Tamu : Hey, terimakasih banyak telah baca dan bahkan mampir ke akun ku di wp. aku g tau apa km sudah selesai baca sampai tamat atau belum but terimakasih atas kritik dan saran nya. yups memang penulisan dan prosa dalam cerita ku bisa di sebut jauh dari kata bagus. karna pada dasarnya aku menulis hanya untuk senang". dan aku adalah tipe author yg cukup malas buat yang namanya Revisi story wkwkkw. bur i really pleasure with ur comment, seriously. aku akan senang jika kamu terus mau untuk membaca cerita ku yang lain dan memberikan ulasan lagi :D
gekanna87: Terimakasih senpai telah mampir dan memberikan ulasan :) Yups aku tau di sini ga seramai sebelah hehehe, but aku cuma mau cari suasana baru dan mendapatkan lebih banyak teman :D
Ini adalah hari Rabu yang biasa, dan seperti biasa Ino bersiap untuk pergi sekolah seperti biasa juga.
Tetapi dia tak akan berangkat sekolah seperti hari-hari biasanya, karna hari ini dia akan berangkat sekolah dengan Naruto, kemarin malam Naruto meneleponnya bahwa dia akan datang dan mengajak nya untuk pergi sekolah bersama, dan belum sempat Ino menjawab Naruto sudah memutuskan telepon sepihak, Jadi mau tak mau ia harus pergi sekolah dengan Naruto.
Dan disinilah Ino. Di rumahnya, di kamarnya, di depan cermin, lengkap dengan seragam sekolah dan rambut yang telah di sisir serta diikat ponytail, style ciri khas wanita berparas cantik itu .
Setelah memastikan penampilan nya telah rapih di depan cermin besar yang seukuran tubuhnya, Ino mengambil tas sekolah di atas ranjangnya, lalu menuruni tangga dan berjalan ke arah ruang makan untuk mendapatkan sarapan pagi sebelum sekolah.
"Sarapan dulu yah" ucap Wanita paruh baya, seraya menaruh segelas susu dan selembar roti pada Ino.
Ino membalas dengan anggukan kecil, setelah itu ia langsung mengambil gelas di meja dan meneguk susu di dalamnya.
Setelah sarapannya habis, ia kembali berdiri, lalu menghampiri ibunya yang tengah membereskan meja.
"Aku berangkat yah"ucap Ino setelah memberikan ciuman singkat di pipi ibunya.
"Mau ayah antar?"ucap pria paruh baya yang tengah membaca koran pagi di sampingnya.
"Tidak usah Otou-san, aku berangkat dengan temanku hari ini"
"Hati-hati yah"ucap Ibu dan ayahnya itu bersamaan.
Ino membalas dengan dengan anggukan kecil lagi, lalu melambaikan tangan saat sudah berada di depan pintu rumahnya.
Tin tin...
Suara klakson motor terdengar tepat saat Ino baru saja akan membuka pintu.
"Selamat pagi"ujar Naruto dengan senyum sumringah.
"Selamat pagi juga Naruto-kun"balas Ino dengan senyum yang tak kalah lebar dengan Naruto.
"Ayo kita berangkat" ucap Naruto sembari kembali memakai helm full face nya.
"Iya ayo" Ino menginjak step kiri motor Naruto agar memudahkan nya naik Motor Sport Naruto yang besar.
Tidak seperti dulu, kali ini Ino langsung memeluk pinggang Naruto tanpa disuruh.
Naruto tersenyum sebentar lalu bertanya "sudah?"
"Iya sudah"
Naruto mengangguk lalu menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang ke arah sekolah.
Kini Ino dan Naruto telah sampai di parkiran murid Konoha High School. Setelah Ino turun, Naruto mematikan motor dan melepaskan helm full face nya, menyisir rambut pirang jabrik kebanggaan nya dengan tangan kanannya.
Naruto dan Ino berjalan bersama menuju kelas Ino yang terletak paling dekat dengan parkiran, saat perjalanan Naruto dan Ino tak henti saling bicara dengan selingan tawa diantara pembicaraan mereka, kedekatan mereka juga mendapat perhatian dari semua murid yang melihat mereka lewat, Tetapi mereka tetap berjalan biasa dan tak menghiraukannya.
Naruto tersenyum saat mereka telah sampai di kelas 12A "masuk sana"
"Iya, makasih yah udah nganter aku"Ino membalas Naruto dengan senyum yang tak kalah manis.
"Jangan bilang makasih sekarang"
"Ehh... kenapa?"tanya Ino dengan dahinya yang mengerut karna bingung.
"Karna nanti aku nganterin kamu pulang juga, jadi nanti aja makasih nya sekalian."balas Naruto dengan senyum nya yang semakin melebar.
Ino menutup mulutnya dengan tangan kanannya, ia terkekeh kecil dengan jawaban Naruto yang menurutnya lucu.
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri, tidak enak kalau berangkat dan pulang aku numpang sama kamu Naruto-kun."
"Gak apa-apa, aku malah senang"
"Karna aku jadi bisa lebih lama bersamamu"ucap Naruto sangat pelan, terdengar seperti berbisik.
"Apa?"tanya Ino yang tak bisa mendengar kata-kata yang terakhir Naruto ucapkan.
"Tidak ada, sampai jumpa"ujar Naruto sembari pergi meninggalkan kelas Ino.
"Huahh..."Ino menguap untuk kesekian kalinya, entah kenapa ia tak bisa menyerap apa yang dijelaskan oleh Kurenai-sensei di depan kelas.
"Apa kau baik-baik saja pig"tanya Sakura melihat Ino yang benar-benar tak bisa fokus sejak jam pelajaran pertama.
"Tidak apa-apa..."
Kring... kring... kring...
Bell akhirnya berbunyi, siswa dan guru pun menghentikan aktivitas belajar mengajar mereka, dan bersiap untuk pulang.
"Pig hari ini kau pulang denganku?"
"Tidak jidat, hari ini aku pulang bersama Naruto-kun"
"Wesss... Kalian ternyata sudah dekat lagi yah"tukas Sakura dengan nada menggoda.
"Iss apaan sih biasa aja" Ino mentapa tajam Sakura sebelum berlalu dari bangkunya, meni meninggalkan Sakura yang masih disana.
Saat Ino baru saja keluar dari pintu kelas, terlihat seorang pria tengah berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang dilipat di depan dadanya.
Pria berambut raven itu langsung menghampiri Ino yang masih diam di tempatnya berdiri.
"Ikut aku"ucap pria itu dingin sembari mencoba menarik tangan Ino.
"Mau apa lagi...kita sudah tidak ada lagi urusan Sasuke-kun."
"Aku bilang ikut!.."Suara Sasuke mulai meninggi dan genggaman tangannya mengeras.
"Awww sakit Sasuke-kun.."
"Makanya aku bilang ikut!"
Suara Sasuke semakin meninggi, genggaman nya juga semakin mengeras, membuat Ino langsung menundukan kepala dan mengangguk karna takut.
Sasuke membawa Ino ke gudang tempat disimpan nya alat-alat olahraga sekolah.
"Kenapa kita disini?" Tanya Ino
Sasuke tidak menjawab, ia seolah tuli dan tak menghiraukan Ino yang tak henti mengoceh.
Sasuke membuka pintu gudang lalu masuk kesana dengan masih menarik kasar Ino.
Sasuke melepaskan genggamnya kasar sembari mendorong Ino, Sasuke lalu menutup pintu dan menguncinya.
"Sasuke apa yang kau lakukan, biarkan aku pergi."
Sasuke masih tak menghiraukan ocehan Ino, ia berjalan mendekati Ino dengan senyum smirks di bibirnya.
Ino terus mundur kebelakang menjauhi Sasuke yang terus mendekati nya sampai akhirnya punggung nya menyentuh tembok.
"Sasuke aku mohon lepaskan aku."Suara Ino mulai bergetar
Sasuke mendekatkan wajahnya dengan wajah Ino, dapat terlihat mata indah Ino yang sekarang sudah berair.
Cup...
Bibir Sasuke mulai menyentuh bibir Ino, Ino mencoba mendorong tubuh Sasuke malah mendorong kembali tubuh Ino ke tembok dan memperdalam hanya bisa menangis, ia tak bisa berbuat apa-apa, bahkan jika ia berteriak tidak akan ada yang bisa mendengar nya karna gudang ini kedap suara.
Ciuman yang dulu nya terasa manis jika itu dari Sasuke, sekarang terasa begitu menyakitkan, selain karna rasa sakit karna di campakan begitu saja oleh Sasuke, tetapi ciuman ini memang sangat kasar menurut nya.
Sasuke melumat dengan kasar bibir Ino, tangan kiri ia gunakan untuk menahan tangan Ino di tembok agar tak melawan, dan tangan kanannya ia gunakan untuk menjamah tubuh seksi Ino.
Ino mulai kehabisan nafas, ia mengumpulkan tenaga sekuat mungkin dan mendorong tubuh Sasuke dengan tangan kanan nya yang terbebas dari cengkeraman Sasuke.
Hosh...hosh...
Ino akhirnya bisa lepas dari pagutan kasar Sasuke, Ino mengatur nafasnya, ia seperti akan kehabisan nafas.
"Sasuke aku mohon, lepasin aku, please."Ino menatap pria bermata Onyx hitam di depannya dengan mata sayu dan penuh air mata.
Sasuke mendecih dan menatap tajam Ino.
"Kau sekarang dekat dengan si dobe Naruto itu kan hahh?"
"Memangnya kenapa, bukankah kita sudah tidak ada hubungan hahh."
"Cihh... sekarang aku yakin bahwa anak yang kau kandung itu bukan anaku."
"Apa maksudmu Sasuke, aku benar-benar tak berbohong soal ini adalah anakmu."ucap Ino sembari memegang perut nya dan kembali meneteskan air mata.
Sasuke tertawa remeh, ia lalu menjambak kasar rambut Ino yang sekarang sudah terurai berantakan.
"Kau masih mau bohong hahh!, Dasar pelacur!"
"Awwh, sakit Sasuke lepasin"Ino mencoba melepaskan tangan Sasuke yang menjambak rambutnya.
"Gugurkan anak ini!."
"Tidak, aku gak mau gugurin anak ini."
"Cihh... Kalau gitu jangan sampai kau bawa-bawa namaku untuk masalah anak ini!"
"Iya baik..baik... Aku gak akan bilang ke siapa-siapa, tolong lepasin aku."jawab Ino dengan tangannya yang masih berusaha melepaskan tangan Sasuke.
Sasuke melepaskan jambakannya, lalu kembali mendekatkan wajahnya pada Ino.
"Bagus, itu baru wanita ku."Sasuke mengecup bibir Ino dan tangan kanannya yang kembali meremas bokong Ino singkat.
"Nghhhh"Ino sedikit melengguh karna bokongnya yang di remas Sasuke.
Sasuke lalu pergi meninggalkan gudang itu beserta Ino yang masih di sana.
Sedangkan Ino langsung menjatuhkan dirinya, Ino terduduk di sudut ruangan itu sembari melepaskan tangisannya yang sedari tadi ia tahan.
"Hiks...hiks... Naruto-kun... Kamu dimana?, Aku butuh kamu."
Bersambung...sorry aku minggu kemarin ga Upsebagai gantinya aku hari ini up 2 part heheh tpi tunggu 1 atau 2 jam yah :D