Title: Dilarang Menunggu Ajal di Sana

Author: Sabaku No Maureen

Disclaimer: Naruto punyanya Masashi Kishimato. Kalau Sasuke punyanya Sakura dong. Kalo Gaara? Maunya author sih punyanya Hinata *uwuwuwu*

Prompt: #9

Rate: t pastinya *say no for rate M for me*

Kategori: SasuSaku AU

Warning: mungkin ada beberapa istilah tentang keorganisasian di sini.

Summary:

S-Savers Contest: Banjir Tomat Ceri. Sasuke telah lama mengakrabi kehilangan. Ia pernah kehilangan Hinata sebab gadis itu telah bersama Gaara. Penglihatannya pun sempat raib. Dan sederet kehilangan lainnya. Sakura berjanji, apa pun yang terjadi, Sasuke tidak perlu menghabiskan sisa hidupnya di panti seperti nasib Charlie Gordon di Novel Flowers For Algernon.

.

.

.

Earphone biasanya digunakan untuk mendengarkan lagu bagi sebagian orang. Namun tidak bagimu. Kamu memasang benda itu di telingamu supaya kakakmu, Itachi Uchiha, tidak kehilangan konsentrasinya menyetir mobil. Kamu tidak sedang menikmati musik genre apa pun. Yang kamu dengarkan adalah suara kakak-kakak cantik pembaca layar. Pembaca layar di tab berlogo apel itu sedang membacakan teks sebuah buku elektronik.

Perjalanan ini kamu habiskan untuk membaca buku. AC mobil yang berembus malas mendinginkan pori-pori, kilau sinar matahari yang mengintip dari kaca, dan langit sebiru mata Naruto tak kamu hiraukan. Buku, itu saja yang menjadi fokus atensimu. Sampai akhirnya sentuhan pelan tangan Itachi di telapakmu memulangkanmu ke realita.

"Kita sudah sampai, Sasuke."

"Apa?" sentakmu kaget.

"Kita sudah sampai," ulang Itachi super sabar.

Setengah tak ikhlas, kamu tutup iPad-mu. Baru saja kamu memasuki halaman terakhir Flowers for Algernon karya Daniel Keyes. Baru saja kamu bersiap menikmati kesedihan yang disuguhkan penulis dalam novel klasik Amerika itu. Terpaksa kamu sudahi dulu pengembaraanmu di dunia buku.

Pintu penumpang sebelah kiri dibuka. Itachi membimbing langkahmu turun dari kendaraan mewah beroda empat itu. Lalu kalian berdua melangkah menyusuri paving block halaman depan Hotel Belviu. Sebuah hotel bintang empat di daerah yang agak berbukit. Udaranya lebih dingin di sini tenimbang di kawasan rumah kalian. Orang-orang berpakaian formal warna hitam hilir-mudik. Desau beberapa mobil yang baru tiba menunjukkan kalau sejumlah pejabat Konoha City baru saja datang.

"Hmmm, rupanya bukan hanya Rotary yang bikin acara," gumam Itachi entah pada siapa.

Kamu diam saja. Memang bukan sifatmu untuk banyak mengumbar kata. Kelereng hitammu yang hanya sedikit menyisakan penglihatan, tajam memperhatikan anak-anak tangga tinggi penghubung pelataran hotel dengan teras.

"Selamat pagi." Dua pegawai hotel yang juga berbaju hitam melontar sapa.

"Dimana acara BCO Rotary?" tanyamu tanpa sedikit pun membalas ekspresi keramahan yang ditunjukkan dua hotelir itu.

"Oh, acaranya di lantai tiga. Mari saya antar."

Berdua menjadi berempat. Kalian berempat yang kesemuaannya merupakan anak Adam, berjalan beriringan menuju elevator. Bangunan hotel nampak masih baru. Terlihat dari rangka kayunya yang kuat dan furniturnya yang masih baru. Dinding-dinding dilapisi terakota. Lantai marmer bersih berkilap tanpa setitik pun noda. Helaan napas meluncur dari lubang hidung panjangmu. Jujurly, kamu bosan dengan acara-acara di hotel mewah begini. Rindumu terlanjur terpagut pada kesederhanaan. Mengapa tidak membuat acara di kampung orang miskin, daerah komunitas nelayan, atau panti asuhan? Ah, sudahlah. Pada masa kepemimpinanmu nanti, kamu bisa mengubahnya.

"Sasuke, pokoknya nanti kamu hati-hati di sana. Duduk di dekat teman laki-lakimu kalau bisa. Biar ada yang bantu saat kamu makan atau perlu sesuatu. Nah, saat makan siang, ambil menu yang simple. Jangan berantakan," cerocos Itachi panjang kali lebar kali tinggi.

"Hn."

Itachi tengsin. Petuahnya yang sepanjang tol Trans Sumatra itu hanya dibalas dua huruf konsonan. Bahkan itu bukan sebuah kata. Hn artinya apa, sih? Kayaknya di kamus besar bahasa mana pun tidak ada. Dua petugas hotel yang mengantar mereka hanya bisa curi-curi pandang ke arah kalian berdua.

"Aku serius, my lovely br …."

"Berhenti memanggilku begitu di ruang publik." Kamu menyela gusar.

"Tapi kamu memang saudara kandungku tersayang."

Lift tiba di lantai tujuan. Manik onyx-mu mengitar ke sekeliling. Sejauh pandanganmu yang terbatas, kamu dapat melihat meja-meja panjang di lorong depan ruang pertemuan. Mungkin nanti meja-meja bertaplak linen putih itu akan digunakan untuk booth makanan saat waktu makan siang. Terdapat meja lain berisi buku tamu. Beberapa pria-wanita berbaju formal hitam sibuk mondar-mandir. Itachi menampilkan gelagat cemas. Dia enggan meninggalkanmu sendiri.

"Kamu yakin bisa kutinggalkan sendiri?" Ia mengkonfirmasi, lembut.

"Itachi, aku pernah jadi Papanya Monic. Masa mengikuti acara sendirian saja tidak bisa?"

Baiklah, baiklah. Pria keriputan itu mestinya harus lebih mempercayai adiknya sekarang. By the way, Monic itu putri angkatmu. Kamu baru saja menyebut-nyebut nama bocah cantik yang sesungguhnya anak Gaara dan Hinata itu. Iyalah, nama depannya saja Sabaku bukan Uchiha.

"Sasukeee!"

Seorang perewa berbadan bongsor menubruk Sasuke. Pelukannya berpotensi meremukkan tulangmu. Kamu di masa remaja mungkin akan memprotes dipeluk-peluk begitu. Akan tetapi, masuk Rotary dan segepok pengalaman hidup membuatmu bertumbuh semakin baik.

"Hai, Rotarian Chouji," sapamu sehangat mungkin. Ingat, Rotary itu hangat dan bersahabat. Organisasi pengabdian dan kemanusiaan yang luar biasa.

"Ah, kamu pakai pin Rotary dulu. Aku pasangkan, ya."

Si gemuk dari keluarga Akimichi itu melesat ke meja penerima tamu. Diambilnya sebentuk pin berlogo Rotary. Dengan baik hati, dipasangkannya pin itu ke jasmu, di bagian dada tepatnya. Itachi boleh berlega hati melihatmu diperlakukan baik. Tak sia-sia ia mendukungmu menjadi Rotarian. Rotarian adalah sebutan untuk anggota Rotary Club.

"Chouji, aku harus pergi. Titip adikku, ya." Itachi minta diri.

"Loh, Kak Itachi nggak ikut BCO? Adikmu mau dilantik jadi president club bentar lagi."

"Gomen, aku tidak bisa. Harus antar Hana cek kandungannya."

Chouji manggut-manggut. Dia pun melambai melepas kepergian sang Uchiha sulung. Kamu sebagai adik malah dingin-dingin saja.

"Ayo Sas, kita ke dalam. Belum banyak yang datang."

Kenapa justru Chouji yang berepot-repot menemanimu? Tadinya kamu berharap si blonde Namikaze yang akan berbuat begitu. Ah, sudahlah. Mungkin dia sibuk. Dia, kan, panitia di acara BCO (Board Change Over) ini.

"Sasuke …."

"Sasuke-san."

"Halo, Sasuke-kun."

Tiba di dalam, kamu disambut hangat oleh para Rotarian dan Rotaractor. Sampai pegal tanganmu lantaran keseringan bersalaman. Punggung ditepuk-tepuk, rambut pantat ayam kebanggaanmu diacak sekenanya. Ada beberapa anggota Rotary dari klub lain yang belum kamu kenal. Seperti Rotarian Deidara dari Rotary Club of Iwa, Rotarian Kisame dari Rotary Club of Kiri, dan Rotarian Yahiko dari Rotary Club of Ame. Paling banyak tentu Rotarian dari Rotary Club of Konoha. Mereka, kan, yang punya acaranya.

Ruang pertemuan Hotel Belviu sangat bersih dan luas. Lampu-lampu kristal memanjakan indera penglihat. AC tak terlalu dingin mengingat temperatur di sekitar sini sudah lebih dari menyejukkan. Kursi-kursi bertutup kain putih berikut mejanya berderet di sepanjang ruangan.

"Sasuke, duduk sini."

Di antara kerumunan Rotarian, seorang perempuan muda berambut gula-gula kapas dan bermata sewarna dedaunan menyeruak menghampirimu. Diraihnya tangan kananmu lalu didudukkannya kamu di kursi yang berdekatan dengan layar proyektor.

"Sakura …." Tenang suaramu kala menyebut nama gadis baik hati yang barusan menggandeng tanganmu.

"Iyaaa, PE Sasuke. Ah, tidak. Sebentar lagi akan menjadi Pres Sasuke."

PE adalah sebutan untuk President Elected di Rotary. Sedangkan PE yang telah dilantik akan dipanggil Pres atau President.

"Ma, Pa …."

Sakura membungkuk ke depan, mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Haruno Kizashi dan Haruno Mebuki menoleh.

"Sasuke sudah datang."

"Oh halo, Sasuke Sayang. Maaf, tadi kami sibuk membalas pesan-pesan dari Rotarian klub lain."

Sambutan pasangan Haruno senior itu sehangat cuaca di awal Mei. Kizashi memberimu pelukan erat begitu pula Mebuki. Sakura tersenyum-senyum menatapi keakraban orang tuanya denganmu.

Kalau diperhatikan, Keluarga Haruno nampak bahagia dan harmonis. Sakura amat dekat dengan ayahnya. Tak seperti dirimu yang berjarak dengan Fugaku. Tapi bukan sepenuhnya salahmu. Fugaku memang tidak tercipta untuk membuat anak-anaknya nyaman berlama-lama di dekatnya. Sering kali omelan, gerundelan, atau sikap-sikap kurang simpatik mencemari relasi ayah dan anak. Parahnya, komisaris Uchiha Healthcare itu tak sedikit pun mengekspresikan kebanggaannya pada pencapaianmu.

"Hei, kamu baik-baik saja?"

Sakura memeluk pundakmu lembut. Pastilah raut wajahmu berubah mendung kini hingga membuat psikolog itu cemas.

"Kamu kepikiran ayahmu?" Sakura lanjut bermonolog.

"Ya dan tidak," sahutmu taksa.

Dahi lebar Sakura meliuk dalam kernyitan. Gagal paham dengan jawabanmu yang ambigu. Enggan berpanjang kata tentang perasaannya, Sasuke berpaling ke arah Kizashi.

"Kizashi-san, boleh saya tanya sesuatu?"

"Of course, Young Man. Mau tanya apa, Sasuke-kun?"

"Sebenarnya, Home Foundation yang Anda dirikan itu bergerak di bidang apa?"

"Ah, good question. Home itu concern pada pemberian bantuan untuk anak-anak yatim piatu. Bantuan itu bukan sekadar biaya pendidikan atau santunan, tetapi ayah dan ibu asuh. Para ayah dan ibu asuh ini mencurahi mereka dengan kasih sayang dan perhatian selama 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun agar mereka merasakan bagaimana rasanya punya orang tua. Kami sudah punya kompleks didistrik Konoha Timur. Isinya anak-anak yatim piatu itu dengan orang tua asuhnya. Mereka tinggal bersama, bertetangga, ya tetangganya sesama anak asuh juga."

Penuturan Kizashi membuat anganmu melayang. Kembali kamu terkenang hari-hari ketika mengasuh Sabaku Monic. Pandemi virus Corona memaksa Gaara dan Hinata terpisah dari putri mereka. Gaara terinfeksi dan keadaannya lumayan parah juga waktu itu. Hinata tentu saja berjibaku merawat suaminya hingga kesembuhan datang. Di masa itulah kamu menjadi Papa sambung untuk Monic. Bukan perkara gampang sewaktu dirimu mengembalikan Monic ke pelukan orang tua aslinya. Sebab dirimu jatuh sayang teramat dalam pada bocah jelita itu. Hinata dan Monic, dua perempuan yang hanya menjadikanmu rumah singgah. Hei, bukankah itu judul lagunya Fabio Asher?

"Duh, sedih lagi. Kamu sebenarnya kenapa?" Sakura mulai mendesak dengan kekhawatiran yang tulus.

"Aku tidak apa-apa," dustamu tanpa memandang manik hijau itu.

"Sasuke, mau tahu nggak, ciri-ciri pembohong? Salah satu cirinya, dia tidak mau menatap lawan bicaranya."

Desahan letih meluncur dari bibir tipismu. Tak ada gunanya mendebat Sakura. Kamu memang sedang tidak baik-baik saja. Psikolog yang juga finalis Miss Konoha itu selalu bisa memahami situasi psikologismu.

Gadis dengan dress hitam itu merapatkan duduknya padamu. Dia berbisik,

"Kepikiran Monic lagi?"

Seakan Basilisk si monster ular dalam Harry Potter baru saja menatapmu, kamu membatu. Asumsi Sakura tepat sasaran.

"Aku takkan pernah bisa melupakannya," desahmu.

"Temui Monic kalau begitu. Ah, itu ada Gaara. Pres Gaara!"

Betapa kagetnya kamu ketika Sakura berseru memanggil Gaara. Si rambut merah yang sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya di Rotary itu melangkah mengarifi meja mereka.

"Hai." Dia menyapa semua orang. Sebusur senyuman mendarat di bibirnya.

"Sasuke kangen Monic. Boleh, kan, sekali-kali ketemu?"

Perasaanmu tak keruan. Kamu gusar dengan sikap ceplas-ceplos Sakura. Hatimu pun mempertanyakan pikiran Gaara. Mungkinkah sahabat yang pernah merebut kekasihmu itu berpikir betapa pengecutnya dirimu? Mau bilang sesuatu saja harus lewat tangan kedua.

"Tentu saja. Biar bagaimana pun, Sasuke Papa sambungnya Monic."

Sakura tersenyum senang. "Nah dengar itu, Sasuke. Gaara sudah membolehkan."

Ya, itu Gaara. Kamu membatin kesal. Bagaimana dengan Hinata? Apa upik kirana bermata bulan itu akan mengizinkan? Untuk meminta izin pada Hinata, kamu segan. Kamu pernah punya cerita dengan Nyonya Sabaku.

Sedetik kemudian, Gaara menghilang ke bagian lain ruang pertemuan. Ia dipanggil seorang tamu. Kamu melirik tajam Sakura. Lulusan Magister Psikologi dari Konoha University itu mengedip nakal ke arahmu.

"Sama-sama, Sasuke." Ia berkata dengan nada geli.

"Aku nggak bilang terima kasih."

"Aku anggap kamu sudah mengatakannya."

Dasar wanita aneh. Tapi hanya Haruno cantik yang tetap tahan berdekatan denganmu sekarang ini.

Tamu-tamu terus berdatangan. Pantatmu sampai pegal kebanyakan bangkit, duduk, bangkit, dan duduk lagi saat bersalaman dengan mereka. Dirimu dan Gaaralah yang paling banyak menarik perhatian. Bukan karena ketampanan kalian yang sekelas aktor Hollywood, melainkan karena posisi kalian di Rotary.

Acara dimulai. Terlambat setengah jam dari yang dijadwalkan. Ballroom yang semula gaduh perlahan senyap.

"Selamat siang, salam sejahtera. Senang sekali kita dapat berkumpul hari ini dalam acara 50th anniversary Rotary Club of Konoha dan Board Change Over."

Puluhan pasang tangan beradu dalam tepukan. Kamu menjulurkan leher, menyingkronkan pendengaran dengan penglihatanmu. Suara Naruto terdengar jelas dari podium mc. Ah, benar. Ternyata dialah mc-nya.

"Kepada para Past President, silakan ke depan untuk parade pembukaan acara."

Para Past President Rotary Club of Konoha maju ke depan. Di antara mereka, ada Gaara dan Hinata. Kamu menatap datar keduanya. Lukamu dengan Hinata telah lama usai. Bisik-bisik menerpa, memuji loyalitas suami-istri Sabaku. Keduanya sama-sama pernah menjadi president. Apakah sebentar lagi salah satu dari mereka akan naik jabatan menjadi DG? DG adalah District Governor, sebutan untuk pemimpin Rotary di suatu negara.

Remasan lembut terasa di jemarimu. Sakura tengah menggenggam tanganmu. Ia tersenyum membesarkan hati.

"Masih sakit nggak, liat Hinata?" terkanya sok tahu.

"Nope," jawabmu pendek.

Lagu Halo-Halo Konoha yang mengiringi parade para Past President usai. Kini mereka berdiri berjajar di panggung merah. Layar proyektor menampilkan foto, nama, dan tahun jabatan mereka. Kamu kembali tenggelam dalam pikiran. Jika nanti kamu jadi president-nya, kamu juga akan melibatkan para Past President Rotaract Club of Konoha untuk berparade seperti itu. Rotaract Club adalah organisasi kepemudaan di bawah Rotary. Para anggotanya disebut Rotaractor. Struktur organisasinya mirip dengan Rotary. Anggaplah mereka program Rotary untuk next generation.

Setelah parade past president, para hadirin bangkit berdiri. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan mars Rotary. Organisasi internasional sebesar itu punya lagu yang bagus. Semangatmu selalu bangkit tiap kali lagu itu diperdengarkan.

Hai Rotariwan semua

Tingkatkan tugas mulia

Untuk kemanusiaan di seluruh dunia

Kobarkan dalam dadamu

Citra Rotary kita

Janganlah ragu dalam tugasmu

Majulah terus maju (Mars Rotary International).

Sejenak segala beban kesedihan dan masalah hidup terangkat dari pundakmu. Lihatlah tempatmu sekarang. Berdiri di antara orang-orang baik yang melakukan banyak hal untuk kemanusiaan.

"Luar biasa, ya. Lagu itu selalu membuat semangat kita meroket," kata Naruto penuh semangat.

"Nah, tiba saatnya Pres Gaara memberi sertifikat apresiasi pada nama-nama berikut. Past President Hinata, Past President Sasori, Past District Governor Chiyo, Rotarian Sakura …."

Nama-nama terus dipanggil. Senyum kamu lemparkan pada Sakura kala si gadis pinky melangkah ke depan untuk menerima sertifikat penghargaan. Dia kembali lagi ke sisimu tak lama kemudian.

"Ini hanya penghargaan kecil. Masih jauhlah dibandingkan PE Sasuke," responnya setelah kamu memberi selamat.

Rasanya kamu belum banyak berbuat untuk Rotary Club of Konoha. Makanya kamu tak habis heran ketika Gaara menawarimu sebagai pemimpin klub. Lebih mengherankan lagi, semua anggota klub dipimpin orang spesial seperti dirimu. Matamulah yang membuatmu spesial.

"Dan yang terakhir, sertifikat apresiasi untuk Past President Naruto." Tunggal Namikaze itu tersenyum geli menyebutkan namanya sendiri. Senyumnya melebar setelah menerima piagam penghargaan yang diserahkan Gaara.

Satu menit sesudahnya, Gaara memberikan sambutan dan laporan pertanggungjawaban. Dia menerangkan apa saja yang telah dilakukannya selama setahun menjadi president. Kamu mau tak mau mengagumi sepak terjang sahabatmu. Global grant telah digunakan untuk membiayai operasi katarak untuk para pasien kurang mampu. Desa binaan mereka di distrik selatan Konoha pun maju pesat. Rotary Club of Konoha juga berkolaborasi dengan Home Foundation milik Haruno Kizashi.

"Saya tak menyangka bisa mengikuti jejak istri saya, Past President Hinata." Gaara berujar, tersenyum menawan pada wanita berwajah lembut dan berambut indigo sepinggang itu.

"Boleh, kan, menyombongkan istri sendiri?"

Para Rotarian tertawa kecil. Kamu tersenyum kecut. Lagi, Sakura menghadiahkan genggaman hangat di jarimu.

"Dan kini, tibalah saat yang paling ditunggu. Board Change Over dari President Sabaku Gaara ke President Uchiha Sasuke." Naruto mengumumkan dengan gembira beberapa menit berselang.

Dengan lembut tapi sigap, Sakura menggandengmu ke podium. Wajah-wajah menyeruak antusias. Penasaran ingin melihat dirimu. Tepukan mengiringi setiap langkahmu. Sekarang kamu berdiri tepat di hadapan Gaara. Tangan Gaara memegang dua benda: selembar kertas dan sebuah kalung lambang President Rotary Club of Konoha.

"Mulai tanggal 1 Juli 2022, segala tugas dan tanggung jawab president Rotary Club of Konoha saya alihkan kepada President Uchiha Sasuke."

Suara dalam dan berat milik Gaara membacakan naskah pelantikan di tangannya. Voila, resmilah kamu menjadi President Rotary Club of Konoha tahun 2022/2023. Tepuk tangan bersahut-sahutan menyambut estafet tongkat kepemimpinan Rotary Club of Konoha. Kini Gaara menjadi IPP Gaara, dan kamulah president-nya. IPP, Immediate Past President.

Kamu tak langsung kembali ke bangkumu. Kamu memulai tugas pertama dengan melantik Board of Director (BOD) yang telah kamu pilih dengan selektif. Anggota BOD pilihanmu di antaranya IPP Gaara, Rotarian Sakura, Past President Hinata, dan Past President Naruto. Pilihan itu bukan lantaran kamu dekat dengan mereka. Melainkan semata karena kompetensi yang mereka miliki. Klub service akan dipegang oleh IPP Gaara. Salah satu tugasnya adalah pengembangan keanggotaan. Community service akan menjadi tugas Past President (PP) Hinata. Dialah yang akan sering menghadiri acara district, mengorganisir kegiatan di organisasi, dan menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan organisasi. Bagian public image atau media akan menjadi tanggung jawab PP Naruto. Tugasnya adalah mengelola sosial media Rotary of Club dan mengunggah kegiatan-kegiatan mereka. Sedangkan Rotarian Sakura akan menjadi VP atau wakil president. Berminggu-minggu lalu kamu telah membujuk Sakura untuk menduduki jabatan ini. Kamu memerlukan orang yang membuatmu nyaman untuk bekerjasama. Sakuralah orangnya.

Suka tak suka, kamu wajib memberi sambutan pertama sebagai president club. Ini bagian yang paling enggan kamu lakukan. Sambil memberi sambutan, kamu juga menjelaskan program kerja yang akan kamu lakukan selama tahun Rotary 2022/2023.

"Kesempatan yang diberikan pada saya menandakan bahwa Rotary Club of Konoha adalah organisasi yang inklusif. Dan saya akan tetap mempertahankan inklusivitas di dalam klub," tuturmu dalam sambutan.

Perkataanmu benar adanya. Rotary Club of Konoha terbuka menerima anggota yang normal maupun berkebutuhan khusus sepertimu. Secara etnis dan keyakinan, anggota klub ini pun beragam. Ada anggota yang Muslim, Kristen, Katolik, Buddha, dan Konghucu. Ada yang keturunan Tionghoa seperti Rotarian Tenten, ada yang blasteran Swiss seperti IPP Gaara, dan ada yang setengah bule seperti PP Naruto karena dalam dirinya mengalir setengah darah Jerman. Ada pun Sakura juga mewarisi seperempat darah Jerman dari keluarga ibunya. Mereka semua menyatu dalam perbedaan.

Dalam program kerjamu, operasi mata akan tetap dilanjutkan. Begitu juga kerjasama dengan Home Foundation. Kamu bertekad memperbanyak kolaborasi dengan Rotaract Club, organisasi kepemudaan di bawah organisasimu. Di saat itu juga kamu melantik President Rotaract Club.

Ternyata president Rotaract Club of Konoha tahun ini dijabat seorang gadis. Namanya Pres Shion. Gadis di ambang masa remaja akhir itu maju ke depan. Tersenyum malu-malu menerima kalung tanda jabatan President yang kamu pasangkan.

"Sukses ya." Kamu berkata pelan, tetapi Shion masih bisa mendengarnya.

"Kamu pasti bisa."

Shion mengangguk, melebarkan senyumnya. Tak lengkap sebuah acara bila tanpa foto-foto. Kamu, President Shion, dan IPP Gaara berfoto bersama. Tutur katamu yang cukup halus sedikit banyak membuat Pres Shion lebih tenang dan bersemangat. Terima kasih pada Monic yang membangkitkan jiwa seorang ayah dalam dirimu.

Belum juga kamu kembali ke tempat duduk. Kamu harus melantik beberapa anggota baru. Segala sesuatu pasti pernah mengalami fase pertama kali. Inilah pertama kalinya kamu melantik anggota baru di RC Konoha.

"Aburame Shino, Inuzuka Kiba, Rock Lee." Kamu menyebut nama Rotarian baru satu per satu.

"Rotary Club of Konoha adalah organisasi kemanusiaan yang berfokus pada kegiatan kemanusiaan. Bersediakah kalian melakukan tugas-tugas pelayanan dan kemanusiaan di Rotary Club of Konoha?"

"Bersedia," sahut ketiga anggota baru serempak. Suara Lee yang paling lantang.

Sesuai tradisi Rotary, para anggota baru berjalan kembali ke tempat duduk mereka sambil menyalami para Rotarian lainnya. Ada bahagia menyusup ke relung jiwamu. Setidaknya, regenerasi terus berjalan.

"Kamu hebat sekali, Sasuke." Sakura tulus memuji saat mengantarmu kembali ke tempat duduk.

"Takdir yang membawaku ke sini," ucapmu.

Semua pelantikan usai. Waktunya selebrasi ulang tahun kelima puluh RC Konoha. Terlihat Rotarian Chouji membawa kue tart. Ukurannya biasa saja, hiasannya yang istimewa. Kue tart itu didekorasi dengan warna merah dan emas. Kamu jadi teringat warna asrama Gryffindor di serial Harry Potter. Warna merah berasal dari red velvet. Emas melambangkan usia 50 tahun. Mula-mula seluruh hadirin hanya menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Normatif saja, kamu dan yang lainnya berdiri membentuk lingkaran sambil bernyanyi. Lalu tetiba Naruto mengubah nyanyian.

"Bagi kuenya, bagi kuenya, bagi kuenya sekarang juga!"

Semua orang kecuali kamu, terprovokasi. Mereka ikut bernyanyi keras-keras untuk membagi kue. Tepukan, nyanyian, dan sorakan bukan main ramainya.

Ponselmu bergetar lembut. Ada WA dari Itachi.

From: Big Brother

Congratulations, my lovely brother. Aku nonton dari Zoom. Tapi honestly, kameranya kacau. Masa sekarang aku liat pantat? Pantat laki-laki lagi. Pengaturan layarnya gimana, sih?

Susah payah kamu menahan tawa. Komentar kakakmu cukup terang-terangan kali ini. Pantat siapa saja yang tertangkap mata awas kakakmu? Acara ini memang dilakukan secara hybrid, luring dan daring. Mereka yang berhalangan hadir dapat menyaksikan secara virtual lewat aplikasi Zoom Meeting.

Seluruh rangkaian seremonial kelar juga. Para tamu dipersilakan mengambil makan siang. Sementara jamuan makan berlangsung, mereka dihibur oleh penampilan paduan suara dan Rotarian yang ingin menyanyikan lagu. Setengah jalan Sakura menggamit lenganmu ke bangku, langkah kalian dihalangi sesosok tubuh tegap. Pemilik tubuh itu berambut merah bata dan bermata almond. Wajahnya, astaga, seimut anak laki-laki kecil.

"Sakura, ikut aku."

Di luar dugaan, suaranya dalam juga. Kamu kenal betul suara itu.

"Tidak bisa, Sasori. Aku harus menemani Sasuke," tolak Sakura halus.

"Ikut aku! Kita perlu bicara!" Sasori memaksa.

"T-tapi …."

"Bukankah kamu dengar sendiri dia tidak mau?" Kamu angkat bicara.

Sasori melepas paksa tangan Sakura dari tanganmu. Ditariknya teruni itu menjauh. Kamu menggigit bibir masygul. Hati-hati kamu melangkah sendirian agar tidak terantuk meja atau kursi.

Baru dua sekon kamu mendaratkan tubuh di kursi, Naruto menghampiri. Dia meminta maaf karena tak menemanimu sejak pagi.

"Lunch bareng, yuk," ajak Naruto.

Tadinya kamu ingin makan siang dengan Sakura. Melihat keadaan sekarang, tak ada alasan untuk menolak ajakan pria separuh bule di hadapanmu. Kamu pun menyambut uluran tangannya. Kalian berjalan bergandengan ke luar ruangan.

"Maaf ya, tanganku dingin." Naruto berkata dengan nada meminta maaf.

Kamu tak menanggapi. Mereka tiba di depan jajaran meja berisi makanan.

"Aku mau lasagna," ujarmu sebelum Naruto sempat menyebutkan menu.

"Lasagna? Bentar ya … oh, itu ramen." Suami Matsuri itu nyengir karena hampir keliru.

Di depan booth lasagna, kamu berjumpa perempuan yang paling tidak kamu inginkan untuk ditemui. Ingin rasanya kamu ambil langkah seribu dari depan meja itu. Tetapi Naruto, yang sedang mengambilkan makanan untukmu, keburu berseru riang.

"Hinata-chaaan! Ah nein, Sabaku Hinata!"

Wanita berdada besar itu berpaling. Senyum tipis sempat terkembang, namun padam lagi demi melihatmu.

"Naruto, sekarang aku sudah hafal angka dalam Bahasa Jerman. Ayo tes aku," pamer Hinata tanpa sedikit pun menunjukkan tanda bahwa dia menyadari eksistensimu.

"Ist es wahr? Benarkah? Coba kutes. Wan bist du geboren? Berapa tanggal lahirmu?"

"Ich bin am siben und zwanzig Dezember neunzehnhundert zweiundneunzig. Aku lahir tanggal 27 Desember 1992," jawab Hinata tangkas.

Senyum secerah matahari milik Naruto merekah. "Gutt. Bagus. Tak sia-sia Gaara jadi tutormu di rumah."

Kamu menatap jemu ke arah mereka. Sebagai orang dengan kecerdasan linguistik yang baik, kamu tahu apa yang mereka bicarakan sejak tadi. Bahasa Jermanmu bahkan lebih bagus dari Sabaku cantik.

Untunglah mereka tak terlalu lama di situ. Naruto segera membimbingmu kembali ke ruang pertemuan. Di pintu, kalian berpapasan dengan Gaara. Pria bermata jade itu tampak kewalahan memegang dua mangkuk sup krim.

"Kamu makan banyak-banyak amat," ledek Naruto.

"Enak aja. Satunya buat Sasuke." Gaara membelalak pada sobat blonde-nya.

Aduh, kamu jadi sedikit tak enak. Kedua besty-mu begitu perhatian. Pertanyaannya adalah, bagaimana agar sup krim dan lasagna tidak mubazir?

Gaara dan Naruto mengantarmu ke tempat duduk. Setelah itu mereka meninggalkanmu. Begitulah kalau teman-teman sudah beristri. Naruto sibuk dengan si brunette Matsuri, Gaara tentu dengan Hinatanya tercinta.

Kamu makan siang sendirian. Merasa lebih merana dari tadi pagi. Bukan, bukan karena ditinggal sendiri oleh kawan-kawan yang telah berkeluarga. Kesepian sudah menjadi entitas yang kamu akrabi. Kamu memikirkan Sakura. Mengapa sang mantan alias Sasori masih mencarinya? Seperti Sasuke yang punya cerita kurang menyenangkan dengan Hinata, Sakura dan Sasori pun sebelas dua belas. Jangan-jangan Sasori mau ajak balikan. Tidak, entah kenapa kamu tidak ikhlas kalau itu sampai terjadi.

Tenang, Sasuke. Pikirkan hal lain. Kamu pun mulai mengulang kebiasaan buruk. IPad dikeluarkan. Novel yang tadi kamu baca kamu buka lagi. Membaca sambil makan sama sekali bukan kebiasaan baik. Namun kamu sungguh ingin tahu akhir kisah si Charlie Gordon.

"Hayo, main gadget sambil makan!"

Seseorang menepuk punggungmu kuat. Sakura menyelinap di antara barisan kursi. Ia menyelipkan tubuhnya yang ramping, duduk di sampingmu.

"Makan dulu, Sasuke. Bacanya nanti." Gadis bermanik hijau itu lembut mengingatkan.

"Menyedihkan," gumammu tanpa memedulikan ucapan Sakura.

Alis Sakura terangkat.

"Akhirnya dia masuk panti. Tempat terburuk untuk menanti ajal."

Secepat kilat Sakura merebut si apel tergigit dari tanganmu. Ia mengaduk-aduk rambut merah mudanya begitu tahu bacaanmu.

"Buku ini telah membuat pria yang kusayangi bersedih," sesal Sakura seraya menutup file buku digital berbayar itu.

Kamu tertunduk. Setengah porsi lasagna di depanmu tak lagi terasa urgen untuk dihabiskan.

"Jangan biarkan buku itu mengembalikan ingatan burukmu, Sasuke," kata Sakura peka.

Kian dalam wajah tampanmu tertunduk. Tangan kananmu terkepal, membuat bekas sayatan di pergelangan terlihat makin jelas. Ngilu Sakura melihatnya. Dara jelita itu mengangkat tangan kemudian merengkuhmu.

"Tiap kali melihat bekas percobaan bunuh diri, aku selalu ingin memelukmu." Ia berbisik.

"Aku pernah tinggal di tempat seperti itu walau hanya sebentar. Panti adalah tempat yang buruk untuk orang berkebutuhan khusus," lirihmu.

Sakura mengangguk dalam pelukanmu. Ingatkah kamu bahwa kalian berdua pernah ke panti khusus orang spesial berdua saja? Sakura pasti tahu betapa suram kehidupan di sana.

"Sasuke," kata Sakura serius. Matanya terarah lurus ke matamu.

"Aku janji … apa pun yang terjadi, kamu tidak akan menghabiskan sisa hidup di panti. Aku janji."

Suara mezosopran Sakura gemetar hebat saat mengucapkannya.

Ini semua akibat hasutan Uchiha Madara, sesepuh di Keluarga Uchiha. Kamu pasti belum lupa di awal kamu mulai kehilangan penglihatan. Kakekmu itu mengusulkan pada Fugaku dan Mikoto agar kamu belajar orientasi mobilitas di Panti Lolita. Sebuah panti khusus untuk orang difabel. Ayah-ibumu terbujuk. Jadilah kamu terdampar di tempat muram itu. Kamu merasa tempat itu hanyalah ruang tunggu untuk menanti mati. Tidak senyaman ruang tunggu di bandara internasional seperti Changi misalnya. Panti adalah ruang tunggu paling buruk.

Sepersekian menit kamu lepas pelukan. Lalu kamu kembali memeluk Sakura sedemikian rupa hingga seolah tubuh gadis itu terkurung dalam sebuah sangkar. Kepala merah muda itu kamu sandarkan ke dada bidangmu. Kamu membungkus telapak mungil Sakura dengan kedua tangan kokohmu.

"Aku pernah kehilangan Monic, Hinata, penglihatanku, dan kasih sayang ayahku. Aku tak mau kehilangan lagi, terlebih kehilangan kamu, Rotarian Sakura."

THE END

.

.

.

A/n:

Aku senang banget ada event nulis fanfict lagi. Sebenarnya aku bukan Sakura sentrik. Aku justru Hinata sentrik dan pair terfavoritku adalah GaaHina. Aku ikutan BTC sebagai bentuk partisipasi dan apresiasi untuk S-Savers Grup yang udah bangkit lagi. Soalnya jujurly, ffn udah sepi banget sekarang. So, event kayak gini perlu dihargai. Mudah-mudahan nanti grup GaaHina juga ikut bikin GHLP atau GHOST lagi kayak dulu.

Btw, Rotary Club dan Rotaract Club itu beneran ada. Organisasi sosial itu berpusat di Amerika dan udah ada di banyak negara termasuk Indonesia. Biasanya, penamaan nama klub tergantung dari kotanya kayak Rotary Club of Bandung dan semacamnya. Aku suka menulis fiksi yang berasal dari realita. Makanya senang banget bisa memfiksikan tentang Rotary ini. For more information about this organization, feel free to send me a direct message on instagram at maurinta.

Novel Flowers for Algernon juga ada. Bahkan itu novel klasik yang bagus banget. Udah ah, capek ngetik. Aku mau prepare mental dulu buat sidang tesis tanggal 5 Juli besok. Mohon doanya ya, guys, biar segera lulus magister. Thank you.