Trapped
Story by Chimunk-
Disclaimer : All Character Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : Mature
Ganre : Suspend, Crime, Action, Zombie
2 bulan sebelumnya
"Permisa, kami ingatkan kembali agar untuk tidak keluar rumah saat ini, telah terjadinya hujan badai yang sangat kencang seluruh kawasan kota Metthew"
Diruang tamu Hinata uzumaki sedang memperhatikan pembawa acara berita malam sambil meminum coklat panas. Tepatnya saat ini telah terjadinya cuaca ekstrim hujan badai, merupakan hal biasa yang di alami beberapa negara.
Seperti kata pepatah badai pasti segera berlalu, ya kan? Begitu juga keadaan sekarang hujan badai ini pasti akan segera berakhri, Begitulah pikirnya.
Hinata mematikan Televisinya.
Saat ini Hinata hanya seorang diri dirumah. oh, jangan lupakan anak yang sedang dalam kandungannya. Ia dan Naruto akan segera menjadi orang tua hal itu menjadi kebahagiaan besar bagi keduanya. Meski saat ini usia kandungannya baru mencapai 25 minggu Hinata sangat menantikan anaknya lahir di dunia ini.
Hinata melirik jam dinding sudah pukul 23.00. Sudah semalam ini tapi suaminya belum kunjung tiba. Sudah 2 jam Hinata menunggu, memang ia sudah mendapat kabar sebelumnya kalau suaminya itu akan segera pulang, Naruto biasanya akan tiba jam 9 malam.
Tidak biasanya suaminya itu telat pulang. Kalaupun telat biasanya akan dihubungi olehnya. Apakah masih ada pasien lain yang harus ditanganinya atau Naruto terjebak pulang karena badai ini?
Hinata mengambil ponsel dan menelpon kembali suaminya, ia hanya ingin memastikan keadaan Naruto baik-baik saja.
Panggilan terputus? Tidak bisa dihubungi. Ia mencoba sekali lagi mendapat hasil yang sama, timbulnya rasa khawatir yang dirasakan Hinata.
Hinata bangkit dari sofa santainya. Berjalan sedikit untuk menghilangkan rasa khawatir. Membuka sedikit tirai jendela dekat pintu untuk melihat keadaan sekitar, masih hujan dan belum ada mobil terparkir di sana masih kosong. Hinata berusaha berfikir positif ia sedang hamil tidak boleh memikirkan secara berlebihan. Ia harus menjaga kandungannya.
Hinata merasakan tendangan kecil di dalam perutnya. "kau juga mengkhawatirkan ayahmu, ya?" Hinata mengelus perutnya yang sudah buncit dengan lembut "ibu juga sayang, kita harus sabar menunggu sebentar lagi" melirik jendela sekali dan perasaan lega muncul melihat mobil Naruto sudah tiba.
Hinata segera membuka pintu menyambut suaminya dengan hangat.
"Aku pulang" sahut Naruto
"Selamat datang" Hinata tersenyum hangat, mengambil tas kerjanya sambil menyerahkan handuk mengeringkan kepala Naruto.
"maaf terlambat, kau pasti khawatir"
"Kenapa tidak bisa di hubungi? Kemari lha" Hinata menarik lengan Naruto masuk ke rumah mereka.
"Daya batrenya sudah abis, akan ku chas dulu ya"
Sambung Naruto
Hinata menggangguk "Baiklah, keringkan badanmu dulu. aku akan menghangatkan air lagi" Naruto menurut membuka seluruh bajunya yang sudah basah memperlihatkan otot-otot nya sambil memasukkan baju kotor kedalam keranjang dan melilitkan handuk di pinggang seluruh badannya sudah mendingin akibat hujan badai.
"Masuk Naruto-kun, atau kau akan sakit" Hinata kembali memberitahu Naruto bahwa air mandi hangatnya sudah selesai.
"Terima kasih" ucap Naruto berlalu sambil mencium kening sang istri.
Hinata pergi ke dapur membuatkan coklat panas untuk suaminya. Setelah selesai Hinata pergi ke kamar mereka dan menaruh gelas coklat panas diatas meja disamping ranjang mereka. Selama menunggu Naruto selesai mandi, Hinata menyiapkan baju tidurnya.
"Ah, segar sekali" Setelah selesai mandi dan memakai baju Naruto menghampiri Hinata sedang bersantai di ranjang mereka.
"Coklat panas?"
"Tentu, sayang" Naruto menerima gelasnya, duduk berdampingan bersama istrinya di ranjang.
Merupakan rutinitas biasa terjadi setiap harinya, tetapi menjadi sebuah kebiasaan penting bagi mereka membutuhkan satu sama lain. Sambil menyandar dada bidang suami, Hinata merasakan kedamaian tiada tara disana.
"Bagaimana keadaanmu dan Boruto" Naruto bertanya
"Cukup baik"
"Cukup?" Terdengar tidak puas dari jawaban Hinata.
"Sedikit lelah, karena kita baru pindah jadi aku membereskannya sedikit" Hinata mengaku.
"Aku sudah bilang untuk menunggu aku libur saja kan membereskannya, atau ku telepon layanan kebersihan saja untuk membereskan semuanya?" Ucap Naruto khawatir. Bukankah hal wajar kalau dirinya agak protektif mengingat istrinya sedang hamil.
"Tidak, tidak perlu aku akan hati-hati sungguh. Kalau begitu aku akan menunggumu libur saja"
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini" Kali ini Hinata yang bertanya.
Naruto tersenyum "seperti biasa, hari ini aku tidak menangani pasien. Hari ini jadwal aku ke lab"
Naruto mengubah posisinya berbaring sambil memeluk istrinya.
"Jadi karena di lab Naruto-kun telat pulang?"
"Tidak bukan itu kok" Naruto terkekeh
"Aku dengarkan, anggap saja seperti dongeng sebelum tidur" Seolah Kekehan Naruto tertular olehnya, Hinata pun makin mengeratkan pelukannya.
Naruto memulai ceritanya ia pulang seperti biasa jam 9 malam, rintik-rintik hujan kecil membasahi kota tempatnya tinggal. Selama dalam perjalanan dirinya melihat sepasang lansia meminta pertolongan, karena di jalan sepi muncul rasa iba dalam dirinya. Maka Naruto pun berhenti, setelah di teliti oleh Naruto mobil mereka mogok dan tidak bisa jalan. Tidak punya pilihan lain selain membantu mereka mengingat usia mereka yang renta. Apakah Naruto mengerti mesin mobil? Tentu saja iya, tapi sedikit mengerti. Walaupun dirinya dokter sekaligus science, Naruto mempunyai mobil kan? suatu hal wajar jika ia mengetahui meski itu hanya bagian dasarnya.
Setelah selesai memperbaiki mesin bagian dalam, hujan makin deras dan lebat membuat seluruh tubuhnya basah. Sambil mendorong mobil mogok itu sehingga mesinnya nyala kembali dan berhasil. Kedua pasangan lansia itu sangat berterima kasih atas pertolongan pemuda kuning itu, mereka memberikan kartu nama kepada Naruto sambil mengucapkan "kalau butuh bantuan hubungi kami saja, ya" Naruto yang mengingatnya tersenyum lucu atas pemberian kartu nama tsb.
"Jadi begitulah"
Tidak ada suara dari Hinata hanya suara napasnya yang teratur, Naruto lihat dalam pelukan mata istrinya sudah terpejam sepenuhnya.
"Selamat malam"
.
.
01.00 AM
JDUAARRRRー
Suara gemuruh petir seperti alarm bangun bagi Naruto yang sudah masuk alam mimpi. Naruto bangun dari tidur memeriksa teman tidurnya masih senantiasa nyaman tidur dalam pelukan hangat akan dirinya. Hendak akan kembali tidur lagi tiba-tiba saja daya listrik seluruh rumah seketika padam.
"yang benar saja" Naruto menggerutu
Beranjak dari kasur nyamannya memeriksa tabung generator yang ada dibawah tanah, dengan mata setengah terpejam Naruto berjalan. Sampai di lantai 1 ia tidak sengaja tersandung kardus-kardus yang masih belum di rapikan karena baru pindahnya mereka 1 bulan lalu. Membuat mata Naruto sepenuhnya segar kembali.
"ah kardus-kardus sialan" sebelum kesialannya usai lampu yang tadinya padam hidup Kembali. Haruskah Naruto mengucapkan sial lagi? Ia merasa di permainkan. Setelah rasa kantuk sinar ia baru menyadari betapa berisiknya gonggongan anjing tetangganya di sekitar rumahnya dan Naruto pun menyadari hujan lebat sebelumnya sudah reda.
Naruto mendengar anjing tetangganya yang terus menggonggong tiada henti, tidak biasanya anjing tetangganya itu berisik ditengah malam seperti ini. Naruto yang seorang diri hendak memeriksa anjing itu seketika berhenti mendengar lolongan menyedihkan hewan itu dan suara retakan patah berasal dari sana. Merasa terkejut Naruto tidak mendengar gonggongan anjing itu lagi, dengan rasa penasaran ia pun melihat anjing itu.
"TOLONG!" Naruto yang sedang disana mengikuti asal suara.
"Bona-san?"
"Naruto!? Tolong aku" suara pekikan wanita yang panik
"Apa yang terjadi?" Teriak Naruto
"Aku tidak tau, Tiba-tiba saja Boni menjadi aneh dan liar"
'Apakah mereka bertengkar?' batin Naruto
Naruto meloncat pagar dan sampai halaman belakang tetangganya, berlari kencang menuju pintu belakang.
'Sial terkunci' Naruto semakin panik mendengar suara wanita itu berteriak kencang.
tetangga Naruto sudah lebih dari 5 tahun tinggal di daerah ini mereka adalah saudara kembar yang tidak menikah. sudah tentu Bona dan Boni lebih lama tinggal disini dari pada Naruto yang baru pindah 1 bulan belakangan ini.
"Bona, Boni!apa yang terjadi?"
setelah berhasil mendobrak pintu Naruto segera mencari sekitar dapur, seketika apa yang dilihatnya membuat dirinya mematung. Peruakan seorang laki-laki berambut abu-abu sedang merangkak diatas tubuh seorang wanita. Sedang melahap rakus menggunakan gigi-gigi tajamnya diatas tubuh wanita itu. Boniー sedang memakan saudara kembarnya!
Apa yang sebenarnya terjadi!?
To Be Countinue