Kehancuran.

Sejauh mata memandang.

Hanya sebuah pemandangan yang mengerikan tertampang di depan mata. Bangunan-bangunan roboh, api berkobar dengan liar melahap semua yang ada, asap-asap mengepul tinggi memenuhi Langit yang kini berwarna hitam kelabu.

Suara jeritan, pekikan, meminta tolong tetapi tiada seorang pun yang bisa menolong. Hingga, tertinggal ribuan tubuh yang tidak bernyawa di atas tanah.

"Hahhahhahhaha!"

Cahaya-cahaya bundar menghiasi langit gelap. Puluhan, ratusan, tidak! mungkin lebih dari itu, kian lama makin banyak dan mulai menerangi langit dari permukaan. Berbagai macam senjata keluar mulai menghantam tanah dan bangunan.

Berbagai macam bencana lain juga ikut menyertai, seperti; angin tornado, badai petir, dan hujan bola-bola api yang keluar dari lingkaran cahaya dan meluluh lantakan permukaan ...

Sebuah negara yang hancur!

"Hahhahahha!"

"Hancurlah! HANCURLAHHH!"

Ditengah-tengah kehancuran, sebuah entitas berdiri di antara luapan api dan puing-puing bangunan, seraya penuh tawa yang mengelegar mengikuti aliran takdir yang memusnahkan bumi Pertiwi.

Seorang pria, berwajah gelap, matanya hitam senada dengan warna rambutnya, baju compang-camping, adalah sedikit ciri-ciri entitas tersebut. Berteriak keras, tertawa penuh emosi tak terkendali sambil menari-nari gila di atas tanah.

Diringi ribuan Lingkaran cahaya biru yang terus menerus bermunculan di atas langit, sembari membawa berbagai macam malapetaka ke atas bumi, yang entah kapan bencana ini akan berakhir

Sring

Sebuah kilatan, berwarna kuning emas melaju dengan kecepatan yang sebanding dengan gerakan cahaya berjalan. Dari kejauhan, cahaya itu tampak meliak-liuk menghindari ribuan serangan tidak terkendali yang menghalanginya.

Berhenti tertawa, entitas itu kini fokus ke cahaya emas itu. Bibirnya melengkung tajam, menampilkan sebuah seringaian misterius saat sadar bahwa cahaya kilat itu sedang bergerak menuju ke arahnya.

Kian lama makin dekat.

Sring

"Yusha." Suara berat itu terucap dari bibirnya, ketika kilat itu bersinar, memperlihatkan sesosok gadis bergaun armor dengan tangan memegang sebuah pedang emas yang telah siap.

"Maou!"

"Kemarilah, Yusha!"

Dua teriakan, mengawali sebuah pertarungan yang akan berlangsung panjang. Ledakan-ledakan dan kilat-kilat petir yang menyambar adalah saksi bisu pertempuran itu. Pertempuran dua sosok entitas dengan kemampuan Sihir tingkat tinggi dan skill berpedang Cahaya kilat.

Medan pertempuran yang menopang jalan pertarungan itu kini hancur dan meledak berkeping-keping dengan dua kekuatan Besar itu saling bertubrukan dan mendominasi satu sama lain. Tidak ada kata kekalahan dan menyerah.

Pertarungan panjang dan sengit!

Hingga puncak, keduanya hanya menyisakan sedikit Mana di dalam tubuh. Mereka memposisikan tubuh, mempersiapkan serangannya, dengan luapan Mana meledak dari dalam tubuh. Ribuan lingkaran Sihir dan sebuah Pedang Emas yang bersinar terang, menjadi serangan yang akan mengakhiri pertempuran yang sangat panjang

Slash Kedua kekuatan itu beradu, membuktikan siapa yang berhak untuk menang. Sebuah tusukan pedang yang kini menancap di dada kiri, menandakan akhir dari pertempuran ini.

Di detik-detik akhir hidupnya, pria itu tersenyum batuk, sembari bibirnya mengucapkan kata terima kasih kepada si gadis Pahlawan yang kini memasang wajah terkejut saat mendengarnya.

Perlahan-lahan, Tubuh pria itu mulai mengurai menjadi partikel-partikel cahaya kecil yang melayang menuju ke atas langit, hingga pada akhirnya lenyap dari duniawi.

Dan beginilah akhinya, akhir sebuah kisah dari entitas yang mampu melenyapkan sebuah negeri hanya dengan kekuatan yang dimiliknya. Dengan diakhir hanyat, meninggal tanpa ada rasa penyesalan.