FUTURE
...
Tetsuya melihat adiknya yang merengut imut. Semua berawal dari sang adik yang kepergok mengompol dibawah selimut.
"Itu bukan Sei!"
"Kalau begitu siapa?" Tanya Tetsuya yang masih menekan rasa gemas agar tidak menerjang sang adik dengan pelukan maut.
"Pokoknya bukan Sei!"
"Iya, bukan Sei-chan. Tapi pakai popok dulu ya?"
"Tetsuya nii-chan aja yang pakai."
Tetsuya tertawa. Akashi yang mengompol, kenapa dirinya yang pakai popok. Duh, gemas deh rasanya.
"Ya udah, ayo tidur. Sei-chan mau pulang atau tidur disini?"
"Sama Tetsuya nii-chan!"
Tetsuya membuka kedua lengan lebar, lalu Akashi segera masuk dalam pelukan. Menyamankan tubuh mungilnya dalam dekapan.
Tapi itu 12 tahun yang lalu, dan sekarang..
"Tetsuya,"
Suara imut, lucu dan favorit Tetsuya kini telah berganti jadi berat layaknya orang dewasa.
...
Disclaimer :
Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi
Original story by Gigi
Warning :
T
Akakuro
Shounen ai
Family&Romance
Young&tall Aka, Adult Kuro
Out of character
...
Lupakan badan mungil yang selalu pas dalam dekapannya. Lupakan pipi tembam nan gembil saat kesal menyapa. Lupakan tangan penuh lemak bayi yang suka memeluk lehernya.
Lupakan. Lupakan. Lupakan.
Karena sekarang yang ada adalah seorang pemuda yang baru saja lulus SMA, setinggi 181 cm dengan perawakan yang membuat wanita berteriak memuja. Oh, jangan lupakan juga wajahnya yang memesona, lalu dengan otak yang tak diragukan tingkat kecerdasannya.
Sang pewaris tunggal kerajaan bisnis Akashi yang menggurita.
"Kau melamun lagi, Tetsuya."
"Panggil aku kakak, Sei-chan."
"Kakak?" Nada geli menyapa pendengaran, "Bukannya lebih tepat, Tetsuya chibi-chan?"
Kurang ajar!
Ya Tuhan, kembalikan adiknya yang menggemaskan!
Tetsuya tak menyangka, hanya dalam kurun 3 tahun, adiknya menjelma jadi pemuda yang jauh diatasnya. Berbeda dengannya yang pertumbuhannya berhenti di 168 cm, Akashi masih terus tumbuh selaras dengan wajah serta rahangnya yang membentuk tegas.
Tangannya mengamit pipi Akashi yang sudah tak diwarnai lemak bayi, "Sei-chan jangan mulai nakal."
Bukannya dilepas, tangan Tetsuya digenggam, dielus, lalu di kecup pelan.
"A-Apa yang kau lakukan?!" Tetsuya segera melepas pegangan, dan menarik tangan.
"Menggoda Tetsuya. Ah, Tetsuya selalu menggemaskan."
Arrrgh! Tetsuya ingin berteriak, dia ingin protes, dia ingin melampiaskan. Tuhan, kembalikan adiknya yang masih innocent, bukan si pemuda yang tumbuh dengan hobi pegang-pegang.
"Siapa yang kau sebut menggemaskan?"
"Ah, sekarang Tetsuya berubah."
BERUBAH DIA BILANG?
Sepertinya di ulang tahun Akashi yang akan datang, Tetsuya harus memberi kado kaca atau pigura yang berisi foto saat Akashi berumur lima tahun dengan foto sekarang agar sadar, siapa yang lebih banyak mengalami perubahan.
"Terserah." Ujar Tetsuya yang sewot karena sedari tadi jadi bahan godaan.
"Padahal dulu saat aku tidur disini, Tetsuya selalu memelukku erat. Tapi sekarang? Seranjang pun tak mau."
Bukannya dia tak mau! Tapi demi Tuhan, dirinya masih ingin bernapas dengan bebas, dan seranjang dengan Akashi bukan pilihan yang pas.
"Ranjangku single, Sei-chan."
"Kalau begitu beli ranjang."
"Uangnya bisa disimpan untuk kebutuhan yang lain."
"Aku yang belikan."
"Jangan menghambur-hamburkan uang."
"Tabunganku masih utuh."
Tetsuya menghela nafas, "Kalau begitu mainlah dengan teman-temanmu, jangan setiap hari kesini menyusulku."
Iya, semenjak lulus kuliah, Tetsuya mendapatkan pekerjaan di luar kota.
"Tapi aku juga akan kuliah disini, Tetsuya. Bukannya lebih baik kau mengenalkanku dilingkungan sekitar agar tidak tersesat, Nii-chan,"
"Memanggil kakak hanya jika kau ada maunya."
"Kau menyakitiku, Tetsuya."
Bilangnya tersakiti, namun mimik wajahnya tak nampak sama sekali.
…
Masih lekat dalam ingatannya, bahwa adiknya ini sebenarnya tidak gampang menangis. Bahkan saat jatuh dari sepeda saat belajar, Akashi tetap stay cool. Justru Tetsuya yang menangis melihat lutut Akashi berdarah.
Tapi tidak saat dirinya menginjak sekolah menengah atas, dan Akashi masih sekolah dasar, si pangeran kecil malah suka rewel. Dan Tetsuya baru sadar bahwa Akashi selalu rewel saat ada temannya datang ke rumah.
"Huweeee, nii-chan!"
Tetsuya panik bukan kepalang. Tak ada angin, tak ada hujan, adiknya tiba-tiba menangis kencang.
"Sei-chan kenapa? Ada yang sakit? Tadi jatuh? Atau diganggu teman?"
Yang terakhir Tetsuya ragu sih, karena tak mungkin ada yang berani mengganggu jika ada nama Akashi dibelakang.
"Huweee.."
"Cup-cup."
Badan dibawa dalam gendongan. Sungguh, Tetsuya tak paham.
"Mungkin adikmu ingin pulang, Kuroko." Ujar Kagami yang sedang bermain, kala itu.
"Mungkin saja. Sei-chan mau pul-"
"HUWEEE.."
Bukannya mereda, tangisan itu semakin kencang.
"Sei-chan.. aduh, kau kenapa?"
"…" Akashi masih menangis sesenggukan. Ingusnya menempel pada pakaian.
"Nii-chan akan memberikan apapun. Sei-chan berhenti nangis ya?"
Mata besar penuh air mata menatap mata Tetsuya, lalu mengangguk mengiyakan.
"Nah, sekarang bilang ya?"
"Mau ikut main nii-chan."
"Eh, tapi aku mau-"
"Huweee.."
Dan tangisan bertambah kencang, sampai akhirnya Tetsuya mengizinkan Akashi untuk ikutan. Bahkan saat Tetsuya harus pergi karena Karyawisata, Akashi rewel tak mau makan, tak mau bicara sampai ayah Akashi harus turun tangan menghadapi rewelnya si anak tunggal.
Dan haruskah hal itu berlanjut sekarang?
Batin Tetsuya bertanya begitu mendapati si muka tengil kembali datang. Tak tanggung-tanggung, dia datang menyusul Tetsuya yang akan berangkat ke acara perusahaan bersama teman satu kerjaan.
"Sei-chan," Tetsuya berusaha menahan kekesalan yang hampir keluar, "Kau tahu, ini acara perusahaan."
"Aku tahu."
"Kau tidak boleh ikut."
"Aku kan tidak ganggu."
"Sama saat kau keluar dengan teman-temanmu, aku juga tidak ikut."
"Aku tak keberatan Tetsuya ikut kemanapun aku pergi kok."
Sabar, Tetsuya. Sabar.
"Iya, tapi ini bukan untuk orang luar-"
"Jadi aku hanya orang luar?"
Sabar, dia adalah orang yang kau sayang, Tetsuya.
"Tentu saja bukan! Sei-chan adalah adikku yang paling aku sayang. Tapi-"
"Lalu kenapa aku tidak boleh ikutan?"
"Sei-chan-"
"Padahal aku sudah jauh-jauh ingin bertemu denganmu tapi malah dibeginikan."
ASTAGA! Habis sabar Tetsuya.
"Ya Tuhan, Sei-chan! Aku tidak mungkin mengajakmu diacara rapat tahunan perusahaan!"
Sungguh, kalau tak ingat posisi Akashi yang begitu tinggi dalam hati, Tetsuya tak segan untuk memberi satu atau dua pukulan.
To be continue.
AN:
Mesti pas baca ff saya yang lain, terus liat nama saya lagi, ada yang ngebatin 'dia lagi dia lagi' wkwk
Maaf yaa, udah nyepam Fandom akakuro
Yaa, saya berharap di 2019 ini bisa lebih produktif dari 2018 kemarin^^
Ryu udah jadi sifat sejak dini^^ Sei-kun wife, Chila, Adelia Santi, CBX, Killua-san, Kjhwang, Mattchacchin iyaa ini lanjut. Maaf ya udah menunggu^^ Ruu enggak kok, saya kurang anu kalo hubungan sedarah :) Cho zona apapun Akakuro jalanin yang penting bisa barengan^^ Akakurolove Terimakasiih :)
Yang pakai akun udah saya balas lewat PM yaa
Happy Birthday Tetsuya, semoga selalu langgeng dengan Sei dan segera cetak akakuro mini-nya :*
Sign,
Gigi.