Disclaimer: Naruto untuk Masashi Kishimoto dan Fate Stay Night untuk Kinoko Nasu


# Kediaman Einzbern

Setelah bertemu dengan sahabatnya, Kurama. Naruto pun kembali ke alam sadarnya. Saat dia membuka mata, Naruto melihat di taman Kastil milik Illyasviel sudah mulai gelap. Di taman itu Naruto hanya ditemani dengan cahaya-cahaya lampu.

Hari sudah malam ternyata.

Naruto terlihat bingung.

"Sudah malam hari? Berapa lama aku menghabiskan di alam bawah sadar?" tanyanya.

"Anda sudah berada disini selama 1 jam, Naruto-san" ujar seorang perempuan maid dengan wajah tanpa ekspresi. Datar!

"Leysritt...?" ucap Naruto menatap salah satu maid Master-nya.

"Haik" Leysritt membungkukan badannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Naruto yang mulai mengangkat tubuhnya dan berdiri. Kedua tangan menepuk-nepuk belakang celanannya. Meski, tidak berdebu.

"Nona Illya menyuruh saya untuk menemani Naruto-san disini" jawab Leysritt.

Naruto ber'oh' saja sambil mangut-mangut paham menanggapi jawaban Leysritt.

"Lalu, Illya dimana?" tanya Naruto.

"Saat ini Nona Illya sedang mandi di kamar mandi. Dan, Naruto-san. Nona Illya berpesan kepada anda untuk datang nanti jam sembilan malam ke kamarnya" jawab Leysritt.

Naruto mengerutkan keningnya. "Untuk apa?"

"Saya tidak tahu, Nona hanya menuruh saya untuk menyampaikan pesan ini kepada Naruto-san" ujar Leysritt dengan wajah yang sama sekali tidak berubah. Datar sekali.

"Seperti boneka saja" batin Naruto.

Naruto kemudian mengangguk paham dan berujar, "Baiklah, aku akan kesana nanti"

Leysritt merendahkan badannya setelah mendengar ucapan Naruto. "Haik dan tolong jaga Nona Illya, Naruto-san" ujarnya kemudian berbalik masuk ke dalam Kastil.

Naruto berkedip beberapa kali. Apa maksud perkataan Leysritt tadi? Namun, setelahnya Naruto menggeleng cepat dan mengepalkan tangan kanannya semangat.

"Yosh" Setelah berujar semangat. Naruto mulai memposisikan kedua jari tangan kiri-kanannya di depan wajah yang membentuk huruf 'T'

"Kage Bunshin no Jutsu" ucapnya.

Poft Poft

Muncul dua klon menyerupai dirinya.

Tap Naruto meninju telapak tangan kirinya sembari berujar semangat. "Baiklah, teman-teman aku ingin kalian melakukan sesuatu. Apa kalian siap?!"

"Siap, Bos!" sahut semangat dua Bunshin Naruto dengan pose hormat.

"Lalu, apa yang harus kami lakukan?" tanya salah satu Bunshin. Sebut saja Bunshin A.

Naruto memandang mereka berdua.

"Ada dua hal. Satu, aku ingin salah satu dari kalian berdua untuk pergi ke kota. Aku ingin tahu seisi kota seperti apa. Lalu yang kedua, aku ingin ada yang menjaga di sekitar kastil. Kita tidak tahu, nanti musuh akan menyerah"

"Apa kalian siap?!" tanya Naruto sambil menyodorkan kepalan tangan kanannya.

"Kami siap, Boss!" sahut dua Bunshin-nya dan beradu kepalan tangan dengan Naruto. Dan setelah itu, Kedua Bunshin Naruto langsung menghilang untuk melaksanakan tugas.

Untuk Naruto sendiri. Ia akan pergi menemui Illya di kamarnya. Namun, sebelum itu mungkin Naruto akan berkeliling sebentar melihat-lihat isi kastil milik Masternya, Illyasviel von Einzbern.

"Aku tidak menyangka. Naruto bodoh yang dulunya memiliki motto bertindak sebelum berpikir. Akan berpikir untuk bersiap-siap seperti ini" ujar Kurama di kepala Naruto.

Meledek Naruto.

Twich

Muncul perempatan di kening Naruto.

"Apa katamu, Kucing Pemalas?! Siapa yang kau katakan Bodoh, Ha?!" ujar Naruto dengan wajah sewot. Dan setelahnya, terdengar suara tawa mengerikan milik Kurama di kepala Naruto.

"Hahaha, hanya orang bodoh yang berpikir dirinya bodoh"

Naruto menggeram kesal mendengar ucapan Kurama. "Sial, awas saja kau Bola Bulu Menyebalkan akan kubalas kau nanti!" ujar Naruto. Namun, Kurama malah tertawa.

Naruto menghela napas kasar,

"Lagipula, aku tidak berpikir, Kurama. Aku hanya ingin melakukan apa yang aku inginkan saja. Bukankah itu yang dilakukan seorang Ninja sebelum perang? Bersiap-siap" ujar Naruto sambil mengambil sesuatu di saku celananya. Sebuah kunai berbentuk tiga cabang.

"Ya-iya terserah kau, Naruto"

Naruto kemudian membuang kunai itu pekarangan bunga-bunga.

"Baiklah, ayo kita berkeliling!" ucap dengan semangat Naruto pada dirinya sendiri. Dia pun melihat-lihat kediaman keluarga Einzbern. Kastil milik Illya ini sangat besar.

"Tempat ini besar sekali. Apa hanya Illya, Sella dan Leysritt saja yang tinggal disini?" tanya Naruto melihat-melihat isi kastil.

Sampai di sebuah ruangan. Naruto melihat sebuah jam dinding. "Baru jam tujuh" ujar Naruto membaca jarum jam. Masih ada dua jam lagi sebelum pergi menemui Illya.

Skip

.

.

Pukul 09 : 00 PM

Setelah Naruto selesai berkeliling, dia kini tengah berdiri di depan sebuah kamar. Ini kamar miliknya Illya. Tidak sulit Naruto menemukan kamar Master-nya. Hal ini, karena Naruto bisa merasakan hawa keberadaan Illya.

Tok Tok Tok

Naruto mengetuk pintu.

"Masuk" Suara feminim terdengar dari dalam kamar.

Setelah diberikan izin, Naruto pun memutar knop pintu kamar dan masuk ke dalam.

Dan sekarang Naruto berada di dalam kamarnya Illya. Kamarnya cukup luas dan mewah.

Naruto kemudian menoleh ke pemilik kamar, Illyasviel, yang sedang berbaring di tempat tidur mewah ala seorang putri.

"Jadi, ada apa memanggilku, Master? Apa ada tugas?" tanya Naruto. Kali ini, Naruto memanggil Illya dengan panggilan Master.

"Kemarilah, Naruto dan duduk di sebelahku" pinta Illya sambil menunjuk sebuah kursi di samping tempat tidurnya.

Naruto tanpa bertanya. Hanya menuruti keinginan Master-nya. Dia berjalan mendekat tempat tidur Illya dan duduk di kursi yang ditunjuk oleh Illya.

Naruto lalu menatap Illya. "Jadi, ada apa, Master?"

"Temani aku tidur, Naruto" ujar Illya.

"Kenapa tidak menyuruh Sella atau Leysritt saja untuk menemanimu tidur?" ujar Naruto.

Illya menggeleng pelan.

"Aku sudah sering menyuruh Sella dan Leysritt untuk menemaniku tidur, tapi aku tidak merasakan apa-apa. Oleh karena Aku ingin mencoba orang lain yang menemaniku tidur. Dan aku ingin kau yang menemaniku. Apa kau tidak mau, Naruto?" tanya Illya.

Naruto terdiam sambil menatap Illya. Ia menangkap sebuah ekspresi di wajah gadis bersurai putih ini. Ekspresi kesepian.

"Aku tidak keberatan. Lagipula aku juga tidak tahu harus melakukan apa setelah ini. Tidak ada salahnya aku menemanimu tidur" ujar Naruto jujur. Illya tampak senang mendengarnya.

"Kalau begitu baguslah" ucapnya.

"Tolong matikan lampunya, Naruto" pinta Illya. Naruto hanya mengangguk dan mematikan lampu kamar. Setelah lampu mati, Naruto kembali duduk di kursi tadi dan menemani Illya yang mulai memejamkan matanya.

"Tolong pegang tanganku, Naruto" pinta Illya lirih sambil mengulurkan tangan kiri pada Naruto.

"Baiklah" Naruto mengangguk, ia mulai melakukan apa yang Master-nya inginkan. Kedua tangan Naruto menangkup tangan kiri Illya.

Illya tampak tersenyum.

"Hangatnya"

Naruto melihat wajah Illya yang sedang tersenyum bahagia penuh kerinduan. Saat melihatnya, Naruto tiba-tiba diterpa oleh sebuah perasaan. Perasaan ingin melindungi seseorang dan orang yang ingin dilindunginya adalah gadis cantik yang sedang tertidur di depannya.

Setelah Beberapa menit, Illya sudah pergi ke alam mimpinya

"Mmm..."

Naruto melihat wajah Illya gelisah. Illya menggenggam erat tangan kanannya. Naruto mulai menggenggam penuh kehangatan tangan Kiri Illyasviel.

"I...bu"

Illya pun kembali tenang dalam tidurnya.

"Kurama..." panggil Naruto dalam hati.

"Ada apa, Naruto?" tanya Kurama.

"Sepertinya aku sudah menemukan alasan untuk bertarung"

"Hm, Baguslah"

Naruto masih memandangi Illya.

"Mohon bantuannya, Kurama..."

"Tentu saja, Kawan..."

Dan setelah itu, komunikasi Naruto dan Kurama pun terputus. Di alam bawah sadar, sang Kyuubi tertidur sambil tersenyum senang.

Berjam-jam pun berlalu, Naruto masih saja terjaga sambil memandang wajah damai Illya yang tertidur sembari terus memberikan kehangatan pada pada si gadis.

"Aku akan bertarung"

.

.

Di suatu tempat. Sebuah kuil bernama Kuil Ryuudou. Terlihat seorang laki-laki mengenakan pakaian seperti kimono putih Jepang dan celana hitam dengan pita di pinggangnya serta membawa sebuah pedang.

"Tugasmu adalah menjaga pintu Kuil ini, Assassin" ujar seorang wanita di belakangnya.

"Yokai, Master" ujar laki-laki tersebut

.

.

.

Di tempat lain.

# Gereja Kota Fuyuki

Di atas bangunan gereja. Seorang pria berdiri dengan tanpa ada rasa bersalah menginjakan kakinya di atas tempat suci.

Pria bersurai kuning emas itu sedang merentangkan kedua tangannya sembari terpejam, merasakan dinginnya udara malam yang mulai menyelimuti tubuhnya.

"Luar biasa" ujar pria tersebut, tersenyum memandang langit. "Holy Grail Kelima ini ternyata sangat menarik. Sosok-sosok yang sangat tidak terduga muncul di Dunia ini. Hebat! Ini hebat sekali Hhahahahaha! Aku benar-benar menantikan dimulainya Perang Suci ini!"

Di malam itu. Di atas satu-satunya gereja di Kota Fuyuki. Pria itu tertawa dengan bahagia.

—TBC—


A/N : Update. Hehe, Yaa Karena ini masih awal-awal jadi mudahlah aku nulisnya.

Ga banyak sih yang akan aku omongin.

Adakah yang bertanya tentang Taman Kastil Einzbern? Buat yang ga tahu, taman ini tempat dimana Sella dan Leysritt mati saat melawan Gilgamesh.

Mm, sebenarnya aku ga tahu itu taman apa bukan, tapi aku buat itu taman disini, Hehe.

Naruto Ooc ya? Ga kayak di anime nya. Hehe, yaa sulit sekali membawa sifat yang tidak aku miliki. Jadi, gitu deh. Maaf kalau sifat Naruto Ooc disini

Emm apa lagi ya? Kupikir itu saja yang ingin aku omongin.

Next!

Sampai jumpa di chapter depan ya!