Judul : Home Sweet Home
Chapter : Prolog
Crossover : Naruto x Hibike Euphonium
Genre :Romance, Family, Slice of life, parody, ooc, dll .
Pairing : Naruto Uzumaki x Kousaka Reina
Disclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto, Saya hanya pinjam chara untuk dinistakan dan di OOC-kan :v
Rating : T
A/N :
Ketika Erocc gabut tiba-tiba terlintas pengen bikin fict ini, sebenarnya sih Erocc bkn penggemar Naruto atau Hibike Euphonium. Cuma pengen nyoba crossover ini.. :v
Yaudah bacot, langsung ajha~
.
.
.
.
.
"Huh? You're broke up? (kau putus?)" kata seorang pria berkulit hitam dengan surai putih yang diduga bernama Darui.
"She pisses me off~ I'm bored of her..(dia membuatku kesal, aku sudah bosan dengannya)" ucap lawan bicaranya yang tepat ada di sampingnya bersurai pirang yang menutupi sebelah matanya yang diduga bernama Deidara. Seorang pria asal Mesir.
"for real?! But you said you did her the other day..(benarkah?! Kau bilang kemarin sudah melakukan itu dengannya..)" ucap Darui yang sepertinya menyayangkan temannya yang putus dengan seorang wanita spanyol yang sexy.
"Well, so I'll work on the next one..(Baiklah, jadi aku cari yang selanjutnya saja)" hanya itu yang dikatakan Deidara tanpa menyesal sama sekali.
"You're devil boy, man~ (Kau memang lelaki iblis)"
"Ahahaha, but this is fun, right? (Tapi ini menyenangkan, bukan?)"
Pria pirang jabrik di depan mereka meletakkan minuman sodanya ke meja, "Hah~ I want a girlfriend, too..(aku juga mau punya pacar)" ucapnya. Orang ini berbeda dengan kedua temannya di depan, dia memiliki kulit seperti orang asia timur.
"Didn't you say you broke up with your last girlfriend, Naruto? (Bukannya kau baru putus dari pacarmu, Naruto?)" tanya Darui yang mengingat Naruto baru saja putus dengan wanita asli Jepang yang bernama Tanaka Asuka, Naruto hanya meminum sodanya tanpa menjawab pertanyaan Darui.
"I'd love to invite you to the mixer, but you're transferring on the japan anyway..(Aku ingin mengajakmu kencan buta, tapi kau akan pindah ke jepang)" ucap Deidara sambil memakan kentang gorengnya.
"Long distance relationship totally sucks! (Hubungan jarak jauh sangat menyebalkan!)" samber Darui yang mengutarakan pendapatnya.
"It's fine, man.. Once I transfer, I'll grab a japanese girl in snap (Gapapa, kawan.. saat pindah, aku pasti dapat cewek jepang nanti)" ucap Naruto dengan cengiran sombong pada kedua teman bulenya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto Pov*
Namaku Uzumaki Naruto. Ya, itu dulu. Sekarang sudah berubah menjadi Noboru Naruto. Aku sama sekali belum terbiasa dengan nama itu. entah bagaimana tiba-tiba ibuku menikah lagi dengan orang yang bahkan tidak pernah kulihat. Begitu pulang sehabis mengajar di tempat les musik dia menunjukkan surat nikahnya, itu benar-benar membuatku terkejut.
Selama ini aku tinggal bersama adik perempuan dan Ibuku di Ottawa, Kanada. Aku memang orang Jepang. Begitupula dengan Ayah dan Ibuku, hanya saja ayahku blasteran. Sering kali kudengar Ibu mengenal ayahku sebagai tamu homestay sampai akhirnya mereka memutuskan menikah. Ayahku memang orang jepang, dia juga memakai nama marganya. Hanya saja dia lahir dan tumbuh di Kanada.
Begitupula denganku yang sudah tinggal di Kanada sampai 16 tahun, sejak kecil aku tidak pernah menginjak Jepang. Lalu sekarang aku pindah ke sana dan tinggal bersama sesosok ayah baru?
Sudah sembilan jam sejak kutinggalkan bandara Ottawa Macdonald-Cartier lalu menempuh perjalanan dengan mobil selama tiga jam dari bandara Narita. Aku memandang Ibuku yang ada di samping tengah menyetir mobilnya dengan wajah bahagia, aku tersenyum begitu melihatnya. Walaupun dia menikah tanpa persetujuan anak-anaknya, tapi dia terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya.
Satu hal penting adalah Ayahku menceraikan Ibuku, karena itu Ibuku yang bekerja keras membiayai hidup kami sebagai anaknya. Mengingat orang yang kami sebut Ayah kami itu membuatku kesal, dia berkata telah menemukan keluarga baru dan meninggalkan kami. Kami selalu mempercayainya karena dia selalu bersikap seperti Ayah yang dapat diandalan. Tapi, bahkan sekarang aku tak ingin mengingat wajahnya.
Sepertinya ayah baru kami adalah teman di tempat orkestra yang Ibu ikuti, bertemu dengan orang yang berasal dari tanah yang sama tentu itu sepeti takdir, 'bukan?
"Mama! Papa baru kami terlihat seperti apa?" tanya adikku yang masih duduk di kelas 2 SMP dari bangku belakang, namanya Naruko.
"Ahahaha, rasanya sulit bagi seorang konduktor musik untuk menjalani kehidupan pribadi ya.. kalian belum bisa menemuinya sekarang.." ucap Ibuku yang masih fokus pada jalanan di depannya, namanya Kushina. "Tapi Mama menemuinya setiap tiga hari selama sebulan, dia baru saja selesai menangani konsernya di Paris.. yang lebih penting kalian bantu Mama untuk mengurus pindahan rumah kita.."
"Kenapa~? Padahal, aku penasaran padanya~" ucap Naruko yang ngambek sambil memajukan bibirnya lalu bersender di bangku.
Berbeda dengannya aku sama sekali tak peduli, aku hanya menatap keluar di balik kaca mobil. Aku melihat remaja yang berjalan-jalan menggunakan seragam. Di Kanada aku masuk sekolah umum jadi tidak ada aturan menggunakan seragam resmi seperti itu.
"Bagaimana, Naruto?" aku beralih pada Ibuku yang bertanya, "Ini pertama kalinya kau melihat kampung halaman Mama, disini sangat berbeda dengan Kanada jadi Mama harap kau bisa nyaman berada di sini.."
"Apa yang Kaasan katakan? Disini kan juga kampung halamanku.. aku akan baik-baik saja.."
"Syukurlah, kalau begitu"
.
.
.
.
.
Begitu selesai meletakkan barang-barang pindahan, pada pukul lima lewat tiga puluh menit aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan di sekitar rumah. Meskipun ini kampung halaman, tetap saja terasa asing. Tapi, tempat ini lumayan juga. Aku membeli minuman di vending machine. Aku sama sekali tak mengerti minuman yang ada di dalam jadi aku asal pencet saja.
Aku mengambil sekaleng minuman itu, aku melihat tangga yang cukup tinggi seperti bukit di atas. Aku memutuskan menuju atas tangga tersebut. Di samping kiri dan kanan terdapat semak-semak dan pohon. Aku membuka kaleng minuman lalu meminumnya. Seketika aku langsung memuntahkan minuman yang terasa aneh tersebut.
"Apa ini?! Rasanya menjijikan..!" komentarku pada minuman tersebut, lalu aku melihat tulisan di kaleng tersebut.
Soda Rasa Korean BBQ
Benar juga, Jepang itu negara paling nyentrik bahkan pada selera minuman. Lain kali, aku harus membacanya sebelum membelinya.
Aku melanjutkan perjalananku, aku hampir sampai di atas. Langkahku terhenti ketika melihat samar-samar pemandangan kelap-kelip lampu kota dari jalan setapak di atas sini, yang terhalangi oleh balkon pembatas karena aku masih berada di tangga. Wah, aku baru tahu ada tempat seperti ini. Ada semacam curut dari kayu sebagai tempat duduk aku berpikir untuk bersantai di sana.
Aku melewati tangga terakhir lalu hendak berbelok ke kanan menuju curut tersebut. Tapi aku terhenti begitu melihat seorang gadis di dekat balkon dengan gaun putih berendanya, tangannya menggenggam balkon. Aku jadi enggan menuju curut, karena curutnya berada di depan gadis itu.
Seakan menyadari keberadaanku dia malah menoleh padaku, rambut hitamnya berterbangan oleh angin. Matanya yang berwarna ungu menatapku-membuatku terperangah karena saat itu aku melihat butiran air matanya.
.
.
.
.
.
TBC