Ini terjadi saat Jaemin berusia 3 atau 4 tahun. Saat itu si anak rumput ini masih memakai popok untuk pergi ke acara resmi, antisipasi terhadap hasrat kebelet kencing dan eek yang dikeluarkan Jaemin sewaktu waktu.

Saat itu Jaehyun sedang ada di sebuah hotel. Ia harus menghadiri acara pertunangan sahabatnya, Nakamoto Yuta dengan seorang pemuda Tiongkok, Dong Sicheng.

"Paa~ mana ini?" tanya Jaemin polos.

Mata anak itu memantulkan cahaya yang dihasilkan dari kerlap kerlip lampu gantung di lobi hotel. Memperhatikan satu persatu ornamen klasik yang menurutnya sangat keren ini.

"Paa~ cacon Uta mana?" (Pa, Samchoon (paman) Yuta mana?)

"Samchoon Yuta di atas. Nanti kita ke atas ya."

Jaehyun berjalan menuju resepsionis hotel. Menanyakan apakah stroler boleh memasuki ballroom nantinya. Karena sekarang Jaehyun dengan ribetnya mendorong stroler dan menggendong Jaemin di tangan kanannya. Sementara stroler itu diisi oleh tas ransel yang isinya popok, baju ganti, sufor, beberapa cemilan dan kebutuhan batita milik Jaemin.

"Mohon maaf pak, untuk stroler, kami sudah menyediakan tempat penitipan stroler. Karena kebijakan dari hotel kami melarang stroler untuk masuk di ballroom atau tempat rapat lainnya,"

"Untuk Baby Room sendiri ada di lantai 3, 6, 9, 12, 15, dan 19. Ada juga di lantai B1 (basement mobil) di dekat toilet dan di lantai 17 untuk sekitar rooftop."

Jaehyun mengangguk paham, mengambil tas ranselnya, dan membawa strolernya ke tempat penitipan stroler. Ia melirik Jaemin yang terdiam tiba tiba.

"Chuu chuu-mu tidak akan ditinggal selamanya di sini sayang. Saat pulang nanti kita akan membawanya pulang juga."

"Mau kenalkan chuu chuu sama cacon Uta!"

"Katanya baby sudah besar. Kalau sudah besar, baby tidak pakai chuu chuu saat bertemu samchoon Yuta."

Jaemin merengut. Ia menendang nendang perut Jaehyun dengan sepatu kainnya. Memelorotkan(?) dirinya dan berlari menuju seorang perempuan resepsionis.

"Naa~~ mau pakai chuu chuu ketemu sama cacon Uta!" (Nuna, mau pakai chuu chuu (stroler) untuk ketemu sama samchoon Yuta).

Perempuan itu menggeleng dan tersenyum ramah. "Chuu chuu tidak boleh masuk sayang, nanti mengganggu yang lain."

Bibir Jaemin mengerucut lucu. Berbalik badan dan meminta gendong pada sang ayah. "Paa ndong~!"

"Iya iya, aku baru saja akan naik lift. Kau tunggu saja di depan. Aku dengan anak rumput. Iya hanya berdua ..."

Jaemin dengan jahilnya menekan semua tombol di lift, matanya mengerjap lucu melihat hampit semua tombol setiap lantai menyala oranye.

"Yak! Anak ini, apa yang kau lakukan? Astaga lihat, nanti kita akan berhenti di setiap lantai! Kalau terlambat bertemu dengan samchoon Yuta lalu kau ditinggal pulang samchoon Yuta ke Jepang bagaimana?"

"Cacon Uta maw puyang?! Maw temu cacon Uta! Appaaaa!"

Setelah berteriak teriak hingga menendang dinding lift, anak itu tiba tiba diam di gendongan ayahnya. Menatap lantai lift dan bergantian menatap ayahnya.

"Ppa, tuyun!"

"Hm? Kenapa mau turun?"

"Tuyun ppaa~!"

Mau tidak mau, Jaehyun menurunkan Jaemin. Ekor matanya mengikuti setiap gerak Jaemin yang berjalan mengelilingi lift. Hingga..

Hingga akhirnya anak itu berjongkok di pojok lift. Berjongkok dan memeluk kakinya.

"Ngapain sayang?"

"Ppa diam!"

"Kau poop?!" tanya Jaehyun kaget. Pasalnya ia mencium aroma aroma kenikmatan dari bokong Jaemin.

Jaemin hanya menengok ayahnya diam. Melanjutkan... y yaa kalian tau lah.

Jaehyun tertawa kencang melihat ekspresi Jaemin saat berusaha mengeluarkan benda kotor itu dari dalam dirinya. Sesekali raut wajah Jaemin berubah, lega dan kemudian kembali lagi seperti berusaha sekuat tenaga mengeluarkannya.

"Sudah belum?"

"Sss! Buyum ppa~!"

"Mau ke toilet? Sekaliah pooty training?"

"N nouu! Hungg"

Tiing

Lift berhenti di lantai 10, tepat di mana Yuta melaksanakan pertunangannya. Buru buru Jaehyun menggendong putranya keluar. Mencoba untuk tidak menekan popok di bagian bokong anaknya.

"Ppa~ maw ek yagi!"

Dan beginilah Jaehyun kelimpungan mencari toilet.

[ ]