Standard disclaimer applied.

Naruto (c) Masashi Kishimoto

Going Crazy (c) NominJJ

.

.

Apa jadinya jika pembuat onar macam Sakura Haruno malah tergila-gila dengan ketua Dewan Siswa yang dingin, kaku, dan taat peraturan macam Uchiha Sasuke? It must be crazy love!

.

.


Duagh!

Suara hantaman yang tidak terlalu keras namun cukup menyakitkan mengenai wajah seorang pemuda, membuatnya meringis akan perih yang mulai menjalar.

"Hehehe, apakah rasanya sakit, eh pencuri?" tanya Kiba sambil terkekeh bersama Suigetsu di sampingnya.

"A- aku tidak mencuri, itu kesalah pahaman saja," jawab Idate pelan sambil meringis di ujung kalimatnya.

"Ck, kau pikir kami bodoh, kami melihat semuanya di cctv," decak Suigetsu kesal dengan pemuda di hadapannya.

Baru saja kepalan tangan akan kembali dilayangkan ke arah wajah Idate, tapi harus terhenti saat suara malas-malasan dari seorang gadis kembang gula terdengar dalam ruangan berukuran cukup luas tersebut.

"Berhenti. Sui, Kiba, Naruto, Ino, dan Karin, turunlah, sebentar lagi jam olahraga dimulai, biar aku yang menangani bajingan satu ini," ucap Sakura dengan pandangan malas dibarengi rotasi mata.

"Hah? Tapi Jidat, kita belum sele-"

Baru saja Ino akan memprotes ucapan sahabatnya tersebut, lengannya disenggol oleh Kiba. Pemuda pecinta anjing itu membenarkan sepatunya sambil berujar, "Kita turun saja, kecuali kau ingin Gai-sensei menyuruhmu lari tidak jelas lamanya."

Setelah perdebatan ringan, akhirnya Ino Yamanaka, Karin Uzumaki, Naruto Uzumaki, Kiba Inuzuka, dan Suigetsu Hozuki memutuskan untuk turun lebih dahulu, meninggalkan Sakura Haruno berdua bersama Idate.

"Jadi, kau yang berniat mencuri dompetku, hmm?" tanya Sakura dengan nada rendah dan langkah kaki yang memangkas jarak antara dirinya dan Idate.

Idate bisa merasakan atmosfer di sekitarnya yang memberat, pikirannya jadi teringat pada salah satu teman dekatnya, Kotetsu, yang selalu sembunyi setiap Sakura lewat setelah ia dikabarkan pernah mencari masalah dengan gadis gulali itu. Seolah-olah ada tekanan batin tersendiri yang dialami oleh Kotetsu.

Idate menghela napasnya lelah, ia menyesali keputusannya mencuri dompet Sakura Haruno, walau ia berniat mengembalikannya kembali, tapi takdir berkata lain karena ia sudah tertangkap sebelum berhasil mengembalikan dompet itu dengan sembunyi-sembunyi.

Dan saat Sakura Haruno kini berdiri di hadapan dirinya yang terduduk lemas, Idate tahu bahwa nerakanya mungkin baru akan dimulai.

.

.

Matahari sore tetap terik hari ini. Dan Sasuke Uchiha kini sedikit melonggarkan dasinya agar tidak terlalu gerah serta memijit pangkal hidungnya pelan untuk mengurangi pening di kepalanya, saat ini ia sedang berjalan di koridor bersama beberapa petinggi atau BPH dalam kepengurusan Dewan Siswa.

Mereka mendapatkan dispensasi untuk menghadiri seminar studi banding tentang perkembangan digital di kalangan remaja pagi tadi.

"Ini benar-benar hari yang melelahkan ya," ucap Sai memecah hening, lengkap dengan senyum khasnya yang sedikit menjengkelkan.

"Iya Sai-kun," jawab Hinata dengan nada anggunnya yang khas.

"Yah, aku akan jauh lebih lelah karena masih harus membuat LPJ," timpal Sai lagi yang memang menjabat sebagai sekertaris dewan siswa, tapi senyum anehnya masih tetap bertenger di wajahnya yang pucat.

"Semangat ya Sai-kun."

Baru saja mereka akan berbelok, pandangan mereka langsung terfokus pada sosok yang berjalan berlawanan arah dengan mereka, namun bukan itu yang membuat Sasuke mengernyit, melainkan luka lebam pada wajah pemuda itu.

"Tunggu, Anda kenapa Idate-san?" tanya Sasuke yang langsung menghentikan langkah Idate.

Sebagai ketua dewan siswa yang sigap, ia harus mengantisipasi apakah baru terjadi perkelahian atau bahkan kemungkinan terburuknya terjadi tawuran dalam sekolah mereka.

Idate tersadar dari lamunannya, netra coklatnya sedikit terkejut mendapati Sasuke Uchiha, sang ketua dewan siswa di hadapannya, diikuti juga oleh wakilnya, Sabaku no Gaara. Bahkan juga ada Hinata Hyuga sebagai bendahara dan Sai Shimura, sang sekertaris dewan. Semuanya adalah badan eksekutif dari kepengurusan Dewan Siswa yang disegani.

"Aa, tidak apa-apa," ujar Idate pelan.

"Tolong katakan apa yang terjadi Idate-san?" tanya satu-satunya suara wanita disana. Tapi hanya dibalas Idate dengan kebungkaman.

"Idate-san, aku minta kau untuk katakan siapa yang membuatmu seperti ini?" ujar Sasuke dengan nada tidak ingin dibantah.

Idate terdiam sesaat, memorinya kembali mengingat kejadian tadi, dan masih terekam jelas apa yang Sakura lakukan dan katakan padanya.

"A- ano, Sa- sakura Haru- no..." jawab Idate sepelan mungkin, namun masih dapat terdengar.

"Gadis itu," geram Sasuke dengan gemeletuk pada rahangnya dan melangkah pergi.

"Terimakasih Idate-san, Anda bisa pulang dan beristirahat, kami akan memberikan teguran keras pada Sakura Haruno," ucap Gaara yang mengambil alih keadaan, mengingat Sasuke yang tiba-tiba pergi.

Idate mengangguk singkat dan segera berlalu kembali ke rumah. Tetapi entah kenapa saat ini perasaanya terasa bergejolak. Apakah ada hal buruk yang akan terjadi?

.

.

Sasuke melangkahkan kakinya dengan pasti ke arah GOR Indoor, tempat siswa-siswi berlatih basket. Dan sesuai dugaannya, begitu memasuki pintu GOR, ia bisa melihat helaian merah muda yang dikuncir sedang melakukan latihan long range shooting.

"Sakura Haruno," panggil Sasuke ketus pada sosok berambut gula kapas yang berdiri beberapa meter darinya.

"See! Siapa yang mengunjungiku? Sasuke Uchiha, eh?"

"Aku ingin berbicara denganmu."

"Aku juga merindukanmu Sasuke-kun!" balas Sakura dengan gelak tawa kecil di ujung kalimatnya. Di lemparnya bola basket miliknya ke arah Karin yang menatapnya dengan pandangan geli. Sebelum kemudian meluncur cepat ke samping Sasuke Uchiha, menarik salah satu lengan pemuda itu dan mengapitnya dengan erat, yang sontak saja ditepis oleh Sasuke, bonus deathglare andalan dari bungsu Uchiha tersebut.

Sakura hanya mendenguskan tawa kecil gelinya sebagai respon, senyum manis nan lebar pun turut ia berikan untuk pemuda tampan di hadapannya ini. Sudah bukan rahasia umum jika salah satu preman sekolah, Sakura Haruno, sepertinya malah tertarik dan jatuh cinta dengan ketua dewan siswa, Sasuke Uchiha.

"Hahaha, kau lucu sekali Sasu~"

"Kau! Bisakah kau berhenti membuat onar?" Sasuke berdesis tajam.

"Memangnya apa yang kulakukan?" Sakura bertanya dengan nada yang ia buat sepolos mungkin, sukses membuat Ino dan Karin ingin melempar bola basket ke arahnya. Sakura dan polos bukanlah hal yang cocok untuk disatukan.

"Jangan berpura-pura tidak tahu! Kau menghajar orang sesukamu, kau pikir kau hebat, hah?"

"Tentu saja, aku atlet kick boxing dan bisa banyak bela diri juga," kekeh Sakura menggoda Sasuke.

Pria Uchiha itu menggeram rendah sebelum kemudia menatap tajam ke depannya, "Kalau kau seperti ini terus, mau jadi apa hah? Sekali lagi kau menghajar orang lain, aku akan memberimu skorsing langsung atau bahkan surat penalti," ancam Sasuke panjang lebar yang hanya dibalas Sakura dengan reaksi bergumam-gumam tak jelas.

"Huh, kau ini dingin sekali sih Sasuke-kun!" Sakura berseru sambil mempoutkan bibirnya.

"Aku tak peduli, Haruno, awas saja kau membuat kekacauan lagi," ujar Sasuke final lalu melangkah pergi.

"Wah, kau melukai harga diriku lho, Sasuke-kun, tapi tak apa, hati-hati di jalan ya, Sayang!" seru Sakura agak keras yang mana hanya dibalas lirikan tajam sang prodigy Uchiha.

Yah, mengganggu Sasuke Uchiha yang dingin memang hal yang menyenangkan, batin Sakura terkekeh.

.

.

"Terimakasih ya, Naruto," ujar Sakura pada pria pirang di sampingnya yang tengah mendudukkan diri di bangku kemudi.

"Tentu Sakura-chan, tapi apa kau baik-baik saja? Maksudku, kalau ingin menginap di rumahku tak masalah, Kaa-chan akan senang -dattebyou!"

Sakura mendengus pelan sebelum kemudian menggeleng, Naruto adalah salah satu sahabatnya, tapi anehnya walau ia termasuk golongan siswa bermasalah, Naruto cukup disegani, ia bahkan berteman dengan ketua Dewan Siswa, Sasuke Uchiha. Mengingat sifatnya yang supel, tidak heran sih.

"Tidak perlu Naruto, aku masuk dulu," jawab Sakura lalu melangkah keluar dari mobil Naruto yang mengantarnya dan berjalan malas ke dalam rumahnya.

Sebuah rumah yang cukup besar mengingat ayahnya adalah satu kedutaan penting di Konoha, tapi tak ada satupun hal yang disukai Sakura di dalamnya, terutama-

"Kau sudah pulang, eh?" tanya sinis wanita cantik berusia sekitar 30-tahunan.

-wanita sialan yang kini menjadi ibu tirinya.

Sakura balas menatap wanita cantik itu sinis, Mei Terumi, ibu tirinya. "Tidak, aku belum pulang, ini rohku yang sedang jalan-jalan."

Jawab asal yang dilontarkan Sakura itu sukses membuat beberapa maid dan tamu gossip Mei menahan kekehan geli, sedangkan Mei sendiri hanya bisa menatap jengkel ke arah Sakura yang baru saja naik tangga menuju kamarnya.

"Wah, anak tirimu cantik juga ya," ucap salah satu wanita yang menjadi kumpulan rumpi Mei.

"Ck, gadis menyebalkan itu, abaikan saja."

.

.

Suasana sekolah hari ini cukup ramai, pelajaran sedang dikosongkan karena para guru rapat bulanan, sedangkan beberapa siswa yang terdaftar di keanggotan Dewan Siswa dan juga kepanitiaan acara, tengah menyiapkan acara rutin setiap dua bulan sekali, yakni sebuah pentas seni internal.

Sakura, Ino, dan Karin tengah bersantai di sebuah gazebo di pinggir lapangan raksasa sekolah mereka, Senju High School. Menatap ke arah kerumuna orang yang berlalu lalang menyiapkan panggung pensi.

Di antaranya bahkan ada Naruto, Kiba, dan Suigetsu, yang walaupun bukan anggotan Dewan Siswa, akan tetapi merupakan panitia tetap acara pensi atau pentas seni.

Netra giok Sakura tanpa sengaja bersiborok dengan Idate yang sedang mengangkat sebuah bangku, membuat pemuda itu langsung berjengit dan menundukkan kepala.

"Apa kau kemarin mengerasinya?" tanya Ino pada sosok Idate yang mulai berlalu dari pandangan.

Sedangkan Sakura hanya mengendikkan bahu acuh, "Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar."

Karin mendengus mendengar pernyataan Sakura, rubynya bergulir dan jatuh pada sosok pria bersurai merah seperti dirinya, yang tengah menatap ke arah mereka, "Perasaanku saja atau Sabaku no Gaara melirik ke arah sini?"

Ino mengikuti arah pandang Karin dan mendapati sosok Gaara yang langsung mengalihkan pandangan, "Entahlah, mungkin dia sedang mengawasi kondisi."

"Hei, ayo kita menampilkan sesuatu di pentas akhir pekan nanti," celetuk Sakura tiba-tiba.

Ino dan Karin sontak menolehkan kepala tiba-tiba, menatap bingung ke arah Sakura yang tiba-tiba ingin tampil di pentas seni yang notabenenya di adakan esok malam.

"Kau gila? Pentasnya besok dan pendaftaran pengisi acara sudah ditutup," omel Ino heran.

"Bilang ke panitia sie acara kalau kita mau tampil, siapa sih panitianya?" kekeuh Sakura pada pendiriannya.

"Anggota Dewan Siswa, Jugo," jawab Karin mengingat siapa penanggung jawab sie acara.

"Eh? Dia sie acara? Aku pikir keamanan," sahut Ino cukup terkejut dengan pernyataan Karin.

"Aku pikir juga begitu, tapi baguslah, Karin kau bujuk dia ya."

"Apa? Kenapa harus aku?"

"Karena aku tak pandai berdiplomasi, yang ada aku malah menghajarnya," jawab Sakura asal.

"Bilang saja kau malas, Jidat," rutuk Ino melihat kelakuan Sakura.

"Uhh, pokoknya mohon bantuannya ya, Karin?" Sakura memandang Karin dengan puppy eyes andalannya, membuat Karin tidak punya pilihan lain selain mengiyakan.

"Baiklah, memang kau ingin menampilkan apa?"

"Sesuatu yang menarik perhatian Sasuke Uchiha."

"Orang gila!"

TBC?


Sejujurnya cukup ragu buat publish, tapi akhirnya gw publish juga buat nyalurin kesuntukan lewat tulisan lol.

Inspired by Going Crazy - Treasure

Mind To Review?