PROLOG
Trapped
Story by Chimunk-
Disclaimer : All Character Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : Mature
Ganre : Suspend, Crime, Action, Zombie
Metthew Own, Russian
Mengalami perdebatan diantara suami dan istri adalah hal biasa terjadi dalam rumah tangga. Seperti halnya yang terjadi saat ini yang dialami kedua pasangan Naruto dan Hinata. Dengan mata menyalang Naruto menatap Hinata dengan pandangan tidak setuju.
"Tidak Hinata"
"tapi Naruto-kun, ini satu-satunya cara" Hinata mencoba memberi pengertian.
"Hanya sinyal itu yang akan memberikan kita harapan untuk lari dari sini" Memohonnya sekali lagi.
"Lalu membiarkan kau diambil lagi organisasi laknat itu? sebaiknya mereka langkahi mayat ku dulu"
Naruto mengerti apa yang dimaksud istrinya, sangat mengerti. Oleh karena itu ia akan sekuat tenaga melarang istrinya menggunakan sinyal tsb.
Tak tau kah bahwa dengan ucapan suaminya membuat Hinata sakit hati, tetapi pilihan Hinata sudah bulat kan?
"Maafkan aku, Naruto-kun" Hinata bangkit berdiri.
"Hei Hinata"
"Hinata"
"Hinata, lepaskan borgol ini" Naruto merontakan tangan kirinya yang di borgol oleh istrinya sendiri.
Kenapa hanya tangan kiri? Hinata menatap nanar tangan kanan suaminya telah putus oleh insiden sebelumnya.
"Aku putuskan akan tetap melakukannya, Naruto-kun. jadi aku juga tidak akan melepaskan borgolnya"
Keadaan semakin memanas membuat emosi Naruto naik mengoyakan keras tangan kirinya. Naruto mencoba bangkit dari tempat tidurnya karena borgol tersebut disangkutkan di pinggir ranjang membuat dirinya tersangkut disana, Naruto duduk kembali sambil membenturkan lengan kirinya agar borgol itu lepas secara paksa.
Borgol ini sangat keras.
"HINATA, AKU BILANG LEPASKAN!"
Hinata mematung dan berlari kearah pintu kamar, mengambil kunci borgol, menutup pintu dan mengunci suaminya sendiri didalam kamar ruang bawah tanah mereka. Punggung ia sandarkan depan pintu, meloloskan air mata yang sudah tumpah dari tadi.
Hinata mengunci suaminya sendiri di dalam kamar mereka. Sambil mengusap perut buncitnya yang sudah membesar terus mengusap menenangkan buah hati yang di bawanya.
"Maafkan ibu, ya nak. Ayahmu sangat keras kepala sekali"
Tapi dirinya harus kuat menghadapi ini, ia sudah siap untuk kembali organisasi yang mengikat dirinya seumur hidup.
Hinata berjalan masuk kedalam ruang yang penuh dengan alat-alat canggih, duduk didepan layar dengan jari menari diatas keyboard dengan cekatan.
Kode name : HH89AS5A1NT
Sinyal penyelamatan di aktifkan.
Hinata segera memasangkan Headset di kedua telinganya, mendengar sinyal masuk yang akan di terimanya.
Diterima
"Akhrinya kau menggunakan sinyalmu kembali, Hinata"
"Keadaan kami terjepit dan kami terjebak"
"Terjebak? Dengan gelar assasint terbaik di organisasi ini, kau bisa terjebak juga ternyata"
"Aku sudah keluar dari sana, kalian tau itu"
"Tapi kau mengaktifkan kembali kodenamemu!?" Terdengar suara imitasi dari sana.
"Dan jangan harap kau bisa keluar kembali begitu mudahnya"
"Aku tau" Hal ini lha yang ditakutkan suaminya, ia dan Naruto harus berurusan kembali dengan organisasi yang mengikat dirinya. Termasuk perjalanan cintanya dengan Naruto di dalam organisasi tersebut.
"Kami sudah menemukan lokasimu" Sesuai harapan Hinata tanpa diberitau mereka akan menemukannya dengan cepat.
"Dirumahmu?"
"Ya, lebih tepatnya di bawah tanah" Sambung Hinata.
Suara kekehan seorang wanita terdengar oleh Hinata.
"Ada yang lucu?"
"Kau benar, kau benar-benar sangat terjebak disana ya. Ah belum lagi saat ini kau sedang mengandung dan kau tidak bisa bergerak bebas, aku benar?" Ejeknya.
"Kami tidak bisa mengerahkan seluruh anggota Akatsuki, kau tau itu"
Darah Hinata berdesir mendengar kembali nama organisasi yang sudah mengikatnya. "Berapa orang?" Tanya Hinata
"Hanya 3, itu pun mereka akan tiba 2 jam lagi"
"Baiklah" Hinata hendak menutup sambungannya.
"Hinata, kau tau hal ini tidak gratis bukan? Dunia sedang kacau saat ini"
Hinata menghela nafas "aku mengerti, Konan-san"
Di dalam markas Akatsuki.
"Bagaimana Konan?"
"Sesuai prediksinya tuan Tobirama, Hinata mengaktifkan kembali kode namenya" Ucap Konan memberikan informasi kepada anggota Akatsuki yang akan menyelamatkan Hinata serta Naruto.
"Kalian semua liat ini" Konan memberikan lokasi dan denah dimana mereka berdua terjebak.
"Dibawah tanah, sepertinya Naruto menyiapkan ruang bawah tanah untuk menyelamatkan keluarganya sendiri"
"Tapi yang membuat mereka terjebak adalah.." Konan melebarkan denah lokasi layar komputer tsb.
"Para zombie" Terlihat para mayat hidup berjalan-jalan di sekeliling rumah Naruto bahkan sudah tembus kedalam rumahnya.
"Banyak sekali, hm" Protes rambut kuning berkuncir kuda
"Tapi kalau kita berhasil menyelamatkannya kekuatan serang kita bukankah semakin bagus"
"Iya kau benar Itachi-san, tapi aku sangat tidak tahan wajah jelek mereka"
"Kau ini dari tadi protes mulu semenjak misi kemarin, ya Deidara. Mau ku jahit mulutmu itu ya?"
"Yang benar saja tuan Sasori, aku menggurutu karena harus melawan mereka lagi. Mereka itu terlihat tidak mengerti arti seni dari wajah jelek mereka"
"Kau itu bodoh atau apa? Jelas mereka tidak akan mengerti seni, otak mereka saja sudah mati"
"Atau kau saja sini ku matikan otakmu biar sama seperti mereka" Geram Sasori yang masih menanggapi ucapan Deidara.
"Hentikan kalian berdua, misi ini penting" Ucap Konan lelah.
"Itachi kau yang memimpin misi ini" Sambung Konan dengan nada final
"Kok Itachi-san lagi yang memimpin, aku kapan?"
"Karena yang di otakmu itu hanya seni, seni, dan seni. Bodoh" Ucap Sasori melihat Itachi yang sudah pergi terlebih dahulu.
"Sasori, Deidara. Misi kali ini harus membawa mereka bertiga hidup-hidup"
"Bertiga?"
"Hinata sedang mengandung"
"Oh yang benar saja" Protes kembali dari Deidara
To Be Countinue