Disclaimer : Naruto adalah kepunyaan Mr. Masashi Kishimoto.
Rate : M
Genre : Advanture, Hurt/Comfort.
Warning : Typo, OC, OCC, Bahasa Baku itu Sahabatku, Ini Oneshoot.
Pair : Naruto x Ino.
"Aku yang tidak bisa menepati janjiku padamu untuk melindungi ayahmu. Seharusnya aku melakukan seppuku sekarang. Tapi, Aku tidak bisa melakukannya karena perintah terakhir yang Hiashi-sama berikan padaku. Yang bisa ku katakan hanya 'Maaf', Jika memang kehadiranku malah membuatmu sakit. Maka, Aku akan pergi dari sisimu, Nona Hinata."
.
.
.
Konoha
Konoha, Ibu kota dari Negara Api. Negara Api yang merupakan negara terkuat dari kelima negara yang ada sekarang. Baik dari hal Ekonomi ataupun Militernya. Tampak Sebuah kedai makanan yang ramai akan pengunjung berdiri di pinggiran jalan utama Kota Konoha walaupun sang mentari telah berganti dengan sang rembulan. Kedai yang menyediakan berbagai makanan ataupun minuman di dalamnya.
"Izumo, Kau sudah dengar berita perihal kematian kepala Clan Hyuuga?" Ujar salah satu pria spike hitam dengan sehelai perban putih yang menutup sebuah luka di wajahnya menatap pria yang sedang memakan dango di depannya.
"Tentu saja, Kotetsu. Beliau tewas dengan terhormat melindungi perbatasan Konoha" Jawab pria yang bernama Izumo memejamkan kedua matanya. "Hiashi-sama adalah pria yang luar biasa"
"Ini sudah 2 hari setelah Hiashi-sama di makamkan" Ujar pria yang membawa nampan dengan sebuah piring yang diatasnya terdapat beberapa tusuk dango berjalan menghampiri Izumo dan Kotetsu.
"Terimakasih, Iruka-san" Ucap Izumo tersenyum kearah pria berambut hitam yang diikat kuda di hadapannya.
"Sayang sekali. Padahal Si Kilat kun-"
Ucapan Kotetsu terhenti setelah seorang pria berkimono putih polos dengan rompi hijau beserta sebuah topi caping menutup kepalanya berjalan pelan melewati mereka bertiga.
"Iruka-san, Bawakan aku sake terbaik yang kau punya" Ujar pria tersebut dengan suara baritone duduk sambil melepaskan topi yang di kenakannya menampilkan rambut pirang spike.
"Na-naruto-sama" Gumam Iruka terkejut melihat sosok pria yang sudah duduk di dekat meja yang di tempati Izumo dan Kotetsu. Iruka lalu segera berjalan pergi mengambil pesanan pria pirang tersebut. Mendengar gumaman pemilik kedai tempat mereka berada, Semua orang tampak terdiam menghentikan kegiatan mereka menatap pria yang bernama Naruto tersebut dengan pandangan kagum dan sedikit takut. Surai pirang dengan kimono yang terbuat dari bahan terbaik menutupi tubuh gagahnya. Sebuah katana dengan sarung hitam yang berada di pinggang kirinya membuatnya mengeluarkan aura yang kuat.
Mereka semua tau.
Pria samurai yang duduk di depan mereka adalah sosok yang sangat terkenal seantero lima Negara.
Terkenal akan kekuatan dan kemampuannya.
Samurai berdarah dingin.
Konoha no Kiiroi Senko.
Merasakan dirinya di tatap, Pria yang bernama Naruto tersebut kemudian melirikkan matanya ke belakang.
Semua orang yang menatap kagum punggung Naruto kemudian berjengit melihat sepasang mata Sapphire yang berkilat menatap mereka tajam. Izumo dan Kotetsu dengan spontan menundukkan kepala mereka kebawah sambil meneguk air liur mereka di ikuti semua orang yang ada di dalam kedai tersebut setelah bertatapan dengan mata sang samurai itu.
Itu…
Mata itu…
Mata Sang Predator.
"Ini sakemu, Naruto-sama" Ujar Iruka meletakkan sebuah botol minuman beralkohol di meja Naruto. "Sudah lama sekali semenjak terakhir kali kau memesan sake di kedaiku" Lanjut Iruka tersenyum ramah lalu berjalan pergi. "Kau harus tetap tegar, Naruto" Batin Iruka melirikkan matanya kebelakang menatap iba pria yang merupakan tangan kanan dari mendiang Kepala Clan Hyuuga tersebut.
Flashback
Clan Hyuuga Place
Plak
Suara tempelengan menggema di ruangan yang di tempati oleh beberapa orang berkimono putih disana.
"BERANI-BERANINYA KAU MUNCUL DI HADAPANKU SETELAH MENGINGKARI JANJIMU" Teriak marah gadis berambut indigo panjang yang baru saja menempeleng pria pirang di depannya. "KAU BERJANJI TIDAK AKAN MEMBIARKAN AYAHKU TEWAS WAKTU ITU. KAU BERJANJI AKAN MELINDUNGINYA DENGAN SEGANAP JIWA DAN RAGAMU. TAPI NYATANYA…" Lanjut gadis tersebut berderai air mata mengepalkan kedua tangannya kuat.
"Maaf" Gumam pria tersebut menundukkan kepalanya di hadapan gadis tersebut. "Ini sem-"
"Cukup!"
"Hinat-" Perkataan pria yang memiliki wajah yang hampir mirip dengan gadis tersebut terhenti setelah mendengar pernyataan yang akan di utarakan oleh perempuan yang merupakan adikknya tersebut.
"Aku tidak mau mendengarkan sepatah katapun darimu lagi! Dengan ini, Aku Hyuuga Hinata. Memutuskan pertunanganku denganmu. Namikaze Naruto!" Ujarnya tegas di hadapan pria pirang di depannya. Semua orang yang ada disana melebarkan mata mereka setelah mendengar perkataan anak kedua dari mendiang kepala Clan tersebut. "Mulai sekarang kau dan aku tidak memiliki hubungan apapun. Tolong pergi dari hadapanku! Kehadiranmu hanya membuatku sakit" Lanjutnya sambil menghapus derai air mata dari wajah cantiknya.
Mendengar perkataan wanita di depannya Naruto kemudian berjalan melewatinya lalu bersujud hormat di hadapan sebuah bingkai lukisan berwajahkan pria tua yang di hias banyak karangan bunga di sekeliling bingkai lukisan tersebut lalu berjalan hendak pergi dari ruangan itu.
"Aku benci padamu, Naruto"
Mendengar sebuah kalimat yang di tunjukkan padanya, Naruto yang berjalan pelan sambil menundukkan kepalanya tampak tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.
Sebulir air mata mengalir dari mata sang samurai yang di gadang-gadangkan sebagai samurai terkuat di lima Negara. Air mata yang menggambarkan apa yang sedang dirasakan oleh pria tersebut setelah mendengar perkataan wanita yang sangat di cintainya.
Pecah.
Hatinya hancur.
Flashback off
Naruto yang sedang berjalan hendak pulang ke tempat kediamannya setelah menyelesaikan urusannya di salah satu kedai yang di miliki oleh temannya lalu berhenti melihat sekumpulan pria yang menggerubungi seorang wanita berambut pirang.
"Wanita itu" Naruto bergumam sambil memegang area bagian kanan perutnya.
Naruto mengenal wanita yang di kerumuni sekumpulan pria itu. Dia adalah salah satu asisten dari sang ahli pengobatan, Tsunade-sama. Dia yang sudah menutup lukaku waktu itu. Siapa namanya? Oni? Kino?
"Ayolah manis… Ku jamin kau akan puas dengan kami" Ujar salah satu pria yang saat ini berusaha hendak memegang dagu wanita tersebut namun selalu di tepis.
"Hidan! Tubuhnya benar-benar montok sekali" Ujar pria lain menatap nafsu tubuh wanita yang ada di depannya sambil menjilati bibirnya.
"Kenapa dia berpakaian seperti itu di malam hari seperti ini?" Batin Naruto bingung sambil menatap pakaian yang dikenakan wanita berambut pirang panjang yang di geraikan di depannya. Pakaian ungu sempit yang memperlihatkan bagian bahu dan perutnya di sertai rok ungu panjang kentat yang memperliatkan lekuk tubuh yang di milikinya.
"Kakuzu, Kisame… Seret dia ke gang itu!" Ujar pria bernama Hidan dengan wajah penuh nafsu.
"Kema-"
Duagh
Kakuzu yang hendak memegang tangan wanita pirang di depannya di kejutkan karena sebuah tendangan mengenai bagian reproduksinya.
"ARGH" Teriak Kakuzu kesakitan jatuh berlutut sambil memegang alat kelaminnya yang mendapatkan serangan dadakan.
Sebuah tendangan lain menghantam kaki kanan Hidan dengan cepatnya.
"Aku bukan wanita murahan" Ujar wanita tersebut dengan geramnya kepada 3 pria yang ada di depannya.
Naruto bersiul melihat dan mendengar perkataan wanita yang berada jauh di depannya.
"LACUR INI" Kisame tampak mengeluarkan sebilah pisau panjang dari kimononya. "MATI KAU" Lanjutnya berteriak sambil melesatkan pisau yang ada di tangannya.
Wanita itu langsung memejamkan kedua matanya melihat pria berkulit biru di depannya hendak menyerangnya dengan pisau.
Grep
Suara dentingan pisau jatuh membuat wanita yang tadi memejamkan kedua matanya lalu membukakan matanya secara perlahan.
Mata wanita itu lalu melebar melihat seorang pria yang sedang menggenggam erat tangan pria yang hendak menusuknya.
"Si-sia-"
Perkataan Kisame berubah menjadi teriakan kesakitan setelah pergelangan tangan yang di pegang oleh pria bertopi caping di depannya mengeluarkan suara seperti retakan.
"TA-TANGANKU" teriak Kisame kesakitan sambil memegang tangan kanannya yang baru saja di patahkan. "PERGI, AYO PERGI!" Teriak Kisame berusaha berlari pergi diikuti oleh kedua temannya yang menyusulnya.
"Terimakasih" Ujar wanita tersebut menundukkan kepalanya lalu menatap mata pria yang ada di depannya. Aquarin dan Sapphire bertemu.
"Dia" Batin kedua bersamaan setelah saling bertukar pandang. Mata mereka berdua sama-sama memancarkan kesedihan.
"Berjanjilah padaku kau akan hidup bahagia setelah kepergianku, Naruto. Teruslah hidup. Kau harus tetap hidup. Itu adalah janjiku mendiang ayahmu dulu"
"Namaku Ino, Yamanaka Ino" Wanita bernama Ino secara spontan memperkenalkan namanya. Mata Ino melebar melihat sosok pria yang menurunkan topi yang menutup kepalanya memperlihatkan wajah pria yang tempo hari pernah bertemu dengannya.
"Aku Naruto, Naruto Namikaze"
.
.
.
Sudah seminggu semenjak Ino berkenalan dengan Naruto. Mereka berdua selalu bertemu.
Hanya dalam seminggu Naruto dan Ino tampak sudah seperti pasangan. Naruto dan Ino saling menceritakan diri mereka masing-masing.
Naruto yang menceritakan seluruh kisah hidupnya sebagai Samurai.
Ino yang juga bercerita tentang bagaimana mantan kekasihnya, Sai lebih memilih menikahi sahabatnya setelah semua yang Ino lakukan untuk pria tersebut. Ino memberikan semua yang dia punya.
Semua.
Baik itu juga kesuciannya.
Mereka berdua sama-sama membukakan hati mereka.
Tampak mereka berdua sekarang sedang berdiri dibawah pohon sakura yang sedang berguguran.
"Yamanaka Ino, Maukah kau menjadi pendamping hidupku. Aku berjanji akan selalu ada di sisimu susah ataupun senang"
"Naruto… Aku…"
"Kau tau bukan kalau aku... Aku sudah tidak suci lagi" Ujar Ino mulai mengeluarkan air matanya.
"Aku akan terima kau apa adanya. Karena aku jatuh cinta padamu" Ucap Naruto menghapuskan linangan air mata yang keluar dari mata wanita pirang di depannya. "Jadi, Maukah kau menjadi istriku?"
Atas semua yang kau lakukan padaku. Bagaimana aku bisa menolak pria berhati mulia sepertimu.
"Iya, Aku mau Naruto-kun" Balas Ino mendongkakkan kepalanya untuk menatap wajah sang samurai di depannya. Mendengar perkataan wanita di depannya Naruto langsung memeluk tubuh Ino dengan eratnya.
"Naruto" Ino yang di peluk Naruto tiba-tiba merasakan sesuatu yang keras di bagian perutnya.
"Hmmm"
"Gagang katanamu menyentuh perutku"
"Katanaku ada disini kok" Ujar Naruto masih memeluk Ino sambil melirikkan matanya kekiri untuk melihat pedang yang ada di pinggangnya
"Jika katanamu ada disana. Lalu, Ini ap-"
Naruto dan Ino tiba-tiba melebarkan kedua mata mereka.
"I-itu… pa-panjang dan besar juga ya" Gumam Ino memerah.
"Go-gomen" Balas Naruto juga memerah.
.
.
.
3 Year Later
3 Tahun sudah berlalu sejak Naruto melamar Ino. Sekarang tampak sang Ronin sedang berdiri menatap salah satu ruangan rumahnya yang terbalut shoji dengan cemas.
"Tenanglah Naruto-sama" Ujar Iruka sambil memegang pundak kanan Ronin pirang tersebut. Kakashi yang merupakan salah satu sahabat Naruto hanya menatap pria pirang tersebut lucu. "Seorang samurai yang bahkan di takuti 5 negara akan kemampuannya cemas karena istrinya sedang melahirkan" Batin Kakashi menahan tawanya sambil menatap punggung pria pirang yang sedang menempelkan telinga kirinya di shoji di depannya.
Naruto yang sedang menguping tidak menghiraukan perkataan Iruka di sampingnya. "Kau pasti bisa, Ino" Batin Naruto khawatir mendengar suara istrinya yang terdengar sangat kesakitan, Di susul suara dua wanita yang berbeda memberi perintah kepada istrinya.
Mata Naruto kemudian melebar setelah mendengar suara tangisan bayi yang kencang dari ruangan di depannya.
Naruto kemudian dengan gesitnya membuka pintu shoji di depannya. Tampak di hapannya Ino yang badannya tertutup setengah selimut sedang menggendong seorang bayi berambut pirang di pelukannya.
"Dia cantik seperti ibunya" Ujar wanita berambut pirang agak gelap sedang membersihkan kedua tangannya di temani oleh wanita lain berambut hitam pendek yang seperti membereskan alat-alat bersalin yang ada di ruangan tersebut.
"Arigato, Tsunade-sama... Shizune-san"
"Naruto, Lihat! Dia punya mata sama sepertimu" Ujar Ino tersenyum bahagia yang sudah menenangkan tangisan anaknya.
"Dia terlihat sangat kelelahan" Batin Naruto sedih menatap wajah istrinya yang sedang tersenyum bahagia kepadanya. Sang samurai itu tampak berjalan pelan menghapiri istri yang sedang menggendong anak mereka berdua.
"Terimakasih sayang" Gumam Naruto langsung mencium jidad istrinya dengan penuh kasih sayang. Naruto kemudian mengalihkan pandangan ke seorang bayi yang ada di gendongan istrinya. Tangan kanan sang Samurai itu tampak hendak menyentuh wajah anaknya namun tiba-tiba berhenti.
"Ada apa, Naruto?" Ujar Ino bingung mengutarakan apa yang hendak semua orang disana katakan melihat pria pirang tersebut terhenti tiba-tiba.
"A-aku… A-aku tidak bisa" Gumam Naruto sambil mengepalkan kedua tangan kuat. "Ta-tanganku ini sudah penuh akan darah dari musuh-musuhku. Ini hanya akan menodainya" Lanjut Naruto dengan wajah takut memundurkan kakinya.
"Sayang" Ucapan yang keluar dari mulut istrinya tersebut membuat Naruto menatap wajah jelita istrinya itu.
"Kau tidak akan menodainya. Kemarilah"
Mendengar perkataan istrinya Naruto kemudian secara perlahan mendekatkan dirinya lagi. Dengan kedua tangannya yang bergetar Naruto dengan sangat hati-hatinya mengambil bayi yang ada digendongan istrinya.
"Ino, Lihat! Dia sangat cantik sepertimu" Ujar Naruto dengan nada senang menatap wajah anaknya lalu beralih kewajah istrinya.
Mendengar perkataan yang diucapkan oleh suaminya tentu saja membuat Ino sangat senang. Hati Ino terenyuh melihat wajah suaminya yang mengeluarkan air mata bahagia menatap anak mereka berdua.
"Jadi… Siapa namanya?" Ucap Ino membuat semua orang yang ada di sana berjalan mendekat kearah mereka.
Mendengar perkataan istrinya, Naruto kemudian menatap bayi pirang yang ada di pelukannya.
Kehadirannya yang seperti sinar matahari.
Memberikanku semangat.
Cantik layaknya bunga.
"Hima… Namanya Himawari"
.
.
.
[ E N D ]
.
.
.
A/N : Hollaaaaaaaaaaaaa
Ku ingatkan lagi ini fanfic oneshoot. Jadi jangan komen "Next" :*
Bye-bye Salam Nas-Gor.
.
.
.
Sekian.
Stay Safe and Peace ;)