Bercerita tentang seorang yang tampan dan bisa dalam banyak hal, Jung Jaehyun salah satunya. Pemuda 27 tahun yang setiap harinya selama 5 tahun terus direpoti oleh ulah seorang bandit kecil yang menggemaskan bertitel "Anak Semata Wayang Jung Jaehyun". Mulai dari mengerjakan tugas kuliah sendiri, membersihkan rumah sendiri, mengganti popok anaknya -belum terbiasa pup atau pipis di toilet- sendiri, membuat makanan bayi sendiri, memasak makanan khas Korea dan Eropa sendirian tanpa bantuan apapun, bernyanyi, menari, dan segalanya sendirian. Yap, Jaehyun adalah seorang ayah tunggal dari bandit menggemaskan bernama Jaemin yang mulai bisa protes untuk hal hal yang tidak ia senangi.
Ibunya? Jangan harap kalian akan mendapatkan cerita tentang keluarga bahagia antara Jung Jaehyun dan kekasih hatinya yang terpaksa harus pisah karena perbedaan kasta yang mencolok. Tidak tidak. Bukan begitu yang dialami Jaehyun.
6 tahun yang lalu, tepat di musim dingin dan tepatnya salju pertama turun, kekasih Jaehyun mengatakan ia hamil empat minggu. Mengandung di usia muda membuatnya kesulitan untuk mencari pekerjaan karena ia mudah lelah untuk alasan yang logis.
Kekasih cantiknya itu mengatakan ia tidak ingin mengurus anak itu ketika anak itu lahir nanti. Jaehyun harus bertanggung jawab penuh atas kehidupan anak itu nanti setelah terlahir di dunia. Kekasihnya bilang ia tidak membutuhkan Jaehyun lagi setelah anak itu lahir. Saat mengandung pun, ia tidak ingin memakan uang Jaehyun. Sekalipun itu untuk keperluan si jabang bayi yang masih berbentuk gumpalan darah saat itu.
Tepat 9 bulan kemudian, di bulan Agustus yang tidak begitu dingin maupun panas, bayi laki laki terlahir dari rahim -mantan- kekasih Jaehyun. Setelah memberikan sebuah nama, gadis muda di usia awal 20an itu langsung memberikannya pada Jaehyun yang saat itu sama sekali tidak memiliki bekal atau ilmu pengetahuan mengenai bagaimana cara mengurus bayi.
Gadis itu bahkan menolak untuk menyusui bayinya. Ia lebih memilih untuk memompa air susunya dan diberikan pada Jaehyun dalam beberapa botol bayi dan beberapa kantung khusus menyimpan simpanan asi.
Melihat bagaimana bayi laki laki itu menggeliat di dalam tidurnya membuat gadis itu sedikit meremang. Bagaimana tidak, bayi yang baru lahir beberapa jam itu masih memiliki kulit yang memerah, dahinya juga belum benar benar bersih dari kotoran yang didapat selama 'tidur' di rahim ibunya, dan rambutnya yang sangat amat lepek membuat gadis itu berfikiran bahwa bayi baru lahir sangatlah menjijikkan, tidak ada bedanya seperti bayi tikus. Kecil dan merah.
Jaehyun menatap nyalang gadis itu setelah ia benar benar diusir dengan arti yang sebenarnya dengan bayi yang baru dilahirkannya. Tidak perduli ia telah bertaruh nyawa selama hampir satu setengah jam untuk mengeluarkan makhluk kecil yang tidak berdosa itu dari dalam tubuhnya.
Jaehyun bukanlah tipikal orang yang akan memohon dan memaksa agar ia tetap berada di posisinya atau jabatannya. Ia adalah orang yang pasrah ketika disuruh untuk berpindah dari zona nyamannya.
Saat itu, kedua orang tuanya sedang berada di Amerika untuk menghadiri wisuda S2 kakak laki lakinya yang memiliki selisih usia hingga 4 tahun. 26 bukanlah usia yang terlambat untuk merai gelar Magister-mu kan?
Kalian bisa bayangkan reaksi kedua orang tuanya dan kakaknya saat mengetahui Jaehyun memiliki bayi bahkan saat ia belum menuntaskan S1-nya.
Ayahnya memaki Jaehyun dan mengutuk keras perbuatan Jaehyun. Menyuruhnya untuk mengembalikan bayi mungil itu ke pangkuan ibunya dan menolak segala sesuatu yang berhubungan dengan bayi itu.
Segera Jaehyun menolaknya dengan dalih ibu biologis dari anaknya itu menolaknya dan hampir membuangnya di pinggir jalan sepi atau parahnya di tong sampah kumuh.
Sementara Ibu Jaehyun dengan lantang mengungkapkan kekecewaannya pada putra bungsunya ini dan memarahinya habis habisan. Menceramahinya tanpa henti dan terus menerus memanggil bayinya dengan sebutan bayi rumput karena pada dasarnya bayi itu sangat kurus untuk usia 3 minggu. Bisa bayangkan bagaimana Jaehyun mendapat petuah petuah untuk mengurus anak dari ibunya yang terus mengoceh tepat di depannya.
Sedangkan kakak laki laki Jaehyun tidak terlalu peduli dengan kehadiran bayi itu. Malahan dia akan mendedikasikan gaji pertamanya saat ia bekerja di perusahaan besar untuk memberikan hadiah pada sang keponakan tersayangnya. Satu satunya keponakan yang ia miliki.
Untuk saat ini, sejak bayi itu bertransformasi menjadi bocah 3 tahun yang sangat suka mengomel (mungkin turunan dari ibu Jaehyun), Jaehyun dan anak itu tinggal sendiri di sebuah apartemen yang tidak jauh dari tempatnya menuntut ilmu di perguruan tinggi.
Anak itu? Tentu saja ia membawanya. Tidak perduli tatapan para mahasiswa mahasiswi yang menatapnya sedikit mengejek atau bertanya tanya. Beberapa mahasiswi dari fakultas lain justru dengan sukarela datang ke fakultas ekonomi hanya untuk menemukan Jaemin untuk memberikan biskuit, mainan, atau apapun yang berhubungan dengan bayi. Tentu saja melihat Jaehyun adalah bonus yang didapatkan.
Saat akan fokus untuk tugas akhir dan persiapan sidang skripsinya, Jaehyun akan dengan siap menginap di rumah orang tuanya. Orang gila mana yang akan membawa anaknya mondar mandir untuk bimbingan skripsi dan sidang skripsinya nanti? Kecuali itu Jaehyun yang menjual kewarasan jiwa dan raganya pada setan untuk menghalalkan segala cara -menyogok-para-dosen-pembimbing-agar-diacc-.
Dan beginilah keseharian Jaehyun dan Jaemin.
[ ]