A Spy x Family Fanfiction
Disclaimer © Tatsuya Endo
Written by Ziyawyouz
.
Father
Demi penyamarannya Twilight benar-benar mempelajari tentang kejiwaan untuk menampilkan citra sebagai psikiater yang baik. Psikiater muda berbakat yang memfokuskan diri untuk membantu para korban perang untuk pulih. Ia bekerja di rumah sakit, memiliki ruangannya, menggunakan snelli dan membuka jasa konsultasi.
Demi penyamarannya Twilight menikah dengan seorang pegawai negeri yang bekerja di balai kota. Wanita cantik berhati lembut yang menyayanginya dan anaknya. Tempatnya berbagi cerita tentang pekerjaan dan pendukungnya yang paling setia dalam suka dan duka.
Demi penyamarannya, Twilight memiliki anak. Gadis cantik ceria yang bersekolah di sekolah bergengsi. Terkadang ia hanyalah gadis yang nakal, tapi kenakalannya dimaklumi karena ya, dia masih kanak-kanak. Pada dasarnya dia gadis baik yang penurut dan ingin mendapat perhatian darinya.
Demi penyamarannya, Twilight menjalani kehidupan yang normal, berkeluarga, mempunyai anak. Makan malam di apartemen sederhana bersama sembari mengobrol berbagi kehangatan. Hidup (dalam penyamaran)-nya sangat ideal bagi sebagian besar orang dan bagi ayahnya.
Ya, ayahnya yang kaku dan tegas, menginginkannya untuk menjadi orang yang tidak bersinggungan dengan perang, memiliki profesi yang terhormat dan hidup sebagai masyarakat terpelajar nan terpandang. Loid Forger adalah sosok yang menggambarkan mimpi ayahnya untuk dirinya.
Ironinya, kehidupan ideal yang diharapkan ayahnya hanya penyamaran belaka. Kepalsuan. Kebohongan terencana untuk bersinggungan langsung di garis terdepan perang dingin antara Ostania dan Westalis.
Namun demikian, kadang Twilight berpikir, apa yang akan ayahnya katakan bila melihatnya sebagai dirinya dengan profesi dan kehidupan seperti Loid Forger yang ideal?
"_ _ _ _ _ !"
Bayang-bayang yang ia pikir tak akan pernah jadi nyata ternyata terjadi juga. Dengan persentasi kemungkinan kurang dari 1% sekalipun ternyata bisa benar-benar terjadi.
Sosok pria tua jangkung dengan rambut pirang serupa dengannya, mata biru yang tajam serupa dengannya, postur tubuh pula serupa dengannya, menatapnya dengan mata membulat terkejut, saking terkejutnya pria itu menjatuhkan belanjaannya ke trotar jalan hingga isinya berserakan. Ia memanggil Loid dengan nama lahirnya, nama yang sebenarnya ia coba lupakan, dengan suara yang lantang hingga seharusnya Loid tidak dapat lagi berpura-pura tidak mendengar.
Seakan apa yang dihadapannya bukan untuknya, Loid mengabaikannya. Ia masih menuntun Bond dengan tangan kirinya, menggandeng Yor dengan tangan kanannya sembari memperhatikan Anya yang berjingkrak-jingkrak gembira setelah puas bermain di taman sore ini.
"_ _ _ _ _!" lagi-lagi, pria itu memanggil nama lahirnya. Kali ini sembari menepuk pundaknya dan menahan lengannya. Loid menghentikan langkahnya, dengan berat hati menoleh untuk mendapati wajah ayahnya yang sudah semakin menua.
"Maaf tuan, tapi suami saya bernama Loid Forger," kata Yor, merasa tak nyaman ketika suaminya dipanggil dengan nama lain yang tidak ia kenali.
"Mungkin anda salah orang," tambahnya.
Ayah menatap Loid tak percaya. Genggaman tangannya pada bahu Loid melonggar lalu ia jatuh berlutut di depan kaki Loid. Ia menangis meraung-raung.
"Tidak mungkin…" gumamnya dalam isaknya.
"Tidak mungkin kau bukan _ _ _ _ _," tambahnya tak percaya.
Ayah yakin seratus persen bahwa Loid benar anaknya. Terakhir ia temui masih sebesar si gadis cilik berambut merah jambu, meminta 10 dalc untuk membeli buku referensi, itu terjadi sehari sebelum ia mendengar bahwa kota tempat keluarganya tinggal di bom oleh tentara Ostania. Ia yakin betul, rambut pirang dan mata biru yang serupa dengannya, bentuk wajah yang serupa ibunya, ini adalah anaknya yang sebenar-benarnya. Nyatanya nama lain muncul, nama yang bukan nama yang ia berikan pada kelahiran putra semata wayangnya.
Saat Ayah menangis, Loid berjongkok di depannya, menepuk-tepuk pundaknya untuk menguatkannya. Sementara itu, Anya membantu Yor untuk mengumpulkan belanjaan yang berserakan di trotoar.
Ayah mendongkak menatap Loid.
"Jadi anda adalah Loid Forger bukan _ _ _ _ _?" tanya Ayah sekali lagi. Sebenarnya bagi Twilight, berat rasanya untuk mengaku sebagai Loid Forger ketika seseorang mengetahui identitas lahirnya.
"Betul, Tuan," tapi akhirnya ia mengakui dirinya sebagai Loid Forger.
"Apa pekerjaanmu?" tanya Ayah lagi.
"Saya psikiater di RS Berlint, Tuan," jawab Loid dengan sabar.
"Apakah kamu sudah berkeluarga?" tanya Ayah lagi.
"Ya, ini adalah istri dan anak saya," jawab Loid.
Ayah menghela napas. Ia bangkit dari jatuhnya, berdiri untuk mengambil belanjaannya dari tangan Yor. Ia mundur beberapa langkah menjauh dari Loid dan keluarganya.
"Maafkan saya yang menyangka anda sebagai anak saya yang tewas saat perang belasan tahun lalu," tutur Ayah sopan dengan suara bergetar.
"Saya tidak pernah menemukan makamnya, jadi saya mulai berpikir kalau mungkin saja dia masih hidup. Ketika melihat anda saya berpikir kalau anda memang anak saya dan dia masih hidup," tutur Ayah menahan tangisnya.
"Sekali lagi saya minta maaf," kata Ayah menunduk sopan.
"Saya juga kehilangan ayah saya saat perang, anda mengingatkan saya padanya. Juga saya tidak dapat menemukan makamnya dimana pun," Loid buka suara.
"Namun, pada akhirnya saya berpikir. Dimana pun ayah saya berada, bila mungkin masih hidup, saya akan berdoa untuk keselamatan dan kebahagiaannya karena saya sangat menyayanginya,"
"Saya yakin, bila anak anda masih hidup, anak anda akan berharap sama seperti saya," kata Loid melempar senyum hangat ketika ia menahan tangisnya sendiri.
"Terima kasih," kata Ayah sembari menangis.
Ayah pamit pulang melangkah meninggalkan The Forgers. Namun, langkahnya terhenti ketika Loid menepuk pundaknya pelan.
"Sepertinya anda menjatuhkan 10 dalc, Tuan," kata Loid memberikan selembar uang pada Ayah.
Ayah terkejut, tak ingat ia menjatuhkan uang. Walau pada akhirnya ia menerimanya dari tangan Loid.
Mereka berpisah malam itu dan Loid tidak pernah bertemu ayahnya lagi sejak hari itu.
Dulu Loid berkata kalau ia akan berkata jujur dan mengembalikan 10 dalc pada sang ayah saat sang ayah pulang. Ironinya, ia hanya dapat mengembalikan 10 dalc dan tetap berbohong.
"Papa! Aku akan berkata jujur dan mengembalikan 10 dalc kepadamu!" suara Anya memecah hening di suatu sore yang hangat di kediaman keluarga Forger.
Loid tersenyum kecil sembari mengusap lembut kepala merah muda anaknya itu.
"Aku menyayangi Papa seperti Papa menyayangi Kakek!" kata Anya. Loid tertawa kecil sembari menarik Anya dalam dekapannya.
Andai Loid bisa mengatakannya pada sang Ayah.
Fin.
Author's Note :
Siapa yang mewek jelek karena baca serangkaian Spy x Family chapter 62? Semoga aku gak sendirian menangis jelek karena backstory Mas Senja yang menyedihkan huhu… Terinspirasi dari suatu komen di Tumblr yang bilang, gimana kalau Mas Senja ketemu sama bapaknya yang dia pikir udah mati… Dan voila, begitulah aku akhirnya berpikir gimana pertemuannya itu huhuhu…
Last but not least, your feedback is matter, Thank you for reading!
May 28, 2022 / 8:57 a.m GMT +7