengan gemas.

"Tetsuya nii-chan?"

"…" Sosok itu masih diam tak bergerak.

Mata besar Akashi masih intens menatap wajah putih yang terlihat sedikit merona. Mungkin karena hawa dingin yang menyapa. Dan bagi Akashi, hanya wajah kakaknya yang begitu memesona. Lalu rambut biru yang begitu berbeda dengan miliknya.

Akashi tak bertanya mengapa mereka berbeda. Tidak, dia tidak bodoh. Jangan samakan otaknya dengan balita biasa. Dia terlahir dengan gen jenius bawaan dari keluarga. Tetsuya memang tidak punya ikatan dengannya. Tapi tak apa, Akashi yakin, suatu saat dia yakin bisa mengikat kakaknya entah dengan bagaimana.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.45 am.

"Tetsuya nii-chan?"

Tak kunjung dapat jawaban, bibirnya mulai maju memberi kecupan. Satu kecupan tak mempan. Kali ini kecupan kembali diberikan dan berulang. Tak peduli wajah Tetsuya penuh saliva miliknya.

'Smooch-smooch.' Begitu bunyi ciuman saat bibirnya menyapa kulit sang kakak. Ah, Akashi suka sekali mengecup Tetsuya. Berbeda saat dia mengecup orangtuanya, kulit Tetsuya kenyal dan manis seperti susu vanilla yang tadi pagi diminumnya.

"Tetsuya nii-chan!"

Dan mata itu membuka. Mengekspos binar aquamarine yang membuat Akashi kecil takluk dan terpesona. Mengikat takdir dalam ikatan tak kasat mata.

To be continued.

AN :

Hay hay halo!

Karena FF saya udah ada yang tamat, saya datang lagi dengan cerita baru^^

Ini baru pengenalan sih, semoga aja ada yang berminat dan Terimakasih sudah membaca!

Sign,

Gigi.